com, Dakwah Islam (Suci-Najis) – Allah dan Rasul telah membuat batasan kepada
hambanya dalam segala hal, ini menunjukkan bahwa hambanya harus benar benar konsisten dalam
menetapi agama, salah satunya toharoh atau kesucian.
Kesucian berbeda dengan bersih, maknanya kesucian harus benar benar dijaga baik lahir maupun
batin. Cara mensucikan batin adalah dengan cara bertaubat dan tetap berprasangka yang baik, tapi
kalau mensucikan lahirnya adalah dengan cara mensucikan badan, tempat dan pakaian. Sebab,
ketiga hal ini merupakan kunci agar ibadah menjadi diterima.
Berbicara masalah suci, perlu kita waspadai point najis, karena najis adalah salah satu dosa besar
yang banyak diremehkan oleh orang pada umumnya.
Maka dari itu perlu bagi kita untuk menganggap serius masalah najis. Mari perhatikan dalil berikut :
ْ ُهارق
طنِي َ ب ا َ ْلقَب ِْر مِ ْنهُ – َر َواهُ اَلد
ِ عذَا َ فَإِ هن,ّللَا – صلى هللا عليه وسلم – – اِ ْست َ ْن ِزهُوا مِ ْن ا َ ْلبَ ْو ِل
َ َعا همة ُ قَا َل َر
ِ سو ُل َ ه
Artinya : Nabi SAW bersabda : Kalian bersucilah dari kencing, sebab sesungguhnya umumnya siksa
kubur itu karena kencing.
Dari dalil diatas kita bisa tahu bahwa dengan najis saja bisa mendatangkan siksaan. Oleh karena itu
perlu kita ketahui bagaimana cara untuk menghindari najis atau cipratan air kencing agar tidak
mengenai pakaian / celana ?
Caranya adalah dengan cara dilepas, hal ini adalah yang paling mutawarik (hati-hati) dalam
menghindari najis. Sebab jika tidak dilepas sangat memungkinkan terkena cipratan najis, dan jika
pakaian ini dipakai dalam solat maka hukumnya tidak sah, karena salah satu syarat sahnya solat
adalah dengan sucinya tempat, pakaian dan badan.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa, perkara yang remeh ini bisa mendatangkan siksa bagi kita.
Alangkah baiknya kita sebagai hamaba Allah untuk bisa menjaga kesucian dengan cara cebok yang
benar pada saat selesai buang air kecil ataupun air besae, dalam keadaan apaun dan dimanapun.
Semua itu agar kita terhindar dari siksa kubur akibat tidak memperhatikan cipratan najis, baik dari air
seni ataupun yang lainnya. Selamatkan diri anda dari siksa kubur, salah satunya dengan menjaga
kesucian dari kencing dan sejenisnya.
Hadist Shohih Muslim No. (292)-111 Kitabu Thoharoh mengisahkan seorang ahli kubur
yang disiksa karena tidak mau bersuci dari kencing semasa hidupnya.
«أ َ َما ِإنَّ ُه َما:سلَّ َم َع َلى َقب َْري ِْن َف َقا َلَ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ِسو ُل هللا ُ َم َّر َر:َّاس قَا َل ٍ َع ِن اب ِْن َعب
َوأ َ َّما ْاْلخ َُر فَ َكانَ ََل، أ َ َّما أ َ َحدُ ُه َما فَ َكانَ َي ْمشِي ِبالنَّ ِمي َم ِة،ير ٍ ان فِي َك ِبِ ان َو َما يُ َعذَّ َب
ِ لَيُ َعذَّ َب
احدًا ِ س َعلَى َهذَا َو َ شقَّهُ ِباثْنَي ِْن ث ُ َّم غ ََر َ َب ف ٍ ط ْ ب َر ٍ قَا َل فَدَ َعا ِبعَسِي، »َي ْست َ ِت ُر ِم ْن َب ْو ِل ِه
»سا َ َف َع ْن ُه َما َما لَ ْم يَ ْيب ُ َّ «لَعَلَّهُ أ َ ْن يُ َخف:احدًا ث ُ َّم قَا َل
ِ َو َعلَى َهذَا َو
Ibnu Abas meriwayatkan: Rasulullah sholalllohu alaihi wasallam lewat pada dua kuburan, kemudian
beliau bersabda: “Ketahuilah sesungguhnya dua mayat dalam kuburan ini disiksa, bukan karena
perkara yang besar. Salah satunya karena dia berjalan kemana-mana dengan menghasut
sedangkan yang satunya tidak bersuci dari kencingnya”
Kemudian Rasulullah minta sebuah pelepah kurma basah lalu membelahnya menjadi dua bagian
selanjutnya menancapkan 2 belahan pada masing-masing kuburan terus bersabda: “Semoga saja
mereka diringankan siksanya selama pelepah ini belum kering”.
Ini merupakan peringatan bagi kaum Muslimin agar hati-hati menjaga kesucian dan tidak sembrono
dengan masalah najis.
Setiap Muslim wajib menjaga kesucian terutama ketika hendak melaksanakan sholat.
Seseorang tidak sah sholatnya atau tidak diterima kecuali dalam keadaan suci badan,
pakaian, peralatan dan tempatnya.
Selain kencing, zat lain yang najis dan harus disucikan adalah darah haid, madzi dan
berak.
Prinsip mensucikan pakaian atau tempat yang terkena najis yaitu membasuh /
mengguyurnya dengan air hingga hilang wujud dan bau najis tersebut.
صدَقَةٌ ِم ْن
َ ور َو ََل
ٍ ط ُه َ « ََل ت ُ ْقبَ ُل:ُسلَّ َم يَقُول
ُ ص ََلة ٌ بِغَي ِْر َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوَ ِسو َل هللا ُ َر
»ص َر ِة ْ َت َعلَى ْالبَ َو ُك ْن،غلُو ٍل
ُ
Rasulullah sholallohu alai wasallam bersabda: “Tidaklah diterima sholat tanpa suci,
shodakoh tidak diterima dari hasil curian”.
[Hadist Shohih Muslim No. No. 224 Kitabu Thoharoh]
Posted on 20/03/2015 by Pengajian LDII | 1 komentar
Suci adalah syarat sahnya shalat. Seseorang tidak dikatakan shalat bila tidak suci badan dan tempatnya. Salah
satu cara mensucikan diri adalah dengan berwudhu. Walau demikian seorang Muslim tidak harus berwudhu
setiap akan shalat. Sekali wudhu bisa digunakan untuk sholat beberapa kali selagi belum batal.
سا َء فَلَ ْمَ ِسفَ ٍر أ َ ْو َجا َء أ َ َحدٌ ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن َ ض ٰى أ َ ْو َعلَ ٰى َ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر
َّ ُس ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما يُ ِريد
َّللاُ ِليَ ْج َع َل َ ام َ ص ِعيدًا
ْ َطيِبًا ف َ ت َ ِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا
َ َُعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َرجٍ َو ٰلَ ِك ْن يُ ِريدُ ِلي
َط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau selesai berak atau setelah menjima’ istri, jika kamu tidak
menemukan air, maka bertayamumlah dengan debu yang suci; usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak mensucikan kamu dan menyempurnakan nikmat-
Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
[Surah Al-Maidah ayat 6]
Maka Rasulullah memerintahkan manusia yang terdiri dari sahabat-sahabat beliau untuk mencari
kalung itu.
Maka ketika waktu sholat tiba mereka (para sahabat) sholat tanpa wudhu (karena tidak
menemukan air).
Ketika mereka datang pada Nabi sholallohu alaihi wasallam, mereka menanyakan sholat mereka
pada Nabi, maka turunlah ayat tayamum, surah Al-Maidah ayat 6 dan surah An-Nisa’ ayat 43.
Maka pemimpin Bani Hudhair mengatakan: “Jazakillahu khoiron, tidaklah perkara turun
samasekali, kecuali Allah menjadikanmu sebagai jalan kemudahan, dan menjadikan barokah
bagi para Muslimin.”
Hadist tersebut juga memberikan tuntunan tata-cara tayamum dengan menggunakan tanah yang
suci, sebagai berikut: