Anda di halaman 1dari 8

‫‪Bentuk Syirik Era Modern‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5893-bentuk-syirik-era-modern.html‬‬

‫‪September 2, 2021‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫اﻟﻤﺘﻔﺮد ﺑﺘﺼﺮﯾﻒ اﻷﺣﻮال‪ ،‬اﻟﻤﺘﻌﺎﻟﻲ ﻋﻦ اﻷﺷﺒﺎه واﻷﻣﺜﺎل‪ ،‬اﻟﻤﻮﺻﻮف‬


‫ﱢ‬ ‫اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﻤﻨﻔﺮد ﺑﻜﻤﺎل اﻟﺠﻤﺎل‪،‬‬

‫ﺑﺼﻔﺎت اﻟﻌﻈﻤﺔ واﻟﺠﻼل‪ ،‬اﻷﺣﺪ اﻟﺼﻤﺪ اﻟﻜﺒﯿﺮ اﻟﻤﺘﻌﺎل‪ ،‬ﻟﻪ اﻷﺳﻤﺎء اﻟﺤﺴﻨﻰ‪ ،‬واﻟﺼﻔﺎت اﻟﻌﻼ‪ ،‬واﻟﻤﺠﺪ‬

‫‪.‬واﻟﻜﻤﺎل‬

‫واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪه ورﺳﻮﻟﻪ‪ ،‬وﺻﻔﻮﺗﻪ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ‪ ،‬وأﻣﯿﻨﻪ ﻋﻠﻰ وﺣﯿﻪ‪ ،‬وأﻧﺼﺤﻬﻢ ﻷﻣّﺘﻪ‪ ،‬ﺑﻌﺜ ُﻪ اﷲ‬

‫ِﻦ إِﻟَ ٍﻪ َﻏﯿ ُ‬


‫ْﺮهُ﴾‪ ،‬ﻓﺼﺪع ﺑﺄﻣﺮه‪،‬‬ ‫اﻋﺒُ ُﺪوا ﱠ‬
‫اﷲَ َﻣﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣ ْ‬ ‫وﻣﻦ دوﻧﻪ ﻣﻦ اﻷﻧﺒﯿﺎء واﻟﻤﺮﺳﻠﯿﻦ ﺑﻘﻮﻟﻬﻢ‪﴿ :‬ﯾَﺎ َﻗ ْﻮ ِم ْ‬
‫ﺑﺸﺮ ﺳﻮاه‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫ﺻﻞ وﺳﻠﻢ وﺑﺎرك ﻋﻠﯿﻪ وﻋﻠﻰ آﻟﻪ وأﺗﺒﺎﻋﻪ‬ ‫‪.‬وﺗﺤﻤﱠﻞ ﻓﻲ ﻣﺮﺿﺎﺗﻪ ﻣﺎ ﻟﻢ ﯾﺘﺤﻤﻠﻪ ٌ‬

‫ِﺴﺎ ًء﴿‬ ‫اﺣ َﺪ ٍة َو َﺧﻠَ َﻖ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َز ْو َﺟ َﻬﺎ َوﺑَ ﱠﺚ ِﻣ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ ِر َﺟ ًﺎﻻ َﻛﺜ ً‬
‫ِﯿﺮا َوﻧ َ‬ ‫ﱠﻜ ْﻢ اﻟﱠﺬِي َﺧﻠَ َﻘ ُﻜ ْﻢ ﻣ ْ‬
‫ِﻦ ﻧَ ْﻔ ٍ‬
‫ﺲ َو ِ‬ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻨﱠ ُ‬
‫ﺎس اﺗﱠ ُﻘﻮا َرﺑ ُ‬

‫ﺎن َﻋﻠَﯿ ُ‬ ‫اﻷ ْر َﺣﺎ َم إ ﱠن ﱠ‬


‫ﻮن ﺑ ِﻪ َو َ‬‫ُ‬ ‫ﱠ ﱠ‬
‫ْﻜ ْﻢ َرﻗِﯿﺒًﺎ﴾ ]اﻟﻨﺴﺎء‪1 :‬‬ ‫اﷲَ َﻛ َ‬ ‫ِ‬ ‫‪َ ].‬واﺗﱠ ُﻘﻮا اﷲَ اﻟﺬِي ﺗَ َﺴﺎ َءﻟ َ ِ‬

‫‪:‬أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬

‫‪1/8‬‬
Kaum muslimin rahimakumullah,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena hanya orang yang bertakwalah yang akan
beruntung di dunia dan akhirat.

Ibadallah,

Sesungguhnya allah menciptakan kita untuk tujuan yang sangat agung dan hikmah yang
dalam. Yaitu mengesakan-Nya saja dalam beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ﻧﺲ إ ﱠ‬ ْ َْ
ِ ‫ﻻ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُ ُﺪ‬
‫ون‬ ِ ‫َو َﻣﺎ َﺧﻠﻘ ُﺖ اﻟ ِﺠ ﱠﻦ َو‬
ِ َ ‫اﻹ‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” [Quran Adz-Dzariyat: 56]

Maksudnya adalah menauhidkannya. Tauhid adalah ibadah yang paling dicintai Allah.
tidak ada ibadah yang lebih agung melebihi tauhid. Oleh karena itu, kalimat perintah yang
ada di dalam Alquran adalah tentang tauhid. Yaitu firman-Nya,

ُ ‫ٱﻋﺒُ ُﺪوا َرﺑ‬


‫ﱠﻜ ُﻢ‬ ُ ‫ﯾَﺄَﯾﱡ َﻬﺎ ٱﻟﻨﱠ‬
ْ ‫ﺎس‬

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu…” [Quran Al-Baqarah: 21]

Sebelumnya tidak ada kalimat dalam bentuk perintah. Inilah kalimat perintah pertama
yang ada di dalam Alquran. Kemudian ada juga kalimat larangan pertama dalam Alquran.
Yaitu ayat setelahnya.

َ ‫َﻓﻼ ﺗَ ْﺠ َﻌﻠُﻮا ِﱠﷲِ أَﻧﺪَا ًدا َوأَ ْﻧﺘُ ْﻢ ﺗَ ْﻌﻠَﻤ‬


‫ُﻮن‬

“Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.” [Quran Al-Baqarah: 22]

Ada dua surat dalam Alquran yang sering digabungkan pembacaannya. Keduanya surat
yang berisi tentang tauhid. Tauhid dalam bentuk amalan. Dan tauhid dalam bentuk
keyakinan. Yaitu surat Al-Kafirun dan surat Al-Ikhlas. Kedua surat ini sering digabungkan
pembacaannya. Seperti saat shalat qabliyah subuh dan ba’diyah maghrib. Bahkan Nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekah 13 tahun, tidak ada
syariat selain dari tauhid. Kemudian baru syariat-syariat yang lain seiring dengan dakwah
tauhid.

Ibadallah,

2/8
Seorang hamba yang meninggalkan perintah seperti kewajiban berpuasa dan zakat. Atau
melakukan yang diharamkan seperti riba dan zina, mereka berada dalam bahaya besar.
Namun dosa-dosa ini ada peluang diampuni Allah seandainya pelakunya wafat belum
sempat bertaubat. Namun saat seseorang tidak bertauhid dan jatuh pada kesyirikan,
mereka wafat belum sempat bertaubat, tidak akan Allah ampuni. Seperti seseorang
menyembelih untuk selain Allah, dll. allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ون َذﻟ‬
‫ِﻚ ﻟِ َﻤ ْﻦ ﯾَ َﺸﺎ ُء‬ ْ ‫ِﺮ أَ ْن ﯾ‬
ُ ‫ُﺸ َﺮ َك ﺑِ ِﻪ َوﯾَ ْﻐﻔ‬
َ ‫ِﺮ َﻣﺎ ُد‬ ‫إ ﱠن ﱠ‬
ُ ‫اﷲَ ﻻ ﯾَ ْﻐﻔ‬ ِ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [Quran An-Nisa: 48]

Dan juga firman-Nya,

‫ﺎر‬ َ َ‫ِﻦ أ‬
ٍ ‫ﻧﺼ‬ ْ ‫ِﯿﻦ ﻣ‬
َ ‫ِﻠﻈﺎﻟِﻤ‬ ُ ‫ﺎﷲِ َﻓ َﻘ ْﺪ َﺣ ﱠﺮ َم اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ْاﻟ َﺠﻨﱠ َﺔ َو َﻣ ْﺄ َوا ُه اﻟﻨﱠ‬
‫ﺎر َو َﻣﺎ ﻟ ﱠ‬ ‫ُﺸﺮ ْك ﺑ ﱠ‬
ِ ِ ْ ‫إِﻧﱠ ُﻪ َﻣ ْﻦ ﯾ‬

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun.” [Quran Al-Maidah: 72].

Ini menunjukkan betapa pentingnya tauhid dan bahayanya syirik besar maupun kecil.
Oleh karena itu, pantas sekali kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari tauhid dan
mewaspadai syirik. Waspadailah tipu daya setan. Dia membuat kita merasa santai dan
aman dari syirik. Dia bisikkan kalau kit aini sudah bertauhid dan anak keturunan umat
Islam yang sudah bertauhid. Padahal Kekasih Allah, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, saja
tidak merasa aman dari syirik. Allah Ta’ala berfirman menceritakan doa Nabi Ibraihm
‘alaihissalam,

‫ﺻﻨَﺎ َم‬ َ ‫ِﻲ أَ ْن ﻧَ ْﻌﺒُ َﺪ‬


ْ ‫اﻷ‬ ‫اﺟﻨُ ْﺒﻨِﻲ َوﺑَﻨ ﱠ‬
ْ ‫َو‬

“Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”


[Quran Ibrahim: 35]

Diriwayatkan oleh Ibnu Jari dari Ibraihm at-Taimi, ia mengatakan, “Kalau Nabi Ibrahim
saja tidak merasa aman, siapa kiranya orang yang di bawah beliau kedudukannya tapi
merasa aman”?

Allah Ta’ala juga berfirman tentang Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ِﺮ ﻟ َِﺬ ْﻧﺒِ َﻚ‬ ْ ‫ﻻ اﷲﱠُ َو‬


ْ ‫اﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ‫ﺎﻋﻠَ ْﻢ أَﻧﱠ ُﻪ ﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠ‬
ِ ِ ْ ‫َﻓ‬

3/8
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu…” [Quran Muhammad: 19]

Siapa kita ini dibanding dua kekasih Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad? Oleh
karena itu, kita wajib bertawak dan terus mendidik diri kita, anak-anak kita, istri kita, dan
orang-orang yang kita cintai, agar berhati-hati dari kesyirikan. Memotivasi mereka untuk
senantiasa mempelajarinya. Menyebarkan pemahaman tentang tauhid yang benar.

‫ أَُﻗ ْﻮ ُل َﻣﺎ‬،‫اﻟﺤ ِﻜﯿ ِْﻢ‬ ‫ﺎت َو ﱢ‬


َ ‫اﻟﺬ ْﻛ ِﺮ‬ ُ ‫ َوﻧَ َﻔ َﻌﻨِﻲ َوإﯾ‬،‫آن اﻟ َﻌ ِﻈﯿْﻢ‬
َ ‫ﱠﺎﻛ ْﻢ ﺑِ َﻤﺎ ِﻓ ْﯿ ِﻪ ﻣ‬
ِ َ‫ِﻦ اﻵﯾ‬ ِ ِ ِ ‫اﻟﻘ ْﺮ‬ ْ ‫ﺎر َك اﷲُ ﻟ‬
ُ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ‬ َ َ‫ﺑ‬
‫ِﺮ ْوهُ؛ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬ ْ ‫ َﻓ‬،‫ِﻦ ُﻛ ﱠﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ِﺮ اﻟﻤ‬ َ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ‬
ِ ‫ِﺴﺎﺋ‬ ُ ‫ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬،‫ُﻮ َن‬
ْ ‫ِﺮ اﷲَ اﻟ َﻌ ِﻈ ْﯿ َﻢ ﻟ‬ ْ ‫ﺗَ ْﺴ َﻤﻌ‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬.
َ

Khutbah Kedua:

‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن‬،ُ‫ َو َﻻ َر ﱠب ﻟَﻨَﺎ ِﺳ َﻮاه‬،‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ‬


َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬،‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َﺣ ْﻤ ًﺪا َﻻ ُﻣ ْﻨﺘَ َﻬﻰ ﻟَ ُﻪ‬
ِ ِ ِ
‫اﻫﺘَﺪَى ﺑِ ُﻬﺪَا ُه‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو‬
ْ ‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﻣ ِﻦ‬ َ ،ُ‫ُﺠﺘَﺒَﺎه‬ َ ‫ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ َو‬
ْ ‫ﺻ ِﻔﯿﱡ ُﻪ َوﻣ‬ َ ‫ﺳﯿﱢ َﺪﻧَﺎ َوﻧَﺒِﯿﱠﻨَﺎ ﻣ‬.
َ

‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ‬:

‫اﻟﺴ ﱢﺮ َواﻟﻨﱠ ْﺠ َﻮى‬ ْ ‫ َو َرا ِﻗﺒ‬،‫ َﻓﺎﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ َﺣ ﱠﻖ اﻟﺘَ ْﻘ َﻮى‬.
ِ ‫ُﻮ ُه ﻓِﻲ‬

Ibadallah,

Tersebar di tengah masyarakat kita perkara-perkara yang bertentangan dengan tauhid.


Hal itu bisa dalam bentuk syirik besar atau syirik kecil. Di antara bentuk kesyirikan
tersebut adalah:

Pertama: Menyembelih untuk selain Allah, berdoa dan meminta pertolongan kepada
selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫ِﻚ أُﻣ‬
‫ِﺮ ُت َوأَﻧَﺎ أَ ﱠو ُل‬ َ ‫ﯾﻚ ﻟَ ُﻪ َوﺑِ َﺬﻟ‬ َ ‫ﺻﻼﺗِﻲ َوﻧُ ُﺴﻜِﻲ َو َﻣ ْﺤﯿَﺎي َو َﻣ َﻤﺎﺗِﻲ ِﱠﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَﻤ‬
َ ‫( ﻻ َﺷﺮ‬162) ‫ِﯿﻦ‬
ِ َ ‫ُﻗ ْﻞ إِ ﱠن‬
ْ ‫ْاﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴﻠِﻤ‬
‫ِﯿﻦ‬

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri

4/8
(kepada Allah)”. [Quran Al-An’am: 162-163]

Kedua: Sihir dan jampi-jampi.

Di antara bentuk sihir di sini adalah pelet. Membuat orang lain jatuh cinta pada orang
yang tidak disenangi. Atau membuat orang benci pada yang dia cintai sehingga terjadi
perceraian. Ini adalah kekufuran. Allah Ta’ala berfirman,

‫اﻟﺴ ْﺤ َﺮ‬
‫ﺎس ﱢ‬ َ ‫ﯿﻦ َﻛ َﻔ ُﺮوا ﯾُ َﻌﻠﱢﻤ‬
َ ‫ُﻮن اﻟﻨﱠ‬ َ ‫ﺎﻃ‬ ‫ِﻦ ﱠ‬
ِ َ‫اﻟﺸﯿ‬ ‫ﺎن َوﻟَﻜ ﱠ‬
ُ ‫َو َﻣﺎ َﻛ َﻔ َﺮ ُﺳﻠَ ْﯿ َﻤ‬

“…padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia…” [Quran Al-
Baqarah: 102].

Ketiga: Menggantung jimat, penglaris, pelindung, dll.

Terkadang digantung di pintu rumah atau toko sesuatu yang berisi rajah-rajah. Atau
dipajang patung singa atau kucing dengan keyakinan hal itu dapat memanggil pelanggan.
Padahal ini semua tidak bermanfaat sama sekali. tentang rezeki, semua di tangan Allah
Ta’ala. Itu adalah perkara gaib yang tidak diketauhi kecuali oleh Allah.

‫ﻻ ﱠ‬‫ْﺐ إ ﱠ‬ َ ‫ات َو‬


ْ ِ ‫اﻷ ْر‬ ‫ُﻗ ْﻞ ﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣ ْﻦ ﻓِﻲ ﱠ‬
‫اﷲ‬ ِ َ ‫ض اﻟ َﻐﯿ‬ ِ ‫اﻟﺴ َﻤ َﻮ‬

“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib, kecuali Allah”. [Quran An-Naml: 65]

Bahkan karena takut rezeki sempit atau tertimpa musibah, saat mencari jodoh seseorang
mencocokkan dengan zodiak, tanggal lahir, dll. Saat pernikahan ada keyakinan hari baik
dan hari sial, dll. ini semua adalah bentuk kesyirikan.

Keempat: mengalungkan jimat. Biasanya jimat dikalungkan pada wanita hamil atau bayi
dengan tujuan supaya terhindar dari iri dan dengki atau musibah lainnya. Ini juga
merupakan kesyirikan. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Uqbah bin Amir radhiallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َﻣ ْﻦ ﺗَ َﻌﻠﱠ َﻖ ﺗَ ِﻤ ْﯿ َﻤ ًﺔ َﻓ َﻘ ْﺪ أَ ْﺷ َﺮ َك‬

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah maka ia telah melakukan kesyirikan”.

Menggantung jimat ini banyak sekali dilakukan masyarakat. Seperti menggantungnya di


mobil, di rumah, atau dipakai sebagai gelang. Dengan keyakinan semua itu akan
mendatangkan kebaikan dan menolak bahaya. Ini semua adalah bentuk kesyirikan.

5/8
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dan jauhilah perbuatan syirik. Sembahlah Allah saja dan
jangan sekutukan dia dengan sesuatu apapun.

ٌ ‫ْﺮ َﻓ ُﻬ َﻮ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﻗﺪ‬


‫ِﯾﺮ‬ ‫ﱠ‬
ٍ ‫ﻒ ﻟَ ُﻪ إِﻻ ُﻫ َﻮ َوإِ ْن ﯾَ ْﻤ َﺴ ْﺴ َﻚ ﺑِ َﺨﯿ‬ ُ ِ‫َوإِ ْن ﯾَ ْﻤ َﺴ ْﺴ َﻚ اﷲﱠُ ﺑ‬
ِ ‫ﻀ ﱟﺮ َﻓ َﻼ َﻛ‬
َ ‫ﺎﺷ‬

“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” [Quran Al-An’am: 17]

Kelima: Bersumpah atas nama selain Allah. Seperti bersumpah demi ayah ibuku, demi
Rasulullah, dll. Ini adalah bentuk sumpah yang terlarang. Diriwayatkan oleh Imam al-
Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendengar seseorang yang bersumpah dengan demi ayahku. Lalu beliau
bersabda,

ْ َ‫ أَ ْو ﻟِﯿ‬,ِ‫ِﻒ ﺑِﺎَ ﱠﷲ‬


ْ ‫ﺼﻤ‬
‫ُﺖ‬ ْ ‫ﺎن َﺣﺎﻟِﻔﺎً َﻓ ْﻠﯿَ ْﺤﻠ‬
َ ‫َﻓ َﻤ ْﻦ َﻛ‬

“Barangsiapa bersumpah, hendaknya bersumpah dengan nama Allah atau diam.”

Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اﷲِ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻛ َﻔ َﺮ أَ ْو أَ ْﺷ َﺮ َك‬
‫ﻒ ﺑ َﻐﯿْﺮ ﱠ‬َ
ِ ِ َ ‫َﻣ ْﻦ َﺣﻠ‬

“Siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, ia telah melakukan kekufuran atau
kesyirikan.”

Keenam: Berobat dengan menggunakakan batu-batu tertentu atau tenaga dalam. Ini juga
merupakan bentuk kesyrikan.

‫ ﴿إ ﱠن ﱠ‬:‫ﺎل‬
‫اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ‬ َ ‫ َﻓ َﻘ ْﺪ أ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ‬،‫ﺻﻠﱡ ْﻮا – ِﻋﺒَﺎ َد اﷲِ – َﻋﻠَﻰ َر ُﺳ ْﻮ ِل اﻟ ُﻬﺪَى‬
َ ‫ َﻓ َﻘ‬،ِ‫ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِﻪ‬ َ ‫أَ َﻻ َو‬
ِ
56 :‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ﴾ ]اﻷﺣﺰاب‬ َ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا‬ َ ‫ُﺼﻠﱡ‬
َ ‫]ﯾ‬.

،‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬


ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﯿ‬
َ ‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬
ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫ َﻛ َﻤﺎ‬،ِ‫اﺟ ِﻪ َو ُذ ﱢرﯾَﺘِﻪ‬ َ
ِ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َوأ ْز َو‬ َ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
َ ‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ َ َ‫ َﻛ َﻤﺎ ﺑ‬،ِ‫اﺟ ِﻪ َو ُذ ﱢرﯾَﺘِﻪ‬
َ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬
ِ ‫ْﺮ‬ َ َ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َوأ ْز َو‬ ِ َ‫ َوﺑ‬.

6/8
‫ِل ُ‬
‫اﻟﻜ ْﻔ َﺮ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬وأَذ ﱠ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬ ‫ﱠ َ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬
‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬
‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬
‫ِﺮ ﺑِ َﻼ ِد اﻟﻤ ْ‬ ‫اﺟ َﻌ ِﻞ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻫ َﺬا اﻟﺒَﻠَ َﺪ آ ِﻣﻨًﺎ ﻣ ْ‬
‫ُﻄ َﻤﺌِﻨ‪‬ﺎ َو َﺳﺎﺋ َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ َ‬
‫ْﻦ‪َ ،‬و َد ﱢﻣ ِﺮ اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ْﻋﺪَا َء َك أ ْﻋﺪَا َء اﻟ ﱢﺪﯾ ِ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬و ْ‬ ‫‪َ .‬واﻟ َﻜﺎﻓ ِ‬
‫ِﺮﯾ َ‬

‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ َ‬
‫ِﻦ اﻟﻨﱠ ِ‬
‫ﺎر‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ َ‬
‫اﻟﺠﻨﱠ َﺔ‪َ ،‬وﻧَﻌ ْ‬

‫آﺧ َﺮﺗَﻨَﺎ اَﻟﱠﺘِﻲ‬


‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ِ‬ ‫ﺎﺷﻨَﺎ‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ُد ْﻧﯿَﺎﻧَﺎ اَﻟﱠﺘِﻲ ِﻓ ْﯿ َﻬﺎ َﻣ َﻌ ُ‬ ‫ﺼ َﻤ ُﺔ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ‪َ ،‬وأَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ ِد ْﯾﻨَﻨَﺎ اَﻟﱠﺬ ْ‬
‫ِي ُﻫ َﻮ ِﻋ ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬
‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ﱟﺮ ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫اﺣ ًﺔ ﻟَﻨَﺎ ﻣ ْ‬
‫ْﺮ‪َ ،‬و ْاﻟ َﻤ ْﻮ َت َر َ‬ ‫ُﱢ‬ ‫ْ‬
‫اﺟ َﻌ ِﻞ اﻟ َﺤﯿَﺎ َة ِزﯾَﺎ َد ًة ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛﻞ َﺧﯿ ٍ‬
‫‪ِ .‬ﻓ ْﯿ َﻬﺎ َﻣ َﻌﺎ ُدﻧَﺎ‪َ ،‬و ْ‬

‫ﺎت‬ ‫ﺎﻃﻨَ ُﻪ‪َ ،‬وﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ اﻟﺪ َ‬


‫َر َﺟ ِ‬ ‫ﺎﻫ َﺮ ُه َوﺑَ ِ‬ ‫ْﺮ َو َﺧ َﻮاﺗِ َﻤ ُﻪ َو َﺟ َﻮا ِﻣ َﻌ ُﻪ‪َ ،‬وأَ ﱠوﻟَ ُﻪ َو ِ‬
‫آﺧ َﺮهُ‪َ ،‬و َﻇ ِ‬ ‫ِﺢ َ‬
‫اﻟﺨﯿ ِ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ َﻓ َﻮاﺗ َ‬
‫اﻟﺠﻨﱠ ِﺔ ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ِﻦ َ‬‫‪.‬اﻟﻌُﻠَﻰ ﻣ َ‬

‫ْﻦ ُﻣﻨِﯿْﺒِﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ْﻦ‪ ،‬ﻟَ َﻚ أَ ﱠو ِ‬
‫اﻫﯿ َ‬ ‫ْﻦ‪ ،‬ﻟَ َﻚ ﻣ ْ‬
‫ُﺨﺒِﺘِﯿ َ‬ ‫ِﺮﯾ َ‬ ‫ِ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻟَ َﻚ َذاﻛِﺮﯾ َ َ َ‬
‫ْﻦ‪ ،‬ﻟﻚ َﺷﺎﻛ ِ‬

‫اﺳﻠُ ْﻞ َﺳ ِﺨ ْﯿ َﻤ َﺔ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِﻨَﺎ‬


‫ﱢﺖ ُﺣ ﱠﺠﺘَﻨَﺎ‪َ ،‬و َﺳ ﱢﺪ ْد أَْﻟ ِﺴﻨَﺘَﻨَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫اﻏ ِﺴ ْﻞ َﺣ ْﻮﺑَﺘَﻨَﺎ‪َ ،‬وﺛَﺒ ْ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﺗَ َﻘﺒ ْ‬
‫ﱠﻞ ﺗَ ْﻮﺑَﺘَﻨَﺎ‪َ ،‬و ْ‬

‫ْﻊ َﺳ َﺨ ِﻄ َﻚ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬


‫ال ﻧِ ْﻌ َﻤﺘِﻚ‪َ ،‬وﺗَ َﺤ ﱡﻮ ِل َﻋﺎ ِﻓﯿَﺘِﻚ‪َ ،‬وﻓ َﺠﺎ َء ِة ﻧِﻘ َﻤﺘِﻚ‪َ ،‬و َﺟ ِﻤﯿ ِ‬ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ ْ‬
‫ِﻦ َز َو ِ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ‬

‫ْﺮ ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬


‫ْﻦ‬ ‫ﺿﺎﻧَﺎ‪َ ،‬وﺗَ َﻮ ﱠل أَ ْﻣ َﺮﻧَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫اﺧﺘِ ْﻢ ﻟَﻨَﺎ ﺑِ َﺨﯿ ٍ‬ ‫ﻒ َﻣ ْﺮ َ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫ار َﺣ ْﻢ َﻣ ْﻮﺗَﺎﻧَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫اﺷ ِ‬

‫ْ‬
‫ِﺢ ﻟَﻨَﺎ َﺷﺄﻧَﻨَﺎ ُﻛﻠﱠ ُﻪ‪َ ،‬و َﻻ ﺗَﻜ ِْﻠﻨَﺎ إِﻟَﻰ أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َﻃ ْﺮ َﻓ َﺔ َﻋﯿ ٍ‬
‫ْﻦ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬

‫اﻟﺨﺘَﺎم‪َ ،‬واﻟ َﻌ ْﻔ َﻮ َﻋﻤﱠﺎ َﺳﻠَ َ‬


‫ﻒ َو َﻛ َ‬ ‫َ ﱠ ﱠ َُ َ‬
‫ﺎن‬ ‫‪.‬اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﺎ ﻧَ ْﺴﺄﻟﻚ ُﺣ ْﺴ َﻦ ِ ِ‬

‫ِﻚ َور ْزﻗ َ‬


‫ِﻚ‬ ‫ﻀﻠ ِ‬
‫ِﻚ َو َﻓ ْ َ‬
‫ِﻚ َو َر ْﺣ َﻤﺘ َ‬
‫ِﻦ ﺑَ َﺮ َﻛﺎﺗ َ‬ ‫‪.‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ اﺑ ُ‬
‫ْﺴ ْﻂ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ ﻣ ْ‬

‫اﻟﻔ َﻘ َﺮا ُء‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْﻧ ِﺰ ْل َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ اﻟ َﻐﯿ َ‬


‫ْﺚ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ﯾَﺎ اﷲُ‪ ،‬ﺑِﺄَﻧﱠ َﻚ أَ ْﻧ َﺖ اﷲُ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖ‪ ،‬أَ ْﻧ َﺖ اﻟ َﻐﻨ ﱡ‬
‫ِﻲ َوﻧَ ْﺤ ُﻦ ُ‬

‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِﻏ ْﺜﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِﻏ ْﺜﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِﻏ ْﺜﻨَﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ُﺳ ْﻘﯿَﺎ َر ْﺣ َﻤ ٍﺔ َﻻ ُﺳ ْﻘﯿَﺎ َﻋ َﺬ ٍ‬
‫اب َو َﻻ ﺑَ َﻼ ٍء‬ ‫َو َﻻ ﺗَ ْﺠ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻣ َ‬
‫ِﻦ اﻟ َﻘﺎﻧ ِ‬
‫ِﻄﯿ َ‬

‫َم َو َﻻ َﻏ َﺮ ٍق‬ ‫َ‬


‫‪َ .‬وﻻ َﻫﺪ ٍ‬
‫‪7/8‬‬
‫ْﻦ‪َ ،‬و َو ﱢﻓ ْﻖ‬
‫ﺎك ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ﺿ َ‬‫اﺟ َﻌ ْﻞ َﻋ َﻤﻠَ ُﻪ ﻓِﻲ ِر َ‬ ‫ﺿﻰ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻘ ُﻪ ﻟِ ُﻬﺪ َ‬
‫َاك‪َ ،‬و ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ إِ َﻣﺎ َﻣﻨَﺎ ﻟِ َﻤﺎ ﺗُ ِﺤ ﱡﺐ َوﺗَ ْﺮ َ‬

‫ْﻦ ﻟ ِْﻠ َﻌ َﻤ ِﻞ ﺑِ َﻜﺘَﺎﺑِ َﻚ‪َ ،‬وﺗَ ْﺤ ِﻜﯿ ِْﻢ َﺷ ْﺮ ِﻋ َﻚ ﯾَﺎ َر ﱠب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ْﻊ ُو َﻻ َة أُﻣ ْ‬
‫ُﻮ ِر اﻟﻤ ْ‬ ‫‪.‬ﺟ ِﻤﯿ َ‬
‫َ‬

‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ﴿‬ ‫﴿رﺑﱠﻨَﺎ ْ‬


‫اﻏﻔ ْ‬ ‫ِﻦ ْاﻟ َﺨ ِ‬
‫ﺎﺳ ِﺮ َ‬
‫ﯾﻦ﴾ ]اﻷﻋﺮاف‪َ ،[23 :‬‬ ‫َرﺑﱠﻨَﺎ َﻇﻠَ ْﻤﻨَﺎ أَ ْﻧ ُﻔ َﺴﻨَﺎ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻐﻔ ْ‬
‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﺗَ ْﺮ َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﻣ َ‬

‫وف َر ِﺣﯿ ٌﻢ﴾ ]اﻟﺤﺸﺮ‪:‬‬ ‫ﺎن َو َﻻ ﺗَ ْﺠ َﻌ ْﻞ ﻓِﻲ ُﻗﻠُﻮﺑِﻨَﺎ ِﻏ ‪‬ﻼ ﻟِﻠﱠﺬ َ‬


‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َرﺑﱠﻨَﺎ إِﻧﱠ َﻚ َر ُء ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َوﻹ ْﺧ َﻮاﻧِﻨَﺎ اﻟﱠﺬ َ ُ‬
‫ِﯾﻦ َﺳﺒَﻘﻮﻧَﺎ ﺑِ ِ‬
‫ﺎﻹﯾ َﻤ ِ‬ ‫ِِ‬
‫ﺎر﴾ ]اﻟﺒﻘﺮة‪201 :‬‬ ‫﴿رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬
‫اب اﻟﻨﱠ ِ‬ ‫‪َ ،[10].‬‬

‫ِﻈ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ﴿‬


‫ُﺮ ﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِل َو ْاﻹ ْﺣ َﺴﺎن َوإﯾﺘَﺎ ِء ذِي ْاﻟ ُﻘ ْﺮﺑَﻰ َوﯾَ ْﻨ َﻬﻰ َﻋﻦ ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ ِء َو ْاﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜﺮ َو ْاﻟﺒَ ْﻐﻲ ﯾَﻌ ُ‬ ‫ﱠ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫إِ ﱠن اﷲَ ﯾَﺄﻣ ُ ِ‬
‫‪].‬ﺗَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ َ‬
‫ون﴾ ]اﻟﻨﺤﻞ‪90 :‬‬

‫ِﻛ ُﺮ اﷲِ أَ ْﻛﺒَ ُﺮ‪َ ،‬واﷲُ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗَ ْ‬


‫ﺼﻨَﻌ ْ‬
‫ُﻮ َن‬ ‫اﺷ ُﻜ ُﺮ ْو ُه َﻋﻠَﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ ﯾَﺰ ْد ُﻛ ْﻢ‪َ ،‬وﻟَﺬ ْ‬
‫ِ‬
‫‪َ .‬ﻓ ْﺎذ ُﻛ ُﺮ ْوا اﷲَ ﯾَ ْﺬ ُﻛ ْﺮ ُﻛ ْﻢ‪َ ،‬و ْ‬

‫‪Oleh tim KhotbahJumat.com‬‬


‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪8/8‬‬

Anda mungkin juga menyukai