Anda di halaman 1dari 10

PERAN PEMUDA

DEFINISI DAKWAH

Kata da’wah secara bahasa‫ ) )ل غ ة‬berasal dari bahasa Arab‫ دعوة‬- ‫ ) )دعا – ي دعو‬yang memiliki
banyak makna, diantaranya adalah:
1. Bermakna an-nida’, yaitu panggilan.
2. Bermakna mengajak kepada sesuatu, atau mendorong orang lain untuk melakukan
apa yang kita anjurkan.
3. Bermakna mengajak pada suatu hal agar diyakini dan di dukung.
4. Bermakna munajat atau do’a.

Dakwah secara bahasa ini mengandung makna ajakan pada kebaikan yang akan
menyelamatkan dan ajakan pada keburukan yang akan menyebabkan kecelakaan dan
kehinaan. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah [2]: 221)
FIRMAN ALLAH SWT

ْ ُ‫ين َحتَّى يُْؤ ِمن‬


‫وا َولَ َع ْب ٌد‬ َ ‫ُوا ْال ُم ِش ِر ِك‬ ْ ‫ت َحتَّى يُْؤ ِم َّن َوَأل َمةٌ ُّمْؤ ِمنَةٌ َخ ْي ٌر ِّمن ُّم ْش ِر َك ٍة َولَ ْو َأ ْع َجبَ ْت ُك ْم َوالَ تُن ِكح‬ ِ ‫ُوا ْال ُم ْش ِر َكا‬
ْ ‫َوالَ تَن ِكح‬
‫اس لَ َعلَّهُ ْم‬ِ َّ‫ار َوهّللا ُ يَ ْد ُع َو ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغفِ َر ِة بِِإ ْذنِ ِه َويُبَي ُِّن آيَاتِ ِه لِلن‬
ِ َّ‫ون ِإلَى الن‬
َ ‫ك يَ ْد ُع‬َ ‫ُّمْؤ ِم ٌن َخ ْي ٌر ِّمن ُّم ْش ِر ٍك َولَ ْو َأ ْع َجبَ ُك ْم ُأ ْولَـِئ‬
٢٢١ :‫ ﴿البقرة‬.‫ُون‬ َ ‫﴾يَتَ َذ َّكر‬.“

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.


Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik
dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 221)
HADIST NABI SAW

‫ُأ‬
‫ُور َم ْن‬ِ ‫ان لَهُ ِم َن اَأْلجْ ِر ِم ْث ُل ج‬ َ ‫ َم ْن َد َعا ِإلَى هُ ًدى َك‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُو َل هللا‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ِ‫ان َعلَ ْي ِه ِم َن اِإْل ْث ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذل‬
‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم‬ َ ‫ضاَل لَ ٍة َك‬
َ ‫ُور ِه ْم َش ْيًئا َو َم ْن َد َعا ِإلَى‬ ‫تَبِ َعهُ اَل يَ ْنقُصُ َذلِ َ ُأ‬
ِ ‫ك ِم ْن ج‬
}‫ {رواه مسلم وأحمد وأبو داود والترمذي والدارمي‬.‫ َش ْيًئا‬.“

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:


"Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka bagi dirinya pahala sebagaimana pahala
orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka, dan
barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka atas dirinya dosa sebagaimana dosa orang-
orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)
CARA-CARA DAKWAH

Perdagangan
Mengutip dari buku Arkeologi Islam Nusantara karya Tjandrasasmita, pembawa agama
Islam pada masa-masa permulaan adalah golongan pedagang. Ini terjadi sekitar abad
7-16 M. Saat itu kepulauan Nusantara merupakan kawasan perdagangan internasional
yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai bangsa, termasuk Arab, Persia, dan
Gujarat. Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang muslim sebagai
media dakwah.
Kesenian
Para penyebar agama Islam memanfaatkan kebudayaan yang telah ada sebagai media
untuk berdakwah. Strategi dakwah melalui kesenian ini di antaranya dilakukan oleh
Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang,
gamelan, serta seni suara suluk untuk mengajarkan nilai-nilai Islam.
CARA-CARA DAKWAH

Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan awalnya terjadi di lingkungan keluarga,
kemudian berkembang di surau, masjid, pesantren, dan akhirnya masuk di rumah
para bangsawan. Pesantren memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam.
Para ahli agama mendidik santri tentang Islam. Setelah selesai menuntut ilmu para
santri diharapkan dapat pulang ke kampung halaman untuk melanjutkan dakwah.
PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH

Moral dan spiritual


Kekuatan moral dan spiritual menjadi modal utama dan pertama dalam setiap
pergerakan. Mungkin saja landasan moral dan spiritual sebuah pergerakan salah
atau bathil, tetapi pasti punya semangat. Apalagi kita yang mempunyai landasan
moral dan spiritual yang benar, bersumber dari petunjuk Allah Ta’ala. Kekuatan moral
dan spiritual yang benar akan menghasilkan azam dan iradah qawiyah.
Intelektual
Modal kedua ialah kemampuan intelektual. Allah sangat merangsang manusia
melalui ayat-ayat Al Qur’an yang menyatakan: ‘afala ta’qilun, ‘afala yatafakkarun, dan
lain-lain. Menurut penelitian, otak manusia yang terpakai hanya 5% dari volume otak
yang sebenarnya.
PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH

Ideologi atau idealisme


Modal ketiga adalah ideologi atau idealisme yang dengannya kita mempunya visi dan
misi perjuangan yang jelas. Ini juga merupakan karunia Allah kepada kita berupa
pemikiran yang paripurna, bisa memiliki pandangan jauh ke depan, walaupun pada
masa-masa sulit. Kita selalu menjadi barisan pelopor dan perintis dalam kejelasan
ideologi.
Manhaj atau metodologi
Allah tidak hanya memberikan perintah saja, melainkan juga konsepsi dan landasan
operasional. Shalat dan haji memang diperintahkan oleh Allah, tetapi dalam
pelaksanaannya Allah mencontohkan melalui tindakan Rasulullah. Dalam berjuang
dan berjihad pun harus mengikuti Rasul, tidak membeo, tapi memahami dan
mengerti maksudnya.
PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH

Kefitrahan
Dinul Islam itulah modal besar, karena sesuai dengan fitrah manusia, tidak
berbenturan dengan kultur manusia, binatang, dan ekosistem. Bahkan, Allah
menegaskan bahwa semua makhluk itu adalah junud (tentara) Allah. Artinya, kita harus
yakin bahwa pergerakan yang bertentangan dengan fitrah manusia adalah
bertentangan dengan kehendak Allah, karena semuanya bergerak dalam nuansa dan
irama yang sama.
Institusional
Kerja kita adalah kerja jama’ah yang banyak orang tidak melakukannya. Kita
memperoleh banyak dukungan dari proses jama’i ini, seperti thawashau bil
haq dan thawashau bis shobri. Itu hanya bisa dilakukan dengan jamaah, karena saling
mengingatkan itu diperlukan dalam gerakan agar tidak tergelincir. Ba’duhum awliya’u
ba’din. Kritik dan peringatan itu perlu.
PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH

Material
Modal ketujuh bersifat material. Sebenarnya Allah telah banyak memberikan modal
material kepada kita berupa alam semesta beserta segala isinya, tetapi mungkin kita
belum bisa mendayagunakannya. Bahkan, dalam al Qur’an surat al Hajj ayat 31, Allah
berfirman: “Telah Aku datangkan segala apa yang kamu butuhkan, wa in ta’uddu
ni’matallah laa tuhsuha”. Karena kezaliman dan ketidakproporsionalan sikap kita,
sehingga tidak memiliki daya inovatif dan kreatif untuk memanfaatkannya.

Anda mungkin juga menyukai