Keluarga dalam
Pendidikan
Oleh Al Faqīr ilā Allāh Ta'ālā Thoriq Aziz
(Praktisi Studi Islam dan Arab)
Pendahuluan
Jika individu adalah blok bangunan dasar masyarakat, maka keluarga adalah sel hidup
dari keberadaannya, dan individu adalah bagian dari keluarga. Dalam proses
pembangunan anggota keluarga dibutuhkan karakteristik pertamanya, mencetak
kepribadian, dan anggota sangat dipengaruhi oleh pengasuhannya (orang tua, red).
“(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Keluarga yang terdiri dari dua orang tua dianggap sebagai lembaga sosial tertua untuk
pendidikan yang dikenal manusia, dan keluarga dalam masyarakat yang berbeda masih
merupakan sumber pendidikan dan pengetahuan bagi anak-anaknya. keluarga telah
meninggalkan sebagian dari apa yang biasa dilakukan, namun tetap menjadi institusi
pertama dalam kehidupan masyarakat modern juga dalam pendidikan.
Jika keluarga baik, individu baik, dan jika individu baik, keluarga juga baik, dan
masyarakat baik. Keluarga adalah salah satu dari mana individu menyerap kepercayaan,
moral, ide, adat istiadat dan tradisi.
Syariat Islam telah memerintahkan bahwa keluarga harus diatur oleh pendidikan agama
yang benar, menanamkan dalam jiwa keyakinan yang kuat dan sehat, dan mengangkat
mereka dalam suasana iman yang benar.
۞ َت َح ْمل ًا َخ ِفيفًاْ اها َح َملَ اح َد ٍة َو َج َع َل ِمن ْ َها َز ْو َج َها لِيَ ْسك َُن ِإل َيْ َها ۖ َفل ّ ََما َت َغ ّ َش ُه َو ال َّ ِذي َخلَقَك ُْم ِم ْن نَفْ ٍ َو
ِ س
َ الشا ِك ِر
ين َ ّ حا لَنَك ُون َ َّن ِم َن ً ِع َوا الل َّ َه َربّ َ ُه َما ل َ ِئ ْن آ َتيْتَنَا َصال ْ ت ِب ِه ۖ َفل ّ ََما أَثْقَل
َ َت َد ْ ف ََم ّ َر
"Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami
termasuk orang-orang yang bersyukur".
04
Memenuhi Perintah Rasulullah, Saw.,
untuk Melahirkan Anak yang Beriman dan
Saleh:
تحقيق أمر رسول الله (ص) بإنجاب النسل المؤمن الصالح
Dan hadits Nabi saw :
Artinya : dari said bin abi hilal bahwasanya nabi saw bersabda : “menikahlah
kamu sekalian maka kamu akan menjadi banyak keturunan karena
sesungguhnya aku akan membanggakan diriku dengan adanya kalian atas
umat terdahulu pada hari kiamat”
(HR. Abdur Rozaq)
Ini adalah bukti nyata bahwa rumah tangga Muslim harus mendidik anak-
anaknya dalam pendidikan yang mencapai tujuan Islam; Karena kebanggaan
adalah tentang kelimpahan keturunan yang baik.
05
Menjaga Naluri Alami Anak dari Salah
Langkah dan Penyimpangan:
"Tidak ada yang dilahirkan kecuali di atas fitrah, lalu kedua orang tuanya
menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi."
(H.R. Bukhari dan Muslim)
والموعظة ِ التربية
َ بالعبرة
Quran Surat Yunus Ayat 57
Metode ini mendidik jiwa manusia tentang keimanan dan akhlak, serta menjelaskan
kewajibannya melalui metode yang lembut. [Dr. Daoud Darwish Helles (2008),
Mempersiapkan Orang Benar dalam Perspektif Pendidikan Al-Qur'an, Gaza: Universitas
Islam - Konferensi Ilmiah Internasional Pertama, hal 497-498].
02
Pendidikan melalui Kisah dalam Al-Qur'an
"Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui.” [Surat Yusuf Ayat 3].
Ini adalah salah satu metode modifikasi perilaku yang paling menarik dan efektif,
terutama karena memiliki tujuan etis.
03
Pendidikan dengan Keteladanan
الح َسنة
َ التربية بالقُدوة
Al-Qur'an mendidik umat Islam untuk mengikuti dan mencontoh para nabi dan rasul. Jadi
Muslim akan membebaskan dari kemusyrikan, dan orang-orang musyrik, seperti yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Sabar, seperti yang dilakukan Nabi Daud, As. Beginilah
cara manusia berinteraks dengan para nabi yakni dengan meneladani mereka. Muslim
berkewajiban untuk menyeru kepada kebenaran, dan tidak mengikuti jalan setan.
َ اه ُم ا ْقـتَ ِد ْه ۗ ق ُْلل َا أ َ ْسأَلُك ُْم َعل َيْ ِه أ َ ْج ًرا ۖ ِإ ْن ُه َو ِإلَّا ِذك َْر ٰى ِلل َْعال َِم
ين َ أُول َٰ ِئ َك ال َّ ِذ
ُ ين َه َدى الل ّ َ ُه ۖ َفب ُِه َد
"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan
(Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat." [Surat
Al-An'am Ayat 90].
04
Pendidikan dengan Kabar Baik dan
Ancaman
التربية بالترغيب والترهيب
Al-Qur'an dengan cara ini membahas sejauh mana ia menilai jiwa manusia; Bagi seorang Muslim
semestinya untuk berjalan menuju keridhaan Allah SWT, memenangkan surgaNya, dan melepaskan diri
dari hukumanNya. Dan kedua hal ini berjalan beriringan; Di antara manusia ada yang hanya terpengaruh
oleh rasa takut, dan di antara mereka ada yang hanya terpengaruh oleh dorongan dan pahala, dan ini
terbukti dalam banyak ayat Al-Qur’an.
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar."
"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni
neraka."
05
Pendidikan Dilakukan Secara Bertahap
بالتدُرج
ُّّـ التربية
Al-Qur’an menggunakan metode ini dalam pendidikan Islam; Al-Qur'an diturunkan secara tertahap. Jadi Aal
Quran mulai dengan menyebutkan surga dan neraka, lalu apa yang boleh dan apa yang dilarang
َاسل َى ال ْ ِإ ْسل َا ِم ن َ َز َل ال َْحل َُال َوال َْح َرا ُم َول َْو ن َ َز َل أ َ َّو َل َش ْي ٍء
اب الن ّ ُ ِإ َ َيها ِذك ُْر ال َْجن ّ َِة َوالن ّ َِار َحتَّى ِإ َذا ث َ ِإن ّ ََما ن َ َز َل أ َ َّو َل َما ن َ َز َل ِمن ْ ُه ُس َور ٌة ِم ْن ال ُْم َف َّص ِل ِف
ح َّم ٍد َصلَّى الل َّ ُه َعل َيْ ِه َو َسل َّ َم َو ِإ ِن ّي ل ََج ِاري َ ٌة َ ل َا تَ ْش َربُوا ال َْخ ْم َر ل َ َقال ُوا ل َا ن َ َد ُع ال َْخ ْم َر أَبَ ًدا َول َْو ن َ َز َلل َا تَ ْزنُوا ل َ َقال ُوا ل َا ن َ َد ُع ال ِ ّزنَا أَبَ ًدا لَقَ ْد ن َ َز َل ِب َمك َّ َة َعل َى ُم
َت ُس َور ُة ال َْبقَ َر ِة َوال ِن ّ َسا ِء ِإلَّا َوأَنَا ِعن ْ َد ُه رواه البخاري ْ اع ُة أ َ ْد َهى َوأ َ َم ُّر َو َما ن َ َزلَ السَّ اع ُة َم ْو ِع ُد ُه ْم َو َ الس َّ ب بَ ْل ُ أَل َْع
“Sesungguhnya yang pertama kali turun darinya ialah satu surat dari al-Mufashshal (surat-surat pendek)
yang berisi penjelasan tentang surga dan neraka; sehingga apabila manusia telah mantap dalam Islam,
maka turunlah (ayat-ayat tentang) halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun (kepada mereka)
adalah “jangan minum khamr (minuman keras),” tentu mereka akan menjawab “kami tidak akan
meninggalkan khamr selama-lamanya”. Seandainya yang pertama turun adalah “jangan berzina,” tentu
mereka akan menjawab “kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya”. Sesungguhnya telah turun
firman Allah “sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan Kiamat itu lebih
dahsyat dan lebih pahit”–QS. Al-Qamar ayat 46–di Mekkah kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan pada waktu itu aku masih kecil yang senang bermain-main. Surat Al-Baqarah dan An-Nisâ`
barulah turun setelah aku menjadi istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari, no. 4993).
Hadis di atas adalah referensi untuk kebijaksanaan ilahi dalam urutan wahyu Al-Qur'an yang Mulia. Hal
ini untuk menentramkan jiwa manusia dengan hukum-hukum yang telah diturunkan kepadanya. Karena
jiwa dibangun dengan keengganan untuk meninggalkan yang sudah dikenal. [Khalid Hamid Al-Azmi
(2009), Fundamentals of Islamic Education (edisi ketiga), Medina: King Fahd National Library, hal 264-
266].
06
Pendidikan dengan Pelajaran dan
Peribahasa
وضرب األمثال ِ التربية
َ بالعبرة
Pelajaran mempengaruhi akal manusia, dan mengajak manusia untuk berpikir, dan itu adalah salah satu
metode Al-Qur'an yang agung.
اب
ِ َ األعن ِ ات الن ّ َِخ
ْ يل َو ِ ين * َو ِم ْن ث َ َم َر َّ ِخالِ ًصا َسا ِئ ًغا ل
َ لش ِار ِب َ َو ِإ َّن لَك ُْم ِفي األن ْ َعا ِم ل َِعبْ َر ًة ن ُ ْس ِقيك ُْم ِم َّما ِفي بُ ُطو ِن ِه ِم ْن بَيْ ِن ف َْر ٍث َو َد ٍم ل َبَنًا
َ ُون ِمن ْ ُه َسك ًَرا َو ِر ْزقًا َح َسـنًا ِإ َّن ِفي َذ ِل َكآليَ ًة لِقَ ْو ٍم ي َ ْع ِقل
ُون َ تَتّ َِخذ
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kalian. Kami
memberi kalian minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi
dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang hendak meminumnya. Dan dari buah kurma dan
anggur, kalian buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memikirkan."
Makanan yang masuk ke perut mereka pergi ke tempatnya setelah diserap di perut tanpa bercampur
dengan apa pun, atau berubah, kemudian menjadi darah yang mengalir di pembuluh darah, susu
mengalir ke ambing, kotoran mengalir ke pintu keluar, dan urin mengalir ke kandung kemih, dan
seterusnya hingga akhirnya keluar susu murni yang tidak tercampur dengan yang lain. Contoh-contoh
ini diberikan dalam Al-Qur'an agar diambil hikmahnya, dan kaum muslimin merenungkannya.
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun,
walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah
(pulalah) yang disembah."
Kesimpulan
Keberadaan keluarga adalah perpanjangan hidup manusia, dan rahasia kelangsungan hidup
manusia. Setiap orang secara naluriah cenderung memiliki rumah, istri, dan keturunan.
Karena keluarga adalah blok bangunan pertama masyarakat, karena merupakan asosiasi
tingkat tinggi dengan tujuan tertentu. Maka keluarga itu dipelihara oleh agama-agama pada
umumnya, dan Islam lebih memberikan pertahian yang besar soal keluarga.
ُوما
ً َان َظل
َ ان ۖ ِإن ّ َُه ك ْ َال فَأَبَيْ َن أ َ ْني
ُ ح ِملْن َ َها َوأ َ ْش َف ْق َن ِمن ْ َها َو َح َمل ََها ال ْ ِإن ْ َس ِ َات َوال ْأ َ ْر ِضَوال ْجِ ب
ِ الس َم َاو َ ِإن َّا َع َر ْضنَا ال ْأ َ َمان َ َة
َّ عل َى
َج ُهول ًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh."
Amanah atau kepercayaan ini adalah Amanah orang tua terhadap anak, maka wali wajib
memerintahkan keluarga dan anak-anaknya untuk salat, dan menjaga mereka dari hal-hal
yang diharamkan, hiburan dan permainan yang melalaikan, karena keluarga amanah dan
harus dipertanggungjawabkan.
Isu mengasuh keluarga merupakan salah satu isu global yang semakin ramai
diperbincangkan, apalagi di zaman sekarang ini. Isu ini di tingkat negara-negara, badan-
badan dan organisasi-organisasi internasional diangkat, karena masing-masing berusaha
menemukan karakter dari dirinya sendiri, termasuk meneriakkan slogan-slogan kebebasan
dan kesetaraan. Klaim untuk meninggalkan keluarga tradisional dan mengembangkan
strukturnya, atau klaim untuk membebaskan keluarga kontemporer dari pembatasan dan
menggantinya dengan hubungan abnormal yang terlarang.
Penulis menekankan kembali pentingnya peran keluarga dalam mengasuh anak adalah demi hal-hal
yang harus menyatukan upaya para ayah dan ibu, ulama, da'i, pendidik, dan profesional media.
Untuk memelihara bangunan keluarga yang saleh dalam masyarakat, sebagai amanah di hadapan
Allah Tuhan Yang Maha Tinggi, kita bertanggung jawab untuk itu.