o Prinsip ketiga
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit dan apa yang ada bumi.
Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan yang ada di
sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridho-Nya.
o Prinsip keempat
Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan keutamaan-keutamaan, meninggalkan hal-
hal yang tercela dan berinteraksi dengan baik antar sesama manusia dan lingkungannya.
o Prinsip kelima
Interaksi manusia dengan alam lingkungan dengan tetap menjaga keseimbangan alam
lingkungan.
o Prinsip keenam
Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam
berakidah, beribadah, mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal hidup, serta
kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.
Prinsip-prinsip dasar diatas jika dilaksanakan dapat mewujudkan kebaikan dan kebahagiaan bagi
manusia. Berkenaan pada tujuan hidup manusia di alam dunia yang fana ini, adalah beribadah
kepada Allah SWT dan melaksanakan amanah-Nya sebagai khalifah dimuka bumi yang bertugas
membangun, mengelola, memanfaatkan, serta menjaga kelestarian alam lingkungan sesuai
dengan petunjuk-Nya.
Secara singkat etika sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip moral, yaitu perbuatan yang
mengandung unsur kebaikan dan manfaat.
3. Akhlak Terhadap Lingkungan Ditinjau Dari Segi Budaya
Sebagai seorang mmanusia yang kodratnya adalah makhluk sosial,kita patut mempunyai dasar
pengetahuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan disekitar kita, dasar pengetahuan itu adalah
budaya yg bertujuan agar kita bisa hidup berdampingan dengan baik. Faktor inilah yang menurut
kita menjadi awal mula adanya budaya didalam suatu kelompok masyarakat. Mereka
menciptakan sesuatu yang bisa membuat mereka menjalin kesatuan didalam kehidupannya.
Budaya itu sendiri pastilah suatu kesepakatan bersama dari penciptanya, berdasarkan nilai,
norma, dan moral yang positif yang beredar di masyarakat tersebut.
Budaya yang baik tentulah melahirkan sikap dan perilaku yang baik pula kepada generasi
penerusnya dimasa yang akan datang. Sedangkan budaya yang buruk tercipta dari ulah seseorang
atau sebagian kelompok yang menentang nilai-nilai positif yang terkandung dalam masyarakat.
Contoh budaya baik adalah seorang ibu mengajari anaknya menanam pohon di pekarangan
rumah,agar rumah senantiasa indah. Contoh lain, membiasakan diri bangun pagi,
mengembangkan malu sebagai kontrol diri, dan lain sebagainya.
C. Macam Akhlak Terhadap Lingkungan
1. Akhlak TerhadapHewan
Salah satu hadis yang menganjurkan berbuat baik dengan memelihara dan melindungi binatang
dengan cara :
a. memberikan makanannya, sebagaimana sabda Rasulullah saw ;
Artinya : Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah saw bersabda : .Orang yang menunggangi
dan meminum (susunya) wajib memberinya makanan. (HR. Bukhari)
Artinya : Dari Abu Hurairah, berkata; Rasulullah saw bersabda : suatu ketika seorang laki-
laki tengah berjalan di suatu jalanan, tiba-tiba terasa olehnya kehausan yang amat sangat,
maka turunlah ia ke dalam suatu sumur lalu minum. Sesudah itu ia keluar dari sumur tiba-tiba
ia melihat seekor anjing yang dalam keadaan haus pula sedang menjilat tanah, ketika itu orang
tersebut berkata kepada dirinya, demi Allah, anjing ini telah menderita seperti apa yang ia
alami. Kemudian ia pun turun ke dalam sumur kemudian mengisikan air ke dalam sepatunya,
sepatu itu digigitnya. Setelah ia naik ke atas, ia pun segera memberi minum kepada anjing yang
tengah dalam kehausan itu. Lantaran demikian, Tuhan mensyukuri dan mengampuni dosanya.
Setelah Nabi saw, menjelaskan hal ini, para sahabat bertanya: ya Rasulullah, apakah kami
memperoleh pahala dalam memberikan makanan dan minuman kepada hewan-hewan kami ?.
Nabi menjawab : tiap-tiap manfaat yang diberikan kepada hewan hidup, Tuhan memberi
pahala. (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas memberikan ketegasan betapa Islam sangat peduli akan keselamatan dan
perlindungan hewan. Bahkan disebutkan, bahwa bagi yang menolong hewan sekaligus
memperoleh tiga imbalan, yaitu : (1) Allah berterima kasih kepadanya; (2) Allah mengampuni
dosa-dosanya; dan (3) Allah memberikan imbalan pahala kepadanya Di samping sebagai
Pencipta, Allah adalah penguasa terhadap seluruh makhluk-Nya, termasuk binatang. Dia lah
yang memberi rezeki, dan Dia mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanan
makanannya.
c. Menyayangi dan kasih sayang kepadanya, sebab Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah
bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah.
Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran [HR Al-
Bukhari : 5515, Muslim : 1958] [Redaksi ini riwayat Ahmad : 6223]
Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh dengan
dipanah/ditombak dan sejenisnya [1], dan karena beliau juga telah bersabda. Siapa gerangan
yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-
anaknya. Beliau mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung berputar-putar
mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat [HR Abu Daud :
2675 dengan sanad shahih]
Ketika beliau berjalan melintasi sarang semut yang telah dibakar, beliau bersabda.
Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb (Tuhan) pemilik api
[HR Abu Daud : 2675, hadits shahih]
f. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking,
tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda, Ada lima macam hewan fasik yang boleh
dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih
punggung dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali [HR Muslim : 1198]. Juga ada hadits
shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.
Terjemahnya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.
Terjemahnya : Dan suatu tanah (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang
mati, Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka dari padanya
mereka makan.
Di ayat lain, tepatnya QS. al-Haj (22): 5-6 Allah swt, berfirman :
) 5(
)6(
Terjemahnya : Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami telah menurunkan
air diatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dia lah yang hak dan
sesungguhnya Dia lah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Menghidupkan lahan mati adalah ungkapan dalam khazanah keilmuan yang diambil dari
( Barang siapa yang
pernyataan Nabi saw, dalam bagian matanhadis, yakni
menghidupkan tanah (lahan) mati maka ia menjadi miliknya).
Dalam hadis ini Nabi saw, menegaskan bahwa status kepemilikan bagi tanah yang kosong adalah
bagi mereka yang menghidupkannya, sebagai motivasi dan anjuran bagi mereka yang
menghidupkannya. Menghidupkan lahan mati, usaha ini dikategorikan sebagai suatu keutamaan
yang dianjurkan Islam, serta dijanjikan bagi yang mengupayakannya pahala yang amat besar,
karena usaha ini adalah dikategorikan sebagai usaha pengembangan pertanian dan menambah
sumber-sumber produksi.
3. Akhlak terhadap Tumbuhan
a. Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan, Allah swt. Berfirman dalam QS. al-
Naziat: 31-32.
.
artinya :(31)Dialah yang memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. (32)dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. Dari
ayat tersebut, lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu
dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak lingkungan hidup. Usaha-
usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian
lingkungan.
b. Tidak buang hajat dibawah pohon berbuah,Rasulullah Saw bersabda yang berarti :
Jangan buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di
sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air yang
mengalir ke arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci." (HR. Muslim dan
Tirmidzi)
c. Membayar zakat hasil tanaman, dalam surat al-Baqarah ayat 267, Allah Swt berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu.
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui sahabat bacaan madani bahwa Allah Swt menyuruh
umatnya untuk menzakatkan hasil bumi yang dikelolanya, misalnya pertanian,
perkebunan, dan sebagainya dengan maksud, agar manusia saling berbagi terhadap
sesamanya. Selain itu zakat juga sangat bermanfaat untuk mensucikan harta kita. Dan
Allah Swt tidak akan membuat seseorang menjadi miskin jika mau mengeluarkan
sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang mampu.
http://www.bacaanmadani.com/2017/09/adab-terhadap-binatang-dan-tumbuhan.html
https://almanhaj.or.id/370-adab-terhadap-hewan.html
http://mrizawati.blogspot.co.id/2014/05/makalah-akhlak-terhadap-lingkungan.html