Artinya:
Penafsiran:
“Kami utus mereka dengan membawa hujah-hujah yang jelas yakni kitab-
kitab suci. Yakni Al-Qur’an yang didalamnya dibedakan antara halal dan
1
haram, tentang tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran dari
padanya”.
ِ
يد ا َ ِيد ا َع لَ ْي ِه ْم ِم ْن َأ ْن ُف ِس ِه ْم ۖ" َو ج ْئ نَ ا ب
ً ك َش ِه ً ُأم ٍة َش ِه
َّ ث يِف ُك ِّل
ُ َو َي ْو َم َن ْب َع
Artinya:
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu
dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri”.
Penafsiran:
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
ِ ِ
ْ لََّق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُسول اللَّه
ُأس َوةٌ َح َسنَة لِّ َمن َكا َن َي ْر ُجو اللَّهَ َوالَْي ْو َم
Artinya:
“Sesungguhnya sudah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan kehadiran hari kiamat dan
Penafsiran:
Jadi yang mampu meniru keteladanan Nabi itu ialah orang yang
mengharap keridlaan Allah, hari kiamat, dan yang sadar akan keagungan
Allah.3 persyaratan tersebut mempunyai fasilitas penunjang, yaitu shalat.
Tanpa shalat, orang tidak akan mampu meneladani Rasulullah. Jadi shalat
di sini amat penting sebab menentukan sukses dan tidaknya.
Artinya:
Penafsiran:
Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, artinya dengan cara yang bisa
diterima orang lain dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Kemudian “wa al-mau’idalotul hasanah”, tutur kata yang baik, “wa
jadilhum bi allati hiya ahsan”, artinya berdiskusilah dengan mereka
dengan baik, rasional, dan sebagainya, Maksudnya Allah Swt.
memerintahkan kepada Rasul-Nya—Nabi Muhammad Saw. agar menyeru
manusia untuk menyembah Allah dengan cara yang bijaksana.
Penafsiran:
a. Ayat ke 24-25
b. Ayat ke 26
Adapun kufur dan syirik, seperti kalimat yang buruk dan tak
berdasar yang keluar dari mulut yang kotor, rentan dan tidak abadi.
Keyakinan dan kalimat ini, seperti semak belukar yang tidak berbuah dan
tidak berakar. Atau seperti parasit yang menghambat tumbuhnya tanaman.
c. Ayat ke 27
1. https://tafsirq.com/16-an-nahl/ayat-44
2https://alquranmulia.wordpress.com/2015/09/18/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-nahl-
ayat-89/
3http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/843-tafsir-al-quran-surat-al-
maidah-ayat-15-17
4http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-nahl-ayat-125.html
5http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/1656-tafsir-al-quran-surat-
ibrahim-ayat-23-27-