Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKHLAK MAHMUDAH

Bapak. Gilang Cahya Irawan, M.PdI.

Disusun oleh :
1 Siti Wasi’atul Khoiriyah ( 17130210221 )
2 Anggik Dhiyapariyanti ( 17130210227 )
3 Dita Nadelia ( 17130210232 )

Kelas Manajemen 5A-5

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Fiqih Muamalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih kepada Bapak Gilang Cahya Irawan, M.PdI. selaku Dosen
mata kuliah Akhlak Mahmudah dan Madzmumah yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Akhlak Mahmudah. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Kediri, 04 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG ...................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................1
1.3. TUJUAN .......................................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAAN
2.1.PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH ...................................................................3
2.2.DASAR-DASAR AKHLAK MAHMUDAH. ...............................................................4
2.3.CONTOH AKHLAK MAHMUDAH............................................................................6
2.4.CIRI-CIRI AKHLAK MAHMUDAH ...........................................................................8
2.5.FAKTOR PENGARUH PEMBENTUKAN AKHLAK MAHMUDAH ......................9
2.6.MANFAAT AKHLAK MAHMUDAH ......................................................................10
2.7.RUANG LINGKUP AKHLAK MAHMUDAH .........................................................11

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................15
3.2 KRITIK DAN SARAN ................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................14


LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari
sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat
sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan
dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri
Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah
sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi
seluruh kaum Muslimin.
Dalam Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an
dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam
Islam mendapat perhatian yang sangat besar.
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi
yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua
sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan
Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri
tauladan yang baik bagi kita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa pengertian Akhlak Mahmudah?
1.2.2 Apa dasar-dasar Akhlak Mahmudah?
1.2.3 Apa saja contoh dari Akhlak Mahmudah?
1.2.4 Apa saja ciri-ciri dari Akhlak Mahmudah?
1.2.5 Faktor apa yang memepengaruhi pembentukan Akhlak Mahmudah?
1.2.6 Apa saja manfaat dari Akhlak Mahmudah?
1.2.7 Bagaimana ruang lingkup dari Akhlak Mahmudah?

1
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk memenuhi tugas matakuliah Akhlak Mahudah dan Mazmumah
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Akhlak Mahudah
1.3.3 Untuk mengetahui dasar-dasar Akhlak Mahmudah
1.3.4 Untuk mengetahui contoh dari Akhlak Mahmudah
1.3.5 Untuk mengetahui ciri-ciri dari Akhlak Mahmudah
1.3.6 Untuk mengetahui faktor yang memepengaruhi pembentukan Akhlak
Mahmudah
1.3.7 Untuk mengetahui manfaat dari Akhlak Mahmudah
1.3.8 Untuk mengetahui ruang lingkup dari Akhlak Mahmudah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH


Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak
dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan muru‟ah. Dengan
demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat.
Perumusan pengertian akhlaq menjadi media yang memungkinkan adanya hubungan baik
antara khaliq dengan makhluq, dan antara makhluq dengan makhluq. Istilah ini dipetik
dari kalimat yang tercantum dalam Alquran:

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Q.S Al-
Qalam 68: 4)
Sedangkan pengertian akhlak menurut terminologi adalah:
a. Menurut Sayyid Sabiq sebagaimana dikutip oleh Choiruddin Hadiri, akhlak adalah
keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan dengan
mudah.
b. Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin sebagaimana dikutip oleh Samsul
Munir berpendapat bahwa akhlak adalah hay‟at atau sifat yang tertanam dalam jiwa
yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangan dan pemikiran. Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan
yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, ia dinamakan akhlak yang
baik, tetapi jika ia menimbulkan tindakan yang jahat, maka ia dinamakan akhlak
yang buruk.
c. Muhyidin Ibnu Arabi sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir berpendapat bahwa
akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa
melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang
boleh jadi merupakan tabiat atau bawaan, dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan
melalui latihan dan perjuangan.
d. Prof. Dr. Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Aminuddin berpendapat bahwa
akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Artinya, bahwa kehendak itu bila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak
3
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa akhlak merupakan
kehendak dan kebiasaan manusia yang menimbulkan kekuatan-kekuatan besar untuk
melakukan sesuatu. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang terpuji menurut
pandangan akal dan syariat Islam, ia adalah akhlak yang baik (akhlak mahmudah).
Namun, jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang buruk dan tercela, ia adalah
akhlak yang buruk (akhlak madzmumah).
Jadi, akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa yang
tersembunyi. Oleh karenanya dapat disebutkan bahwa “akhlak itu adalah nafsiah
(bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak), dan bentuknya yang
kelihatan kita namakan muamalah (tindakan) atau suluk (perilaku), maka akhlak adalah
sumber dan perilaku adalah bentuknya”.
Dari pengertian akhlak tersebut, akan dijelaskan secara rinci mengenai akhlak
mahmudah. Secara etimologi akhlak mahmudah adalah akhlak yang terpuji. Mahmudah
merupakan bentuk maf‟ul dari kata hamida, yang berarti dipuji. Akhlak mahmudah atau
akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaqal-karimah (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-
munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Jadi akhlak mahmudah berarti
tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada
Allah.

2.2 DASAR-DASAR AKHLAK MAHMUDAH:


Dalam Islam, dasar yang menjadi alat pengukur untuk menyatakan bahwa sifat
seseorang itu baik atau buruk, adalah Alqur’an dan sunnah. Akhlak atau ajaran budi
pekerti yang menurut pendapat umum masyarakat baik, tetapi bertentangan dengan
Alqur’an dan As-sunnah, maka haram hukumnya untuk diamalkan. Jadi, akhlak Islami
bersumber pada ajaran-ajaran Islam yaitu Alqur’an dan As-sunnah.
2.2.1. Alqur’an
Alqur’an bukanlah hasil pemikiran manusia, melainkan firman Allah SWT
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai pedoman
sekaligus petunjuk bagi setiap muslim. Di dalam Al-qur’an yang dijadikan dasar dalam
berakhlak baik yaitu:
1. Q. S Al-Ahzab (33) ayat 21

4
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah”
2. Q.S Al-Qalam (68) ayat 4

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang


agung”.
Ayat tersebut menunjukkan, bahwa Rasulullah memiliki akhlak yang terpuji
sehingga patut dijadikan sebagai suri teladan dalam segala lapangan kehidupan.
Oleh karena itu perkataan dan perbuatan beliau harus dijadikan panutan.

2.2.2. As-Sunnah atau Hadis


Sebagai pedoman kedua sesudah Alqur’an adalah hadis Rasulullah yang
meliputi perkataan dan tingkah laku beliau. Dasar-dasar Akhlak dalam As-Sunnah atau
Hadis sebagai berikut:

Artinya: “Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR.
Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Hakim)
Dalam hadis lain disebutkan, “Dari Aisyah r.a. Ia menyatakan pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh, diantara orang yang paling sempurna imannya
adalah orang yang paling baik akhlaknya dan paling lembut sikapnya terhadap
keluarga”. Rasulullah SAW bersabda “Sesuatu yang paling berat di atas timbangan
kebaikan adalah akhlak yang baik”. (H.R. Abu Dawud)
Disamping berbagai ajaran yang dikemukakan dalam Alqur’an dan As-sunnah
sebagaimana dikemukakan diatas, norma-norma akhlak juga bisa digali dan dipelajari
dari perbuatan dan kebiasaan Rasulullah yang tidak tergolong hadis, yakni kebiasaan
kulturalnya sebagai bangsa arab di zaman beliau hidup, karena semua perilaku dan
perangainya itu menunjukkan akhlak baik dan patut juga untuk ditiru.

5
2.3 CONTOH AKHLAK MAHMUDAH
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mendapatkan banyak sekali contoh akhlak
mahmudah atau akhlak yang terpuji, seperti berikut ini :
2.3.1 Afwu atau Pemaaf
Sifat pemaaf adalah akhlak yang sangat dianjurkan dalam berhubungan
sosial, karena memaafkan kesalahan orang lain adalah sesuatu yang berat untuk
dilakukan. Untuk itulah, memaafkan atas kesalahan orang lain jauh lebih baik dari pada
meminta maaf atas kesalahan sendiri.
2.3.2 Haya’ atau Malu
Maksud “malu” di sini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan sebuah
keburukan, baik untuk diri sendiri maupun kepada orang lain. Orang yang mempunyai
sifat tidak hanya dari perasaan hati saja, tetapi juga ditunjukkan pada perkataan dan
perbuatan. Sifat haya’ atau malu merupakan salah satu cari 99 cabang iman :

‫ان‬ ِ ‫ال َح َيا ُء ِم َن ا‬


ِ ‫اْل اي َم‬
Artinya :
“Malu adalah sebagian dari iman”.

2.3.3 Ta’awun atau Saling Menolong


Komunitas manusia yang sifatnya homogen pastinya menuntut mereka untuk
saling membutuhkan satu sama lain, inilah mengapa manusia disebut “homo sapien”,
yaitu tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Di sinilah fungsi saling menolong dan saling
membantu sesama.
2.3.4 Khifdul Lisan atau Menjaga Lisan
Lisan merupakan salah satu faktor besar yang bisa memecah tali
persaudaraan, bahkan tidak jarang terjadi permusuhan, perkelahian, pembunuhan, dan
lain sebagainya karena bersuber dari ketidakmampuan dalam menjaga lisan. Dalam
sebuah hadist, Rosulullah SAW bersabda :

‫ان‬
ِ ‫س‬ ِ ‫ان ِفي ِح اف ِظ‬
َ ‫الل‬ ِ ‫س‬ ِ ‫س ََل َمةُ ا‬
َ ‫اْل ان‬ َ
Artinya :
“Keselamatan manusia tergantung dari bagaimana menjaga lisannya”

6
2.3.5 Amanah atau Dapat Dipercaya
Sifat amanah berarti memberikan kepercayaan diri kepada orang lain melalui
ucapan dan tindakan yang dilakukan, di mana ucapan dan tindakan tersebut
berkesesuaian. Lawan dari sifat amanah adalah sifat khianah (berhianat) yang merupakan
salah satu tanda orang munafik.
2.3.6 Sidiq atau Benar
Sidiq diartikan sebagai benar dan jujur, baik dalam perkataan, perbuatan, dan
hati. Kejujuran adalah akhak yang sangat penting dan harus dilestarikan dalam
mengiringi berbagai macam aktivitas kehidupan kita, karena praktek-praktek kejujuran
sudah mulai punah dari masa ke masa.
2.3.7 Adil
Sifat adil memang bisa diartikan dengan berbagai macam versi, yaitu tidak
berat sebelah, tidak memihak, mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, seimbang,
dan lain-lain. Sifat adil merupakan akhlak yang harsu dimiliki oleh setiap muslim,
terutama bagi pemimpin, karena sifat inilah yang bisa menjadi salah satu faktor
kerukunan dan perdamaian.
2.3.8 Ta’dhim atau Menghormati Orang Lain
Dalam berhubungan sosial, semua orang pasti ingin dihormati dan dihargai.
Di sinilah tempat sifat ta’dhim kepada orang lain, yaitu menghormati orang lain apalagi
kepada orang yang lebih tua. Sedangkan orang yang lebih tua juga harus mampu
menghargai orang yang lebih muda. Dengan demikian, maka akan tercipta saling tolerasi
antara sesama.
2.3.9 Tawadhu’ atau Sopan Santun
Sifat tawadlu’ adalah perwujudan dari sifat ta’dhim. Demikian, orang yang
bisa menghormati orang lain pasti akan bertindak sopan santun kepadanya, tidak berbuat
sesuka hati, tidak semenah-menah, dan mampu memberikan hak orang lain dalam
berhubungan sosial.
2.3.10 Tadarru’ atau Rendah hati
Orang yang memiliki sifat rendah hati pasti mampu menghargai orang lain
dan karyanya, tidak merasa lebih baik melebihi orang lain, tidak suka menyombongkan
diri, dan tidak suka membanggakan diri. Sedangkan lawan dari sifat rendah hati adalah
sifat tinggi hati atau sombong.

7
2.4 CIRI-CIRI AKHLAK MAHMUDAH
Ajaran-ajaran agama Islam, merupakan tuntunan yang ditujukan kepada
manusia agar hidup di dunia menurut aturan dan norma yang terpuji. Karena itu, akhlak
dalam ajaran Islam memiliki kandungan untuk berbuat baik dan terpuji. Adapun ciri-ciri
akhlak Islam adalah:
2.4.1 Kebaikan yang absolut
Karena berdasar pada Al-Qur’an dan sunnah, maka kebaikan dalam akhlak
Islam bersifat absolute (mutlak). Islamlah yang bias menjamin kebaikan yang
mutlak. Karena Islam telah menciptakan akhlak luhur yang menjaamin kebaikan
yang murni, baik untuk perorangan maupun masyarakat, di setiap lingkungan,
keadaan, dan pada setiap waktu.
2.4.2 Kebaikan yang menyeluruh
Kebaikan dalam Islam disebut universal, karena kebaikan yang terdapat di
dalamnya dapat digunakan untuk seluruh umat manusia, kapan saja dan dimana
saja.Islam telah menciptakan akhlak yang sesuai dengan jiwa (fitrah) manusia, di
samping diterima pula oleh akal sehat.
2.4.3 Kemantapan
Akhlak Islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri
manusia.Ia bersifat tetap, langgeng, dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan
yang bijaksana, yang selalu memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
2.4.4 Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia. Sebab ia
mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan
suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk
tetap berpegang kepadanya.
2.4.5 Pengawasan yang menyeluruh
Agama Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, hati nurani
dapat dijadikan ukuran dalam menetapkan hukum dan ikhtiar.Agama Islam
menjunjung tinggi akal, sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Alquran.
Dengan demikian, akhlak dalam Islam pengawasannya bersifat menyeluruh, bagi
seluruh umat manusia pemeluk Islam.

8
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN AKHLAK
MAHMUDAH
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak seseorang
sebagai berikut:
2.5.1 Insting (naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh insting seseorang. Insting merupakan tabiat yang dibawa
manusia sejak lahir. Para psikologi menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku sebagai berikut.
2.5.1.1 Naluri berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk
mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.
2.5.1.2 Naluri bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan
tanpa perlu dipelajari terlebih dahulu.
2.5.2 Adat/kebiasaan
Adat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan.
2.5.3 Wiratsah (keturunan)
Adapun warisan adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orangtua)
kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan
sifat-sifat asasi orang tuanya.
2.5.4 Milieu
Artinya, suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara,
sedangkan lingkungan manusia ialah apa yang mengelilinginya. Milieu ada 2
macam sebagai berikut:
2.5.4.1 Lingkungan alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang memengaruhi
dan menentukan tingkah laku seseorang.
2.5.4.2 Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah
sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan
saling memengaruhi dalam pikiran, sifat, dan tingkah laku.

9
Menurut Hamka sebagaimana dikutip oleh Zahruddin juga menyebutkan beberapa
hal yang mendorong seseorang untuk berbuat baik, diantaranya:
a. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain.
b. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela.
c. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani).
d. Mengharap pahala dan surga.
e. Mengharap pujian dan takut azab Tuhan.
f. Mengharap keridhaan Allah semata.

2.6 MANFAAT AKHLAK MAHMUDAH


Manfaat bagi kehidupan sehari-hari yang mencerminkan akhlak mahmudah
berdasarkan ajaran agama islam sebagai berikut:
2.6.1. Selalu bersikap sabar dalam menghadapi segala cobaan yang menimpa dan
tidak putus asa, tidak mudah mengumbar amarah.
2.6.2. Membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatan.
2.6.3. Mengakui kebenaran orang lain dan mengakui pula kesalahan diri sendiri jika
memang bersalah.
2.6.4. Meyakini bahwa kejujuran mengantarkan manusia ke jenjang derajat yang
terhormat.
2.6.5. Pemaaf adalah sifat terpuji dan merupakan salah satu kunci dalam pembinaan
persaudaraan dan persatuan umat.
2.6.6. Orang yang memiliki sikap pemurah tidak ragu-ragu untuk senantiasa
memberi pertolongan kepada sesama dan mudah untuk bersodakoh.
2.6.7. Jika berjanji tidak akan mengingkari, selalu berusaha menepati dengan
berkata-kata insya Allah.
2.6.8. Selalu hidup hemat dan sederhana karena Allah membenci orang yang hidup
berlebih-lebihan
2.6.9. Selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyikapi kabar pengaduan, laporan,
dan gossip. Apalagi isu terhadap seseorang hendaknya kita teliti dulu.
2.6.10. Rajin dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaan menuntut ilmu.

10
2.7 RUANG LINGKUP AKHLAK MAHMUDAH
Akhlak dalam Islam juga mempunyai ruang lingkup, yaitu:
2.7.1 Akhlak terhadap Allah SWT
Lingkup akhlak terhadap Allah SWT antara lain ialah:
2.7.1.1 Beribadah kepada Allah SWT
Hubungan manusia dengan Allah diwujudkan dalam bentuk ritualitas
peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
2.7.1.2 Mencintai Allah SWT diatas segalanya
Mencintai Allah melebihi cintanya kepada apa dan siapa pun dengan
jalan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-
Nya, mengharapkan ridha-Nya, mensyukuri nikmat dan karunia-Nya
serta berserah diri hanya kepada-Nya.
2.7.2 Akhlak terhadap Makhluk
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, perlu berinteraksi
dengan sesamanya dengan akhlak yang baik. Diantara akhlak terhadap
sesama yaitu:
2.7.3 Akhlak terhadap Rasulullah SAW
Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunahnya.
Menjadikannya sebagai panutan, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.
Menjalankan apa yang disuruhnya dan meninggalkan segala apa yang
dilarangnya. Mengikuti dan menaati Rasulullah, berarti juga mengikuti jalan
petunjuk dan ajaran yang disampaikan Rasulullah. Petunjuk dan ajaran yang
disampaikan Rasulullah terdapat dalam Alquran dan sunnah. Itulah dua
warisan yang ditinggalkan Rasulullah untuk umat manusia, yang apabila
selalu berpegang teguh kepadanya, maka umat manusia tidak akan tersesat
untuk selama-lamanya.
Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah. Dengan
membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah, berarti seseorang telah
mencintai beliau, karena membaca shalawat dan salam adalah mendoakan,
menyebut, dan juga mencintai Rasulullah.
2.7.4 Akhlak terhadap kedua orang tua.
Mencintai mereka melebihi cintanya kepada kerabat lain. Mendoakan
mereka untuk keselamatan dan ampunan kendati pun mereka telah
meninggal dunia.
11
2.7.5 Akhlak terhadap diri sendiri
Memelihara kesucian diri, menutup aurat, adil, ikhlas, pemaaf, rendah hati
dan menjauhi sifat dengki dan dendam.
2.7.6 Akhlak terhadap keluarga, karib dan kerabat
Saling membina rasa cinta dan kasih sayang, mencintai dan membenci
karena Allah SWT.
2.7.7 Akhlak terhadap tetangga
Saling mengunjungi, membantu saat senang maupun susah, dan hormat
menghormati.
2.7.8 Akhlak terhadap masyarakat
Memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku,
bermusyawarah dalam segala urusan untuk kepentingan bersama.
2.7.9 Akhlak terhadap Alam
Islam sebagai agama universal mengajarkan tata cara peribadatan dan
interaksi tidak hanya dengan Allah SWT dan sesama manusia tetapi juga
dengan lingkungan alam sekitarnya. Hubungan segitiga ini sejalan dengan
misi Islam yang dikenal sebagai agama rahmatan lil „alamin. Akhlak
manusia terhadap alam diwujudkan dalam bentuk tidak mengeksploitasi
alam secara berlebihan dengan tujuan yang hanya untuk ambisi dan hasrat
ekonomi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa akhlak mahmudah ialah


akhlak yang baik, berupa semua perbuatan baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh
setiap orang. Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan akhlak mahmudah adalah
kejujuran, ikhlas, tawadlu (sabar). Masing-masing sifat tersebut terdapat dalam diri
Rasulullah SAW

Hal lain dari akhlak mahmudah yaitu manfaat bagi seluruh umat muslim antara
lain keberuntungan selamat dunia dan akhirat, menghilangkan kesulitan (diri sendiri dan
orang lain) dan mencintai setiap ciptaan Allah SWT.

Perilaku mulia ini ditekankan karena akan membawa kebahagiaan bagi individu,
juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat umumnya. Dengan kata lain
bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang manfaatnya adalah untuk orang ya g
bersangkutan.

3.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas, maka untuk memaksimalkan tugas kita sebagai khalifah
dibumi haruslah kita untuk mengamalkan semua akhlak mahmudah dalam kehidupan
sehari-hari, seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW agar kita merasakan
manfaatnya baik di dunia maupun diakhirat.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wajibbaca.com/2018/04/akhlak-mahmudah.html

https://www.academia.edu/31818217/aklak_mahmudah_dan_madzmumah.docx

https://zikrullah21.blogspot.com/2016/04/makalah-akhlak-mahmudah_19html?m=1

http://semogabermanfaat8.blogspot.com/2014/07/makalah-akhlaq-ahklaqul-
mahmudah-dan.html

www.ebookanak.com

http://jumaira2711.blogspot.com/2017/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

http://bit.ly/money_crypto

http://el-afassy.blogspot.com/p/akhlak-terpuji.html

14

Anda mungkin juga menyukai