PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-
Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah
diharuskan agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat
dijadikan contoh dalam khidupan sehari-hari. Mereka yang mematuhi
perintah ini dijamin keselamatan hidupnya baik didunia maupun akhirat.
Oleh sebab itu pemakalah mengangkat tema yang berkenaan tentang
aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akhlak Mulia
2. Aspek-aspek Pembentukan Akhlak
3. Manfaat Akhlak Mulia
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bias
memahami criteria akhlak mulia dan faktor apa saja yang bias
mempengaruhi pembentukan akhlak mulia, dengan harapan agar
kedepannya para pembaca bisa memiliki akhlaqul karimah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Mulia
Menurut Al-Ghazali, akhlah mulia atau terpuji adalah
“Menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan
mencintainya ”.1 Menurut Quraish Shihab akhlak mulia adalah akhlak
yang menggunakan ketentuan Allah sebagai tolak ukur dan tolak ukur
kelakuan baik mestilah merujuk kepada ketentuan Allah.
Ada beberapa hal yang mendorong sesorang untuk berbuat baik,
diantaranya :
1. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain
2. Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
3. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
4. Mengharapkan pahala dan surga
5. Takut kepada azab Allah
6. Mengharap keridhoan Allah semata
Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan
norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat kita tiru dari keteladanan
sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan
menunaikan amanah, menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus,
pemimpin rakyat tanpa pilih kasih, dan beragam sifat mulia lainnya.
Dengan berbagai sifat dan perbuatannya, didalam berbagai bidang dan
keadaan beliau menjadi panutan contoh dan suri tauladan bagi manusia.
ِ ث ٰ َذل َِك َم ٰ َت ُع ْٱل َح َي ٰو ِة ٱل ُّد ْن َيا َوٱهَّلل ُ عِ ن َدهُۥ حُسْ نُ ْٱل َمـَٔا
ب ِ َْو ْٱل َخي ِْل ْٱل ُم َسوَّ َم ِة َوٱَأْل ْن ٰ َع ِم َو ْٱل َحر
2
Zahruddin AR et-al. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hlm.97
akan cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk
maka anak akan cenderung bersikap buruk.
ُ عنْ َأبِي ه َُر ْي َر َة؛ َأ َّن ُه َكانَ َيقُ ْول:
َ
سانِ ِه ِّ َفَأ َب َواهُ ُي َه ِّو َدانِ ِه َو ُي َن.ِ َما مِنْ َم ْولُ ْو ٍد ِإالَّ ُي ْولَ ُد َعلَى ا ْلف ِْط َرة: هللا صلى هللا عليه وسلم
َ ص َرانِ ِه َو ُي َم ِّج ُ َقال َ َر.
ِ ُ س ْول
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan
Sunah Rasul. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya akhlak
seseorang adalah :
1. Insting – Naluri
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Adat kebiasaan
5. Al-Qiyam
B. Saran
Penulis menyadari bahwa , dalam penyusunan makalah ini tentunya
masih banyak yang prlu di benahi, walaupun kami sudah berusaha
semaksimal mungkin, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kritik dan saran para pembaca sangat kami harapkan, terima kasih.