Disusun Oleh :
Rusli
Siti Hajariyah
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Hadits Tarbawi yang berjudul
“Manajemen Dalam Perspektif”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bpk Ade Trial Ramadi Putra
S.Ud.,M.Ag.
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca
serta bagi penulis sendiri. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga makalah hadits
tarbawi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................
C.Tujuan ..............................................................................................
A.Kesimpulan ......................................................................................
B.Saran .................................................................................................
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian, karena pada
dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-
prinsip manajemen,baik langsung maupun tidak langsung, baik disadarai ataupun
tidak disadari. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita seperti mengatur diri kita
atau jadwal tugas-tugas kita, kita sudah melakukan yang namanya manajemen.
Nabi Adam dan Siti Hawa sebagai manusia pertama menghuni dunia dengan tekun
telah menata sejarah kehidupan manusia tahap demi tahap dengan tatanan yang
perspektif. Tatanan kehidupan manusia melalui tata cara yang selalu berkembang
sesuai dengan situasi dan kondisinya. Tatanan kehidupan yang tertata baik dan
terarah merupakan sendi-sendi manajemen yang tidak bisa terpisahkan dengan
kehidupan manusia.Tatanan kehidupan manusia dari berbagai bentuknya secara serta
merta tidak akan terlepas dengan yang namanya manajemen dari bentuk dan keadaan
yang multi dimensi. Tentunya manajemen menjadi keniscayaan bagi kehidupan
manusia untuk selalu di inovasi sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga
manajemen bisa memberi manfaat yang lebih baik. Disini penulis akan membahas
manajemen dalam agama islam dan perkembanganya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen yang paling sederhana adalah seni memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
1. Menurut John D Millet, manajemen ialah suatu proses pengarahan & pemberian
fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok
formal yang mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari beberapa definisi tersebut maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian, yaitu: a) Manajemen sebagai suatu proses,
b)Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
dan c) Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science).
Untuk mencapai tujuan manajemen tidak hanya terfokus kepada manusia sebagai
manajer dan anggota pelaksana lain sebagaimana definisi manajemen. Namun
disamping itu juga memerlukan sarana-sarana yang lain yang erat hubungannya
dengan pencapaian tujuan. Sehingga sarana-sarana manajemen menjadi kesatuan
yang tidak terpisahkan antara satu sarana dengan sarana lainnya.
1. Men (manusia) sebagai sumber daya utama yang mengatur dan menggerakkan
segala aktifitas.
2. Money (uang) merupakan sarana yang selalu mengiringi segala aktifitas seseorang.
4. Methods, (metode) sebagai sarana manajemen dalam upaya efesiensi dan tepat
guna dalam pencapaian tujuan.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran
Islam. Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan Imam
Thabrani (Jalaluddin Abd’ ar-Rahman, tt: 122); “Sesungguhnya Allah sangat
mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan
(tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (H.R Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya
yang transparan merupakan ama perbuatan yang dicintai Allah swt.. Sebenarnya,
manajemen dalam mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan
tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam (Hafiduddin & Hendri,
2003: 22).
Demikian pula dalam Hadis riwayat Imam Muslim dari Abi Ya’la (Yahya Ibn
Syarifuddin, Tt: Hadits ke 17), Rasulullah saw. bersabda: “Allah swt. Mewajibkan
kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu” (H.R Muslim)
Kata ihsan bermakna ‘melakukan sesuatu secara maksimal dan optimal’. Tidak boleh
seorang Muslim melakukan sesuatu tanpa perencanaan, tanpa adanya pemikiran, dan
tanpa adanya penelitian, kecuali sesuatu yang sifatnya emergency. Akan tetapi, pada
umumnya dari hal yang kecil hingga hal yang besar, harus dilakukan secara ihsan,
secara optimal, secara baik, benar dan tuntas (Hafiduddin & Hendri, 2003: 2).
Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik, terencana, dan
terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam
memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan
sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu-
raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin akhirnya
tidak bermanfaat.
Oleh karena itu, dalam Hadis riwayat Imam Tirmidzi dan Nasa’i, Rasulullah saw.
bersabda: “Tinggalkan oleh engkau perbuatan yang meragukan, menuju perbuatan
yang tidak meragukan” (H.R. Tirmidzi dan Nasa’i).
Inilah manajer yang baik yaitu manajer yang mampu menempatkan orang
pada posisi yang sesuai dengan kehlian dan bidangnya masing-masing. Penempatan
the right man in the right place merupakan hal yang sangat penting Hafiduddin,
Hendri Tanjung. 2003: 26).
2. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (planning)
Salah satu peran utama seorang manajer adalah membuat rencana untuk
memenuhi tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam tahap ini juga seorang manajer
mengalokasikan sumber daya karyawan dan mendelegasikan tanggung jawab, serta
menetapkan jadwal dan standar penyelesaian yang realistis. Perencanaan
mengharuskan mereka yang berada dalam peran manajemen untuk terus memeriksa
kemajuan tim dan mungkin membuat penyesuaian kecil jika diperlukan, sambil tetap
mempertahankan gambaran yang jelas tentang tujuan dan sasaran perusahaan yang
lebih besar.
Banyak dari fungsi perencanaan seseorang terdiri dari bekerja secara mandiri
untuk menentukan tanggung jawab apa yang harus diberikan kepada karyawan mana
dan menetapkan tingkat prioritas untuk tugas tertentu. Namun, jangan lupa
komunikasi juga memegang peranan penting. Misalnya, manajer berurusan dengan
perencanaan ketika mereka bertemu dengan pimpinan perusahaan untuk membahas
tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan ketika mereka mengkomunikasikan
proyek baru secara spesifik ke tim mereka untuk memastikan tujuan individu
terpenuhi tepat waktu.
2. Pengorganisasian (organizing)
seorang manajer dapat secara signifikan mengubah struktur dan peran internal tim
sebagai respons terhadap pertumbuhan perusahaan.
3. Pengarahan (leading)
Manajer harus merasa nyaman dan percaya diri dalam memimpin tugas harian
anggota tim. Kepemimpinan dan komunikasi yang kuat saat menetapkan tujuan.
Kepemimpinan dapat dilihat dalam berbagai cara, termasuk mengetahui saat
karyawan membutuhkan dorongan tambahan dan pujian untuk menangani konflik
antara anggota tim secara adil dan tegas. Seringkali, manajer dapat berfungsi sebagai
pemimpin bahkan dalam obrolan kecil dengan mencontohkan kualitas yang
mendukung, mendorong, dan memotivasi.
4. Pengendalian (controlling)
Manajemen memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan pencapaian tujuan. Para
ilmuan memiliki beragam pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen atau juga
disebut dengan unsur-unsur manajemen.
Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As Sunnah juga
Ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur.
Dalam pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam merupakan
contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji
dan amaliyah lainnya merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal.
Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang
baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah
menciptakan alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan
alam serta makhluk-makhluk lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika
Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-
unsur manajemen tersebut.
Contoh kecil realisasi manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah
berupa semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk yang
sangat solid dan berkomitmen menjalankan roda kehidupannya dengan menggunakan
manajemen, tentunya versi semut. Keteraturan dan komitmen semut dalam kinerjanya
sangat solid dan penuh kepatuhan.
Asal penemuan ilmu management itu bermula dari timbulnya berbagai macam
persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga berkembang menjadi sebuah
ilmu untuk mencapai berbagai macam tujuan.
1.Beriman.
2.Bertaqwa.
Menurut Nuruddin Keadilan dan Keseimbangan adalah suatu konsep yang luas
berkaitan hampir dengan seluruh aspek kehidupan sosial, politik terutama ekonomi.
Dalam Alqur’an kata adil disebut sebanyak tiga puluh satu kali. Belum lagi kata-kata
yang semakna seperti al-Qisth, al-Wazn (Seimbang) dan al-Wasth (Moderat).
4.Musyawarah.
Ada empat pilar etika manajemen bisnis dalam perspektif Islam seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu tauhid, adil, kehendak bebas, dan
tanggung jawab. Keempat pilar tesebut akan membentuk konsep etika manajemen
yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun
antara pimpinan dengan bawahan. Konsep membangun ekonomi Islam, harus
dilakukan sistem ekonomi yang berbasis pada masyarakat atau umat dengan melalui
sistem perbankan Islam atau ekonomi Islam yang dikembangkan di dalam
masyarakat.
Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat dikategorikan sebagai manajemen
Islami, yaitu:
PENUTUP
A.Kesimpulan
Fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif Islam tidak terlepas dari fungsi
manajemen secara umum. Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi
manajemen pendidikan perspektif Islam, dapat diuraikan fungsi manajemen
pendidikan perspektif Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin
dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu:
Perencanaan,pengorganisasian,pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
B.saran
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/216734007/Makalah-Manajemen-Dalam-Perpektif-Islam
https://www.jabarjawara.id/article/detail/4-fungsi-manajemen-yang-wajib-diketahui
https://pdfslide.tips/amp/documents/makalah-manajemen-dalam-perpektif-islam.html
https://hes.unida.gontor.ac.id/management-dalam-prespektif-islam/