Anda di halaman 1dari 13

PaNDUAN WUDHU

-pegangan wajib santri al-misbah-

NAMA PEMILIK BUKU

Disusun oleh :
{ Dr. Asep D. Kurnia, S.Pd.I., M.Ag }
Ketua Yayasan Insan Nusantara, Pimpinan Lembaga Al-Misbah,
Dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam,
Praktisi Pendidikan Islam

Dilarang diperbanyak tanpa izin tertulis dari Al-Misbah

1 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


IDENTITAS SANTRI

Nama Lengkap : ………………………………………………………………….

Nama Panggilan : ………………………………………………………………….

Tempat Lahir : ………………………………………………………………….

Tanggal Lahir : ………………………………………………………………….

Alamat : ………………………………………………………………….

Tempat Belajar : Al-Misbah

Cita-cita : …………………………………………………………………..

Hobi : …………………………………………………………………..

Makanan Favorit : …………………………………………………………………..

Film Kesukaan : …………………………………………………………………..

Idola : …………………………………………………………………..

2 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


BAB WUDHU

A. Pengertian Wudhu
Wudhu berarti indah, bersih atau elok. Makna wudhu adalah
menggunakan air suci dan mensucikan pada anggota badan berdasarkan tata
cara khusus sesuai syariat.
Wudhu merupakan satu di antara bentuk bersuci dari hadats kecil yang
disyariatkan dalam Islam, dimana praktiknya menggunakan air pada anggota
tubuh tertentu disertai dengan niat untuk menghilangkan hadats kecil. Wudhu
merupakan syarat sah shalat, sehingga pelaksanaan shalat tidak sah tanpa
wudhu terlebih dahulu.

B. Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Wudhu


Adapun dalil al-Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban wudhu
sebelum melaksanakan shalat terdapat pada surat al-Ma’idah [05] : 6.
َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ ُ ُ ْ َ َ َّ َ ُ َ َ ‫ًَا َأ ُّي َها َّالر‬
‫ىهن ْم َوأ ًْ ِد ًَن ْم ِإلى اْل َسا ِف ِق‬ ‫ًً َآم ُىىا ِإذا ق ْم ُخ ْم ِإلى الصَل ِة فاغ ِصلىا وح‬ ِ
ُ َّ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ
‫وشن ْم َوأ ْز ُحلن ْم ِإلى الن ْع َب ْي ِن ۚ َو ِإن ل ُىخ ْم ُح ُى ًبا فاظ َّه ُسوا ۚ َو ِإن ل ُىخم‬ ُ َ ْ َ
ِ ‫وامسحىا ِب ُس ُء‬
َ ََ ّ َ َ َْ ُ َ َ َ َ
‫َّم ْس َض ى أ ْو َعلى َش َف ٍس أ ْو َح َاء أ َح ٌد ِّمىنم ِّم ًَ الغا ِئ ِغ أ ْو َل َم ْص ُخ ُم ال ِي َص َاء فل ْم ج ِج ُدوا‬
ُ َّ ‫يدا َظ ّي ًبا َف ْام َس ُحىا ب ُى ُحىه ُن ْم َو َأ ًْد ًُنم ّم ْى ُه ۚ َما ًُس ٍُد‬
‫َّللا ِل َي ْج َع َل‬ ً ‫صع‬ َ ‫َم ًاء َف َخ َي َّم ُمىا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ْ َ ُ َّ َ ُ َ ُ َ َ ُ َ
.‫َعل ْينم ِّم ًْ َح َس ٍج َول ِنً ًُ ِس ٍُد ِل ُيع ِّه َسل ْم َوِل ُي ِخ َّم ِو ْع َم َخ ُه َعل ْين ْم ل َعلن ْم حشن ُسو َن‬

3 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
usaplah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan tanah yang baik (bersih); usaplah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.

Islam merupakan agama yang memberikan perhatian besar terhadap


kebersihan dan kesucian. Salah satu bukti nyata ialah pensyariatan thaharah
(bersuci) yang menjadi syarat sah pelaksanaan beberapa ibadah. Di dalam
bersuci, ada penghargaan terhadap watak dasar manusia yang pada dasarnya
mencintai kebersihan, sekaligus bentuk penghargaan terhadap Sang Khaliq
saat kita menghadap-Nya.

Tujuan wudhu selain untuk membersihkan kotoran, mensucikan diri, juga


sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah dan juga kesiapan seorang
hamba dalam melaksanakan ibadah.

Imam Bukhari Muslim meriwayatkan dalam haditsnya :

َ َّ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ
‫ضأ‬ ‫َل ًقبل هللا صَلة أح ِدلم ِإذا أحدر حتى ًخى‬

Artinya:
Allah tidak akan menerima shalat seseorang ketika hadats, sehingga ia
wudhu’ terlebih dahulu.

C. Syarat-syarat Wudhu
Menurut Syaikh Salim ibn Samir al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Naja,
bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi seseorang yang ingin berwudhu
ada sepuluh, yaitu :
Pertama, beragama Islam.
Kedua, berakal/cerdas. (Kriteria cerdas disini adalah orang itu bisa
makan dan minum sendiri, bisa menjawab pertanyaan orang lain, bisa
bertanya pada orang lain, dan bisa bersuci sendiri/mandiri).
Ketiga, bersih (suci) dari haidh dan nifas.
Keempat, tidak ada perkara yang mencegah sampainya air pada kulit.
Sebelum berwudhu, orang yang ingin berwudhu harus memastikan

4 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


terlebih dahulu pada anggota wudhu-nya bahwa tidak ada sesuatu yang
menghalangi sampainya air pada kulit, seperti cat kuku, getah, dan lain
sebagainya.
Kelima, tidak ada sesuatu pada anggota wudhu yang dapat mengubah
air. Syarat ini juga lebih mengarah pada seorang wanita, yaitu pada
anggota wudhu harus tidak ada sesuatu yang dapat mengubah air
seperti make-up diwajah dan sejenisnya.
Keenam, mengetahui fardhu-nya wudhu.
Ketujuh, tidak meyakini fardhu-nya wudhu sebagai sunnah-nya wudhu.
Selain harus mengetahui apa saja fardhu-nya wudhu, orang yang ingin
berwudhu pun harus mengetahui apa saja sunnah-nya wudhu.
Kedelapan, airnya suci dan mensucikan. Sepanjang masih ada air,
maka orang yang ingin berwudhu harus menggunakan air. Adapun air
yang digunakan harus suci dan mensucikan seperti air mutlak atau air
yang sampai ukuran dua qullah. Apabila air yang digunakan tidak dapat
mensucikan seperti air musta’mal, maka wudhunya tentu tidak sah.
Karena air musta’mal adalah air yang suci namun tidak dapat
mensucikan. Semakin tidak sah lagi apabila air yang digunakan adalah
air yang tidak suci.
Kesembilan dan kesepuluh, adalah masuk waktu dan terus-menerus
(cepat) bagi orang yang hadats. Ketika masuk waktu shalat, orang yang
selalu berhadats seperti kencing terus menerus (beser) dan lain
sebagainya, maka berwudhu-nya pada saat masuk waktu shalat dan
terus-menerus (cepat) antara membasuh anggota wudhu kemudian
antara wudhu dan shalat.

D. Jenis-jenis Air
1. Air Mutlak
2. Air Musta’mal
3. Air Mutaghayar dan air Mutanajis
4. Air Musyammas

E. Air Suci Mencucikan


Air suci mensucikan disebut juga dengan dengan air mutlak. Ada tujuh air
yang boleh digunakan untuk bersesuci/berwudhu, yaitu :
1. Air dari langit (hujan)
2. Air laut
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Mata air
6. Air salju
7. Air embun

F. Air Suci Tidak Mensucikan


1. Air Musta'mal (air yang bekas dipakai)
Air Musta’mal adalah air yang bekas dipakai bersuci, mandi dan mencuci
tangan atau barang lainnya.

5 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


2. Air Mutaghayar
Adapun air mutaghayar adalah air yang mengalami perubahan salah
satu sifatnya disebabkan tercampur dengan barang suci yang lainnya
dengan perubahan yang menghilangkan kemutlakan air tersebut.
Contohnya adalah sumur atau air dari mata air yang dicampur dengan
Teh, maka namanya jadi disebut air Teh. Maka air tersebut tidak bisa
dipakai untuk berwudhu. Begitupula air yang tercampur gula tidak boleh
digunakan untuk bersuci.

G. Air Mutanajis
Air mutanajis merupakan air yang terkena barang najis yang
mengakibatkan berubah warnanya, baunya, atau rasanya karena terkena najis
tersebut.
H. Air Musyammas

Air yang panas dengan sebab kena panas matahari dan berada di dalam
bejana/wadah yang terbuat dari emas atau perak. Air ini lalu memunculkan bau
yang tidak sedap sehingga menjadi makhruh digunakan untuk membasuh
tubuh.
I. Rukun / Fardu Wudhu
Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, wudhu juga memiliki beberapa
rukun atau fardu yang mesti dilakukan agar pelaksaannya sah. Dalam fikih
mazhab Imam Syafi’i ditetapkan ada enam hal yang menjadi rukun wudhu.
Sebagaimana disebutkan Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitabnya
Safinatun Naja (Kitab Safinah):
ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َّ َ ُ َّ ّ َ ُ َّ َ ْ َ ٌ َّ ْ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ُ
ًِ ً‫ الث ِالث غصل اليد‬- ‫ الثا ِوي غصل الىح ِه‬- ‫ َاول ال ِىيت‬:‫فسوض الىضى ِء ِشخت‬
ْ َ ْ َ ْ َ َ َْ ْ ّ ُ ْ َ ُ َ َْ ْ َّ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َّ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ
- ‫السحلي ِن مع النعبي ِن‬ ِ ‫ الخ ِامض غصل‬- ‫ الس ِابع مسح شي ٍئ ِمً السأ ِس‬- ‫مع ِاْلسفقي ِن‬
َّ َ ُ َّ َ
.‫س الت ْرِج ْي ُب‬ ‫الص ِاد‬
Artinya:
Fardhu wudhu ada enam :
1) Niat
2) Membasuh muka
3) Membasuh kedua tangan beserta kedua siku
4) Mengusap sebagian kepala
5) Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
6) Tertib (dikerjakan secara tersusun)

6 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


J. Penjelasan Rukun/Fardu wudhu
1. Niat wudhu dibacakan secara berbarengan pada saat pertama kali
membasuh bagian muka, baik yang pertama kali dibasuh itu bagian atas,
tengah maupun bawah.
Apabila orang yang berwudhu tidak memiliki suatu penyakit maka ia bisa
berniat dengan salah satu dari tiga niat berikut:
a. Berniat menghilangkan hadats, bersuci dari hadats, atau bersuci untuk
melakukan shalat.
b. Berniat untuk diperbolehkannya melakukan shalat atau ibadah lain
yang tidak bisa dilakukan kecuali dalam keadaan suci atau wudhu
terlebih dahulu.
c. Berniat melakukan fardhu wudhu, melakukan wudhu atau wudhu saja.
2. Membasuh muka sebagai batasan muka, panjangnya adalah antara
tempat tumbuhnya rambut sampai dengan di bawah ujung kedua
rahangnya. Sedangkan lebarnya adalah antara kedua telinganya.
Termasuk muka adalah berbagai rambut yang tumbuh di dalamnya
seperti alis, bulu mata, kumis, jenggot, dan godek.
Basuhlah air ke seluruh wajah, dari permukaan kening hingga pojok dagu.
Dari depan telinga kanan hingga depan telinga kiri. Pastikan air sampai
hingga ke seluruh bagian wajah, seperti sela-sela janggut yang tipis, juga
pinggir wajah yang bersampingan dengan rambut.
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikunya.
4. Mengusap sebagian kepala berlaku baik laki-laki atau perempuan, atau
mengusap sebagian rambut yang masih berada di batas kepala serta
tidak harus menggunakan tangan untuk mengusap kepala, bahkan bisa
dengan kain atau yang lainnya.
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki. Dalam hal ini yang
dibasuh adalah bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinya. Tidak
harus membasuh sampai ke betis atau lutut. Diwajibkan pula membasuh
apa-apa yang ada pada anggota tersebut seperti bulu dan lainnya. Orang
yang dipotong telapak kakinya maka wajib membasuh bagian yang
tersisa. Sedangkan bila bagian yang dipotong di atas mata kaki maka
tidak ada kewajiban membasuh baginya, namun disunahkan membasuh
anggota kaki yang tersisa.
6. Tertib yang dimaksud adalah melakukan kegiatan wudhu tersebut secara
berurutan sebagaimana disebut di atas, yakni dimulai dengan membasuh
muka, membasuh kedua tangan beserta kedua siku, mengusap sebagian
kecil kepala, dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki beserta kedua
mata kaki.

K. Sunat-sunat Wudhu
Sunat-sunat wudhu dilakukan untuk menyempurnakan wudhu tersebut.
Syekh Abu Syuja’ Al-Asfahani dalam kitab matan Ghayah At-Taqrib
menyebutkan, bahwa sunah wudhu ada sepuluh. Yaitu :
1. Membaca basmalah
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukannya ke dalam
tempat air
3. Berkumur.

7 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


Tampung air di kedua telapak tangan kemudian berkumurlah dengannya
tiga kali. Putarkan air ke seluruh bagian mulut hingga mencapai pangkal
tenggorokan.
4. Menghirup air ke dalam hidung.
Ambil satu cakupan air di tangan, kemudian isap atau masukkanlah air
tersebut ke dalam hidung sebanyak tiga kali, bersihkanlah kotoran yang
ada di dalam hidung.
5. Mengusap bagian luar dan dalam telinga.
Usaplah kedua telinga dengan tangan, baik telinga bagian luar maupun
dalam, masukkanlah telunjuk ke dalam lubang telinga dan usaplah daun
telinga dengan jempol.
6. Menyela-nyela rambut jenggot yang tebal
7. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki
8. Mendahulukan kanan dari yang kiri
9. Tiga kali basuhan
10. Berturut-turut (Tidak ada jeda yang lama diantara tiap basuhan)

L. Hal-hal yang membatalkan wudhu.


Menurut Abi Suja dalam kitab matan al-Ghayatu wat Taqrib bahwa
perkara yang dapat membatalkan wudhu ada enam:
Pertama, sesuatu yang keluar dari kedua jalan (kemaluan depan
maupun belakang)
Kedua, tidur tidak dalam keadaan duduk.
Ketiga, hilangnya akal sebab mabuk atau sakit.
Keempat, bersentuhan (kulit) pria dan wanita yang bukan mahram tanpa
penghalang.
Kelima, menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan.
Keenam, menyentuh lubang dubur manusia.

M. Niat Wudhu
َ َ ً َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ْ ُ ُْ ُ ََْ
‫هلل ح َعالى‬
ِ ِ ‫هىٍذ الىضى َء ِل َسف ِع الحد ِر لْاصغ ِس ف ْسضا‬
Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil ashghari fardal lillaahi ta'aalaa.

Artinya (Indonesia)
Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena
Allah Ta'ala.
Artinya (Sunda)
Seja kaula niat wudhu pikeun ngaleungitkeun hadas leutik fardu karna
Alloh Ta’ala

8 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


DOA-DOA DALAM PELAKSANAAN WUDHU
Bacaan doa-doa sebagian merujuk pada kitab Al-Adzkar al-
Muntakhabah min Kalâmi Sayyidil Abrâr, karya Syekh Muhyiddin Abu Zakaria
Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi.

1. Do’a Sebelum Wudhu


ُ ‫ َو َا ُع ْى ُذب َك َز ّب َا ْن ًَ ْح‬.‫الش َياظ ْي َن‬
‫ض ُس ْو َن‬ َّ ‫َ ّب َا ُع ْى ُذب َك م ًْ َه َم َزاث‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ز‬
Rabbi A’udzubika min hamazatisy syayatîn. Wa a’udzubika Rabbi An
Yahdhurun

Artinya :
Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan dan
aku berlindung pada-Mu dari kedatangan mereka padaku.

2. Do’a saat membasuh telapak tangan

ُّ ْ َ ْ َّ ُ َ
‫اص ْي َك م ِل َها‬
ِ ‫ع‬َ ‫ظ ًَد ْي م ًْ َم‬
ِ ِ ‫اللهم احف‬

Allâhummahfadh yadii min ma‘âshîka kullihâ

Artinya:
Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.

3. Do’a saat berkumur (dibaca di dalam hati)

ّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ّ َ َّ ُ َ
َ‫الر ْلس َلك‬
ِ ِ ‫اللهم أ ِع ِني على ِجَلو ِة ِلخ ِابك ولثر ِة‬

Allâhumma a‘inni ‘alâ tilâwati kitâbika Wakatsrotidzikrilaka

9 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


Artinya:
Ya Allah bantulah aku untuk membaca kitab-Mu dan memperbanyak zikir
kepada-Mu.

4. Do’a ketika membersihkan lubang hidung, saat menghirup air ke dalam


hidung (dibaca di dalam hati)

‫اض‬‫ز‬َ ‫َالل ُه َّم َأز ْحن ْي َزا ِئ َح َت ْال َج َّى ِت َو َا ْه َذ َع ّني‬


ٍ ِ ِ ِ

Allâhumma ariḫnî râiḫatal jannati wa anta ‘anni râdhin

Artinya:
Ya Allah Semoga Engkau menciumkan aku wangi surga dan semoga
Engkau ridha kepadaku

5. Ketika mengeluarkan air dari lubang hidung


َّ ‫َالل ُه َّم إ ّو ْي َأ ُع ْى ُذ ب َك م ًْ َز َوائح‬
َّ ‫الىاز َو ُش ْىء‬
‫الد ِاز‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ
Allâhumma innî a‘ûdzu bika min rawâiḫin nâri wa sû’id dârii.

Artinya:
Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari busuknya bau neraka, dan dari
buruknya tempat tinggal (di neraka).

6. Doa ketika membasuh wajah


ُُ َُ َ ْ ‫َالل ُه َّم َب ّي‬
ُّ ‫ض َو ْحه ْي ب ُى ْىز َك ًَ ْى َم َج ْب َي‬
‫ َوَل ح َص ّ ِى ْد َو ْح ِه ْي ِبظل َم ِاج َك‬,‫ض ُو ُح ْى ُه ا ْوِل َي ِائ َك‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ
‫ًَ ْى َم ح ْص َى ُّد ُو ُح ْى ُه ا ْع َدا ِئ َك‬

Allâhumma bayyidh wajhî binuurika yauma


tabyadhu wujuuhu auliyâika, wa lâ tusawwid
wajhi bi dzhulumâtika yauma taswaddu
wujuuhu a’dâ-ika

10 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


Artinya:
Ya Allah putihkanlah wajahku dengan cahaya-Mu di hari memutihnya wajah
para walimu. Dan janganlah Engkau hitamkan wajahku dengan kegelapan-
Mu di hari menghitamnya wajah musuh-musuh-Mu.

7. Doa ketika membasuh tangan kanan

‫اش ْب ِن ْي ِح َص ًابا ٌَ ِص ًيرا‬ َ ‫َالل ُه َّم َأ ْععن ْي ل َخاب ْي ب َيمين ْي َو‬


‫ح‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ

Allâhumma a‘thinî kitâbî biyamînî, wa ḫâsibnî


ḫisâban yasîra.

Artinya:
Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku,
dan hisablah aku dengan hisab yang mudah.

8. Doa ketika membasuh tangan kiri


َ َ َ َ َ
‫الل ُه َّم ِا ِّوي ا ُع ْى ُذ ِب َك ا ْن ُح ْع ِع ِخ َي ْني ِل َخ ِاب ْي ِب ِش َم ِال ْي ا ْو ِم ًْ َو َز ِاء ظ ْه ِس ْي‬

Allâhumma inni a’udzubika an tu’tiyani kitâbi bisyimâli au miw warâ-i dzahri

Artinya:
Ya Allah aku berlindung kepadamu dari pemberian-Mu terhadap kitabku
dengan tangan kiriku atau dari belakang punggungku.

9. Doa ketika mengusap kepala


َ َّ َ َ َ َْ ّ َ َ
‫الل ُه َّم غ ِش ِني ِب َس ْح َم ِخ َك َواه ِز ْل َعل َّي ِم ًْ َب َسما ِج َك َوأ ِظل ِن ْي ج ْح َذ ِظ ِ ّل َع ْس ِش َك ًَ ْى َم‬
َّ ‫ََل ظ َّل َّإَل ظ ُّل َك َالل ُه َّم َح ّس ْم َش ْعس ْي َو َب َشس ْي َع َلى‬
‫الى ِاز‬ ِ ِ ِ ِ ِ

Allâhumma ghasyini birahmatika, wa anzil


‘alayya mim barakâtika, wa adzhillani tahta
dzhilli ‘arsyika, yauma lâ dzilla illa dzhilluka.
Allâhumma harrim sya’ri wa basyari ‘alan nâr.

11 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


Artinya:
Ya Allah limpahkanlah aku dengan rahmatmu, turunkanlah keberkahan-Mu
kepadaku. Dan naungilah aku di bawah naungan Arasy-Mu di hari tiada
naungan kecuali naungan-Mu. Ya Allah haramkanlah rambut dan kulitku
dari api neraka.

10. Doa ketika mengusap telinga


َ ّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ْ ْ َّ ُ َ
‫ الل ُه َّم ا ْش ِم ْع ِني‬,‫اح َعل ِن ْي ِم ًْ ال ِر ًْ ًَ ٌَ ْص َخ ِم ُع ْىن الق ْى َل ف َيد ِب ُع ْىن أ ْح َص َى ُه‬ ‫اللهم‬
َ ْ ْ ْ
.‫ُم َى ِاد َي ال َج َّى ِت ِفى ال َج َّى ِت َم َع لْا ْب َس ِاز‬

Allâhumma-j‘alnî minalladzîna yastami‘ûnal


qaula fayattabi‘ûna aḫsanahu.

Allâhumma asmi’ni munâdiyal jannati fil


jannati ma’al abrâr

Artinya:
Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan
mampu mengikuti apa yang terbaik dari ucapan tersebut. Ya Allah
perdengarkanlah aku panggilan surga di surge nanti bersama orang-orang
saleh.

11. Doa ketika membasuh kaki kanan


َْ ُْ َ ّ َ َ َّ َ َ َ ْ ّ َ َّ ُ َ
‫حي َن‬
ْ ‫الصال‬
َِّ ‫اط اْل ْص َخ ِق ْي ِم َم َع اق َد ِام ِع َب ِاد َك‬‫س‬‫الص‬
ِ ِ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫اللهم ز ِبذ قدمي ع‬

Allâhumma tsabbit qadamayya


‘alashshirâthil mustaqiima ma’a aqdâmi
‘ibâdikas shalihin

Artinya:
Ya Allah tetapkanlah kedua telapak kakiku di atas shiratal mustaqim
(jembatan yang lurus) bersama telapak kaki hamba-hamba-Mu yang salih.

12 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah


12. Do’a ketika membasuh kaki kiri
ُ‫الىاز ًَ ْى َم َجز ُّل َأ ْق َدام‬ ّ ً‫َالل ُه َّم إ ّوي َأ ُع ْى ُذ ب َك َأ ْن َجز ُّل َق َدم ْي َع‬
َّ ‫الص َساط فى‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
َ.‫ْاْلُ َىافق ْي َن َواْلُ ْشسل ْين‬
ْ
ِِ ِِ
Allâhumma inni a’udzubika an tazillu qadami ‘alasshiraathi fin nâri yauma
tazillu aqdâmil munâfiqiina wal musyrikiin.

Artinya:
Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari jatuhnya telapak kakiku di atas
shirat (jembatan) ke dalam api neraka di hari jatuhnya telapak kaki orang-
orang munafik dan musyrik.
13. Doa setelah Wudhu.
ُ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ
.‫اش َه ُد ا ْن َل ِا َله ِلْا هللا َو ْح َد ُه َل ش ِسٍْ َك ل ُه َواش َه ُد ا َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َز ُش ْىل ُه‬
ْ ْ َ َ ْ ّ َ َُْ َ ْ ْ َ َ ْ َّ َّ َ ْ ْ َّ ُ ّ َ
‫اح َعل ِنى ِم ًْ ِع َب ِاد َك‬ ‫اح َعل ِنى ِمً اْلخع ِه ِسًٍ و‬ ‫اح َعل ِني ِمً الخى ِابين و‬ ‫اللهم‬
.‫الص ِال ِح ْي َن‬
َّ

Asyhadu allâ Ilâha Illallâh wahdahuu lâ


syariika lahu wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhuuwa
Rasuuluhuu, Allâhummaj’alnii minat
tawwâbiina Waj’alnii minal
mutathohhiriina waj’alnii min
‘ibadikashshalihiin.

Artinya:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu
adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-
orang yang bersuci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang
shaleh.

13 - | Panduan Wudhu Santri Al-Misbah

Anda mungkin juga menyukai