Anda di halaman 1dari 55

Sifat dan tingkah laku manusia terbentuk sesuai dengan lingkungan dan masa di mana

mereka berada. Bentuk-bentuk tersebutlah yang kemudian dikelompokkan dengan istilah


generasi.

Berdasarkan teori dari Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall, ada enam kelompok
generasi manusia dalam 100 tahun terakhir. Yang paling tua adalah generasi tradisionalis
(mereka yang lahir pada 1922-1845. Dua yang paling muda adalah generasi milenial (1981-
1994) dan Generasi Z (1995-2010).

Pengelompokan tahun lahir dari setiap generasi masih jadi perdebatan di antara para pakar.
Namun, dua generasi yang paling berpengaruh pada saat ini adalah generasi milenial dan
generasi Z. Konon, generasi milenial adalah pionir perubahan; mereka adalah kelompok
pertama dari digital natives. Sementara itu, generasi Z sudah kenal segala hal yang digital
sejak lahir.

Penasaran lebih lanjut tentang generasi milenial dan generasi Z? Kami punya beberapa buku
sebagai referensi kamu untuk mengenal lebih jauh tentang konsep generasi milenial dan
generasi Z. Simak berikut yuk!

Generasi Eksplorasi

Generasi
Generasi Eksplorasi karya Tim IDN Times
Buku yang ditulis oleh tim IDN Times ini menjabarkan secara ringkas tentang siapa itu
generasi milenial alias generasi yang gemar bereksplorasi. Bahasan awal buku ini
menerangkan pengertian setiap kelompok generasi. Ada pula data tentang generasi di
Indonesia: 13% baby boomer, 20% generasi X, dan 24% generasi milenial.

Generasi Eksplorasi juga memetakan tipe-tipe milenial dari data yang sudah mereka
dapatkan. Pertanyaan seperti apa yang mereka sukai, musik apa yang mereka dengar,
pengeluaran bulanan habis untuk apa, dan nilai apa yang mereka percaya menjadi bahasan
yang menarik untuk disimak. Dan kesemuanya itu ada di dalam buku penuh warna ini.
7 Adab ke Kamar Mandi Dalam Islam dan Dalilnya
√ Islamic Base
Review by: Redaksi Dalamislam
Salah satu adab yang wajib diketahui seorang muslim adalah adab ke kamar mandi. Bagi
sebagian orang, perilaku ketika akan ke kamar mandi atau saat berada di kamar mandi
mungkin tidak pernting, namun dalam Islam setiap perbuatan memiliki dampak dan
aturannya. Berikut ini adalah adab ke kamar mandi yang sering kali dilupakan:

1. Berdoa sebelum masuk


Sebagaimana kegiatan lainnya, ketika akan masuk ke kamar mandi sekalipun kita harus
membaca doa. Sebagaimana
Dari Imam al-Tirmidzi dari Sayyidina Ali, dia berkata bahwa Nabi bersabda,

‫ول بِ ْس ِم‬ ِ ‫ْج ِّن و َعور‬


َ ‫ات بَنِى‬ ِ
َ ‫آد َم ِإذَا َد َخ َل‬
َ ‫َأح ُد ُه ُم الْ َخالَ َء َأ ْن َي ُق‬ َ ْ َ ‫َس ْت ُر َما َب ْي َن َأ ْعيُ ِن ال‬
‫اللَّ ِه‬
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara
mereka memasuki kamar mandi, lalu dia mengucapkan “bismillah”.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

َ ِ‫ال « اللَّ ُه َّم ِإنِّى َأعُوذُ ب‬


‫ك‬ َ َ‫َكا َن النَّبِ ُّى – صلى اهلل عليه وسلم – ِإ َذا َد َخ َل الْ َخالَ َء ق‬
ِ ‫ث والْ َخباِئ‬
‫ث‬ ِ ِ
َ َ ُ‫» م َن الْ ُخب‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan:
Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-
Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan”
(HR. Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375)

2. Mendahulukan kaki kiri


Rasul sangat suka mendahulukan yang sebelah kanan terlebih dahulu, namun ketika akan
masuk ke kamar mandi, yang didahulukan justru kaki kiri terlebih dahulu. Mengapa? Hal ini
dikarenakan kamar mandi adalah tempat yang kotor dan kita masuk dalam keadaan kotor
sehingga didahulukan kaki kiri yang melambangkan kotornya.
Sedangkan ketika sudah keluar dari kamar mandi, kita tentu telah membersihkan diri yang
dilambangkan dengan keluar dengan kaki kanan terlebih dahulu.

‫َكا َن النَّبِ ُّى – صلى اهلل عليه وسلم – ُي ْع ِجبُهُ التَّيَ ُّم ُن فِى َتَن ُّعلِ ِه َوَت َر ُّجلِ ِه َوطُ ُهو ِر ِه َوفِى‬

‫َشْأنِِه ُكلِّ ِه‬


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai
sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR.
Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)
3. Tidak berlama-lama
Salah satu godaan setan adalah berlama-lama di kamar mandi. Kamar mandi adalah tempat
setan sehingga setan sangat suka menggoda manusia untuk berlama-lama di rumahnya.

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya toilet ini dihadiri setan. (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6, dan dishahihkan
Syuaib al-Arnauth).

4. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat


Ketika buang hajat di dalam kamar mandi, hendaknya tidak dalam posisi menghadap atau
membelakangi kiblat. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

« . » ‫ َولَ ِك ْن َش ِّرقُوا َْأو غَ ِّربُوا‬، ‫وها‬ ِ َ ‫ِإذَا َأَت ْيتُ ُم الْغَاِئ‬


َ ‫ط فَالَ تَ ْسَت ْقبِلُوا الْق ْبلَةَ َوالَ تَ ْستَ ْدبُِر‬
‫ف َونَ ْسَت ْغ ِف ُر‬
ُ ‫ َفَن ْن َح ِر‬، ‫ت قِبَ َل ال ِْق ْبلَ ِة‬
ْ َ‫يض بُنِي‬ ِ َّ ‫وب َف َق ِد ْمنَا‬
َ ‫ْأم َف َو َج ْدنَا َم َراح‬ َ ‫الش‬ َ ُّ‫ال َأبُو َأي‬ َ َ‫ق‬
‫اللَّهَ َت َعالَى‬
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan
membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub
mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun
menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon
ampun pada AllahTa’ala.” (HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no. 264
5. Tidak beristinja dengan tangan kanan
Dalam Islam, tangan yang digunakan untuk beristinja’adalah tangan kiri. Tangan kanan
digunakan untuk makan dan kegiatan lainnya. Dari Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫ َوِإ َذا َأتَى الْ َخالَ َء فَالَ يَ َم‬، ‫س فِى اِإل نَ ِاء‬
، ‫س ذَ َك َرهُ بِيَ ِمينِ ِه‬ ْ ‫َأح ُد ُك ْم فَالَ َيَتَن َّف‬ َ ‫ب‬ َ ‫ِإ َذا َش ِر‬
‫س ْح بِيَ ِمينِ ِه‬
َّ ‫َوالَ َيتَ َم‬
“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia
buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia
beristinja’ dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 153 dan Muslim no. 267)

6. Diam
Ketika berada di dalam kamar mandi, hendaknya seorang muslim diam tanpa berkata-kata,
apalagi sampai bernyanyi. Bahkan jika ada yang memberi salam, kita sebaiknya tetap diam.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

‫سلَّ َم َفلَ ْم َي ُر َّد َعلَْي ِه‬ ُ ُ‫ َيب‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬
َ َ‫ول ف‬ َّ
ُ ‫َأن َر ُجالً َم َّر َو َر ُس‬.

“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang
kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.”
(HR. Muslim no. 370)

7. Berdoa sesudah keluar


Jika masuk ke kamar mandi kita harus berdoa, maka setelah keluar dari kamar mandi pun kita
juga harus berdoa. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

‫ك‬ َ َ‫ َكا َن ِإ َذا َخ َر َج ِم َن الْغَاِئ ِط ق‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َأن النَّبِ َّى‬
َ َ‫ال « غُ ْف َران‬ َّ ».
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan
“ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).” (HR. Abu Daud no. 30, At
Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680
Adab Istimewa Terhadap Guru
Belajar ilmu agama tidaklah sama dengan belajar disiplin ilmu yang lain. Setiap hamba yang
kewajibannya mengabdi kepada Sang Penciptanya, dituntut untuk belajar apa-apa yang
menjadi fardhu ‘ain bagi dirinya, tidak boleh tidak. Dia harus mempelajari ilmu syar’i yang
hukumnya wajib, memahaminya, dan mengamalkannya.
Dan orang yang secara khusus menghabiskan waktu mempelajari dan menelaah ilmu agama,
disebut alim. Kelak dia akan menjadi guru bagi generasi penerus selanjutnya.
Dahulu Al-Hasan bin Ali berkata kepada puteranya, “Apabila engkau bermajelis dengan
orang-orang yang berilmu maka bersemangatlah untuk mendengar ketimbang berbicara.
Belajarlah mendengar yang baik sebagaimana engkau belajar berbicara. Janganlah engkau
memutus pembicaraan orang.”

(lihat Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, 2/148 dalam riwayat lain disebutkan dari Al-Hasan Al-
Bashri).

Ajaran Islam Yang Mulia Mengajarkan Etika dan Adab


Bagaimana seharusnya seorang murid bersikap terhadap gurunya. Budi pekerti yang luhur ini
senantiasa diajarkan oleh para ulama setiap zaman kepada para penuntut ilmu, bahkan telah
tetap arahan dan nasihat dari Nabi yang penuh kasih sayang, di mana beliau Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda;

ِ ِ ْ ‫ ويع ِر‬،‫ ويرحم ص ِغيرنَا‬،‫لَيس ِمن َُّأمتِي من لَم ي ِج َّل َكبِيرنَا‬


ُ‫ف ل َعال ِمنَا َح َّقه‬ ْ َ َ َ َ ْ َ َْ َ َ ُ ْ َْ ْ َ ْ

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama”
(HR. Ahmad, no. 22755, dari sahabat ‘Ubadah Bin Shamit dan dishahihkan ahli hadits Al
Albani dalam Shahih Al Jami).
Adab Kepada Orang tua, Semasa Hidupnya dan Sepeninggalnya
Ikhwatal Iman Ahabbakumullah, saudara saudariku sekalian yang mencintai Sunnah dan
dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.. Orang tua adalah mutiara dalam kehidupan kita, banyak
sekali ayat Al-Quran yang membahas tentang kewajiban bakti pada orang tua.

Dan dengan banyaknya dalil tersebut ada satu hal yang harus digarisbawahi, yakni adab
kepada orang tua bukanlah hukum sebab akibat, tetapi perintah langsung dari Allah.

Tidak peduli bagaimana keadaan dan masa lalu orang tua kita, baik atau buruk, tanggung
jawab atau tidak, peduli atau cuek, bakti kepada mereka tidak akan gugur.
Jangan dianggap kita wajib berbakti ketika orang tua, sayang saja, ketika orang tua sabar saja,
atau ketika sering membelikan hadiah saja, karena memang berbakti pada orang tua bukanlah
hukum sebab akibat.

Bahkan Allah telah mengaitkan kewajiban bakti kepada mereka setahap setelah kewajiban
utama seorang hamba, yakni mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla

‫ِ ِ ِإ‬ ِِ ۟ َّ ۟
َٰ ‫َوٱ ْعبُ ُدوا ٱللهَ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بهۦ َش ْيـًٔا ۖ َوبٱل َْٰول َديْ ِن ْح‬
‫سنًا‬
“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah pada kedua orangtua” (QS. An-Nisaa 36)

َٰ ‫قُ ْل َت َعالَ ْو ۟ا َأتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَْي ُك ْم ۖ َأاَّل تُ ْش ِر ُكو ۟ا بِ ِهۦ َش ْيـًٔا ۖ َوبِٱل َْٰولِ َديْ ِن ِإ ْح‬
‫سنًا‬
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan berbuat baiklah pada kedua
orang tua.” (QS. Al-An’am 151)

‫سنً ۚا‬ ‫ِإ ِإ ِ ۡ ِ ِإ‬


َٰ ‫ك َأاَّل تَ ۡعبُ ُد ٓواْ ٓاَّل يَّاهُ َوبٱل َٰول َد ۡي ِن ۡح‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
َ َ‫َوق‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan
berbuat baiklah pada kedua orangtua” (QS. Al-Israa 23)
Dipenghujung surat Al-Israa ayat 23 di atas Allah juga langsung memberikan contoh kasus
perihal adab berbicara pada orang tua

ٍّ ‫َأح ُد ُه َمٓا َْأو كِاَل ُه َما فَاَل َت ُقل لَّ ُه َمٓا‬


‫ُأف َواَل َت ْن َه ْر ُه َما َوقُل لَّ ُه َما‬ ِ ِ
َ ‫ِإ َّما َي ْبلُغَ َّن عن َد َك ٱلْكَب َر‬
ً ‫َق ْواًل َك ِر‬
‫يما‬
“Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka serta ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia” (QS. Al-Isra 23)

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan

‫أي ال تسمعهما قوال سيئا حتى وال التأفيف الذي هو أدنى مراتب القول السيئ‬

“Maksudnya jangan memperdengarkan kepada orang tua perkataan yang buruk. Bahkan
sekadar ‘Ah’ yang ini merupakan tingkatan terendah dari perkataan yang buruk” (Tafsir
Ibnu Katsir)

Adab Terhadap Lingkungan


Bumi dan segala isinya merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada manusia.
Begitu juga yang berada langit. Jelas sudah segala yang di langit dan di bumi diciptakan
Allah untuk manusia. Begitu cintanya Allah kepada hambaNya. Hanya masih ada manusia
yang tidak menggunakan anugerah ini dengan sebaik baiknya.

Sebagaimana di jelaskan dalam Quran surat Ar Rum ayat 41 :

‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا‬ ِ ِ ِ ‫ت َأي ِدي الن‬ ِ ِ ُ ‫ظَهر الْ َفس‬


َ ‫َّاس ليُذي َق ُه ْم َب ْع‬ َ ‫اد في الَْب ِّر َوالْبَ ْح ِر ب َما َك‬
ْ ْ َ‫سب‬ َ ََ
‫لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُو َن‬
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Namun dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa setelah Allah memberikan karunianya
kepada manusia segala yang dilangit dan di bumi, manusia tidak memeliharanya dengan baik.
Mereka membuat kerusakan, baik di darat maupun di laut.

Bisa kita lihat dan rasaakn sekarang akibat ulah manusia bumi sudah tidak nyaman lagi.
Seperti penebangan hutan dengan membabi buta, membakar hutan yang tidak memandang
kerugiannya bagi orang lain akibat asap yang ditimbulkannya, menggunakan kendaraan yang
berlebihan yang membuat polusi udara, membuang sampah produksi ke danau atau kesungai
bahkan ke laut membuat rusak ekosistem laut atau air pada umumnya, banyak lagi hal hal
negatif yang dilakukan manusia yang hanya memikirkan untuk kepentingan pribadi mereka
saja atau kepentingan kelompok.

Jika diuraikan dengan rinci memang benar apa yang tertulis dalam Quran surat Ar Rum ayat
41 tersebut memang benar adanya, terbukti bahwa manusia sendiri yang membuat bumi dan
segala isinya menjadi rusak.

Nah, bagaimana adab terhadap lingkungan yang sesuai dengan ajaran Islam? Mari kita simak
uraian singkat berikut.
Manusia adalah khalifah di muka bumi ini, maka sudah sepatutnya manusia harus menjaga
kelestarian alam ini, karena tidak sekarang saja yang kita pikirkan, namun kita juga harus
memikir bagaimana nantinya anak cucu kita yang akan hidup di bumi Allah ini.
Diantara adab Islami terhadap lingkungan yang harus kita ketahui adalah :
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
2. Melarang pencemaran lingkungan.
3. Menganjurkan manusia untuk menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan
pepohonan.
4. Mensterilkan jalan dari bahaya.
5. Melarang duduk-duduk di pinggir jalan.
6. Melarang mengebiri hewan.
7. Mengajarkan hemat energi dan air (seperti hemat air ketika berwudhu atau mandi).
Salat Istikharah
Ibadah di Agama Islam

Salat Istikharah (Arab: ‫صالة االستخارة‬ ) adalah salat sunnah yang dikerjakan untuk
meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa
ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal. Spektrum masalah dalam
hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat salat istikharah untuk menentukan di mana ia kuliah,
siapa yang lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih.
Setelah salat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam
memilih.

Pada dasarnya salat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja namun dianjurkan pada
waktu sepertiga malam terakhir. Nabi Muhammad menjelaskan jika umatnya memiliki
keinginan atau memilih keputusan yang terbaik maka disunnahkan untuk melakukan salat
ini.

Niat Salat
Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang
terpenting adalah niat hanya karena Allah semata dengan hati yang ikhlas dan
mengharapkan ridhoNya.

Tata Cara
Salat istikharah boleh dikerjakan paling sedikit dua rakaat atau hingga dua belas rakaat
(enam salam). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, diutamakan
membaca Surah Al-Kafiruun (1 kali). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua,
diutamakan membaca 1 Surah Al-Ikhlas (1 kali). namun untuk surah yang lain tetap
diperbolehkan dibaca selepas membaca surah Al-Fatihah, baik pada rokaat pertama dan
kedua.

Setelah salam dilanjutkan do'a salat istikharah kemudian memohon petunjuk dan
mengutarakan masalah yang dihadapi. Sebuah hadits tentang do'a setelah salat istikharah
dari Jabir r.a mengemukakan bahwa do'a tersebut dapat berbunyi:

"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku
memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa
masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah
untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika
Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku
darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun
kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (Hadits riwayat Al Bukhari)

Hadits dari Jabir bin Abdullah, "Rasulallah ‫ ﷺ‬terbiasa mengajarkan sahabatnya untuk
melakukan sholat istikharoh dalam segala hal, sama seperti yang dia gunakan untuk
mengajarkan mereka surah dari Al-Qur'an. Dia berkata: 'Jika salah satu dari kalian bimbang
akan suatu keputusan yang akan diambil, (atau dalam versi yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas'ud sebagai: 'Jika di antara kalian ingin melakukan sesuatu...') maka sholat sunnahlah
dua rakaat dan berdoa (setelah selesai sholat).'" (Sahih Bukhari, Buku 19, Bab 25, Hadits
No. 1162)

Sholat Dhuha (Arab: ‫)ص الة الض حى‬ adalah salat sunah yang dilakukan seorang muslim
ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7
hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul enam atau tujuh pagi) hingga waktu zuhur. Jumlah
rakaat sholat dhuha adalah 2, 4, 6, 8, dan maksimal 12 rakaat
Cara pelaksanaannya dilakukan setiap 2 rakaat sekali salam.

Manfaat
Manfaat atau faedah salat duha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang
melaksanakan salat duha adalah dapat melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam
hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.

Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy-
menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi
serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.

Terlebih lagi shalat dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari
dengan rangkaian gerakan teraturnya, tetapi juga menangkal stress yang mungkin timbul
dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat,
"Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti
enkefalin dan endorfin. Zat ini sejenis morfin, termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak
berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh,
sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol."

Hadis terkait
Hadis rasulullah terkait salat duha antara lain:

"Barang siapa salat Duha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga."
(H.R. Tirmidzi dan Abu Majah)

"Siapapun yang melaksanakan salat duha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh
Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R Tirmidzi)

Dari Ummu Hani bahwa rasulullah ‫ ﷺ‬salat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.
(HR Abu Daud)

berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Rasulullah bersabda di dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman,
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat salat
duha, karena dengan salat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR
Hakim & Thabrani)
karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat salat dhuha disertai tidak
berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya
melebihi buih di lautan." (HR Abu Daud)

Dari Abi Zar dari nabi ‫ﷺ‬, dia bersabda, Setiap pagi ada kewajiban untuk bersedekah untuk
tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah,
tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran
itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua raka'at salat dhuha.” (HR
Muslim)
Doa sholat dhuha
Sunting
Pada dasarnya doa setelah sholat duha dapat menggunakan doa apapun. Bahkan pernah
tercatat nabi beristighfar seusai sholat duha dan dilanjutkan dengan doa lain.[3] Akan tetapi
ada doa yang biasa dibaca/dianjurkan untuk dibaca selepas sholat duha. Doa yang biasa
dilakukan selepas sholat Dhuha adalah:

،‫ك‬ َّ ِ‫اَلله َّم ا‬


َ ُ‫ َوالْ ُق َّو َة ُق َّوت‬،‫ك‬
َ ُ‫ال َج َمال‬
َ ‫ْج َم‬
َ ‫ َوال‬،‫اء َب َهاءُ َك‬ ‫ه‬
َ
َ َ ُ‫ْب‬
َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ،‫ك‬َ ‫اء‬ ‫ح‬َ ‫ض‬
ُ ‫آء‬
َ ‫ُّح‬
َ ‫الض‬ ‫ن‬ ُ
‫آء فََأنْ ِزلْهُ َواِ ْن‬
ِ ‫السم‬ ِ ِ َ‫ ا‬.‫ وال ِْعصمةَ ِعصمتك‬،‫والْ ُق ْدرةَ قُ ْدرتُك‬
َ َّ ‫لله َّم ا ْن َكا َن ِر ْزقَى فى‬ ُ َ َُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ
‫س ْرهُ َواِ ْن َكا َن َح َر ًاما فَطَ ِّه ْرهُ َواِ ْن َكا َن‬ َّ ‫ض فََأ ْخ ِر ْجهُ َواِ ْن َكا َن ُم َع‬
ِّ َ‫س ًرا َفي‬ ِ ‫َكا َن فِى اْالَ ْر‬
ِ
‫اد َك‬ ِ َ ‫ك آتِنِى مآاََتي‬
َ َ‫ت عب‬ ْ َ ْ َ ‫ك َوقُ ْد َرت‬ َ ِ‫ك َو ُق َّوت‬ َ ِ‫ض َح ِاء َك َو َب َه ِاء َك َو َج َمال‬
ُ ‫بَ ِع ْي ًدا َف َق ِّربْهُ بِ َح ِّق‬
‫الصالِ ِح ْي َن‬َّ

Dalam tulisan latin: "allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal
jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka.
allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana
mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu,
bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma
atayta 'ibadakas sholihin".

Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan
itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah
kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih
di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih
sukar, maka mudahkanlah, jika haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah
kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-MU yang sholeh".
"Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat salatnya setelah salat shubuh
Dalam Fatwa Mufti Markaz Al Fatawa – Asy Syabkah Al Islamiyah, Dr ‘Abdullah Al
Faqih, Fatwa no. 53488, 1 Sya’ban 1425, diterangkan:
do’a Dhuha seperti ini (“allahumma innadhuha dhuha-uka, wal bahaa baha-uka, wal jamala
jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka ...dst)
tidak ditemukan dalam berbagai kitab yang menyandarkan doa ini sebagai hadits Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Do'a seperti itu ditulis oleh Asy Syarwani dalam
Syarh Al Minhaj dan Ad Dimyathi dalam I’anatuth Tholibiin, namun doa ini tidak
dikatakan sebagai hadis.

Surah-surah yang paling baik dibaca


Surah-surah yang paling baik dibaca ketika salat duha adalah:
1. Surah Al-Waqi’ah
2. Surah Asy-Syams
3. Surah Ad-Duha
4. Surah Al-Kafirun
5. Surah Quraisy
6. Surah Al-Ikhlas
Surah yang paling disunahkan ketika salat dhuha yaitu:[4]

Rakaat pertama disunahkan membaca Surah Asy-Syams[5]


Rakaat kedua disunahkan membaca Surah Ad-Duha
Untuk rakaat berikutnya:[6]

Setiap rakaat pertama disunahkan membaca Surah Al-Kafirun


Setiap rakaat kedua disunahkan membaca Surah Al-Ikhlas
Pengertian Tauhid

Pengertian tauhid apabila ditinjau dari segi bahasa atau etimologi merupakan bentuk kata
mashdar dari asal kata kerja lampau yaitu wahhada yuwahhidu wahdah yang memiliki arti
mengesakan atau menunggalkan, dikutip dari buku Studi Ilmu Tauhid/Kalam oleh Mulyono
dan Bashori.

Dengan demikian, secara bahasa pengertian tauhid adalah ilmu yang membahas tentang
Allah SWT yang Maha Esa. Karena, arti kata tauhid adalah mengesakan, dengan dimaksud
mengesakan Allah SWT adalah dzat-Nya, asma-Nya dan af’al-Nya. Jadi, ilmu tauhid
mempelajari bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu.
Pengertian Tauhid
Ditinjau dari buku Teologi Islam Ilmu Tauhid karya Drs Hadis Purba dan Drs. Salamuddin,
terdapat beberapa pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh para ahli. Beberapa
definisi atau pengertian tauhid tersebut antara lain;

1. Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4), dikemukakan bahwa "Ilmu tauhid


adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang
wajib disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan
daripada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya, meyakinkan kerasulan
mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada mereka, dan apa yang terlarang
dinisbatkan kepada mereka."
2. Husain Affandi al-Jisr (tt:6) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah ilmu yang
membahas tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang
meyakinkan."
3. Ibnu Khaldun (tt:458) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid berisi alasan-alasan dari
aqidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan yang merupakan
penolakan terhadap golongan bid'ah yang dalam bidang aqidah telah menyimpang
dari mazhab salaf dan ahlus sunnah."

Jenis-Jenis Tauhid
Tauhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus sunnah
wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang sekaligus
mengandung klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.

Dalam kaitan ini tercakup dua hal. Pertama, memahami ajaran tauhid secara teoritis
berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an, sunnah dan akal sehat. Kedua, mengaplikasikan ajaran
tauhid tersebut dalam kenyataan sehingga ia menjadi fenomena yang tampak dalam
kehidupan manusia.
Secara teoritis, tauhid diklarifikasikan dalam tiga jenis, yakni;

1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma’Wash-Shifat

1. Tauhid Rububiyah
Jenis tauhid yang pertama adalah tauhid Rubibiyah. Rububiyah adalah kata yang
dinisbatkan kepada salah satu nama Allah Swt, yaitu ‘Rabb’. Nama ini mempunyai
beberapa arti antara lain: al-murabbi (pemelihara), an-nasir (penolong), al-malik (pemilik),
al-mushlih (yang memperbaiki), as-sayyid (tuan) dan al-wali (wali).
Dalam terminologi syari’at Islam, istilah tauhid rububiyah berarti: “percaya bahwa hanya
Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya”,
dilansir dari Pengantar Studi Aqidah Islam oleh Muhammad Ibrahim Bin Abdullah Al-
Buraikan.
Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini;
- Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat umum. Misalnya,
menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menguasai.
- Beriman kepada takdir Allah.
- Beriman kepada zat Allah.
-

2. Tauhid Uluhiyah
Jenis tauhid yang kedua adalah tauhid Uluhiyah. Kata Uluhiyah diambil dari akar kata 'ilah'
yang berarti 'yang disembah' dan 'yang ditaati'. Karena ini digunakan untuk menyebut
sembahan yang hak dan yang batil. Pemakaian kata lebih dominan digunakan untuk
menyebut sembahan yang hak sehingga maknanya berubah menjadi: Dzat yang disembah
sebagai bukti kecintaan, penggunaan, dan pengakuan atas kebesaran-Nya.
Dengan demikian kata ilah mengandung dua makna: pertama adalah ibadah; kedua adalah
ketaatan, dikutip dari buku Filsafat Pendidikan Islam oleh Hasan Basri.Pengertian tauhid
Uluhiyah dalam terminologi syari’at Islam sebenarnya tidak keluar dari kedua makna
tersebut. Maka definisinya adalah: “Mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan”.

3. Tauhid Asma’Wash-Shifat
Jenis tauhid yang ketiga adalah tauhid Asma’Wash-Shifat. Definisi tauhid al-asma wa ash-
shifat artinya pengakuan dan kesaksian yang tegas atas semua nama dan sifat Allah yang
sempurna, masih dikutip dari buku Pengantar Studi Aqidah Islam oleh Muhammad Ibrahim
Bin Abdullah Al-Buraikan.
Allah Swt menetapkan sifat-sifat bagi diri-Nya secara rinci. Yaitu dengan menyebut
bagian-bagian kesempurnaan itu satu persatu. Menetapkan sifat mendengar dan melihat bagi
diri-Nya sendiri. Tetapi Allah SWT juga menafikan sifat-sifat kekurangan dari diri-Nya.
Hanya saja penafikan itu bersifat umum.

Artinya, Allah SWT menafikan semua bentuk sifat kekurangan bagi dirinya yang
bertentangan dengan kesempurnaan-Nya secara umum tanpa merinci satuan-satuan dari sifat-
sifat kekurangan tersebut. Terkadang memang terjadi sebaliknya, yaitu bahwa Allah SWT
menetapkan sifat-sifat bagi dari-Nya secara global dan merinci sifat-sifat kekurangan yang
ingin dinafikan.
TAUBAT : PENGERTIAN, HAKIKAT, SYARAT DAN KEUTAMAAN

DEFINISI TAUBAT[1]
Secara Bahasa, at-Taubah berasal dari kata ‫ب‬ َ ‫ َو‬V َ‫ ت‬yang bermakna kembali. Dia bertaubat,
artinya ia kembali dari dosanya (berpaling dan menarik diri dari dosa)[2]. Taubat adalah
kembali kepada Allâh dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus-
menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allâh Azza wa Jalla .

Secara Syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allâh, menganggapnya
buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan
memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari amalnya.

HAKIKAT TAUBAT
Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang sudah terjadi, lalu
mengarahkan hati kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya serta menahan diri dari dosa.
Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan adalah wujud nyata dari taubat.
Taubat mencakup penyerahan diri seorang hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada
Allâh Azza wa Jalla dan konsisten menjalankan ketaatan kepada Allâh. Jadi, sekedar
meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak melaksanakan amalan yang dicintai Allâh Azza
wa Jalla , maka itu belum dianggap bertaubat.

Seseorang dianggap bertaubat jika ia kembali kepada Allâh Azza wa Jalla dan melepaskan
diri dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa. Ia tanamkan makna
taubat dalam hatinya sebelum diucapkan lisannya, senantiasa mengingat apa yang disebutkan
Allâh Azza wa Jalla berupa keterangan terperinci tentang surga yang dijanjikan bagi orang-
orang yang taat, dan mengingat siksa neraka yang ancamkan bagi pendosa. Dia berusaha
terus melakukan itu agar rasa takut dan optimismenya kepada Allâh semakin menguat dalam
hatinya. Dengan demikian, ia berdoa senantiasa kepada Allâh Azza wa Jalla dengan penuh
harap dan cemas agar Allâh Azza wa Jalla berkenan menerima taubatnya, menghapuskan
dosa dan kesalahannya.

SYARAT-SYARAT TAUBAT
Dalam kitab Majâlis Syahri Ramadhân[3], setelah membawakan banyak dalil dari al-Qur’an
dan as-Sunnah yang mendorong kaum Muslimin untuk senantiasa bertaubat dan beberapa hal
lain tentang taubat, Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin t mengatakan, “Taubat yang
diperintahkan Allâh Azza wa Jalla adalah taubat nasuha (yang tulus) yang mencakup lima
syarat:
Pertama : Hendaknya taubat itu dilakukan dengan ikhlas. Artinya, yang mendorong dia
untuk bertaubat adalah kecintaannya kepada Allâh Azza wa Jalla , pengagungannya terhadap
Allâh, harapannya untuk pahala disertai rasa takut akan tertimpa adzab-Nya. Ia tidak
menghendaki dunia sedikitpun dan juga bukan karena ingin dekat dengan orang-orang
tertentu. Jika ini yang dia inginkan maka taubatnya tidak akan diterima. Karena ia belum
bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla namun ia bertaubat demi mencapai tujuan-tujuan dunia
yang dia inginkan.

Kedua : Menyesali serta merasa sedih atas dosa yang pernah dilakukan, sebagai bukti
penyesalan yang sesungguhnya kepada Allâh dan luluh dihadapan-Nya serta murka pada
hawa nafsunya sendiri yang terus membujuknya untuk melakukan keburukan. Taubat seperti
ini adalah taubat yang benar-benar dilandasi akidah, keyakinan dan ilmu.

Ketiga : Segera berhenti dari perbuatan maksiat yang dia lakukan. Jika maksiat atau dosa itu
disebabkan karena ia melakukan sesuatu yang diharamkan, maka dia langsung meninggalkan
perbuatan haram tersebut seketika itu juga. Jika dosa atau maksiat akibat meninggalkan
sesuatu yang diwajibkan, maka dia bergegas untuk melakukan yang diwajibkan itu seketika
itu juga. Ini apabila hal-hal wajib yang ditinggalkan itu bisa diqadha’, misalnya zakat atau
haji.

Taubat orang yang terus-menerus melakukan perbuatan maksiat itu tidak sah. Jika ada
seseorang yang mengatakan bahwa dia bertaubat dari perbuatan riba, namun dia tidak
meninggal perbuatan ribawi itu, maka taubat orang ini tidak sah. Bahkanini termasuk
mempermainkan Allâh Azza wa Jalla . Orang seperti ini, bukan semakin dekat kepada Allâh
namun sebaliknya dia semakin jauh.  Begitu juga, misalnya ada orang yang menyatakan
dirinya bertaubat dari meninggalkan shalat fardhu secara berjama’ah, namun dia tetap saja
meninggalkan shalat ini, dia tetap tidak berjama’ah. Taubat orang ini juga tidak diterima.

Jika maksiat itu berkaitan dengan hak-hak manusia, maka taubatnya tidak sah  kecuali setelah
ia membebaskan diri dari hak-hak tersebut. Misalnya, apabila maksiat itu dengan cara
mengambil harta orang lain atau menentang hak harta tersebut, maka taubatnya tidak sah
sampai ia mengembalikan harta tersebut pada pemiliknya apabila ia masih hidup, atau
dikembalikan kepada ahli warisnya, jika telah meninggal. Apabila diketahui ia tidak memiliki
ahli waris, maka harta itu diserahkan ke baitul mâl.
Dan apabila tidak diketahui pemilik harta yang diambilnya tersebut, maka ia sedekahkan
harta tersebut atas nama pemiliknya.

Apabila dosa atau maksiat itu dengan sebab ghîbah (menggunjing) seorang Muslim, maka ia
wajib meminta maaf kepada orang yang digunjingnya itu, bila yang dighibah tahu, atau ia
khawatir orang yang digunjing akan tahu. Jika tidak, maka cukup baginya dengan
memohonkan ampunan untuk orang yang digunjing dan memujinya di tempat ia
menggunjingnya dahulu. Karena sesungguhnya perbuatan baik akan menghilangkan
keburukan.
Dan taubah seseorang dari dosa tertentu tetap sah, sekalipun ia masih terus-menerus
melakukan dosa yang lain. Karena perbuatan manusia itu banyak macamnya, dan imannya
pun bertingkat-tingkat. Namun orang yang bertaubat dari dosa tertentu itu tidak bisa
dikatakan dia telah bertaubat secara mutlak. Dan semua sifat-sifat terpuji dan kedudukan
yang tinggi bagi orang yang bertaubat, hanya bisa diraih dengan bertaubat dari seluruh dosa-
dosa.

Keempat : Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa yang akan datang. Karena
ini merupakan buah dari taubatnya dan sebagai bukti kejujuran pelakunya.
Jika ia mengatakan telah bertaubat, namun ia masih bertekad untuk melakukan maksiat itu
lagi di suatu hari nanti, maka taubatnya saat itu belum benar. Karena taubatnya hanya
sementara, si pelaku maksiat ini hanya sedang mencari momen yang tepat saja. Taubatnya ini
tidak menunjukkan bahwa dia membenci perbuatan maksiat itu lalu menjauh darinya dan
selanjutnya melaksanakan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla .

Kelima : Taubat itu dilakukan bukan pada saat masa penerimaan taubat telah habis.
Jika taubat itu dilakukan setelah habis waktu diterimanya taubat, maka taubatnya tidak akan
diterima. Berakhirnya waktu penerimaan taubat itu ada dua macam: (Pertama,) bersifat
umum berlaku untuk semua orang dan (kedua) bersifat khusus untuk setiap pribadi.

Yang bersifat umum adalah terbitnya matahari dari arah barat. Jika matahari telah terbit dari
arah barat, maka saat itu taubat sudah tidak bermanfaat lagi.
Referensi : https://almanhaj.or.id/7192-taubat-pengertian-hakikat-syarat-dan-keutamaan.html
Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi
Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi serta dalam Pandangan Agama – Emosi
merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Emosi tertawa ketika kamu
membaca pesan yang lucu atau emosi kesal ketika terjebak kemacetan di jalan, pasang surut
emosi yang dialami dapat mempengaruhi kehidupan seseorang manusia.

Kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi juga sangat mempengaruhi cara orang lain
memandang seseorang. Contohnya, jika kamu tertawa membaca pesan tersebut ketika sedang
rapat bersama rekan kerja lainnya, tentunya kamu akan mendapat tatapan kesal dari orang-
orang tersebut.

Studi tentang emosi memang bukan ilmu yang pasti, para psikolog masih memperdebatkan
hubungan antara tubuh-pikiran dengan perasaan emosi. Untuk mengenal emosi lebih dekat,
simak tulisan di bawah ini serta ketahui cara mengendalikan emosi dari pandangan agama.
. Ilmu Tentang Emosi
Ilmu pengetahuan tentang psikologi telah dipelajari selama berabad-abad, bahkan sampai
menimbulkan perpecahan di antara para ahli. Dr.Paul Ekman, Profesor Psikologi di UCSF,
salah satu ahli yang memetakan emosi untuk mengembangkan pikiran yang tenang.

Langkah awal yang diambil oleh Ekman adalah menemukan beberapa kesamaan di antara
para ilmuwan. Survey yang dilakukannya menunjukan tentang bagaimana emosi bekerja.
Beberapa ahli banyak yang setuju bahwa emosi bersifat universal. Ekspresi dari emosi di
berbagai budaya memiliki kemiripan.

Ada lima emosi dasar yang diketahui yaitu, marah, takut, jijik, sedih dan senang. Ada pemicu
universal untuk merasakan emosi, manusia bisa marah ketika merasa diperlakukan tidak adil.
Manusia bisa sedih ketika merasa kehilangan. Manusia bisa merasa jijik dengan sesuatu atau
takut ketika merasakan bahaya atau ada ancaman terhadap keselamatan diri. Pikiran
seseorang bersifat pribadi, namun emosi bersifat universal.

Menurut Ekman, kita dapat mengetahui emosi seseorang, bukan pikirannya yang memicu
emosi tersebut. Contohnya, jika ada seseorang yang takut saat ditangkap seorang polisi atau
petugas, kita tidak bisa tahu apakah dia takut arena tertangkap atau karena dia tidak bersalah.

Sebagai manusia, kita memiliki beberapa jenis kecerdasan. Salah satunya adalah kecerdasan
emosional atau EQ yang juga perlu diasah agar hidup menjadi seimbang dan ha ini dibahas
dalam buku Seni Mengendalikan Emosi.
Emosi adalah respons otak yang instan, kita tidak dapat memilihnya. Lalu, kapan emosi
menjadi destruktif? Sains mengatakan bahwa semua emosi itu merupakan hal yang wajar,
emosi menjadi destruktif ketika emosi tersebut tidak diungkapkan dengan tepat.

Contohnya, manusia akan merasa sedih jika ditinggalkan oleh orang yang penting dalam
hidupnya dan itu merupakan hal yang wajar, namun orang yang depresi akan merasakan
kesedihan itu dengan cara yang tidak pantas.

Peta dari emosi adalah representasi visual dari apa yang telah dipelajari oleh para peneliti.
Hal ini membantu kita menyadari emosi kita, bagaimana emosi tersebut dipicu, seperti apa
perasaannya dan bagaimana cara menanggapinya.

Emosi manusia berada dalam sebuah garis waktu, emosi dimulai dengan pemicu yang
memulai pengalaman emosional dan berakhir dengan menghasilkan respons. Pemicunya
terjadi dalam konteks yang ditentukan oleh keadaan dan perasaan kita.
Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi
Menurut Gross dan Hooria Jazairi (2014) Ketidakmampuan untuk mengatur emosi
merupakan akar dari gangguan psikologis seperti depresi dan gangguan kepribadian lain.
Meskipun perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
bawah ini terdapat lima langkah pendekatan yang dapat disesuaikan dengan situasi yang
dapat menyebabkan masalah. Mengetahui pemicu emosi mu dapat membantu untuk
menghindari masalah sejak awal. Dengan melatih diri, kamu dapat mengubah hal negatif
menjadi positif dan secara tidak langsung kamu akan mendapatkan kepuasaan secara
emosional.

1. Memilih situasi
Hindari keadaan yang dapat memicu emosi. Terlebih emosi yang tidak kamu inginkan. Jika
kamu tahu bahwa kemungkinan besar akan marah ketika sedang terburu-buru atau ketika
sedang menunggu seseorang maka persiapkanlah hal itu di awal.

2. Memodifikasi situasi
Mungkin kamu ingin coba mengurangi rasa kecewa. Contohnya ketika kamu berharap untuk
membuat acara ulang tahun yang sempurna untuk teman atau keluarga, namun selalu saja ada
hal yang tidak beres bagimu.
Mungkin saja kamu menaruh target terlalu tinggi. Cobalah ubah situasi dengan mencari cara
yang sesuai dengan kemampuanmu sehingga acara bisa selesai sesuai dengan yang kamu
inginkan. Kamu juga bisa menaruh target atau harapan yang tidak terlalu tinggi. Dengan
begini, kamu tidak akan merasa kecewa dengan apa yang kamu harapkan.

3. Alihkan fokus perhatian


Misalnya, kamu secara terus-menerus merasa rendah dengan orang-orang yang ada di
sekitarmu. Kamu selalu menganggap orang-orang lebih hebat daripada kamu.
Kamu selalu memperhatikan orang lain ketika berada di gym, kamu selalu iri ketika rekan
kerjamu mendapat promosi. Kamu selalu merasa tertarik kepada mereka seperti magnet,
kamu selalu merasa heran dan iri pada apa yang seseorang bisa capai.
Jika begitu, coba alihkan fokus mu dari mereka, cobalah fokus untuk diri sendiri atau hal-hal
lain. Sehingga kamu bisa merasakan lebih percaya diri dengan kemampuanmu. Nikmati
prosesmu sendiri sehingga kamu merasa bangga pada dirimu sendiri.

4. Ubah pemikiran
Inti dari emosi terdalam kita adalah sebuah keyakinan yang mendorongnya. Kamu merasa
sedih ketika kamu yakin telah kehilangan sesuatu, marah ketika memutuskan bahwa tujuan
kamu telah gagal.
Kamu mungkin tidak dapat mengubah situasi, namun kamu dapat mengubah pemikiranmu.
Kamu bisa mengubah pikiran yang mengarah pada kesedihan atau ketidakbahagiaan dengan
pikiran yang mengarah pada kegembiraan.
Berbagai cara untuk mengendalikan emosi berupa pedoman mendetail tentang bagaimana
orangtua dan sekolah dapat memanfaatan kesempatan emas anak-anak juga bisa kamu
temukan pada buku Kecerdasan Emosional karya Daniel Goleman.

5. Ubah respons
Jika keempat pendekatan di atas tidak berhasil dalam mengontrol emosimu, langkah terakhir
yang bisa kamu lakukan adalah mengendalikan respons mu. Jantung mu mungkin akan
berdetak lebih kencang karena sensasi tidak menyenangkan saat kamu merasa cemas atau
marah.
Sabar dan ikhlas
Sabar dan ikhlas itu bukan pasrah pada keadaan. Akan tetapi, menerima ketentuan Allah
SWT bahwa Sang Mencipta belum mengizinkan kita untuk meraihnya karena dianggap
belum siap atau belum saatnya mendapatkan keberhasilan tersebut. Allah SWT Mahatahu apa
yang terbaik untuk hamba-Nya, sehingga setiap manusia harus berbaik sangka atas segala
keputusan-Nya. Pada QS. Az-Zumar ayat 10, Allah berfirman:

ُّ ‫سنُوا فِي َٰه ِذ ِه‬ ِِ ِ َّ ِ ِ


‫ض‬
ُ ‫سنَةٌ ۗ َو َْأر‬
َ ‫الد ْنيَا َح‬ َ ‫َأح‬
ْ ‫ين‬ َ ‫آمنُوا َّات ُقوا َربَّ ُك ْم ۚ للَّذ‬
َ ‫ين‬
َ ‫قُ ْل يَا عبَاد الذ‬
ٍ ‫َأجر ُه ْم بِغَْي ِر ِحس‬
‫اب‬ ِ ‫اللَّ ِه و‬
ِ َّ ‫اس َعةٌ ۗ ِإنَّما ُيوفَّى‬
َ َ ْ ‫الصاب ُرو َن‬ َ َ َ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah


kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan mendapat
kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang menerima
pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar 39:10).

Jika seseorang mendapatkan suatu takdir atau gagal dalam suatu hal, ikhtiar harus terus
dilakukan kembali dengan memperbaiki cara melakukannya. Sebatas apa yang kita lakukan
itu benar. Takdir atau kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda, sehingga sabar dan
ikhlas adalah bagian dari siklus penutup setelah takdir atau kegagalan yang Allah SWT
ujikan kepada setiap hamba-Nya.

Hal yang perlu diingat bahwa, Allah SWT memberikan otak yang sangat sempurna, akal dan
pikiran, serta hati nurani. Maksimalkan potensi itu untuk melakukan yang terbaik pada setiap
pilihan hidup kita. Masalah hasil, serahkan pada Sang Penentu yaitu Allah SWT. Jika hasil
akhirnya tidak sesuai harapan, maka itulah takdir yang harus dijalani sebagai cobaan hidup.
Bijaklah menerimanya, jalani dengan kesabaran dan keikhlasan. Semoga kita termasuk
orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.

Sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imron : 200 yang artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan
bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS. Ali Imron:200).

Menurut Ulama Quraish Shihab berdasarkan ayat di atas, hukum kesabaran adalah wajib.
Setiap hamba yang tertimpa musibah maka wajib bersabar dari ujian awal datang hingga
mendapatkan jalan keluarnya. Sabar merupakan tombak utama dalam iman, semakin tinggi
kesabaran kita maka semakin tinggi pula iman kita.
MACAM-MACAM SABAR
Menurut ulama ada tiga macam sabar yang harus kita miliki, berikut penjelasan ke tiga sabar
tersebut:

1. Sabar dalam Ketaatan


Menjadi hamba yang taat tentunya membutuhkan kesabaran yang terus menerus dan
diusahakan bertambah dari hari ke hari. Karena sabar sangat dibutuhkan dalam
beribadah kepada Allah, dalam menjalankan kewajibannya, sedekahnya dan dalam
membina hubungan baik dengan sesama umat.

2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat


Menahan diri untuk tidak mendekati atau bahkan tidak melakukan maksiat menjadi
rangkaian sabar yang harus kita miliki, ingat selalu bahwa ada Allah SWT selalu
mengawasi dalam setiap aktifitas yang kita jalani.

3. Sabar Menerima Takdir Allah


Seringkali kita menyangkal setiap hal yang telah Allah gariskan namun tidak sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Musik dan ketidaknyamanan hidup sesungguhnya
diturunkan Allah untuk menguji kesabaran hambanya. Sejauh mana kita mampu
bersabar, menerima dan berusaha kuat menjalani setiap ujian. Maka setelah mampu
melewati ujian Allah akan memberikan kabar gembira sebagai hasil dari kesabaran.

Kiat Menjadi Orang Yang Sabar


Dalam buku “Sabar Paling Dalam” karya Fajar Sulaiman diterangkan bahwa sabar
merupakan sebuah seni dalam menjalani hidup yang sudah pasti tidak mudah. Dalamnya
kesabaran merupakan kekuatan terhebat untuk menghadapi segala rintangan. Berserah diri
kepada Tuhan menjadi cara agar beban menjadi ringan dan kaki tetap lincah melangkah
menjelajahi hari-hari. Tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain karena
hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak pandai bersyukur. Padahal syukur
adalah salah satu wujud dari sikap sabar, hargai hidup dengan tidak mengukur desakan kita
dengan desakan orang lain. Karena terjalnya jalan dan tanjakan yang dilewati tentulah
berbeda.
Semakin sulit jalan yang dilalui maka dibutuhkan kesabaran yang lebih tinggi. Cemooh dan
ejekan akan mengiringi, namun sekali lagi sabar merupakan kunci utama untuk memperbaiki
keadaan agar mampu membuktikan bahwa kehidupan kita tidak seburuk yang dikecewakan
oleh orang lain. Tidak ada ujian datang kecuali untuk menguatkan, terimalah dengan sabar
dan ikhlas. Ukuran sukses tidak mampu dinilai dengan bahan ataupun keinginan besar,
namun lebih kepada seberapa besar kita menjadi orang yang bermanfaat dan selalu berusaha
menjadi lebih baik. Jalani hidup dengan baik tanpa perlu merasa banyak kekurangan. Tidak
masalah jika sampai sekarang kita belum mencapai kesuksesan. Suatu saat kita akan sampai
pada fase menikmati hasil yang telah diusahakan. Bersyukur atas apa saja yang telah kita
raih,

Dalam surat Al-Baqarah: 45, Allah memerintahkan kita untuk meminta pertolongan
dan tidak melalaikan shalat. Adapun arti ayat Al Baqarah 45 adalah : Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian sungguh berat kecuali bagi
orang-orang yang khusyu'.(Al-Baqarah:45)
Shalat menjadi cara terbaik untuk mendatangkan jalan keluar, bersujudlah dan
rendahkan diri kita dihadapan Allah. Akuilah bahwa kita hamba yang tidak berdaya terhadap
apapun, mintalah petunjuk dan ketenangan. Kemudian terimalah bahwa musibah maupun
masalah datang sebagai pengingat akan kegagalan kita kepada Allah. Seringkali sebagai
hamba Allah kita merasa tinggi hati karena merasa mampu mencari solusi sendiri dan lupa
melibatkan Allah. Setelah ketenangan diraih, maka pikiran akan menjadi jernih dan
kesabaranlah untuk sampai ke jalan keluar dari setiap masalah.
Syekh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin Rahimahullah berkata, “Adapun salat
maka akan menjadi penolong dalam setiap urusan dunia maupun agama, sehingga disebutkan
dalam sebuah hadis : “Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengalami
sesuatu masalah serius, beliau segera melakukan salat” ( HR. Abu Daud, hasan ) .

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kita tetap bersabar dalam berbagai keadaan:

1. Niat Karena Allah


Segala sesuatu yang diniatkan karena Allah maka akan mendapatkan ridha-Nya,
dengan harapan akan diberi kemudahan, kelancaran dan tentunya kesabaran.

2. Mendekatkan Diri Kepada Allah


Mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan membaca Al-Qur'an ataupun dengan
sering berdzikir. Memahami Al-Qur'an mampu membuat kita lebih mengerti bahwa
apa yang terjadi dikehidupan kita adalah atas kehendak Allah, sehingga bisa lebih
menerima dan bersabar atas segala yang kita terima dan harus rela. Sedangkan dengan
berdzikir hati akan menjadi lebih tenang, pikiran lebih fokus dan bisa membuat
keputusan ataupun mencari solusi dengan tepat.

3. Mengambil Hikmah
Banyak hikmah tersembunyi dari setiap yang kita alami, maka disarankan untuk tidak
mengeluh. Tetap berhusnudzon kepada Allah, tetap yakin bisa melewati segalanya
dengan ijin Allah, semoga iman kita bertambah dan akan diganti dengan yang jauh
lebih baik.
Pengertian Al-Quran dan Hadits
Al-Quran dan Hadits adalah sumber utama untuk umat islam di seluruh dunia untuk
menjalani kehidupan. Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang
diturunkan kepadanya secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril. Tidak hanya
Al-Quran, Allah juga menurunkan firman-firman nya kepada Nabi Muhammad yang disebut
dengan hadits.

Namun, ada beberapa hal yang membedakan hadits dan juga Al-Quran. Al-Quran sendiri
harus dipegang ketika kita dalam keadaan suci dari hadas kecil atau hadas besar, sedangkan
hadits boleh dibaca walaupun kita tidak sedang dalam keadaan suci. Ayat-Ayat Al-Quran
adalah ayat yang harus dibaca ketika umat islam melaksanakan sholat, sedangkan hadits tidak
boleh dibaca ketika sholat. Begitulah beberapa perbedaan antara Al-Quran dan Hadits. Untuk
mengetahui Al-Quran dan hadits lebih dalam, simak tulisan di bawah ini.
Al-Quran merupakan istilah dari bahasa arab yang memiliki arti bacaan. Al-Quran diturunkan
oleh Allah melalui malaikat Jibril. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur di kota
besar Mekah dan Madinah sejak tahun 610 M sampai kematian Nabi Muhammad tiba yaitu
pada tahun 632 M.

Istilah Al-Quran berasal dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Istilah Al-Quran juga
tertulis di dalam Al-Quran itu sendiri, bahkan istilah Al-Quran muncul sebanyak 70 kali,
salah satunya tercantum dalam surat At-taubah ayat 111 yang berbunyi,

‫ْجنَّةَ ۚ ُي َٰقتِلُو َن فِى‬ َّ ِ‫س ُه ْم َو َْأم َٰولَ ُهم ب‬ ِِ ِ ِ


َ ‫َأن لَ ُه ُم ٱل‬ َ ‫ا ِإ َّن ٱللَّهَ ٱ ْشَت َر ٰى م َن ٱل ُْمْؤ من‬
َ ‫ين َأن ُف‬
ِ ‫يل وٱلْ ُقرء‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫سب‬
ۚ ‫ان‬ َ ْ َ ِ ‫يل ٱللَّه َفَي ْق ُتلُو َن َو ُي ْقَتلُو َن ۖ َو ْع ًدا َعلَْيه َح ًّقا فى ٱلت َّْو َر ٰىة َوٱِإْل نج‬ َ
َ ِ‫ا بَِب ْي ِع ُك ُم ٱلَّ ِذى بَ َاي ْعتُم بِ ِهۦ ۚ َو َٰذل‬K۟‫ٱستَْب ِش ُرو‬ ِ ِ ِِ
‫ك ُه َو‬ ْ َ‫َو َم ْن َْأوفَ ٰى بِ َع ْهدهۦ م َن ٱللَّه ۚ ف‬
‫يم‬ ِ
ُ ‫ٱلْ َف ْو ُز ٱل َْعظ‬
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga
mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah
kemenangan yang agung.”

Isi atau tubuh dari Al-Quran disusun dalam bentuk bahasa Arab Klasik, hal ini juga diyakini
merupakan transkrip literal dari Allah SWT yang kemurnian atau keasliannya sangat
terjaga. Hal ini bahkan dijanjikan dalam Al-Quran itu sendiri pada surat Al-Buruj ayat 21-
22 yang berbunyi:
‫بَ ْل ُه َو ُق ْر ٰا ٌن َّم ِج ْي ۙ ٌد‬
‫فِ ْي لَ ْو ٍح َّم ْح ُف ْو ٍظ‬
“Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Quran yang mulia.”
“Yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh).”

Tentunya, kata Al-Quran yang muncul ini dalam bentuk yang berbeda dengan berbagai arti.
Banyak ahli yang mengatakan bahwa istilah Al-Quran merupakan padanan dalam bahasa
Syiria yang artinya adalah ‘membaca kitab suci atau pelajaran’. Terlepas dari itu, kata Al-
Quran menjadi istilah dalam bahasa Arab.
Dalam ayat lain. istilah Al-Quran merujuk pada satu hal yang dibacakan oleh Nabi
Muhammad. Konteks ini terlihat dalam surat Al-Araf ayat 203-204 yang berbunyi,

‫وح ٰ ٓى ِإلَ َّى ِمن َّربِّى ۚ َٰه َذا‬ ۟ ٍ


ْ ‫و َوِإذَا لَ ْم تَْأتِ ِهم بِـَٔايَة قَالُوا لَ ْواَل‬
َ ُ‫ٱجتََب ْيَت َها ۚ قُ ْل ِإنَّ َمٓا َأتَّبِ ُع َما ي‬
‫صٓاِئُر ِمن َّربِّ ُك ْم َو ُه ًدى َو َر ْح َمةٌ لَِّق ْوٍم ُيْؤ ِمنُو َن‬ َ َ‫ب‬
“Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu ayat kepada mereka, mereka
berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?” Katakanlah (Muhammad),
“Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur’an)
ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.”

Isi dari Al-Quran

Al-Quran memiliki isi yang lebih pendek dibandingkan dengan perjanjian baru atau juga
kitab Ibrani. Al-Quran dibagi menjadi 114 surat, atau bisa disebut dengan bab. Dalam bab
atau surat itu, memiliki ayat atau butir-butir yang berbeda-beda. Surat di dalam Al-Quran
yang pertama adalah Al-Fatihah, namun bukan berarti Al-Fatihah adalah surat yang
diturunkan pertama kali oleh Allah SWT. Surat yang paling panjang adalah surat kedua atau
surat Al-Baqarah dan surat yang paling terpendek adalah surat Al-Kautsar.

Nama-nama surat di dalam Al-Quran diberikan dengan istilah yang paling banyak muncul di
dalam surat tersebut, namun hal ini tidak berlaku dalam semua surat di Al-Quran. Surat
dibagi lagi menjadi ayat-ayat yang secara literalnya memiliki arti ‘tanda’. Ayat di dalam Al-
Quran terdiri dari 6.236 ayat. Ayat di dalam Al-Quran juga memiliki panjang yang berbeda-
beda, ada yang sangat panjang seperti paragraf, ada juga yang hanya terdiri dari beberapa
kalimat.

Di dalam ayat-ayat Al-Quran, umumnya menyebut dirinya sebagai ucapan ialhi yang
menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dan jamak yaitu saya dan kami, kata ganti ini
secara jelas mengacu kepada Allah SWT yang Maha Esa. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang
menggambarkan penghakiman di mana Allah SWT akan menyerahkan setiap manusia ke
surga atau neraka sesuai dengan amalannya di dunia.

Tidak hanya itu, ada juga beberapa narasi yang berpusat kepada manusia-manusia istimewa
atau alkitabiah seperti Nabi Adam, Musa, Ibrahim, Maryam dan-lain-lain. Ada juga satu surat
yang mencakup luas cerita tentang nabi Yusuf, Surat ke-12 di dalam Al-Quran. Al-Quran
juga mengatakan bahwa dia adalah penyempurna dan membenarkan kitab-kitab terdahulu,
hal ini tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 97 yang berbunyi,

‫ص ِّدقًا لِّ َما َب ْي َن يَ َديْ ِه‬ ِ ِ َ ِ‫قُل من َكا َن َع ُد ًّوا لِّ ِجب ِريل فَِإ نَّهۥُ َن َّزلَهۥُ َعلَ ٰى َق ْلب‬
َ ‫ك بِِإ ْذن ٱللَّه ُم‬ َ ْ َْ
‫ين‬ ِِ ِ
َ ‫َو ُه ًدى َوبُ ْش َر ٰى لل ُْمْؤ من‬
“Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah)
bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah,
membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita
gembira bagi orang-orang beriman

Sejarah Al-Quran

Sumber-sumber sejarah Islam mengatakan bahwa kumpulan wahyu Al-Quran yang


lengkap ditulis setelah kematian Nabi Muhammad. Ketika banyak sahabat-sahabat Nabi
yang hafal Al-Quran terbunuh di medan perang, ketakutan akan kehilangan pengetahuan
Al-Quran mulai muncul. Maka dari itu diputuskan untuk mengumpulkan wahyu Al-Quran.
Tulisan-tulisan wahyu Al-Quran datang dari berbagai bahan seperti cabang pohon palem,
batu dan ingatan para sahabat.

Sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit, diketahui telah menyalin ayat-ayat Al-Quran pada
lembaran perkamen apapun yang bisa ditemukan, dan kemudian menyerahkannya kepada
Khalifah Umar bin Khattab yang pada saat itu menjabat dari 634 – 644 M. Setelah
kematian Umar bin Khattab, koleksi dari catatan Al-Quran diwariskan kepada putrinya
Hafsah.

Pada saat kepemimpinan Khalifah Ketiga, Utsman bin Affan, ia mulai menyadari adanya
sedikit perbedaan dalam pengucapan Al-Quran saat Islam berkembang dari Jazirah Arab
ke Persia dan Afrika Utara. Untuk mencegah adanya perbedaan dalam penulisan ayat-ayat
Al-Quran, Khalifah Utsman bin Affan yang menjabat dari tahun 644-656 M
memerintahkan salinan dari Zaid bin Tsabit dikirim ke pusat kota.

Dalam dua puluh tahun setelah kematian Nabi Muhammad, Al-Quran dibuat dalam bentuk
tertulis. Teks tersebut menjadi model dari mana salinan dibuat dan disebarluaskan ke
seluruh pusat kota negara-negara Muslim. Beberapa versi lain dari Al-Quran kini telah
dimusnahkan. Para ilmuwan dan sejarawan Muslim meyakini dan menerima bahwa teks
Al-Quran saat ini merupakan versi asli yang disusun oleh para Khalifah.

Pada tahun 1972, di masjid yang berada di kota Sanaa Yaman, sebuah manuskrip
ditemukan. Manuskrip tersebut telah terbukti sebagai teks Al-Quran yang paling kuno
yang diketahui ada pada saat itu. Studi menunjukan bahwa perkamen tersebut berasal dari
periode sebelum 671 M
Menurut sejarah Islam, Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad secara terpisah dan
berangsur-angsur. Seringkali ayat-ayat yang diturunkan merupakan kelompok ayat yang
terpisah. Sumber-sumber Islam menyimpan sejumlah besar laporan tentang kejadian di
mana suatu surat atau bagian dari sebuah surat diturunkan. Dengan demikian, para penafsir
Al-Quran pra-modern membayangkan wahyu AL-Quran terkait erat dengan peristiwa-
peristiwa tertentu dalam kehidupan Nabi Muhammad.

Untuk mempelajari Al-Quran, kamu bisa membaca buku ini sebagai referensi yaitu Buku
Pintar Al-Quran: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui Tentang Al-Quran, yang disusun oleh
Lingkar Kalam. Buku ini disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti dan juga tersemat
gambar-gambar sebagai penunjang pembahasan buku tersebut.

Sebagai kitab suci yang sempurna bagi umat Islam dan menjadi seebuah pedoman para
umatnya dalam menjalankan kehidupan. Terdapat proses yang menjadi sejarah dari Al-
Quran yang secara ringkas dapat kamu pelajari pada buku Sejarah Ringkas Al Quran
Kandungan & Keutamaannya.

Pengertian Hadits

Istilah hadits berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti berita atau cerita, atau wacana.
Hadits adalah catatan tradisi atau ucapan-ucapan Nabi Muhammad. Umat muslim meyakini
bahwa hadits merupakan kata-kata, dan juga perbuatan serta persetujuan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad. Ketika hadits-hadits ini terkumpul, maka muncul gambaran yang
lebih besar atau disebut dengan sunnah.

Hadits ini diterima oleh umat muslim sebagai sumber hukum agama dan pedoman moral
setelah Al-Quran. Hadits atau sunnah ini bisa didefinisikan sebagai biografi Nabi
Muhammad yang diabadikan oleh ingatan para sahabat-sahabatnya. Perkembangan hadits
adalah elemen paling penting selama tiga abad pertama dalam sejarah islam.

Hadits juga disebut sebagai tulang punggung dalam peradaban islam dan di dalam agama
islam otoritas hadits sebagai sumber hukum agama dan pedoman hidup menempati urutan
kedua setelah kitab suci Al-Quran. Otoritas hadits berasal dari Al-Quran yang
memerintahkan umat islam untuk mentaati dan mengikuti ucapan Nabi Muhammad. Hal ini
tertera dalam surat An-nur ayat 54 dan surat Al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi,
‫ول ۖ فَِإ ن َت َولَّ ْو ۟ا فَِإ نَّ َما َعلَْي ِه َما ُح ِّم َل َو َعلَْي ُكم َّما‬ ِ ‫َأطيعو ۟ا ٱللَّه و‬
َّ ‫َأطيعُو ۟ا‬
َ ‫ٱلر ُس‬ ِ
ََ ُ ‫قُ ْل‬
ِ ٰ ِ َّ ‫ُح ِّملْتُم ۖ وِإن تُ ِطيعُوهُ َت ْهتَ ُدو ۟ا ۚ و َما َعلَى‬
ُ ‫ٱلر ُسول ِإاَّل ٱلَْبلَ ُغ ٱل ُْمب‬
‫ين‬ َ َ ْ
“Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan
kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan jelas.”

ِ ‫ٱلء‬ ۟ ِ ِ ‫لََّق ْد َكا َن لَ ُكم فِى رس‬


‫اخ َر‬ َ ْ ‫سنَةٌ لِّ َمن َكا َن َي ْر ُجوا ٱللَّهَ َوٱلَْي ْو َم‬ ْ ‫ول ٱللَّه‬
َ ‫ُأس َوةٌ َح‬ َُ ْ
‫َوذَ َك َر ٱللَّهَ َكثِ ًيرا‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.”

Meskipun jumlah ayat yang berkaitan dengan hukum dalam Al-Quran tidak terlalu
banyak, hadits memberikan arahan tentang segala hal mulai dari rincian kewajiban ritual
seperti mandi, wudhu, dan tata cara sholat, sampai bentuk salam yang benar hingga
pentingnya berbuat baik kepada para budak. Jadi, sebagian besar aturan syariah atau hukum
islam berasal dari hadits, bukan dari Al-Quran.

Berbeda dengan Al-Quran, tidak semua umat muslim meyakini akan orisinalitas hadits
atau tidak percaya semua catatan hadits. Hal ini datang karena hadits tidak ditulis oleh para
pengikut Nabi Muhammad segera setelah kematiannya, namun hadits ditulis beberapa
generasi kemudian. Hadits disusun dan dikumpulkan menjadi kumpulan besar literatur
Islam. Koleksi-koleksi hadits yang berbeda akan menjadi pembeda dari berbagai cabang
agama Islam. Untuk memahami berbagai kumpuan hadits karya berbagai imam terkemuka,
Grameds dapat membaca Ensiklopedia Hadits Ibadah.

Sejarah Hadits

Istilah hadits berasal dari akar bahasa Arab h-d-th yang memiliki arti ‘terjadi’ atau
‘melaporkan’ atau ‘berita’. Hal ini bisa diartikan bahwa hadits merupakan sebuah berita
atau catatan. Dari hadits ini datanglah sunnah atau arahan yang mana umat Islam
mengimani dan menyesuaikan diri dalam perintah yang tertulis dalam hadits berdasarkan
catatan atau perilaku Nabi Muhammad.
Para sejarawan muslim mengungkapkan bahwa Khalifah Utsman bin Affan (Khalifah ketiga
dari kekhalifahan rashidun) yang dulunya selaku sekretaris Nabi Muhammad, diyakini
mendesak umat Islam untuk mencatat hadits-hadits seperti yang disarankan oleh Nabi
Muhammad kepada pengikutnya untuk menuliskan kata-kata dan tindakannya. Namun
sayangnya kerja keras Khalifah Utsman bin Affan terpotong karena insiden
pembunuhannya di tangan tentara pada tahun 656 M. Menurut sejarawan, beberapa koleksi
hadits dikumpulkan pada zaman Umayyah.

Dalam hukum Islam, penggunaan hadits yang ada seperti yang dipahami sekarang-sekarang
ini datang secara bertahap. Mazhab-mazhab hukum Islam menggunakan aturan-aturan dari
sahabat Nabi Muhammad, keputusan para Khalifah dan praktek-praktek yang telah diterima
secara umum oleh para ahli hukum Islam. Menjelang kematiannya, Khalifah Umar bin
Khattab memerintahkan umat Islam untuk mencari petunjuk dari Al-Quran.

Penggabungan hadits Nabi ke dalam Islam secara bertahap terjadi. Abu Abdullah
Muhammad bin idris al-Shafii atau yang biasa dikenal dengan Al-Syafii menekankan
otoritas akhir dari sebuah hadits Nabi Muhammad, sehingga Al-Quran digunakan untuk
ditafsirkan ke dalam hadits, bukan sebaliknya. Al-Syafii ini menegaskan bahwa sunnah
Nabi dan Al-Quran berdiri secara sejajar, karena menurutnya perintah Nabi Muhammad
adalah perintah Tuhan.

Untuk melihat kumpulan hadits-hadits shahih bisa dilihat dalam buku Hadits Shahih
Bukhari dan Muslim yang disusun oleh Ulama Muhammad Fuád Abdul Baqi.

Rekomendasi Buku terkait “Pengertian Al-Quran dan Hadits” :

1. Menjadi Muslimah yang Disukai Banyak Orang


2. Mau Menjadi Lebih Baik
3. Adab Di Atas Ilmu
Pergaulan Bebas

Pergaulan Bebas adalah – Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, semakin
beragam pula tingkah laku serta masalah yang ada di lingkungan sosial kita terutama
remaja.

Perkembangan tidak selalu membawa hal positif, ada pula hal negatif yang dapat menyeret
remaja dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas ini bisa membawa dampak buruk bagi
pertumbuhan anak remaja bahkan dapat memberikan dampak buruk bagi orang lain juga.

Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja biasanya bagian dari eksistensi diri,
pelampiasan emosi atau rasa kecewa yang dialami. Adapun macam pergaulan bebas seperti
penyalahgunaan narkoba, seks bebas, mabuk, dan kenakalan remaja lainnya.

Dampak dari permasalahan ini juga bermacam macam, anak remaja bisa saja putus sekolah,
menurun prestasi belajar bahkan hingga hamil diluar nikah.

Tentu pergaulan bebas merupakan tindakan yang sangat tidak terpuji ya Grameds, maka
dari itu kita harus menghindari itu semua. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai
pergaulan bebas.

Pengertian Pergaulan Bebas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pergaulan” memiliki arti menjalin
pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan kata bebas berarti lepas atau tidak
terikat. Dapat disimpulkan pergaulan bebas adalah jalinan pertemanan dalam kehidupan
bermasyarakat yang bersifat lepas atau tidak terikat.

Menurut Katono, pergaulan bebas merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, akibatnya mengmbangkan perilaku yang
menyimpang.

Menurut Santrock, pergaulan bebas adalah kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga menyebabkan tindakan kriminal.

Menurut B.Simanjuntak pergaulan bebas adalah sebuah proses interaksi antara seorang
dengan orang lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan baik undang-undang maupun
hukum agama serta adat kebiasaan.

Menurut Gunarsa pergaulan bebas adalah sebagai pergaulan yang luas antara pemuda dan
pemudi. Tidak terlampau menekankan pengelompokan yang kompak antar dua orang saja
namun antara tidak sedikit muda-mudi.
Pergaulan bebas secara umum adalah perilaku individu atau suatu kelompok yang
menyimpang. Sikap menyimpang ini melewati bata dari aturan, kewajiban, tuntutan, syarat
dan perasaan malu. Pergaulan bebas juga bisa diartikan sebagai perilaku menyimpang yang
melanggar norma sosial dan agama.

Seperti yang kita tahu, di Indonesia terdapat nilai dan norma yang berdasarkan budaya,
suku, agama dan jenis kelamin. Norma ini membatasi sikap dan perilaku seseorang sesuai
aturan yang berlaku dalam masyarakat. Jika Kita sudah mendengar kata pergaulan bebas
pasti pikiran kita langsung mengarah kepada yang negatif atau perilaku buruk.

Ciri-Ciri Pergaulan Bebas


Setelah mengetahui pengertian pergaulan bebas. Kamu perlu tahu apa saja ciri-ciri
pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri sebagai berikut.

1. Kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan


2. Tidak bijak dalam memanfaatkan waktu seperti main game hingga pagi hari
3. Menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu.
4. Melakukan seks bebas
5. Mengalami tekanan emosi dan gangguan kesehatan mental
6. Tidak menghargai orangtua
7. Berperilaku yang merugikan masyarakat
8. Remaja yang merokok dan minum-minum alkohol
9. Memakai obat obatan terlarang seperti narkoba
10. Mendapatkan uang atau hal yang diinginkan dengan cara mencuri
11. Berpakaian yang tidak pantas dan terlalu terbuka
12. Selalu memiliki rasa ingin tahu yang berlebih terhadap hal-hal yang negatif
13. Penyebab Pergaulan Bebas

Pergaulan Bebas adalahTindakan yang menyimpang dan melanggar norma serta ajaran
agama bisa muncul atau dilakukan pastinya karena ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab terjadinya pergaulan bebas. Berikut adalah beberapa penyebabnya.

1. Rendahnya tingkat pendidikan keluarga


Keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi seseorang, keluarga memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan seseorang. Rendahnya tingkat pendidikan membuat
seseorang mudah terpengaruh untuk melakukan pergaulan bebas.
Seseorang yang kurang diperhatikan keluarganya akan mengakibatkan mudahnya terjerumus
kepada hal-hal negatif yang mengarah kepada pergaulan bebas. sebagai contoh orang tua
memberikan izin kepada anaknya untuk berpacaran tetapi tidak melakukan pengawasan yang
benar sehingga anak tersebut melakukan seks bebas dan hamil diluar nikah.
2. Keluarga Broken Home
Selain tingkat pendidikan keluarga yang rendah, kondisi keluarga yang tidak harmonis atau
broken home juga menjadi penyebab terjadinya pergaulan bebas. Broken home tidak selalu
dikaitkan dengan perceraian orangtua tetapi bisa saja kondisi keluarga dimana selalu ada
pertengkaran sehingga kondisi rumah sudah tidak lagi nyaman.

Pada umumnya keadaan ini membuat mereka kurang mendapat perhatian dari kedua
orangtuanya dan kurang perhatian dari kedua orangtuanya. Hal tersebut menyebabkan
seseorang yang dalam kondisi keluarga broken home akan mencari pelampiasan atau pelarian
agar mendapat perhatian dan kasih sayang diluar rumah, salah satunya ke hal negatif seperti
pergaulan bebas.

3. Ekonomi Keluarga
Ekonomi Keluarga yang kurang berkecukupan beresiko membuat seseorang putus sekolah.
Apalagi kondisi keluarga yang tidak mendukung dan tidak berusaha, sehingga membuat anak
menjadi liar kemudian bergabung bersama anak-anak lain yang senasib dengannya tentunya
akan menyebabkan seorang anak tanpa sadar terjerumus dalam pergaulan bebas karena
kurangnya ilmu dan pendidikan.
4. Kurang Wawasan Agama
Kurangnya wawasan agama dan pengetahuan mengenai agama membuat seseorang banyak
yang gagal mengidentifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan ajaran agama. Maka
dari itu pelajaran agama sangat penting untuk dipelajari sedari kecil, sehingga selalu
senantiasa dekat dengan Tuhan, melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan yang
ada.
Peran orangtua sangat penting juga dalam hal ini, keluarga diharapkan bisa mengajak anak-
anaknya untuk tetap dekat dengan Tuhan dan menjalankan aktivitas sesuai dengan aturan
agama yang ada.
5. Penyalahgunaan Internet
Pada zaman berkembangnya internet saat ini, sangat mudah bagi kita untuk mengakses semua
hal hanya dengan melalui smartphone. Namun internet juga memiliki fungsi yang ternyata
bisa mempengaruhi. Peredaran arus informasi di internet sangatlah masif dan tidak dapat
dihindarkan.
Internet sangat membantu jika digunakan sesuai dengan kebutuhan, namun jika internet
digunakan untuk melihat sesuatu yang tidak pantas maka akan sangat berdampak bagi
seseorang. Dengan melihat konten yang tidak pantas, seseorang beresiko untuk meniru apa
yang dia lihat terutama anak-anak yang belum tahu bahwa itu adalah salah. Maka dari itu
pengawasan dan pendampingan orangtua terhadap anak sangat diperlukan ketika anak sedang
menggunakan internet.
6. Faktor Lingkungan
Ada sebuah pepatah mengatakan jika kamu bergaul dengan tukang minyak wangi maka
membuat kamu menjadi wangi, namun jika bergaul dengan tukang minyak tanah maka akan
membuat kamu menjadi bau minyak tanah. Intinya kondisi lingkungan yang baik dan buruk
juga turut mempengaruhi perilaku seseorang.

Perhatikanlah lingkungan pertemanan yang saat ini sedang kamu jalani, jika berpotensi untuk
menjerumuskan kamu ke hal-hal yang buruk hendaknya kamu segera menghindari itu dan
mencari lingkungan yang lebih baik lagi. Contohnya teman-teman kamu sering mengajak
kamu untuk mabuk-mabukan bahkan ada suatu saat menyuruh kamu untuk memakai narkoba,
lingkungan seperti ini yang harus kamu hindari.
7. Kontrol Diri
Salah satu penyebab pergaulan bebas karena lemahnya kontrol diri. Jika seseorang memiliki
kontrol diri yang lemah maka biasanya tidak dapat membedakan perilaku yang baik dan
buruk. Ini membuat anak dan remaja berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau
perilaku buruk. Bahkan meskipun seseorang sudah mengetahui tindakan itu salah, ia tetap
melakukannya.
8. Gaya Hidup
Gaya Hidup modern saat ini juga bisa menyebabkan pergaulan bebas pada remaja. Mengikuti
gaya hidup atau tren yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku pada akhirnya dapat
memicu pergaulan bebas. Jika tidak mengikuti gaya hidup atau tren saat ini pasti akan
dianggap ketinggalan zaman dan tidak kekinian.
Contohnya adalah ketika semua lingkungan teman sebaya memiliki smartphone baru yang
memiliki kamera bulat-bulat, seseorang yang masih labil terutama remaja akan mengingini
hal itu juga agar sama dengan teman-temannya. Namun keadaan ekonomi keluarga tidak
memungkinkan untuk anak itu mengganti smartphone seperti teman-temannya. Sehingga
akhirnya anak tersebut mencuri untuk mendapatkan barang yang ia inginkan.

Dampak Pergaulan Bebas


Dengan faktor-faktor penyebab yang dapat menyebabkan seorang anak melakukan pergaulan
bebas ada pula dampak yang bisa ia rasakan jika sudah terlanjur terjerumus kedalam hal-hal
negatif, Berikut adalah di antaranya.
Seseorang yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan diluar nikah bahkan
para pelaku nya dapat menggugurkan bayi nya alias melakukan aborsi yang merupakan
tindakan yang sangat tidak terpuji dan meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV
AIDS, epilepsi hingga herpes.
Remaja yang mencoba mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak
kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang, jika menggunakan obat-obatan terlarang
secara bersama sama bahkan dapat meningkatkan kemungkinan penyebab HIV AIDS bahkan
menyebabkan kematian.
Meningkatkan risiko kriminalitas pada anak remaja untuk memenuhi keinginannya. Seperti
merampok, mencuri hingga membunuh. Seseorang yang sudah memiliki ketergantungan
terhadap narkoba akan menghalalkan segala cara untuk tetap bisa menggunakan narkoba
bahkan disaat dia tidak memiliki uang, maka ia akan mencuri atau merampok.
Dilihat dari segi agama, tentunya remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas dan melakukan
perilaku menyimpang akan mendapatkan dosa berat.
Remaja yang sudah terlibat dalam pergaulan bebas dan memiliki perilaku yang menyimpang
biasanya tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup untuk berhubungan baik dengan
keluarga, teman bahkan bersosialisasi di masyarakat. Jika itu terjadi, sikap anak akan kurang
ajar, mudah marah dan tidak hormat. Meskipun bukan merupakan keluarga yang broken
home tetapi jika anak tersebut sudah terjerumus dalam pergaulan bebas maka ia akan menjadi
anak yang membangkang pada orang tua.
Karena pergaulan bebas, bisa mengganggu waktu belajar yang pada akhirnya membuat
prestasi di sekolah atau kampus menurun. Biasanya seseorang yang sudah terjerumus
pergaulan bebas akan lebih memilih untuk membolos sekolah di warnet atau nongkrong
bersama teman-teman yang sama-sama kemudian melakukan hal-hal yang menyimpang.

Cara Menghindari Pergaulan Bebas


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan baik dimulai dari dalam diri atau dengan bantuan
lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman-teman yang baik. Berikut adalah cara
menghindari pergaulan bebas.
1. Menegakkan Aturan Hukum
Aturan hukum yang ditegakkan dengan tegas mampu memberikan efek jera kepada pelaku
pergaulan bebas sehingga berfungsi sebagai benteng untuk menyelamatkan generasi muda
yang lainnya.
2. Sosialisasi
Sosialisasi akan bahaya pergaulan bebas membuat masyarakat terutama remaja semakin
mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, batas-batas normal yang berlaku,
latar belakang norma-norma, agama dan pandangan masyarakat. Sebagai langkah
pencegahan, sosialisasi ini bisa dimulai dari lingkungan sekolah kemudian lingkungan RT
atau RW atau bisa dilakukan dalam keluarga secara rutin seperti orangtua yang memberikan
nasihat-nasihat.
3. Memperbaiki cara pandang
Dengan mengubah cara pandang kita, sebisa mungkin kita berpikir untuk optimis dalam
menghadapi apa yang terjadi dalam hidup ini. Apabila terjadi kekecewaan dan kegagalan
dalam diri sendiri atau dalam hal yang diinginkan, coba untuk mencari semangat dari orang
lain dan menanggapi nya sebagai pembelajaran baru. Jangan mencari pelampiasan seperti
alkohol.
4. Menjaga keseimbangan pola hidup
Dengan memiliki pola hidup yang baik dan tertata kamu bisa terhindar dari pergaulan bebas
karena kamu sibuk untuk melakukan manajemen waktu, mengisi kegiatan dengan hal-hal
yang positif dan belajar hal-hal baru.
5. Banyak membaca buku
Dengan membaca buku dapat memberikan wawasan luas, baik wawasan dalam pelajaran
disekolah atau wawasan akan kehidupan yang baik. Membaca buku juga dapat membantu
kamu mengisi waktu luang sehingga tidak terpikirkan untuk melakukan hal-hal yang
menyimpang.

6. Memiliki pemikiran untuk masa depan


Dengan kamu memikirkan masa depan kamu, kamu bisa memiliki cita-cita dan harapan. Hal
ini lah yang akan menjadi acuan untuk kamu selalu bertindak dengan benar dan tidak
menyimpang.
7. Tidak menjadikan gaya hidup sebagai pegangan hidup
Ketika kamu tidak bisa memiliki sesuatu yang menjadi tren nya, maka jangan jadikan itu hal
yang memalukan dan kamu harus memiliki itu. Kamu harus masih bisa bersyukur dengan apa
yang kamu miliki dan tidak memaksakan jika tidak bisa kamu miliki. Maka kamu akan hidup
lebih tenang.

Tips Komunikasi Bersama Anak Remaja


Semua hal ini tentunya tidak lepas dari peran orangtua ya Grameds, Komunikasi yang baik
bisa menjadi dasar suatu hubungan yang harmonis. Dengan komunikasi yang baik anak bisa
menjadi lebih percaya diri dan dapat membangun sikap diri yang positif sehingga memiliki
hubungan yang baik juga kepada orang lain. Berikut adalah tips komunikasi antara orangtua
dan anak remaja.
1. Terapkan komunikasi dua arah, jadi tidak hanya berbicara kepada anak, orangtua juga
harus mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah anak dengan baik
2. Hindari membentak atau teriak kepada anak ketika kondisi hati sedang tidak baik.
3. Ajukan pertanyaan secara perlahan dan jangan langsung beruntun.
4. Berikan informasi-informasi yang positif dan membangun sebagai motivasi.
5. Menjadi tempat cerita anak ketika sedang ada masalah
6. Berikan apresiasi seperti ucapan terima kasih atas hal baik yang telah dilakukan anak.
Tidak boleh diantara laki-laki dan perempuan berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya
(orang lain yang semuhrim), dan seorang wanita dilarang bepergian kecuali ditemani oleh
mahramnya.”(HR. Muslim)
Berdasarkan kesimpulan hadist di atas, seorang laki-laki dan perempuan dilarang untuk
berduaan. Tidak hanya berduaan saja, laki-laki pun harus menjaga pandangannya dengan
lawan jenis, begitu juga sebaliknya. Dalam hal berpergian wanita juga harus didampingi
seorang mahramnya guna melindungi diri dari fitnah dan godaan.
Dari hadist itu pun sudah jelas bahwa hukum pacaran dalam agama Islam adalah haram atau
tidak diperbolehkan jika menjerumus ke arah perzinahan. Diketahui pacaran sendiri
merupakan budaya barat yang kemudian ditiru oleh negara-negara lain termasuk Indonesia.
Di agama Islam sendiri tidak ada landasan Al-Qur'an dan hadist yang mengajari untuk
pacaran.

Pacaran juga dianggap sebagai suatu perbuatan yang termasuk mendekati zina. Allah SWT
dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 32 berfirman yang artinya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Isra: 32).
Islam sangat menjaga hambanya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan maksiat yang akan
merugikan dirinya sendiri. Sehingga umat muslim dilarang untuk mendekati zina termasuk
juga pacaran. Jika sudah merasa mampu, umat muslim dianjurkan untuk segera menikah.
Perintah tersebut dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang artinya:
“Rasulullah sallallahu alaihi wasalam mengatakan kepada kami, “wahai para pemuda siapa di
antara kamu yang sudah mampu, maka menikahlah. Karena sesungguhnya menikah itu dapat
menahan dan memelihara pandangan (dari perbuatan maksiat) dan menjaga kemaluan (dari
hubungan seks yang diharamkan) dan barang siapa yang belum mampu, hendaknya ia
berpuasa karena itu menjadi sebaik-baiknya pengendali baginya”. Wallahu A'lam.
Sementara itu, ada pendapat lain mengenai hukum pacaran, beberapa ahli agama
menyebutkan bahwa Islam tidak melarang pacaran jika prosesnya tidak menyalahi aturan
yang terdapat dalam ajaran Islam. Apalagi jika tujuan pacaran adalah menuju ke jenjang
pernikahan sesuai dengan sunnah Rasulullah. Namun itu semua kembali lagi kepada
kepercayaan masing-masing, asalkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Zina adalah – Dalam Islam terdapat hal-hal yang tidak boleh dilakukan karena akan
menimbulkan dosa bagi hambanya. Dari sekian banyak hal yang tidak boleh dilakukan,
salah satunya adalah tidak boleh melakukan zina. Pada umumnya, sudah banyak orang
Islam yang mengetahui tentang zina. Akan tetapi, tidak ada salahnya apabila kita belajar
bersama tentang zina melalui artikel ini.

Pengertian Zina
Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, Allah SWT selalu memberi pengetahuan tentang
zina baik dalam Al Quran maupun hadits. Di dalamnya, Allah SWT selalu mengajarkan
hamba-Nya untuk berbuat kebaikan dan menghindari perbuatan zina salah satu anjuran yang
perlu diikuti.
Perbuatan zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang
bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk mendekati
zina, karena zina adalah salah satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi
pelakunya. Tak hanya mendatangkan dosa besar, zina juga bisa menimbulkan kemudharatan
lain seperti penyakit menular seksual.
Secara bahasa, kata zina merupakan bentuk mashdar dari kata kerja bahasa Arab, yaitu zana
yang memiliki arti berbuat jahat. Sedangkan secara terminologi, zina diartikan sebagai
perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya tanpa
melalui jalur pernikahan yang sah. Definisi di atas merupakan pengertian zina besar. Selain
zina besar, ada pula yang disebut dengan dengan zina kecil. Hal itu diartikan sebagai
perbuatan yang dapat menghantarkan seseorang melakukan zina besar.

Pengertian Zina Menurut Mazhab dan Pendapat Imam


Berikut ini ada pendapat lain mengenai pengertian zina menurut Mazhab atau pendapat
imam, di antaranya:
3. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan seorang laki-laki kepada seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat.
Definisi ini menegaskan kriteria zina itu dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Kalau laki-
laki melakukannya dengan sesama jenis atau perempuan dengan sesama jenis, maka tidak
termasuk kriteria zina, walaupun tetap berdosa.

2. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan bahwa pengertian zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan oleh seorang mukallaf yang Muslim pada faraj adami (manusia), yang bukan
budak miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.

Definisi ini menjelaskan kalau tidak terjadi hubungan seksual seperti percumbuan, bukan
termasuk zina, meski tetap diharamkan. Makna yang dilakukan oleh seorang mukallaf artinya
orang yang akil baligh, sehingga bila pelakunya orang gila atau anak kecil, maka bukan
termasuk zina.
3. Mazhab Asy-Syafi’iyah
Mazhab Asy-Syafi’iyah memberikan definisi tentang pengertian zina adalah masuknya ujung
kemaluan laki-laki meskipun sebagiannya ke dalam kemaluan wanita yang haram, dalam
keadaan syahwat yang alami tanpa syubhat.
Asy-Syairazi dari mazhab Asy-Syafi’iyah mendefinisikan zina adalah hubungan seksual yang
dilakukan oleh seorang laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang perempuan yang
haram baginya, yaitu tanpa akad nikah atau syibhu akad atau budak wanita yang dimiliki,
dalam keadaan berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.

4. Mazhab Al-Hanabilah
Pengertian zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya hasyafah penis laki-laki yang
sudah baligh dan berakal ke dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang tidak ada
hubungan ishmah antara keduanya atau syubhah.

Hukum Bagi Pezina


Zina adalah suatu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Seseorang yang melakukannya, tentu
akan mendapat dosa. Islam telah mengatur semua hal termasuk hukuman bagi pelaku zina.
Hukuman bagi pelaku zina dibedakan menurut jenis-jenisnya. Yaitu zina muhsan dan zina
ghairu muhshan adalah zina yang dilakukan oleh mereka yang belum sah atau belum pernah
menikah.Masing-masing diberikan hukuman yang berbeda.
Bagi pezina ghairu muhsan dijatuhi hukuman 100 kali cambukan dan diasingkan selama
setahun. Sedangkan bagi pezina muhsan dijatuhi hukuman rajam. Hukuman tersebut
berdasarkan hadis, yaitu:
“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka.
Jejaka yang berzina dengan gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan
orang yang telah menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam.” (H.R. Muslim
dari Ubadah bin Shamit).

Sedangkan hukum status anak zina dalam pandangan Islam adalah sebagai berikut:
Hukumnya tetap menjadi anak yang fitrah (lahir keadaan suci tanpa dosa).
Tetap mendapatkan jaminan masuk surga bersama orang-orang yang soleh, asal juga ikut
serta melakukan amal soleh sebagaimana kaum muslimin yang lain juga melakukannya, yaitu
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah SWT telah memperingatkan tentang zina ini dengan tegas. Larangan ini tertulis dalam
Al-Qur’an surat al-Isra ayat 32 bahwa

‫سبِياًل‬
َ ‫سٓا َء‬ َ ‫ان ٰفَ ِح‬
َ ‫شةً َو‬ َ ‫ٱلزنَ ٰ ٓى ۖ ِإنَّ ۥهُ َك‬ ۟ ُ‫َواَل تَ ْق َرب‬
ِّ ‫وا‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).
Dalam arti lain, ini adalah perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak
terikat oleh hubungan pernikahan. Tak hanya itu, zina juga diartikan sebagai perbuatan
bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan seorang perempuan yang
bukan istrinya. Hal ini pun juga berlaku bagi seorang perempuan yang terikat perkawinan
dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya.
Hukum pezina dibedakan menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:

1. Orang Menikah
Hukum seseorang yang berzina dan telah menikah adalah rajam atau dilempari batu sampai
mati. Hal ini tertuang dalam Ubâdah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ اَلْبِ ْك ُـر بِالْبِ ْك ِر َجـ ْلـ ُد ِماَئ ٍـة‬: ‫ـل ال ٰلّـهُ لَ ُـه َّن َسبِ ْـيـاًل‬ ِ ِ
َ ‫ قَـ ْد َج َع‬، ‫ ُخ ُذ ْوا َعنّـ ْي‬، ‫ُخ ُذ ْوا َعنّـ ْي‬
‫ب َج ْلـ ُد ِماَئ ٍـة َوال َّـر ْج ُم‬
ِ ِ‫ب بِالثَّـيّـ‬ ٍ
ُ ِ‫ َو الثَّـيّـ‬، ‫َونَـ ْف ُي َسنَـة‬
Artinya: “Ambillah dariku, ambillah dariku. Allâh telah menetapkan ketentuan bagi mereka
Perjaka yang berzina dengan perawan (hukumannya) dicambuk seratus kali dan dibuang
selama setahun, dan laki-laki yang sudah pernah menikah (yang berzina) dengan perempuan
yang sudah pernah menikah (hukumannya) adalah dicambuk seratus kali dan dirajam.
Hukuman rajam adalah hukuman bagi orang yang berzina, di mana ia dibenamkan ke dalam
tanah sampai sebatas dadanya, kemudian dilempari dengan batu beramai-ramai sampai
mati!”
2. Belum Menikah
Sedangkan pada seseorang yang belum menikah, hukuman zina diganti dengan hukum
cambuk sebanyak 100 kali serta diasingkan selama satu tahun.
Sebagaimana Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫اح ٍد ِم ْن ُه َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة ۖ َواَل تَْأ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِي‬


ِ ‫الزانِي فَاجلِ ُدوا ُك َّل و‬
َ ْ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬ َّ
‫ين‬ ِ‫ِدي ِن اللَّ ِه ِإ ْن ُك ْنتُم تُْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه والْيوِم اآْل ِخ ِر ۖ ولْي ْش َه ْد َع َذاب ُهما طَاِئَفةٌ ِمن الْمْؤ ِمن‬
َ ُ َ َ َ ََ َْ َ ْ
ٍ ‫الزانِيةُ اَل ي ْن ِكح َها ِإاَّل َز‬ ِ ِ ِ َّ ﴾٢﴿
ۚ ‫ان َْأو ُم ْش ِر ٌك‬ ُ َ َ َّ ‫الزاني اَل َي ْنك ُح ِإاَّل َزانيَةً َْأو ُم ْش ِر َكةً َو‬
‫ين‬ ِِ َ ِ‫َو ُح ِّر َم ٰذَل‬
َ ‫ك َعلَى ال ُْمْؤ من‬
Artinya: “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya
seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allâh, jika kamu beriman kepada Allâh dan hari kemudian;
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang
beriman.

Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan
perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-
laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang
mukmin.” [An-Nur/24:2-3]

Hukuman ini bisa dijatuhkan apabila pelakunya sudah baligh dan berakal, perbuatan zina
dilakukan atas kemauan kedua belah pihak, pelakunya mengetahui bahwa zina merupakan
perbuatan yang dilarang Allah, dan ada seseorang yang menjadi saksi bahwa yang
bersangkutan benar-benar telah melakukan zina.

Hukuman Bagi yang Menuduh Zina


Sumber: Bimbingan Islam
Setiap Muslim dilarang menuduh orang lain melakukan perbuatan zina tanpa adanya bukti
yang kuat. Perbuatan menuduh orang lain termasuk kategori tindak kejahatan dalam Islam.

Bagi muslim, perbuatan menuduh zina dalam Islam diancam dengan hukuman berupa dera
atau cambuk sebanyak 80 kali jika tuduhan tersebut tidak terbukti benar. Namun, hukuman
ini bisa gugur apabila penuduh bisa mendatangkan empat orang saksi bahwa yang
bersangkutan betul-betul melakukan zina.

Jenis-jenis Zina
Sumber: Umma.ID
Tidak lain, ini merupakan perbuatan yang dilarang keras oleh Allah SWT. Hal ini merupakan
salah satu dosa terbesar, setelah sifat syirik dan membunuh.
Sebagaimana ini diterangkan dalam surat Al Furqan ayat 68 yang artinya:

“Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya)”

Dalam Islam, ada beberapa jenis zina yang perlu diketahui beserta perbedaannya, yaitu
sebagai berikut:

1. Zina Al-Lamam
Adapun jenis zina yang pertama adalah zina Al-Lamam, yakni perbuatan keji yang berkaitan
dengan panca indera.
Hal ini dijelaskan dalam riwayat Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Telah diterapkan bagi anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata zinanya adalah
melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-kata, tangan
zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalah keinginan
(hasrat) dan yang membenarkan dan mendustakannya adalah kemaluan.” (HR. Muslim)
Mengutip dalam islam.id zina Al-Laman terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni:

1. Zina ain yaitu ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan rasa hawa nafsu
(zina mata).
2. Zina qalbi yaitu ketika memikirkan atau berimajinasi tentang lawan jenis dengan
perasaan senang dan bahagia (zina hati).
3. Zina ucapan (lisan) yaitu ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan
perasaan senang (mulut).
4. Zina tangan (yadin) yaitu terjadi ketika seseorang dengan sengaja memegang bagian
tubuh lawan jenisnya diikuti dengan perasaan senang, bahagia atau penuh dengan
hawa nafsu (zina tangan).
5. Zina kaki adalah zina yang terjadi saat seseorang melangkahkan kakinya menuju
perzinahan.

2. Zina Muhsan
Tidak hanya itu, terdapat jenis zina lain bagi orang yang telah menikah dan melakukan
perselingkuhan hingga melakukan hubungan intim. Biasanya, jenis zina ini terjadi karena
melakukan hubungan intim yang bukan mahramnya.

Selain berdosa, jenis zina yang ini juga berpotensi menimbulkan bahaya berupa timbulnya
penyakit kelamin. Oleh karena itu, hindarilah perbuatan zina dan lakukanlah hubungan
seksual hanya dengan pasanganmu yang sah secara agama.

Hal ini tertuang dalam ayat dan hadis terkait larangan berzina dalam pernikahan:

‫ول َوتَ ُخونُوا ََأمانَاتِ ُك ْم َوَأْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن‬ َّ ‫آمنُوا اَل تَ ُخونُوا اللَّهَ َو‬
َ ‫الر ُس‬ ِ َّ ُّ ‫ي‬
َ ‫ين‬
َ ‫اَأي َها الذ‬َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfal: 27)

Sebaiknya, seseorang yang telah memiliki ikatan pernikahan hendaknya bisa menjaga diri
dari orang lain yang bukan mahramnya.

3. Zina Gairu Muhsan


Selain itu, terdapat jenis zina yang dilakukan bagi seseorang yang belum terikat dalam
pernikahan. Ini disebut dengan Zina Gairu Muhsan. Tak jarang, pasangan yang belum
menikah mendapat godaan dan hawa nafsu yang tinggi. Sehingga, mereka terlepas dan
melakukan perbuatan zina.

Allah SWT telah menyebutkan bahwa jangan pernah bersimpati atau berbelas kasihan pada
seseorang yang berbuat zina. Ini adalah bagian dari dosa besar sehingga tak ada alasan untuk
merasa kasihan atau bersimpati, baik keluarga sekalipun. Bagaimanapun, mereka yang
berbuat zina harus dihukum berat akibat perbuatannya tersebut.

Bahaya dan Akibat Buruk Zina


Zina ternyata tak hanya berdosa jika dilakukan, namun terdapat bahaya yang mengintai.
Berikut jenis bahaya akibat perbuatan zina:
1. Dosa Besar
Seperti kita ketahui, zina termasuk dalam dosa besar yang tak dapat dielakkan. Dosa yang
kita dapat ini secara tak sadar dapat merusak akhlak dan menghilangkan sikap wara’
(menjaga diri daripada berbuat dosa).
Seseorang yang berzina dengan banyak orang, dosanya lebih besar dibandingkan mereka
yang berzina dengan satu orang saja. Adapun ini juga berlaku bagi mereka yang berzina
dengan terang-terangan dosanya akan lebih besar.
2. Menghilangkan Cahaya Wajah
Berbuat zina tak lain dapat menghancurkan harga diri di hadapan Allah SWT maupun sesama
manusia. Karenanya, bahaya zina ini dapat menghilangkan ‘cahaya’ pada wajah. Rasa malu
yang dimiliki membuat wajah menjadi suram, gelap, dan tidak segar.
3. Pandangan Buruk
Allah SWT tidak menyukai orang yang melakukan zina. Bahaya lain dari perbuatan keji ini
yakni membuat pandangan orang lain menjadi buruk.
Artinya, orang di sekitar akan memandang kita dengan sebelah mata. Zina mengeluarkan bau
busuk yang mampu ‘dihirup’ oleh orang-orang yang memiliki qalbun salim (hati yang bersih)
melalui mulut atau badannya.
Mulai saat ini jangan sampai kita ‘tercebur’ dalam perbuatan zina yang dibenci oleh Allah
SWT.
4. Mendapatkan Sanksi Sosial Jika Perbuatannya Diketahui Masyarakat
Perbuatan zina akan mendapatkan sanksi sosial jika perbuatan ini diketahui orang yang jelas
bisa salah satu akan dituntut di pengadilan jika salah satu pelaku atau salah satu orang tua
tidak terima dengan perbuatan mereka. Biasanya akan mendapatkan hukum rajam di agama
Islam.
5. Pelaku Zina Akan Disempitkan Hatinya Oleh Allah Swt
Pelaku zina akan disempitkan hatinya oleh Allah SWT, sehingga ia enggan melakukan
perbuatan terpuji. Pelaku akan disempitkan hatinya untuk berbuat kebaikan. Misalnya dalam
kehidupan sehari-hari akan marah-marah, merasa tidak tenang, dan sebagainya.
6. Allah Swt Akan Mencampakkan Pelaku Zina Dan Membuatnya Tidak Pernah
Cukup Atas Semua Yang Telah Dimilikinya
Allah SWT akan membenci orang yang berbuat zina dan mencampakkan pelaku zina.
Membuatnya tidak pernah cukup atas apa yang dimilikinya, harta benda dan kebahagiaan.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya, dalam
membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai- nilai serta dasar-dasar pandangan
hidup kepada generasi muda agar menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab sesuai
dengan hakikat dan ciri-ciri kemanusiaan.
Abudin Nata menyatakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja, seksama, terencana dan bertujuan yang dilaksanakan oleh orang dewasa dalam arti
memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan menyampaikannya kepada anak didik
secara bertahap. Dan apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat
menolong tugas dan perannya di masyarakat, di mana kelak mereka hidup.
Pendidikan juga merupakan aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya
dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan
budinurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).
Berbicara tentang pengertian bahasa, Jujun menggambarkannya sebagai serangkaian bunyi
yang juga merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu.
Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata adalah melambangkan suatu obyek tertentu.

Pada era yang serba canggih ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap
individu. Bahkan pemerintah telah mewajibkan warga negaranya untuk memperoleh hak
pendidikan selama 12 tahun dan disarankan lebih dari itu.
Secara sederhana, pendidikan dapat menjadi sarana individu supaya dapat terhindarkan dari
kebodohan. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi pula pengetahuan yang
akan didapatkan.
Lalu, apa itu sebenarnya pengertian pendidikan itu? Mengapa pendidikan penting bagi
kehidupan kita dan generasi masa depan?

Menurut ahli pedagogik dari Belanda, Langeveld, mengemukakan bahwa pengertian


pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang memiliki keterkaitan. Pengertian pendidikan
sendiri bermakna melakukan suatu tindakan berupa memberikan pendidikan kepada pihak
lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak supaya mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Lalu, menurut Crijns dan Reksosiswoyo, mendidik adalah pertolongan yang diberikan oleh
siapapun yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat
dewasa.
Menurut GBHN 1973, pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.

Terdapat beberapa konsep dasar mengenai pendidikan, yakni

1. Bahwa pendidikan berlangsung selama seumur hidup (long life education) Hal
tersebut karena usaha pendidikan sejatinya telah dimulai sejak manusia lahir dari
kandungan ibu sampai meninggal. Konsep pendidikan berlangsung sepanjang hayat
ini seolah memberikan pengertian bahwa pendidikan tidak identik dengan lingkungan
sekolah saja, tetapi juga dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
2. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu kewajiban karena dari adanya pendidikan,
manusia dapat memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.Sehingga
dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat tersebut bahwa pendidikan adalah suatu
usaha yang disadari, bukan suatu perbuatan yang serampangan begitu saja supaya
dirinya menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab dan mandiri.

Pendidikan Hanya Berlaku Bagi Manusia


Upaya pendidikan menyangkut pada hati nurani, nilai-nilai, perasaan, pengetahuan, dan
keterampilan manusia. Hanya manusia yang dapat dididik dan menerima pendidikan karena
manusia dilengkapi oleh akal budi. Sedangkan hewan tidak tidak didik dan tidak
memungkinkan untuk dididik, sehingga tidak mungkin terlibat dalam proses pendidikan.

Mengapa Manusia Perlu Memperoleh Pendidikan?


Terdapat beberapa asumsi yang memungkinkan mengapa seorang manusia perlu memperoleh
pendidikan dalam hidupnya, yakni:
1. Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan yang tidak berdaya sehingga perlu
mendapatkan bantuan dari orang lain untuk melangsungkan hidupnya.
2. Manusia lahir tidak langsung menjadi seorang yang dewasa. Supaya dapat sampai
pada tingkat dewasa maka diperlukan proses pendidikan.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak akan bisa hidup tanpa
adanya manusia lain.
Pada hakikatnya, manusia dapat dididik dan mendapatkan pendidikan sepanjang hidupnya.

Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di suatu negara dengan negara lain tentu akan berbeda bergantung dasar
negara, falsafah hidup, dan ideologi negara. Sehingga sebagai manusia Indonesia, pendidikan
memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik.
2. Untuk membentuk manusia Indonesia yang memiliki sikap dan perilaku sesuai pada
nilai-nilai Pancasila.
3. Untuk mencapai hal tersebut adalah dengan adanya kedewasaan.
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menyebut seorang individu telah menjadi
dewasa, yakni
1. Mandiri; dapat hidup sendiri, tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain, dan
dapat mengambil keputusan atas hidupnya.
2. Bertanggung jawab atas perbuatannya.
3. Memahami norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat.
Unsur-Unsur dalam Pendidikan
1. Peserta didik
Pada zaman sekarang, peserta didik tidak selalu menjadi pihak yang menerima informasi dari
pendidik saja. Namun, bisa saling memberikan timbal balik kepada pendidik dan antar
peserta didik lain.
Selain itu, pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dapat berbeda dengan peserta didik
lain. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan pendidikannya.
2. Pendidik
Pendidik dibedakan menjadi dua jenis yakni a) pendidik kodrati, yakni orang tua selaku
pendidik pertama sejak individu lahir ke dunia; dan b) pendidik profesi, yakni guru.
Orang tua selaku sebagai pendidik kodrati dilakukan bukan atas kemauan anak, melainkan
semata-mata secara kodrati bahwa mereka harus mendidik anaknya dengan cara dan aturan
yang berbeda-beda.
Walaupun pada zaman sekarang ini, tidak sedikit orang tua yang mengabaikan tanggung
jawabnya sebagai pendidik kodrati. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah tidak adanya
waktu untuk berinteraksi dengan anak akibat terlalu sibuk bekerja.
Adanya keterbatasan waktu tersebut menjadikan pengalihan pendidikan anak kepada negara
dan masyarakat (berupa profesi guru).
Guru selaku pendidik profesi telah menerima tanggung jawab mendidik dari berbagai pihak
yakni orang tua, masyarakat, dan negara (pemerintah). Tanggung jawab tersebut diterima atas
dasar kepercayaan bahwa seorang guru mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan
peserta didik.

Terlebih saat ini menjadi seorang guru memiliki persyaratan yang cukup banyak, tidak hanya
cukup berupa ijazah lulusan sarjana pendidikan saja. Berjiwa Pancasila, demokratis, sehat
jasmani, menjadi beberapa syarat lain yang harus dimiliki oleh seorang guru.
3. Tujuan
Setiap pendidikan yang diberikan kepada peserta didik harus memiliki tujuan. Misalnya agar
peserta didik pandai berbicara, membaca dan menulis, berhitung; agar peserta didik memiliki
budi pekerti luhur, cinta bangsa dan tanah air; dan lain-lain.
Tujuan-tujuan tersebut harus dikaji berdasarkan kebutuhan dan kemampuan peserta didik
supaya proses mendidiknya dapat diterima sebagai nilai hidup yang baik.
4. Isi Pendidikan
Isi pendidikan meliputi segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya
supaya dapat mencapai tujuan pendidikan.
Isi pendidikan ini berupa materi yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan
kemampuan peserta didik.
5. Metode Pendidikan
Dalam kaitannya dengan pendidikan, metode ini bergantung pada kemampuan pendidik yang
bersangkutan dan sarana pendidikan.
Dalam proses pendidikan, sering terjadi adanya metode X kurang berhasil diterapkan oleh
pendidik A, tetapi sukses dilakukan oleh pendidik B. Sehingga dapat disebut bahwa suatu
metode pendidikan tetap memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
6. Situasi Lingkungan Pendidikan
Situasi lingkungan menjadi salah satu unsur paling berpengaruh dalam proses pendidikan.
Situasi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial budaya, lingkungan fisik
(bangunan gedung), dan lingkungan alam (cuaca dan musim).

Lingkungan Pendidikan
1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga menjadi bentuk lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dari setiap individu
yang lahir ke dunia. Oleh sebab itu, orang tua berperan sebagai pendidik yang bertanggung
jawab atas proses pendidikannya.
Seorang ahli bernama Drost mengungkapkan bahwa dalam lingkungan pendidikan sekolah
lebih banyak mengembangkan kemampuan akademis individu, sementara dalam lingkungan
pendidikan keluarga bertanggung jawas atas pengembangan kepribadian.
Pendidikan keluarga dibagi atas tahap prenatal dan postnatal.
Dalam tahap prenatal ini berkaitan dengan pendidikan sebelum lahir atau sejak individu
masih di dalam kandungan. Wujud praktiknya cenderung merupakan kearifan lokal, misalnya
dalam kebudayaan Jawa ada neloni, mitoni, dan lain-lain.
2. Lingkungan Pendidikan Sekolah
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah menjadi posisi utama dalam
upaya pendidikan manusia. Sekolah bertanggung jawab atas orang tua dan masyarakat dalam
bidang pendidikan demi generasi masa depan.
Dasar tanggung jawab tersebut meliputi tiga hal yakni:
1 Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan menurut
perundang-undangan pendidikan.
2 Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan jenjang pendidikan.
3 Tanggung jawab fungsional kepada pengelola dan pelaksaan pendidikan yang
menrima ketetapan berdasarkan ketentuan jabatannya.

3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat


Dalam banyak hal, sekolah dinilai telah mengalami ketertinggalan dari masyarakatnya.
Khususnya dalam bidang teknologi, telah terjadi lebih dahulu dalam masyarakat daripada di
sekolah.
Maka dari itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengakrabkan sekolah dengan
masyarakat. Misalnya dengan adanya sistem magang, KKN (Kuliah Kerja Nyata), PKL
(Praktik Kerja Lapangan), dan lain-lain.

Apa yang dimaksud dengan pengertian pendidikan?


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui
sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Apa itu pendidikan dan tujuan pendidikan?


Tujuan pendidikan di Indonesia harus dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan
merupakan sistem belajar mengajar yang bertujuan untuk mensosialisasikan individu dan
memaksimalkan perkembangannya. Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup
individu.

Apa itu pendidikan menurut bahasa dan istilah?


Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Apa unsur-unsur pendidikan?


Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif antara peserta
didik dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum), konteks yang mempengaruhi
pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan pendidikan.
Apa yang menjadi hakikat pendidikan?
Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik dengan interaksi yang menghasilkan pengalaman
belajar. Di Indonesia menginginkan pendidikan yang lebih baik, hal inilah yang melatar
belakangi terjadinya pergantian kurikulum secara terus-menerus

Anda mungkin juga menyukai