Anda di halaman 1dari 13

‫‪1‬‬

‫‪Materi Kultum Ramadhan 1444 H‬‬

‫‪GHIBAHMU‬‬
‫‪MERUSAK‬‬
‫‪PAHALA PUASAMU‬‬

‫ان‪َ ،‬وَىيَّأَ لَنَا ُسبُ َل‬ ‫هلل الَّ ِذي َى َد َاَن لِ ِْْل ْسالَِم‪ ،‬وأ َََنر لَنَا طَ ِريْ َق ِْ‬
‫اْلْْيَ ِ‬ ‫اْلم ُد ِ‬
‫َْ ْ‬
‫َ َ‬
‫هللا‬ ‫َّ‬
‫ال‬‫َْحَ ُدهُ َْحْداً َكثِ ْْياً طَيِّباً مباركاً فِْي ِو‪ .‬أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَـوَ إِ‬ ‫أ‬ ‫‪،‬‬ ‫اْلحس ِ‬
‫ان‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َُ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َْ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم‬
‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُوُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك لَوُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
2

‫ان إِ ََل يَـ ْوِم‬ٍ ‫علَى نَبِيِنَا ُُم َّم ٍد وعلَى آلِِو وصحبِ ِو ومن تَبِعهم ِبِِحس‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ ْ َ َ ََ َ ّ َ
‫ أ ََّما بَـ ْع ُد‬.‫الْ ِقيَ َام ِة‬

Marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan
Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan
dan kesempatan, sehingga pada malam hari ini kita masih diperkenankan
berkumpul untuk bertemu kembali dengan bulan yang mulia, yakni bulan
Ramadhan.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad Shollahu 'alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan ajarannya.
3

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih yang dirahmati Allah

Sudah kita fahami bersama, bahwa shiyam bukanlah sekedar menahan


lapar dahaga semata. Lebih daripada itu adalah sebagai salah satu sarana
untuk meningkatkan kualitas taqwa. Untuk itu kita harus menjaga anggota
tubuh kita dari bermaksiat kepada-Nya.

Diantara yang patut kita waspadai adalah bahaya lidah. Ghibah


adalah salah satu bencana lidah yang sering terjadi dan merusak nilai
shaum itu sendiri. Rasulullah n bersabda:

َ ْ ْ َ َّ َ ُ ُ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ٌ َّ ُ ُ ْ َّ
.)‫الصٌم جوة ما لم َي ِرؼًا قال أبٌ ُممد يع ِِن بِال ِغيب ِة (ادلاريم‬
“Puasa adalah perisai selama tidak dirusakkan.” Abu Muhammad
menjelaskan maksudnya adalah ghibah.(HR. Darimi).

Kemudian apa hakekat ghibah yang sesungguhnya? Dalam hadits


disebutkan:
4

َ‫ون ما‬َ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
‫لل لَ الل ليي ِى وسيم قال أثدر‬ ِ ‫عن أ ِِب يريرة أن رسٌل ا‬
َ َُ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُُ ُ َ َ ُ ُ َ َُ ْ
‫ال ِغيبة قالٌا الل ورسٌُه أليم قال ِكلر أاا بِما كرره ِؼي‬
ََُْ ْ ْ َ َ ُ َُ َ َ َ ْ َ َ ُ َُ َ َ َ َ ْ َ ََََْ
‫أفرأكت ِإن َكن ِِف أ ِِخ ما أقٌل قال ِإن َكن ِػي ِى ما تقٌل ػقد اغجبجى‬
ُ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َْ ْ َ
.)‫وإِن لم كرن ِػي ِى ػقد بًجى (مسيم‬
“Dari Abu Huarairah z bahwa Rasulullah n bersabda:
Tahukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-
Nya lebih tahu. Beliau bersabda: Yaitu engkau menyebut aib saudaramu
yang tidak ia sukai (jika disebutkan). Ada yang Tanya: Bagaimana
pendapat Anda jika yang aku katakana tersebut memang sesuai
kenyataaan? Beliau menjawab: Jika memang apa yang kamu katakana
memang benar adanya berarti engkau telah ghibah padanya, tetapi jika
tidak demikian kenyataannnya berarti anda telah menuduhnya.” (HR.
Muslim).
5

Dari hadits mulia tersebut kita bias mengetahui bahwa hakekat ghibah
adalah menyebutkan keburukan orang lain yang ia tidak menyukai
keburukan tersebut diberitakan, meskipun memang ia memiliki
keburukan tersebut. Sedangkan mencela orang yang adanya tidak ada
sifat keburukan maka hal itu bukan lagi ghibah tetapi memfitnah.

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah

Ayat Al Qur'an dengan jelas melarang ghibah Demikian pula hadits-


hadits Nabi banyak menyebutkan keburukan ghibah.
Allah l berfirman:
َّ َ ْ َ َّ ِّ َّ َ ِّ ً َ ُ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ُُ‫الظ ِّن إ ْثم‬
ِ ‫اَّلكن ءاموٌا اججنِبٌا ل ِثريا من الظن ِإن بعض‬
ِ ‫كاأيًا‬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa"(QS. Al Hujurat
[49]:12).
6

Ayat mulia ini menunjukkan betapa ghibah adalah perbuatan yang sangat
tercela sehingga diserupakan dengan makan bangkai saudaranya yang
telah mati. Apakah jiwa yang sehat mau melakukannya? Maka
waspadalah dari ketergelinciran lisan kita.

Demikian pula Rasulullah n bersabda tentang ghibah:


“Ketika aku dimi'rajkan, aku melewati satu kaum yang berkuku dari
tembaga. Mereka melukai wajah dan dada mereka. Aku
bertanmya,"Siapakah mereka itu wahai Jibril?" Ia menjawab,"Mereka
adalah orang yang memakan daging manusia dan merusak kehormatan
orang lain." (HR. Abu Dâwud).
7

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah

Betapa mengerikannya akibat yang harus diderita para pengghibah. Maka


marilah kita berhati hati darinya. Karena terkadang seakan kalimat itu
sepele saja, tetapi sebenarnya susdah termasuk ghibah.
Satu contoh, saat Mâ'iz dihukum rajam karena pengakuannya telah
berbuat zina, maka ada dua orang yang salah satunya berkomentar kepada
temannya:
"Lihatlah orang itu yang sebenarnya telah Allah tutupi aibnya. Lalu ia
tidak mau membiarkan dirinya sehigga sekarang ia dirajam seperti
anjing dirajam. "
Kemudian Nabi n. bersama orang orang berjalan sampai melewati
bangkai keledai. Lalu beliau bersabda: Mana si fulan dan si fulan tadi?
Turunlah kalian berdua dan makanlah bangkai keledai ini."
Keduanya berkata: Semoga Allah mengampuni anda wahai Rasulullah!
Apakah bangkai ini dimakan?"
8

Beliau n. bersabda: "Apa yang kalian dapati dari pembicaraan kalian


terhadap dua saudara kalian tadi adalah makanan yang lebih jelek dari
pada bangkai ini. Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya!
Sesungguhnya sekarang ia berada di sungai-sungai jannah, menyelam di
dalamnya."(Musnad Abu Ya'lâ:6/524- shahih).
Bahkan terhadap orang yang sangat beliau kasihi sekalipun, beliau
bersikap tegas dalam perkara yang satu ini. Inilah Ibunda Aisyah. Kekasih
Rasulullah n. Menceritakan pengalamannya tentang ghibah.

ْ‫ك من‬ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ِّ َّ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ
ِ ‫عن َعئِشة قالت قيت لِيو ِِب لَ اَّلل ليي ِى وسيم حسب‬
ً َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ً َ َ ْ َ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ
‫َكمة‬ ِ ‫ت‬ ِ ‫ل ِفية لذا وكذا قال غري مسد ٍد تع ِِن ق ِصرية ػقال لقد قي‬
ُْ َ َ ََ ْ َْ َ ْ َ ُ َْ
.)‫ود‬1‫لٌ م ِزجت بِما ِء اْلح ِر لمزججى (أبٌ د‬
“Dari Aisyah berkata: Aku berkata kepada Nabi n Cukuplah
bagimu Shafiyyah itu begini dan begitu maksudnya ayitu pendek. Beliau
9

saw bersabda: Sungguh Engkau telah mengatakan satu perkataan


seandainya dicmpur dengan air laut tentu akan berbau karenanya.(HR.
Abu Dawud).

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah

Kemudian, apakah setiap kali kita membicarakan keburukan orang lain


semuanya termasuk ghibah yang terlarang? Tidak. Tidak semua ghibah
terlarang dalam Islam. Ada beberapa perkeccualian padanya. Para ulama
menyebutkannya ada enam bentuk ghibah yang diperbolehkan, yaitu:
1- Orng yang terdholimi. Orang terdholimi boleh mengadukan
kedholiman orang yang mendholiminya kepada orang yang
diharapkan bisa menghentikan kedholiman tersebut sekaligus bisa
mengembalikan hak –hak orang yang terdholimin.

2- Dalam rangka minta tolong untuk merubah kemungkaran agar bias


menjadi lebih baik. Misalnya seseorang menyebutkan keburukan
10

orang lain kepada seorang ustadz dengan harapan ustadz tersebut


bisa menasehatinya agar merubah sifat buruknya.

3- Minta fatwa. Dibolehkan menyebutkan aib seseorang jika terkait


dengan minta fatwa. Sebagaimana yang terjadi pada Hindun yang
mengadukan kepelitan suaminya di hadapan Rasulullah n.

4- Memberi peringatan kepada kaum muslimin. Misalnya


menyebutkan keburukan seseorang ahli bid'ah agar kaum muslimin
mewaspadai dan tidak mengikutinya.

5- Ia telah dikenal dengan julukannya. Misal dengan julukan si pincang


dan sebagainya ,meskipun jika memang bisa dihindari maka
dihindari adalah lebih baik.

6- Orang yang dighibahi telah terang-terangan dalam berbuat dosa.


Maka membicarakan orang yang terang terangan meminum khomer
dan sebagainya tidak terhitung ghibah.
11

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah

Jika seseorang sudah terlanjur melakukan ghibah, lalu bagaimana caranya


bertaubat?
Sesungguhnya orang yang berbuat ghibah telah melakukan dua kesalahan.
Yang pertama kesalahan kepada Allah karena ia telah melakukan hal
yang dilarang Allah. Maka ia harus menyesali perbuatannya dan
beristighfar kepada Allah. Kesalahan ke dua yaitu kepda manusia. Maka
jika perbuatan ghibahnya telah diketahui orang yang dighibahi, ia harus
mendatanginya, menunjukkan penyesalandan meminta maaf serta
meminta dihalalkan kesalahannya.
Hal ini sesuai perintah Nabi n.:
"Barangsiapa yang telah melakukan kedholiman kepada saudaranya baik
berupa harta ataupun kehormatan, maka hendaklah ia mendatanginya
dan meminta dihalalkan. Sebelum ia menemui hari yang tidak berguna
lagi dirhamdan dinar.Jika ia memiliki kebaika kebaikan
makakebaikannya tersebut akan diambil dan diberikan kepada orang
12

yang didholimi.Jikatidak memiliki maka keburukan orang tersebut akan


dilemparkan kepada orang yang mengghibahinya". (HR. Bukhari 2317).
Namun apabila orang yang dighibahi belum tahu, maka ia tidak usah
langsung meminta maaf padaorang yang dighibai, agar hatinya tidak sakit
karena tahu telah dighibahi. Ia cukup mengganti dengan meminta ampun
atas kesalahannya dan memintakan ampun bagi orang yang dighibahi,
serta menyebutkan kebaikan kebaikannya. Mujahid, ulama tabi'in yang
merupakan murid utama sahabat Abdullah bin Abbas berkata:

"Kafarah dosa memakan daging saudaramu adalah engkau memujinya


dan mendoakan kebaikan baginya. Begitu pula jika ia telah meninggal".
(Mukhtasor Minhajul Qoshidin: 219).
13

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah

Demikianlah tentang ghibah dan bahayanya. Semoga Allah senantiasa


membimbing lesan kita untuk selalu berdzikir kepada-Nya dan menjauhi
dosa memakan daging saudara.

Wallahu a’lam bis shawab.

َ ْ ُ ْ َ َْ ْ ُْ َ َ ْ ُ ََ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ َُُْ
‫ات‬
ِ ‫أقٌل قٌ ِِل يذا أسجغ ِفر الل ِِل ولرم ولِسائِ ِر المس ِي ِمْي والمس ِيم‬
ِّ ‫اسجَ ْغ ِف ُر ْو ُه إهّ ُى ُي ٌَ الْ َغ ُف ٌْ ُر‬
ْ‫الرحيم‬ ْ َ‫ف‬
ِ

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai