Thaharah menurut bahasa berarti bersih, suci terbebas dari kotoran. Seperti tersebut dalam
يحب المتطهّرين
ّ يحب الت ّّوابين و
ّ إنّ هللا
Yang artinya : “ Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertaubat dan orang – orang yang
mensucikan diri “
Menurut syara’ adalah mengangkat,menghilangkan atau membersihkan diri, pakaian, tempat, dan
benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Orang-orang yang suci adalah orang yang membersihkan dirinya dari segala najis, hadas,
dan kotoran. Secara garis besar, bersuci ada dua macam, yaitu bersuci dari najis dan hadas.
Jika dilihat dari sifat dan pembagiannya, thaharah (bersuci) dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu bersuci lahiriah dan batinia.
a. Bersuci Lahiriah
Beberapa contoh thaharah / bersuci yang bersifat lahiriah adalah membersihkan badan,
tempat tinggal, dan lingkungan darisegala bentuk kotoran atau najis. Bersuci lahiriah meliputi
kegiatan bersuci dari najis dan bersuci dari hadas.
1) Bersuci dari najis adalah berusaha untuk membersihkan segala bentuk kotoran yang
melekat pada badan atau tempat yang didiami. Cara membersihkannya disesuaikan dengan
bentuk atau jenis kotoran yang akan dihilangkan, seperti dibasuh sampai hlang rasa, bau, dan
warna.
2) Bersuci dari hadas adlah menghilangkan atau membersihkan hadas dengan cara
berwudu atau mandi. Cara membersihkannya disesuaikan dengan jenis hadas yang akan di
mersihkan.
b. Bersuci batiniah
Thaharah batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat, seprti syirik, takabur, dan ria. Cara membersihkan sifat atau perbuatan tercela
ini adalah dengan bertobat kepada Allah SWT tidak mengulangi perbuatan tercela tersebut, serta
menggantinya dengan perbuatan terpuji.
B. FUNGSI THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
Allah telah menjadikan thaharah (kebersihan) sebagai cabang dari keimanan. Oleh karena
itu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantaiasa hidup bersih, baik dalam kehidupan
pribadi maupun kehidupan masyarakat. Adapun yang perlu kita perhatikan dalam menjaga
kebersihan adalah :
najis terbagi menjadi tiga macam: najis mughallazhah (berat), najis mutawassithah
(sedang), dan najis mukhaffafah (ringan).
1. Najis Mughallazhah
Najis mughallazhah adalah najis berat, yang termasuk dalam najis ini adalah anjing, babi, dan
binatang yang lahir dari keduanya
Cara mensucikan najis mughallazhah adalah disamak dengan membasuhnya dengan air
sebanyak tujuh kali dan salah satu basuhannya dicampur dengan debu yang suci. Adapun cara
lain bisa menggunakan lumpur atau pasir yang mengandung debu.
Campuran debu bisa diletakkan dalam basuhan yang mana saja, tapi yang utama pada
saat basuhan pertama. Apabila yang digunakan adalah air keruh dengan debu, semisal air banjir,
maka sudah dianggap cukup tanpa harus mencampurnya dengan debu.
2. Najis Mutawassithah
Najis mutawassithah adalah najis tingkat sedang. Najis ini ada dua bagian:
a. Najis hikmiah yaitu yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya,bau,rasa,dan
warnanya.seperti kencing yang sifatnya sudah lama hilang sehingga sifatnya telah
hilang,cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air diatasnya.
b. Najis ‘ainiyah yaitu yang masih ada zat,warna,rasa,dan baunya cara mensucikannya
hendaklah menhilangkan zat,bau,rasa, dan warnanya.
3. Najis Mukhaffafah
Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan. Yang masuk dalam katagori najis
mukahaffafah hanyalah kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain air susu ibu dan
umur belum mencapai dua tahun. Adapun kencing bayi perempuan tidak masuk dalam katagori
mukhaffafah, melainkan mutawassitha.Cara mensucikan najis mukhaffafah cukup dengan
memercikkan air pada tempat yang terkena najis.
Selain air dan debu sebetulnya masih ada dua peroses pensucian najis yang disebutkan
oleh ulama’, yaitu takhallul dan dabghu. Takhallul adalah perubahan khamer (arak) menjadi
cuka, jika darah kijang menjadi minyak misik. Sedangkan Dabghu adalah penyamakan kulit
bangkai. Penyamakan dengan cara menghilangkan bagian-bagian selain kulit yang menyebabkan
busuk (seperti sisa daging dan lain sebagainya) dengan menggunakan benda yang terasa sepat
atau kelat, seperti kulit delima, dan lain sebagainya.
C.SARANA TAHARAH
Ditinjau dari segi kegunaan sebagai sarana bersuci (thaharah), air dibagi menjadi empat
macam:
Yang bisa masuk dalam kategori ini adalah tujuh macam air yang keluar dari perut bumi
atau yang turun dari langit (air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air sumber, air es atau salju,
dan air embun). Tujuh macam sumber diatas hukumnya suci, bisa menyucikan dan tidak makruh
digunakan, asalkan tidak termasuk dalam tiga kategori air yang akan di terangkan berikutnya.
1. Air musta’mal, yaitu air yang sudah digunakan untuk menghilangan hadas atau najis. Air
ini hanya digunakan untuk kebutuhan selain bersuci, seperti minum, memasak dan lain
sebagainya. Maka dari itu, seumpama melakukan wudhu’ dan airnya kurang dua kullah
maka diharapkan menggunakan ciduk, tidak mengambil air secara langsung. Hal itu
untuk menjaga kemurnian air.
2. Air buah-buahan atau tubuh-tumbuhan semacam air kelapa, dan air semangka.
3. Air mutlak yang bercampur dengan benda suci yang larut, sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan mencolok pada sifat air. Contohnya, air teh atau air yang tecampur
oleh sabun sampai terjadi perubahan mencolok sehingga ada perubahan nama dari air saja
menjadi air teh. Jika perubahannya hanya sedikit maka masih bisa menyucikan.
Air ini makruh digunakan karena ada efek negatif, yaitu air yang panas terkena sinar
matahari dan wadahnya terbuat dari bahan yang dicetak dengan menggunakan api, seperti besi
dan sejenisnya. Tidak termasuk dalm kategori ini, wadah yang terbuat dari emas dan perak.
Begitu juga makruh, menggunakan air yang terlalu panas dan yang terlau dingin. Hukum makruh
tersebut tidak berlaku jika airnya sudah dingin.
Yang dimaksud di sini adalah air yang terkena najis karena dua kemungkinan:
1). Jika airnya banyak (mencapai dua qullah) lalu terkena najis, maka air tersebut menjadi najis
apabila terjadi perubahan pada salah satu sifatnya (bau, rasa, dan warna). Bila tidak terjadi
perubahan sama sekali maka tetap suci.
2). Jika airnya sedikit, kemudian tekena najis, maka air tersebut menjadi najis, baik terjadi
perubahan sifat atau tidak.
rasulloah asw bersabda wudu adalah setengan dari iman,danbeliau juga bersabda agama
islam dibangun atar dasar kebersihan.
1.membersihkan badan dari hadas ‘’orang yang selalu menjaga wuduk akan dijada allah dari
mara bahaya’’
4.membersihkanruh yang ada dalam hati dari kesibukan yang hina,tapi hiasilah dengan zikir dan
asma allah semata2 hanya ingat kepada allah.
Fakultas kedokteran di iskandariah mesir mengatakan bahwa tudung bagian dalam yang
tidak dibasuh air pada umum berwarna pucat,berminyak serta berdebu dan penuh dengan
kotoran,sedangkan orang yang disiplin shalat dan berwuduk tidak didapatkan kumpulan bakteri
maupun mikroba.
Tugas menjaga lingkungan adalah amanah allah mewajibakan kepada hambanya menjaga
lingkungan dan allah berfirman Q,S al-a’raf 5
Dan janganlah kamu membuat kerusakan dmuka bumi sesudah allah memperbaikinya
E.WUDUK,MANDI,TAYAMMUM
A.WUDUK
syarat wuduk
1. Islam
2. Sudah balig
3. Tidak berhadas besar
4. Memakai air mutlak
5. Tidak ada yang menghalangi air wuduk
RUKUN WUDUK
1. Niat – Berniat mengangkat wuduk atau hadas kecil ketika air sampai ke muka
2. Membasuh muka – Bahagian wajib dibasuh ialah dari sempadan tempat tumbuh rambut
sehingga ke bawah dagu dan dari anak telingga kanan hingga ke anak telinga kiri.
3. Membasuh tangan – Membasuh kedua belah tangan sampai ke siku termasuk celah-celah jari
dan kuku.
SUNNAH WUDUK
1. Baca Bismillah
2. Bersugi atau berkumur-kumur.
3. Mencelah jari-jari tangan dan kaki.
4. Memasukkan air ke hidung.
5. Menyapu air ke seluruh kepala atau separuh kepala
6. Membasuh ke dua belah telinga, luar dan dalam.
7. Menyelati janggut yang tebal.
8. Melebihkan kawasan basuh kaki hingga ke atas buku lali.
9. Dahulukan anggota kanan.
MEMBATAL WUDUK
B.MANDI
mandiberarti menuangkan air keseluruh tubuh sesuai dengan firman allah dalam Q,S al-maidah:6
1) Keluar mani yang disertai syahwat baik ketika sedang tidur maupun terjaga,dan apabila
dia mimpi namun tidak disertai mani maka tidak wajib mandi.
2) Setelah haid bagi perempuan
3) Selesai melahirkan (nifas)
4) Meninggalnya seseorang
Rukun mandi
1. Niat
2. Menyiram air keseluruh tubuh secara merata
3. Membersihkan kotoran ag masih melekat
C.TAYAMMUM
A.Rukun Tayammum
1 - Niat
2 – Tasmiah (Membaca Basmalah)
3 – Menepuk Debu Tanah Yang Suci
4 – Menyapu Muka Kedua-dua Belah Tangan Hingga Ke Pergelangan dan siku
B.Syarat tayammum
1. Telah masuk waktu shalat
2. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak ditemukan
3. Berhalangan menggunakan air seperti sakit yang menyebabkan terkena air menyebabkan
tambah parah
4. Tidak ada air
5. Menggunakan tanah
1 – Semua perkara yang menyebabkan wudhu’ terbatal kerana tayammum ialah pengganti
wudhu’.
2 – Kewujudan air atau melihat air sebelum salat kecuali karna sakit.
3 – murtad.