Anda di halaman 1dari 7

Ghibah Merontokkan Pahala

khotbahjumat.com/6184-ghibah-merontokkan-pahala.html

September 6, 2022

Khutbah Pertama:

‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َدُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬،‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل َح ْم ًد ا َك ِثْيًر ا َط ِّيًبا ُمَباَر ًك ا ِفْيِه َك َم ا ُيِح ُّب َر ُّبَنا َو َيْر َض اُه‬

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َوَر ُس ْو ُلُه َالَّلُه َّم َص ِّل َوَس ِّلْم َع َلْيِه َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًر ا‬،‫ِفي اآلِخ َر ِة َو اُألْو َلى‬.

‫َأَّما َبْع ُد‬:

‫َفاَّتُقْو ا اَهلل ِع َباَد اِهلل ُتْف ِلُح ْو ا َفاَل ًح ا َع ِظ ْيًم ا َو َتُفْو ُز ْو ا َفْو ًز ا َك ِبْيًر ا‬.

Ibadallah,

Di antara penyakit lisan yang paling berbahaya dan paling dahsyat dalam
menghancurkan pahala kebajikan yang telah dilakukan seseorang adalah ghibah,
menggunjing orang lain. Allah Ta’ala berfirman,

1/7
‫َو اَل َيْغَتب َّبْع ُض ُك م َبْع ًض ا َأُيِح ُّب َأَح ُد ُك ْم َأن َيْأُك َل َلْح َم َأِخ يِه َم ْيًتا َفَك ِر ْه ُتُموُه‬ 

“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” [Quran al-Hujurat: 12]

Dan juga firman Allah Ta’ala,

‫َو ْيٌل ِّلُكِّل ُه َم َز ٍة ُّلَم َز ٍة‬

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” [Quran Al-Humazah: 1]

Dan di antara tafisr dari kalimat al-humazah adalah mereka yang memakan daging
manusia. Sedangkan al-lumazah adalah orang-orang yang mencela dan menggunjing
orang lain. Inilah di antara tafsiran para salaf tatkala berbicara tentang ayat ini. 

Para ulama mengatakan, “Ghibah adalah petir yang menghancurkan amalan taat.”
Tatkala seseorang menggibahi orang lain, maka pahala kebaikan yang telah dia lakukan
akan diberikan kepada orang yang dia ghibahi. Karena itulah Abdullah bin al-Mubarak
mengatakan, 

‫َلْو ُك ْنُت ُم ْغَتاًبا َأَح ًد ا اَل ْغ َتْبُت َو اِلَدَّي َأِلَّنُه َم ا َأَح ُّق ِبَح َس َناِتْي‬

“Seandainya aku harus menggibahi seseorang, maka aku akan menggibahi kedua orang
tuaku. Karena keduanya yang paling berhak mendapat pahala amal baikku.” (Ibnu
Batttal, Syarah Shahi al-Bukhari: 9/245).

Suatu ketika, Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhu melihat bangkai bighal, lalu dia berkata,

‫ َخ ْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيْأُك َل َل‬، ‫َأَلْن َيْأُك َل الَّر ُج ُل ِم ْن َه َذ ا َح َّتى َيْم َأَل َبْط َنُه‬
‫ْح َم َر ُج ٍل ُمْس ِلٍم‬

“Sungguh seandainya seseorang memakan bangkai ini sampai perutnya kenyang, itu
lebih baik dibanding ia memakan daging seorang muslim.” (al-Mundziri, at-Targhib wa at-
Tarhib: 3/329).

Saudaraku kaum muslimin,

Sesungguhnya kehormatan seorang muslim itu haram untuk dinodai sebagaimana


haramnya menumpahkan darah mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
mengingatkan hal tersebut saat haji wada’. 

2/7
Karena itu kaum muslimin, bertakwalah kepada Allah. Waspadailah keburukan lisan dan
keburukan amal anggota badan. Karena masalah ini bahayanya serius dan dosanya
besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫المْس ِلُم َم ْن َس ِلَم المْس ِلُم ْو َن ِم ْن ِلَس اِنِه َو َيِدِه‬ 

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya
dari lisan dan tangannya.” [Muttafaqun ‘alaihi].

Definisi ghibah adalah membicarakan tentang seorang muslim sesuatu yang dia tidak
senang hal itu didengar orang lain. Dalam semua hal yang berkaitan dengannya. Baik
tubuhnya, hal-hal yang berkaitan dengan agama dan dunianya. 

‫ َقاُلوا اُهَّلل َوَر ُس وُلُه‬.» ‫ َقاَل « َأَتْد ُر وَن َم ا اْلِغيَبُة‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُه َر ْيَر َة َأَّن َر ُس وَل اِهَّلل‬

‫ َقاَل « ِذ ْك ُر َك َأَخ اَك ِبَم ا َيْك َر ُه‬. ‫» َأْع َلُم‬. »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tahukah engkau apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka
untuk didengarkan orang lain.” [HR. Muslim no. 2589].

Saudaraku kaum muslimin,

Permasalahan ghibah adalah permasalahan yang sangat berbahaya dan perkara besar.
Jagalah lisan kita jangan sampai menodai kehormatan seorang muslim. Benar-benar
wasapadalah! Jaga, jangan sampai menggibahi mereka dan menodai kehormatan
mereka. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

‫َّما َيْلِفُظ ِمن َقْو ٍل ِإاَّل َلَدْيِه َر ِقيٌب َع ِتيٌد‬

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat


pengawas yang selalu hadir.” [Quran Qaf: 18].

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mengingatkan tentang dosa ghibah. Dari
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ‫ َم ْن هؤالِء يا‬: ‫ فُقْلُت‬، ‫ َيْخ ُم ُش وَن ُوُج وَه ُه ْم وُص ُد وَر ُه ْم‬، ‫بي َمَر ْر ُت ِبقوٍم لُه ْم َأْظ َفاٌر من ُنحاٍس‬ ‫لَّما ُع ِر َج‬
‫ وَيَقُعوَن في َأْع َر اِض ِه ْم‬، ‫ هؤالِء الذيَن يأكلوَن ُلُح وَم الناِس‬: ‫؟ قال‬ ‫جبريُل‬ .

3/7
“Ketika aku dinaikkan ke langit (mi’raj), aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-
kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka. Lalu aku bertanya,
‘Siapakah mereka ya Jibril?’ Kemudian Jibril berkata, ‘Mereka adalah orang-orang yang
memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan
manusia’.” [Shahih at-Targhib No. 2839].

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, 

: ‫ َفَقاَل‬،‫ َتْع ِني َقِص ْيَر ٌة‬:‫ َح ْس ُبَك ِم ْن َص ِفَّيٍة َك َذ ا َو َك َذ ا” َقاَل َبْع ُض الُر َّو اِة‬:)‫ُقْلُت ِللَّنِبِّي (صلى اهلل عليه وسلم‬
‫”“َلَقْد ُقْلِت َك ِلَم ًة َلْو ُم ِز َج ْت ِبَم اِء الَبْح ِر َلَم َز َج ْتُه‬

“Aku pernah mengatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Cukup bagimu
perihal kekurangan Shafiyyah yang ini dan itu.’ –sebagian perawi mengatakan bahwa
yang dimaksud Aisyah adalah soal tinggi badan Shafiyah yang pendek.–

Rasululullah menegurku, ‘Kau telah melontarkan sebuah kalimat luar biasa, yang bila
dilemparkan ke laut, niscaya ia akan bercampur (mengubah rasa air) laut tersebut.’ [HR.
at-Tirmidzi].

An-Nawawi mengomentari, “Hadits ini adalah hadits yang paling keras memberi ancaman
tentang buruknya dampak dosa ghibah.”

Nash-nash di atas, dan masih banyak hadits-hadits yang lain, semuanya menunjukkan
bahwa ghibah merupakan akhlak yang buruk. Para ulama memasukkan ghibah sebagai
salah satu di antara dosa besar. Karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi seorang
muslim untuk menjaga lisan mereka. Wajib bagi seorang muslim lebih sibuk
memperhatikan kekurangan diri sendiri dibanding memperhatikan kekuarangan orang
lain. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َو َه ْل ُيَك ُّب الَّناُس ِفي الَّناِر َع َلى ُوُج وِه ِه ْم َأْو َع َلى َم َناِخ ِر ِه ْم ِإَّال َح َص اِئُد َأْلِس َنِتِه ْم‬

“Bukankah manusia itu dilemparkan ke dalam neraka dengan wajah tersungkur tidak lain
disebabkan hasil panen (apa yang mereka peroleh) dari lisan-lisan mereka.” [HR. at-
Tirmidzi].

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم ْاآلِخ ِر َفلَيُقْل َخ ْيًر ا َأْو ِلَيْص ُمت‬

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik
atau hendaklah ia diam.” [Muttafaq ‘alaih].

4/7
‫ َو آِخ ْيُر َدْع َو اَنا َأِن الَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب الَع اَلِمْيَن‬. ‫َو َفَقَنا اُهلل اِل ْلِتَز اِم َه ِذِه الُّنُص ْو ِص‬

Khutbah Kedua:

‫اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َدُه اَل َش ِر ْيَك َلُه َتْعِظ ْيًم ا‬ ‫ َو َأْش َه ُد َأْن‬،‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل َع َلى ِإْح َس اِنِه َو ُش ْك ُر َلُه َع َلى َتْو ِفْيِقِه َو اْمِتَناِنِه‬

‫َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه‬ ‫ َالَّلُه َّم َص ِّل َوَس ِّلْم َو َبا ْك‬. ‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َوَر ُس ْو ُلُه‬،‫ِلَش ْأِنِه‬.
‫ِر‬

‫َأَّما َبْع ُد‬:

‫َفَيَأُّيَه ا الُمْس ِلُم ْو َن ِاَّتُقْو ا اَهلل َتَع اَلى‬

Sesunguhnya kewajiban bagi seseorang tatkala dia mendengar ada orang yang
mengghibahi seorang muslim lainnya, ia menyanggah dan membuat agar si pelaku diam.
Kalau seandainya ia tidak mampu, atau orang tersebut tidak menerima nasihatnya, wajib
baginya untuk pergi dari tempat tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫۟ا‬ ‫۟ا‬
‫َو ِإَذ ا َس ِمُعو ٱلَّلْغ َو َأْع َر ُض و‬ 

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling
daripadanya.” [Quran Al-Qashash: 55]

Di dalam hadits disebutkan,

‫َم ن رَّد عن ِع رِض أخيه رَّد اُهلل عن وجِه ه الَّناَر يوَم القيامِة‬

“Siapa yang membela kehormatan saudaranya, maka Allah akan menjauhkan wajahnya
dari api neraka pada hari kiamat nanti.” [HR. At-Tirmidzi 1931].

Kemudian kaum muslimin, Allah telah memerintahkan kita pada suatu perkara yang
agung. Yaitu mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. 

5/7
‫َوَص ُّلْو ا َوَس ِّلُم ْو ا َر َع اُك ُم اُهلل َع َلى ُم َح َّمِد ْبِن َع ْبِد اِهلل َك َم ا َأَمَر ُك ُم اُهلل ِبَذ ِلَك ِفي ِك َتاِبِه َفَقاَل ‪ِ ﴿ :‬إَّن اَهَّلل َوَم اَل ِئَك َتُه‬
‫ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِّي َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليمًا ﴾ [األحزاب‪َ ، ]٥٦:‬و َقاَل َص َّلى اُهلل‬
‫ِب‬
‫‪َ)) .‬ع َلْيِه َوَس َّلَم ‪َ (( :‬م ْن َص َّلى َع َلَّي َص الًة َص َّلى اُهَّلل َع َلْيِه ِبَه ا َع ْش ًر ا‬

‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد ‪،‬‬
‫َو َباِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد ‪َ .‬و اْر َض‬

‫الَّلُه َّم َع ِن الُخ َلَفاِء الَّر اِش ِدْيَن َاَأْلِئَّم َة الَم ْهِد ِيْيَن ؛ َأِبْي َبْك ِر الِّص ِّد ْيِق ‪َ ،‬و ُع َمَر الَفاُر ْو ِق ‪َ ،‬و ُع ْثَم اَن ِذْي الُنْو َر ْيِن ‪،‬‬
‫َل‬ ‫َت‬ ‫َّت‬ ‫َأ‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫َو ِبْي الَح َس َنْيِن َع ِلٍّي ‪َ ,‬و اْر َض ال ُه َّم َع ِن الَّص َح اَبِة ْج َم ِعْيَن َو َع ِن ال اِبِعْيَن َوَم ْن ِبَع ُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإ ى َيْو ِم‬
‫‪.‬الِّد ْيَن ‪َ ،‬و َع َّنا َمَع ُه ْم ِبَم ِّنَك َو َك َر ِم َك َو ِإْح َس اِنَك َيا َأْك َر َم اَألْك َر ِمْيَن‬

‫َالَّلُه َّم َأِع َّز اِإلْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِع َّز اِإلْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم َأِع َّز اِإلْس اَل َم َو الُمْس ِلِمْيَن ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْنُص ْر‬
‫َم ْن َنَص َر ِدْيَنَك َو ِك َتاَبَك َو ُس َّنَة َنِبِّيَك ُم َح َّمٍد َص َّلى اُهلل َع َلْيِه َوَس َّلَم ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْنُص ْر ِإْخ َو اَنَنا الُمْس ِلِمْيَن‬
‫الُمْس َتْض َع ِفْيَن ِفي ُكِّل َم َك اٍن ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْنُص ْر ُه ْم ِفي َأْر ِض الَش ا َو ِفي ُكِّل َم َك اٍن ‪َ ،‬الَّلُه َّم ُك ْن َلَنا َو َلُه ْم َح اِفظًا‬
‫ِم‬
‫‪َ،‬و ُمِعْيًنا َو ُم َس ِّد دًا َو ُمَؤِّيًد ا‬

‫َالَّلُه َّم َو اْغ ِفْر َلَنا ُذ ُنَبَنا ُك َّلُه ؛ ِد َّقُه َو ِج َّلُه ‪َ ،‬أَّو َلُه َو آِخ َر ُه‪ِ ،‬س َّر ُه َو َع َّلَنُه ‪َ ،‬الَّلُه َّم اْغ ِفْر َلَنا َو ِلَو اِلَدْيَنا َو ِلْلُمْس ِلِمْيَن‬

‫َو الُمْس ِلَم اِت َو الُمْؤ ِمِنْيَن َو الُمْؤ ِم َناِت َاَأْلْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَأْلْم َو اِت ‪َ .‬الَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك ُح َّبَك ‪َ ،‬و ُح َّب َم ْن ُيِح ُّبَك ‪َ ،‬و ُح َّب‬
‫الَعَم َل اَّلِذْي ُيَقِّر ُبَنا ِإَلى ُح ِّبَك ‪َ .‬الَّلُه َّم َز ِّيَّنا ِبِز ْيَنِة اِإلْيَم اِن َو اْج َع ْلَنا ُه َداَة ُمْه َتِدْيَن ‪َ .‬الَّلُه َّم َأْص ِلْح َذ اَت َبْيِنَنا َو َأِّلْف‬

‫َبْيَن ُقُلْو ِبَنا‪َ ،‬و اْه ِد َنا ُس ُبَل الَّس اَل ِم ‪َ ،‬و َأْخ ِر ْج َنا ِمَن الُظ ُلَم اِت ِإَلى الُّنْو ِر ‪َ .‬الَّلُه َّم آِت ُنُفْو َس َنا َتْق َو اَه ا‪َ ،‬و َز ِّك َه ا َأْنَت‬
‫َذ‬ ‫ًة‬ ‫ًة‬ ‫َأ‬ ‫َّك‬
‫‪َ.‬خ ْيَر َم ْن َز اَه ا‪ْ ،‬نَت َو ِلُّيَه ا َوَمْو اَل َه ا‪َ .‬ر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّدْنَيا َح َس َن َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َن َو ِقَنا َع اَب الَّناِر‬

‫عباد اهلل‪ِ( ،‬إَّن اَهَّلل َيْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإلْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذي اْلُقْر َبى َو َيْنَه ى َع ْن اْلَفْح َش اِء َو اْلُمنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظ ُك ْم‬
‫َلَع َّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن * َو َأْو ُفوا ِبَع ْهِد اِهَّلل َذ ا َع اَه ْد ُتْم َو ال َتنُقُض وا اَألْيَم اَن َبْع َد َتْو ِكيِدَه ا َو َقْد َج َع ْلُتْم اَهَّلل َع َلْيُك ْم َك ِفيًال‬
‫ِإ‬
‫ِإَّن اَهَّلل َيْع َلُم َم ا َتْف َع ُلوَن ) [النحل‪َ ،]91-90:‬فاْذُك ُر ْو ا اَهلل َيْذُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْش ُك ُر ْو ُه َع َلى ِنَع ِمِه َيِز ْد ُك ْم ‪َ ،‬و َلِذ ْك ُر اِهلل‬
‫‪َ.‬أْك َبُر ‪َ ،‬و اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُع ْو َن‬

‫‪6/7‬‬
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Masjid Nabawi

Khotib: Syaikh Husain Alu Asy-Syaikh

Tanggal: 6 Shafar 1444 H

Penerjemah: Nurfitri Hadi

Artikel www.KhotbahJumat.com

7/7

Anda mungkin juga menyukai