DISUSUN OLEH :
Mohamad Ziaul Bilad
Fatkhul Rizqi Ramadhan
keterkaitan dengan ilmu-ilmu lain :
Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Filsafat
Antara ilmu hukum dan ilmu akhlak memilik pokok pembicaraan yang sama,
yaitu perbuatan manusia. tujuannya pun hampir sama, yaitu mengatur
perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan, dan
kebahagian. Tata cara manusia bertingkah laku, terdapat pada kaidah-kaidah
hukum dan akhlak.
Hukum islam memiliki lingkup pembahasan lebih lengkap disbanding ilmu
akhlak. Dalam hal ini, semua perbuatan yang dinilai baik atau buruk oleh akhlak,
akan mendapat kepastian hukum tertentu. Misalnya, menyingkirkan duri dari
jalan raya, dinilai sebagai perbuatan yang baik, sementara hukum positif
menilainya tidak berarti apa-apa. Dalam hukum islam, ihwal tersebut dinilai
sebagai sesuatu yang dianjurkan.
Pertalian antara hukum islam dan akhlak, lebih erat dibandingkan dengan
hukum positif atau etika filsafat. Setiap perbuatan yang dinilai oleh akhlak, pasti
mendapatkan kepastian hukum islam seperti: wajib, sunnah, mubah, haram, dan
makruh. Disamping itu, ilmu hukum hanya mempelajari tingkah laku dari segi
luasnya saja, sedangkan ilmu akhlak melihatnya secara utuh ; dari sisi luar dan
batin manusia. ilmu akhlak mengatur agar manusia memiliki perilaku yang baik
dan benar, tidak melanggar hukum dan peraturan yang berlaku.
Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf
Tasawuf nazhari yang bersifat teoritis filosofis ini, dimunculkan
oleh para filsuf-sufi, dengan mengedepankan beberapa ajaran
tertentu. Dianatara konsep diajarkan dalam tasawuf ini , adalah
hulul, widhatul wjud, fana, bawa, dan berbagai konsep lainnya.
Tasawuf ‘amali yaitu ajaran-ajaran moral yang dimaksudkan
untuk membentuk keshalehan seseorang, baik secara ritual
maupun sosial. Para taraf inilah hubungan akhlak dengan tasawuf
sangat erat, bahkan keduanya memiliki enitas yang sama.