I. MEMANDIKAN
II. MENGKAFANI
III. MENYALATKAN
IV. MEMAKAMKAN
Hubdam II Sriwijaya
KATA PENGANTAR
َيَاأَيّ َها الّذَيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا ﷲَ َح ّق تُقَاتِ ِه َوﻻَ ت َ ُم ْوت ُ ّن إِﻻّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون
ومن نسى الموت عوجل، ونشاط العبادة، وقناعة القلب، تعجيل التوبة:"من أكثر ذكر الموت أكرم بثﻼثة
٩ ص: والتكاسل في العبادة" تذكرة القرطبي، وترك الرضا بالكفاف، تسويف التوبة:بثﻼثة
I. MEMANDIKAN JENAZAH
Hukum memandikan Jenazah adalah Fardhu Kifaayah. Dalam
memandikan jenazah ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Pertama : Sebelum
Ketika kita mengetahui ada seseorang yang meninggal dunia maka
pertama kali yang harus kita lakukan adalah :
1. Yang paling berhak memandikan Mayyit adalah orang yang mengerti
tentang fikih jenazah dari yang diwasiati kemudian keluarga Mayyit yang
terdekat.
2. Yang memandikan Mayyit adalah sejenis dengannya, kecuali hubungan
suami istri dan Mayyit dari anak-anak yang umurnya kurang dari 7 tahun.
3. Tempat memandikan Mayyit harus tertutup semua 6 arah.
4. Yang memandikan Mayyit untuk memperbaiki niatnya.
5. Yang memandikan Mayyit adalah orang yang Amanah (untuk menjaga
aib si Mayyit) dan Sholeh (agar ia bisa mengambil pelajaran).
6. Dimakruhkan yang memandikan Mayyit lebih dari 3 orang.
4|Page
Catatan :
3. Disunnahkan untuk dikafani dengan tiga helai kain putih. Karena Rasulullah
Shallallahualaihiwasallam dikafani dengan tiga lembar kain putih
suhuliyyah, berasal dari negeri di dekat Yaman. Di beri wewangian dari
bukhur (wewangian dari kayu yang dibakar). Rasulullah
Shallallahualaihiwasallam bersabda:
َ ِّإذَا َج ﱠم ْرت ُ ُم ْال َم ِي
ت فَ َج ِ ّم ُر ْوهُ ثَﻼَثًا
Artinya : Apabila kalian memberi wewangian kepada mayit, maka
berikanlah tiga kali. [HR Ahmad].
ُ اج ِدكُ ُم ْال َب َي
اض َ ِإ ﱠن أَ ْح
ِ سنَ َما ُز ْرت ُ ُم ﱠ َ ِب ِه فِي قُب
ِ ُور ُك ْم َو َم َس
Dari Abu Darda' Rasulullah Shallallahualaihiwasallam bersabda :
Sesungguhnya sebaik-baik kain yang kalian pakai menghadap Allah Azza
Wajalla di kubur-kubur dan masjid-masjid kalian. [HR Ibnu Maajah dan Ibnu
Hajar Dalam Takhriju Misykat]
4. Apabila ada beberapa mayit, sedangkan kain kafannya kurang, maka
beberapa orang boleh untuk dikafani dengan satu kafan dan didahulukan
orang yang paling banyak hafalan Al Qur’annya, sebagaimana kisah para
syuhada Uhud.
6. Kafan seorang wanita sama seperti kafan seorang lelaki, dengan 5 helai
terdiri dari, 2 helai kain panjang, kerudung, sarung, dan gamis.
7. Anak kecil laki-laki 2 helai kain dan boleh 3, adapun anak perempuan 1
gamis dan 2 helai kain.
8. 7 atau 5 tali untuk mengikat Mayyit di sisi kirinya.
9. Mempersiapkan : kapas, minyak wangi, tubban, dan hanuth.
10. Tangan boleh sedekap atau dibiarkan.
Kedua : Tata Cara Mengkafani
Jenazah Laki-Laki
1. Meletakkan 7 tali kemudian 3 helai kain dan kapas-kapas, dengan
ditaburi hanuth dan minyak wangi, diperbolehkan menutup hidung,
7|Page
قال رسول ﷲ ﷺ من شهد الجنازة حتى يصلي عليها: عن أبي هريرة رضي ﷲ عنه قال
مثل الجبلين: وما القيراطان ؟ قال: قيل. ومن شهدها حتى تدفن فله قيراطان. فله قيراط
العظيمين
Artinya: Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Shallallahualaihiwasallam
bersabda: Barangsiapa yang menyaksikan jenazah (melayat) sampai ikut
menyalatkannya, maka baginya mendapat pahala satu qirath. Barangsiapa
yang melayat jenazah dan ikut mengantarkan sampai dikurburkan, maka
baginya mendapat pahala dua qirath. Rasulullah ditanya: Apa itu dua qirath?
Rasululullah menjawab: Seperti dua gunung yang besar-besar. [Muttafaqun
Alaih]
Posisi Jenazah :
1. Posisi imam mengarah ke kepala jenazah laki-laki dewasa dan anak-anak.
2. Posisi imam mengarah ke bagian tengah tubuh wanita dewasa atau anak-
anak.
3. Jika dikumpulkan kesemua jenazah diatas maka : Posisi imam mengarah
ke kepala jenazah laki-laki dewasa dan setelahnya posisi kepala jenazah
anak kecil laki-laki mengarah ke kepala jenazah laki-laki dewasa, dan
setelahnya posisi tengah jenazah wanita dewasa maupun anak kecil
mengarah ke kepala jenazah laki-laki.
Syarat Sah Sholat Jenazah :
1. Niat di dalam hati.
2. Mukallaf.
9|Page
3. Menghadap kiblat.
4. Menutup aurat.
5. Menjahui dari segalah najis.
6. Hadirnya Mayyit di hadapan antara orang-orang yang sholat.
7. Islamnya jenazah dan yang menyalatkannya.
8. Sucinya antara jenazah dan orang-orang yang sholat.
Rukun Sholat Jenazah :
1. Berdiri jika mampu.
2. 4, 5, 6, 7, takbir sesuai kesepakatan masyarakat setempat.
3. Takbir pertama membaca Al-Fatehah, kedua membaca Sholawat kepada
Nabi, ketiga doa untuk si mayyit, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh.
4. Salam satu atau dua kali.
Sunnah-Sunnahnya :
1. Mengangkat kedua tangan setiap takbir.
2. Tawaudz sebelum Al-Fatehah.
3. Mendoakan untuk dirinya dan kaum muslimin secara umum.
4. Membacanya dengan sir.
5. Membaca ayat pendek setelah Al-Fatehah (khilaf).
Doa-Doa Sholat Jenazah :
Doa-doa Sholat Jenazah pada takbir ke 3, 4, 5, 6, 7.
Setelah takbir ke3 membaca doa : dibagi menjadi 2 =
1. Doa Umum kepada seluruh Kaum Muslimin yg hidup atau yg meninggal :
Dari Sahabat Abu Hurairah Nabi Shallallhualaihiwasallam Berdoa ketika sholat
Jenazah :
اللﱠ ُه ﱠم َم ْن، َوذَ َك ِرنَا َوأ ُ ْنثَانَا،يرنَا
ِ يرنَا َو َك ِب َ َو، َوشَا ِه ِدنَا َوغَائِ ِبنَا،"اللﱠ ُه ﱠم ا ْغ ِف ْر ِل َح ِيّنَا َو َم ِيّ ِتنَا
ِ ص ِغ
َو َﻻ،ُ اللﱠ ُه ﱠم َﻻ تَ ْح ِر ْمنَا أَ ْج َره،ان
ِ اﻹي َم ِ ْ علَى َ أَ ْحيَ ْيتَهُ ِمنﱠا فَأ َ ْح ِي ِه
ِ ْ علَى
َ ُ َو َم ْن تَ َوفﱠ ْيتَهُ ِمنﱠا فَتَ َوفﱠه،اﻹس َْﻼ ِم
".ُضلﱠنَا َب ْعدَه
ِ ُت
10 | P a g e
Artinya : (Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan yang mati di antara kami,
orang yang hadir dan yang tidak hadir, yang masih kecil dan yang sudah
dewasa, laki-laki maupun perempuan. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan
di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang
Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan.
Ya Allah, jangan halangi kami untuk memperoleh pahalanya dan jangan
sesatkan kami sepeninggalnya.)
Hadits Riwayat Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, Imam At-Tirmidzi 1024, dan
Ini lafadz terlengkap dari riwayat Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 1/251.
2. Doa Khusus untuk Si mayyit
a. Doa yg pendek dari Sahabat Abu Hurairah رضي ﷲ تعالى عنه
b. Doa yang panjang yg sering kita dengar, dari Sahabat Auf bin Malik
beliau berkata Aku mendengar Doa Nabi عليه الصﻼة والسﻼمuntuk Si Mayyit dan
Aku langsung menghafalnya :
ِ َوا ْغس ِْلهُ ِب ْال َم،ُس ْع ُم ْد َخلَه
اء ّ ِ َو َو، ُ َوأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَه،ُْف َع ْنهُ عا ِف ِه َواع ْ " اللﱠ ُه ﱠم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو
َ َو،ُار َح ْمه
ارا َخي ًْرا ِم ْن ً َ َوأَ ْبد ِْلهُ د،ض ِمنَ الدﱠن َِس َ ب ْاﻷ َ ْب َي َ ْت الثﱠ ْو َ َونَ ِقّ ِه ِمنَ ْال َخ، َوالث ﱠ ْلجِ َو ْال َب َر ِد
َ طا َيا َك َما نَقﱠي
،ب ْالقَب ِْر
ِ َوأ َ ِع ْذهُ ِم ْن َعذَا،َ َوأَد ِْخ ْلهُ ْال َجنﱠة، َوزَ ْو ًجا َخي ًْرا ِم ْن زَ ْو ِج ِه، َوأَ ْه ًﻼ َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْه ِل ِه،ِدَ ِاره
ِ أَ ْو ِم ْن َعذَا
ِ ب النﱠ
"ار
Artinya : (Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya,
selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan
tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia
dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana
Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih
baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih
baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik
daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia
dari siksa kubur dan Neraka.) Hadits Riwayat : Imam Muslim 963, Imam An-
Nasai 62, dan Imam Ahmad 23975, dan Lafadz ini lengkap dari Imam Muslim
Kemudian Takbir Ke4
Diam sejenak boleh langsung salam atau Membaca doa untuk si mayyit
walaupun pendek, pengarang Al-Wijazah hlm 91 menambahkan potongan doa
diatas
واغفر لنا وله,ُضلﱠنَا بَ ْعدَه
ِ ُ َو َﻻ ت،ُاللﱠ ُه ﱠم َﻻ تَ ْح ِر ْمنَا أَ ْج َره
12 | P a g e
(Ya Allah, jangan halangi kami untuk memperoleh pahalanya dan jangan
sesatkan kami sepeninggalnya)
Tambahan :
1. Doa Khusus Anak2 yg belum Baligh
A. Riwayat yang pertama
ب ْالقَبْر
ِ اَللﱠ ُه ﱠم أَ ِعذْهُ ِم ْن َعذَا
Artinya : (“Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur.) Hadits Riwayat: Imam
Malik dalam al-Muwaththa’ I/288, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf ,
3/217, dan Al-Baihaqi 4/9. Syu’aib Al-Arnauth menyatakan, isnad hadits di atas
shahih dalam tahqiqnya terhadap Syarhus Sunnah, karya Al-Baghawi 5/357
B. Riwayat yang kedua
،ْظ ْم ِب ِه أ ُ ُج ْو َر ُه َما ً اج َع ْلهُ فَ َر
ِ اَللﱠ ُه ﱠم ثَ ِقّ ْل ِب ِه َم َو ِاز ْينَ ُه َما َوأَع. َو َش ِف ْي ًعا ُم َجابًا،طا َوذُ ْخ ًرا ِل َوا ِلدَ ْي ِه ْ اَللﱠ ُه ﱠم
ً َ َوأَ ْبد ِْلهُ د،اب ْال َج ِحي ِْم
ارا َ َ َو ِق ِه ِب َر ْح َم ِت َك َعذ،اج َع ْلهُ ِف ْي َكفَالَ ِة ِإب َْرا ِهي َْم
ْ َو، َصا ِلﺢِ ْال ُمؤْ ِم ِنيْن
َ َوأ َ ْل ِح ْقهُ ِب
ِ س َبقَنَا ِباْ ِﻹ ْي َم
.ان ِ َوأَ ْف َر، اَللﱠ ُه ﱠم ا ْغ ِف ْر ﻷ َ ْسﻼَفِنَا، َوأَ ْهﻼً َخي ًْرا ِم ْن أَ ْه ِل ِه،َِخي ًْرا ِم ْن دَ ِاره
َ اطنَا َو َم ْن
Artinya : (“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu
dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan
doa-nya. Ya Allah! Dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan
mereka dan berilah pahala yang agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-
orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim.
Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah
yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang
lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah, am-punilah pendahulu-
pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang men-dahului kami
dalam keimanan”) Lihat al-Mughni, karya Ibnu Qudamah 3/416, dan Ad-
Durusul Muhimmah li ‘Aammatil Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin
Abdillah bin Baz, halaman 15
13 | P a g e
10. Demikian pula bagi orang yang mati sedangkan dia meninggalkan
hutang, maka dia juga dishalatkan.
11. Shalat jenazah boleh dikerjakan di dalam masjid. Dari Aisyah
Radhiyallahu ‘anha , beliau berkata: صلﱠى ﱠ ُ َعلَ ْي ِه َو َسلﱠ َم ُ صلﱠى َر
َ ِ سو ُل ﱠ َ َوﷲِ َما
ضا َء َوأ َ ِخ ْي ِه إِ ﱠﻻ فِي ْال َمس ِْج ِد ُ علَى
َ س َه ْي ِل ب ِْن بَ ْي َ Demi, Allah! Tidaklah Nabi n
menyalatkan jenazah Suhail bin Baidha’ dan saudaranya (Sahl), kecuali
di masjid. [HR Muslim]. Akan tetapi, yang afdhal, dikerjakan di luar
masjid, di tempat khusus yang disediakan untuk shalat jenazah,
sebagaimana pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . [Lihat
Ahkamul Janaiz (106), Asy Syarhul Mumti’ (5/444)].
فقال ياصحبي،بينما أنا أماشي النبي ﷺ نظر فإذا رجل يمشي بين القبورعليه نعﻼن
السبتيتين ويحك ألقيهما
Artinya : Ketika saya berjalan bersama Rasulullah
Shallallahualaihiwasallam tiba-tiba Rasul Shallallahualaihiwasallam
melihat seorang laki-laki yang berjalan di atas kuburan dengan memakai
sandal. Kemudian Rasul Shallallahualaihiwasallam memanggilnya. “Wahai
orang yang memakai sandal, celakalah kamu, copotlah kedua sandalmu.
[HR An-Nasai].
س ْب َحانَه ُ ِم ْن ُحلَ ِل ْال َك َرا َم ِة َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة ِ َما ِم ْن ُمؤْ ِم ٍن ُي َع ِ ّزي أَخَاهُ ِب ُم
ُ ُ صي َب ٍة ِإ ﱠﻻ َك َساهُ ﱠ
Air mata mengalir dan hati menjadi sedih, akan tetapi kita tidak
mengucapkan kecuali apa yang diridhai oleh Allah. Dan kami sungguh
sedih berpisah denganmu, wahai Ibrahim. [HR Bukhari dan Muslim].
Selama tidak adanya nadab (yakni menyebut-nyebut kebaikan mayit dengan
huruf nadab, yaitu “ya”) dan niyahah (yakni meratapi mayit dengan
mengeraskan suara dengan satu alunan). [Lihat Asy Syarhul Mumti’
(489/493)].
ٍ النﱠائِ َحةُ إِذَا لَ ْم تَتُبْ قَ ْب َل َم ْوتِ َها تُقَا ُم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َو َعلَ ْي َها ِس ْربَا ٌل ِم ْن قَ ِط َر
ٍ ان َود ِْرعٌ ِم ْن َج َر
ب
Orang yang meratap apabila dia tidak bertaubat sebelum meninggal dunia,
maka dia akan dibangkitkan pada hari kiamat, sedangkan pada tubuhnya
pakaian dari ter dan baju besi dari kudis. [HR Muslim].
Dan dari Umar Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Beliau bersabda:
REFERENSI
Al-Quran Al-Karim
Kutubul Ahaadiits Ash-Shohihah
Al-Wjazah Fii Tajhiizi Al-Janaazah, Syaikh Abdurrahman bin Abdullah
Al-Ghoits.
Ad-Durusul Muhimmah li ‘Aammatil Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz
bin Abdillah bin Baz.
Al-Fiqhul Al-Muyassa, Jamul Ulamaa'.
At-Tadzkirah fi Ahwal Al Mauta wa Umur Al Akhirah, karya Al
Qurthuby.
Fathul Mu'iin, Syaikh Zainuddin Al-Malibary.
Ahkaamul Janaaiz, Syaikh Al-Albani.
Al-Mughni, Al-Imam Ibnul Qudamah.
Majmu' Fatawa, Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah.
Syarhul Mumti', Syaikh Muhammad Sholih Al-Utsaimin.
Zaadul Maad, Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah.