Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEUTAMAAN 2 KALIMAT SYAHADAT DAN THAHARAH


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam diampuh oleh:
Reno Apriansyah, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Eva Ariani 2022110015
Amin Syarif 2022110041
Diah Eka Apriyanti 2022110030

UNIVERSITAS PRABUMULIH
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
TAHUN 2022/2023
KEUTAMAAN 2 KALIMAT SYAHADAT
Keutamaan membaca kalimat syahadat juga bisa menumbuhkan sifat tawakal.
Tawakal adalah kepercayaan hati dengan Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Maka jiwa orang yang selalu bersyahadat akan tenang dan bisa menghadapi
segala masalah dengan berserah diri kepada Allah SWT.

Bacaan 2 kalimat syahadat

‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َرس ُْو ُل هللا‬
ِ

Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.


Artinya: "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya
bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan (Rasul) Allah."
Kalimat syahadat yang sering diucapkan tersebut, termasuk dalam bentuk kesaksian
yang terdiri dari dua kalimat, dengan arti atau pemaknaan yang berbeda.Kalimat syahadat
tersebut, berasal dari bahasa Arab yaitu syahida yang artinya terlah bersaksi. Sehingga arti
syahadat adalah memberi kesaksian dan memberi pengakuan.Syahadat yang terdiri dari dua
kalimat bersaksi ini, bisa juga disebut dengan Syahadatain, yaitu Ayshadu An-la ilaha illallah
artinya saya bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan kalimat Wa Ayshadu Anna Muhammada
Rasulullah, artinya dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. (Hamid
Ahmad At-Thahir, 2010).

Arti syahadat adalah sebuah kesaksian dan pengakuan, bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Syahadat juga termaksud
kalimat tauhid, yang dijadikan sebagai pondasi pertama bagi seseorang yang menjadi seorang
Muslim.Kalimat syahadat termasuk dalam kalimat ikrar atau sumpah bagi orang Muslim,
agar bersedia menerapkan ikrar tersebut dalam kehidupan sehari-hari, bahwa umat Muslim
bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dengan
mengucapkan kalimat syahadat, maka seorang Muslim harus melakukan kesaksian dan
mengaku dalam kehidupan sehari-hari, dengan beribadah kepada Allah SWT, menjauhi
larangannya, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
Pengertian Thaharah

Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih atau suci dan ini sudah
disarikan ke dalam bahasa Indonesia. Pengertian thaharah secara bahasa adalah an-Nadafatu
yang artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah membersihkan diri,
pakaian, dan tempat dari najis dan hadas, sehingga seseorang diperbolehkan beribadah yang
ditentukan harus dalam keadaan suci. Bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan berwudu,
(untuk hadas kecil), atau mandi (untuk hadas besar) dan tayamum bila dalam keadaan
terpaksa.

Bersuci dari najis meliputi suci badan, pakaian, tempat, dan lingkungan yang menjadi
tempat beraktivitas bagi kita semua. Islam memberi perhatian yang sangat besar terhadap
bersuci (thahârah). Bersuci merupakan perintah agama yang bisa dikatakan selevel lebih
tinggi dari sekadar bersih-bersih. Sebab, tidak semua hal yang bersih itu suci.

Hukum Thaharah

Hukum thahârah (bersuci) ini adalah wajib, khususnya bagi orang yang akan
melaksanakan shalat. Bersih dari najis dan menghilangkannya merupakan suatu kewajiban
bagi yang tahu akan hukum dan mampu melaksanakannya.

Allah SWT berfirman:

‫ك َف َطه ِّۡر‬
َ ‫َو ِث َيا َب‬
Wa siyaabaka fatahhir

Artinya: "Dan bersihkanlah pakaianmu". (QS.Al-Muddassir: 4)

Lalu terdapat juga dalam surah berikut ini:

‫ِلطٓا ِٕٮف ِۡي َن َو ۡال ٰع ِكف ِۡي َن َوالرُّ َّک ِع ال ُّسج ُۡو ِد‬
َّ ‫اَ ۡن َطه َِّرا َب ۡيت َِى ل‬.

......An tahhiraa Baitiya littaaa'ifiina wal'aakifiina warrukka'is sujuud

Artinya: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang
yang rukuk dan orang yang sujud!! (Qs. Al Baqarah: 125)

Sementara bersih dari hadas merupakan suatu kewajiban yang sekaligus sebagai syarat sah
shalat. Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam: “Shalat tidak
diterima tanpa -didahului dengan bersuci.”

WUDHU
Wudhu merupakan salah satu cara kaum Muslim untuk mensucikan diri dari najis dan
kotoran. Seorang Muslim wajib membersihkan diri dengan cara berwudhu sebelum
melakukan ibadah seperti sholat, thawaf Ka’bah, dan menyentuh Al-Quran.

Untuk berwudhu, kaum Muslim diutamakan menggunakan air sebagai alat


mensucikan diri. Namun, jika keadaan mendesak seperti tidak ada air, debu dapat digunakan
sebagai alternatif berwudhu. Penggunaan debu untuk berwudhu disebut juga sebagai
tayamum.

Sebagai kaum Muslim yang menjalankan perintah Allah dengan taat, mengetahui tata
cara wudhu yang benar merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan. Yuk kenali tata
cara wudhu yang benar dan lengkap berikut ini, mulai dari doa, urutan, hingga jenis air yang
bisa digunakan!

Dalil tentang Wudhu

Betapa pentingnya wudhu telah ditegaskan dalam riwayat hadits Rasulullah


SAW, beliau bersabda bahwa wudhu merupakan syarat sah diterimanya ibadah shalat
umat muslim.

‫ضَأ‬ َ ‫صالَةَ َأ َح ِد ُك ْم ِإ َذا َأحْ د‬


َّ ‫َث َحتَّى يَتَ َو‬ َ ُ ‫لا َ يَ ْقبَ ُل هَّللا‬
Artinya: “Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadats sampai ia
berwudhu.”

ketika shalat, seorang muslim atau muslimah harus terbebas dari najis dan hadas kecil
begitu juga besar. Karena itu, perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan wudhu. Dalam Al-
Qur’an, Allah telah menyeru para orang beriman untuk mengambil wudhu ketika hendak
menjalankan shalat. Panduan wudhu serta pembersihan diri telah dijelaskan pada firman
Allah surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi,

‫حُوْ ا‬k ‫افِق َوا ْم َس‬ ِ ‫ ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َر‬k ‫وْ هَ ُك ْم َواَ ْي‬kk‫لُوْ ا ُو ُج‬k ‫ ٰلو ِة فَا ْغ ِس‬k ‫الص‬ َّ ‫وا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى‬kْٓ kُ‫ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬kkَ‫ٰيٓاَيُّه‬
ْ‫فَ ٍر اَو‬k ‫ى اَوْ ع َٰلى َس‬k ‫ض‬ ٓ ٰ ْ‫اطَّهَّرُوْ ۗا َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر‬kkَ‫ا ف‬kkً‫ ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم اِلَى ْال َك ْعبَ ْي ۗ ِن َواِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُب‬k ‫بِ ُرءُوْ ِس‬
‫حُوْ ا‬k ‫ا فَا ْم َس‬kkً‫ ِع ْيدًا طَيِّب‬k ‫ص‬ َ ‫وْ ا‬kk‫ا ًء فَتَيَ َّم ُم‬kۤ k‫ ۤا َء فَلَ ْم تَجِ ُدوْ ا َم‬k ‫تُ ُم النِّ َس‬k ‫ ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط اَوْ ٰل َم ْس‬k‫ ۤا َء اَ َح‬k‫َج‬
ٗ‫ه‬kkَ‫ ُد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمت‬k‫ج َّو ٰل ِك ْن ي ُِّر ْي‬ ‫هّٰللا‬
ٍ ‫ َر‬k‫ َل َعلَ ْي ُك ْم ِّم ْن َح‬k‫ ُد ُ لِيَجْ َع‬k‫بِ ُوجُوْ ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْنهُ ۗ َما ي ُِر ْي‬
َ‫َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang
baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
agar kamu bersyukur.”

Dari kedua dalil di atas dapat diketahui bahwa agama Islam begitu mementingkan kebersihan
kepada umatnya. Jika tidak memungkinkan untuk wudhu, Toppers bisa melakukan tayamum.
Namun sebelum itu, apabila kamu dalam keadaan junub/kotor, pergi mandi junub terlebih
dahulu sebelum mengambil wudhu.

Syarat Wudhu

Sebelum mengambil air wudhu, ada delapan syarat yang harus dipenuhi. Berikut
rinciannya:

1. Islam
2. Tidak berhadas besar atau dalam keadaan haid/nifas
3. Wudhu dengan air suci dan mensucikan: Air hujan, air laut, air sumur, air sungai, air
salju, air embun dan air telaga.
4. Tidak ada penghalang masuknya air ke anggota tubuh seperti kutek, getah, atau cat.
5. Mengetahui fardhu wudhu: Niat, membasuh wajah, membasuh kedua tangan,
mengusap kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan tertib.
6. Mengetahui sunnah wudhu: Bersiwak, membaca basmalah, berkumur-
kumur,membasuh lubang hidung, membersihkan seluruh rambut, mendahulukan
bagian kanan, membersihkan telinga luar dan dalam, membasuh & menyela-nyela
jari-jari tangan dan kaki.
7. Tamyiz alias dapat membedakan baik dan buruknya suatu pekerjaan.
Tata Cara Ambil Air Wudhu

Setelah mengetahui betapa pentingnya wudhu dalam ibadah, tata cara wudhu sebagai bagian
dari thaharah (bersuci) harus kamu perhatikan. Di bawah ini adalah cara berwudhu yang
benar:.

1. Membaca basmallah dengan lisan


2. Membasuh telapak tangan 3 kali hingga ke sela-sela jari
3. Berkumur 3 kali, bersihkan bekas makanan yang menyangkut di sela-sela gigi
4. Membersihkan lubang hidung 3 kali (menghirup air kemudian mengeluarkannya
dengan memencet hidung)
5. Membasuh wajah 3 kali secara menyeluruh dari ujung kepala mengenai rambut
hingga ke bawah dagu. Di tahap ini, sambil membaca niat “Nawaitul wudhuu-a
liraf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa”
6. Mencuci kedua tangan hingga siku sebanyak 3 kali
7. Mengusap kepala 3 kali
8. Mengusap kedua telinga sebanyak 3 kali
9. Membasuh kaki sampai di atas mata kaki 3 kali, menggosok sela-sela jari kaki
dengan jari tangan
10. Membaca doa setelah wudhu

Doa Wudhu

Setelah selesai melakukan serangkaian tahapan wudhu, sempurnakan wudhu


dengan membaca doa setelah wudhu. Ketika membaca doa setelah wudhu,
dianjurkan menghadap kiblat dan menengadahkan kedua tangan kemudian berdoa
secara khusyuk. Berikut bacaannya:

َ‫اج َع ْل ِنىْ ِمن‬ َ ‫ش َه ُد َأنَّ م‬


ْ ‫ اللّ ُه َّم‬.ُ‫ُح َّمدًاعَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُه‬ ْ ‫ش ِريْكَ لَ ُه وَ َأ‬ ُ َّ‫ش َه ُد َأنْ ّآل ِالَ َه ِإال‬
َ َ‫هللا وَ ْح َد ُه ال‬ ْ ‫َأ‬
َ‫اج َع ْل ِنىْ ِمنَ ا ْل ُمتَط َ ِّه ِريْن‬ ِ ‫التَّو‬
ْ َ‫َّابيْنَ و‬
“Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhû wa rasûluhû, allâhummaj'alnî minat tawwâbîna waj'alnii
minal mutathahhirîna.” 

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang
yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang
bersuci (shalih)."

TAYAMUM

Tayamum adalah cara bersuci dari hadas besar dan hadas kecil menggunakan debu
atau tanah sebagai pengganti air pada kondisi tertentu. Secara istilah, tayamum artinya
mengusap wajah dan kedua tangan dengan tanah atau debu sebagai pengganti wudu dengan
tata cara tertentu.Tayamum merupakan suatu kekhususan terhadap umat Islam dalam
menjalankan ibadahnya. Umat Islam diperbolehkan tayamum untuk mengganti wudu ketika
sedang tidak ada air sama sekali, sedang sakit, dan juga pada saat bepergian dan tidak
tersedia air di tempat tersebut.

Kemudahan yang Allah Swt. berikan kepada umat Islam tentunya jangan dilupakan
dan disia-siakan. Walaupun kamu mengalami kesulitan seperti apa pun ibadah harus
dijalankan. Allah Swt. telah memberikan banyak kemudahan untuk bisa beribadah, seperti
tayamum ini. Kemudahan tayamum yang diberikan oleh Allah Swt. termaktub dalam firman
Allah Swt. pada Al Quran Surat Al Maidah Ayat 6 yang berbunyi:

 ‫َوِإنْ ُك ْنتُ ْم َم ْر َض ٰى َأ ْو َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأ ْو َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ا ْل َغاِئ ِط َأ ْو اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم تَ ِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا َص ِعيدًا َطيِّبًا فَا ْم َس ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم‬
ْ َ‫ج َو ٰلَ ِكنْ يُ ِري ُد لِيُطَ ِّه َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُكرُون‬ ٍ ‫َوَأ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنهُ ۚ َما يُ ِري ُد هَّللا ُ لِيَ ْج َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِمنْ َح َر‬

Artinya: “Dan jika kalian kalian dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan atau seseorang di
antara kalian baru saja membuang hajat atau menggauli wanita, kemudian kalian tidak
mendapatkan air maka kalian lakukanlah tayamum dengan tanah yang baik. Usaplah wajah
kalian dan tangan kalian dari tanah tersebut. Tidaklah Allah menghendaki untuk menjadikan
beban bagi kalian, melainkan Allah berkeinginan untuk membersihkan kalian dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, agar kalian bersyukur”. (QS. Al Maidah: 6).
Tata Cara Tayamum

Dalam pelaksanaannya, tayamum memiliki beberapa cara agar kalian dapat melakukan
tayamum dengan sempurna. Berikut adalah tata cara tayamum.

1. Siapkan atau carilah tanah yang berdebu atau debu yang bersih
2. Menghadap ke kiblat, lalu mengucapkan basmalah dan niat tayamum yang
berbunyi, ‫الَى‬ss‫اَل ِة هللِ تَ َع‬s‫الص‬
َّ ‫اح ِة‬ ْ ‫ َويْتُ التَّيَ ُّم َم اِل‬sَ‫ن‬ dengan lafal, Nawaytu tayammuma li
َ َ‫تِب‬s‫س‬
istibaakhati sholati lillahi ta’ala. Artinya, “Aku berniat tayamum agar
diperbolehkan salat karena Allah.”
3. Setelah itu, letakkan kedua telapak tangan ke daerah yang berdebu dengan posisi
jari-jari tangan yang dirapatkan.
4. Kemudian, sebelum mengusapkan ke wajah, kamu harus meniup debu yang ada
di tanganmu agar tidak terlalu banyak. Setelah itu baru kamu usapkan kedua
telapak tangan ke seluruh wajah dengan sisa debu tersebut. Diusahakan untuk
meratakan debu ke seluruh wajah, dan cukup dengan sekali menyentuh debu saja.
5. Selanjutnya, kamu bisa melepaskan aksesoris yang ada di tanganmu. Setelah
semuanya lepas. Letakkan kembali kedua telapak tangan dengan jari yang
direnggangkan untuk menyentuh debu.
6. Lalu, tempelkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan. Berikutnya
kamu bisa mengusapnya dari punggung tangan kanan hingga sikunya. Lalu
jangan lupa juga usap sisi lain pada tangan kanan dan kembali untuk menyatukan
kedua telapak tangan yang didahului dengan mengusap jempol kanan. Setelah itu
bisa lakukan pada bagian tangan kiri seperti pada tangan kanan.
7. Yang terakhir, pertemukan kedua telapak tangan dan usap sela-sela jari tangan
kalian.

Doa Setelah Tayamum

Setelah selesai melakukan tayamum, dianjurkan untuk membaca doa bersuci setelah
tayamum. Berikut adalah doa setelah tayamum.

،ُ‫ ْولُه‬s‫س‬ ُ ‫ ُدهُ َو َر‬s‫ َه ُد َأنَّ ُم َح َّم ًدا َع ْب‬s‫ش‬


ْ ‫ َو َأ‬،ُ‫ه‬sَ‫ ِر ْيكَ ل‬s‫ش‬ َ ‫ َدهُ اَل‬s‫ َو ْح‬،ُ‫هَ ِإاَّل هللا‬sَ‫ َه ُد َأنْ اَل ِإل‬s‫ش‬ ْ ‫َأ‬
‫ا ِد َك‬ssssssssssssssssَ‫اج َع ْلنِي ِمنْ ِعب‬ ْ ‫اج َع ْلنِي ِم َن ا ْل ُمتَطَ ِّه ِر ْي َن َو‬
ْ ‫ َو‬،‫اج َع ْلنِي ِم َن التَّ َّوابِ ْي َن‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ُ ‫ستَ ْغفِ ُركَ َوَأتُ ْو‬
‫ب ِإلَ ْي َك‬ ْ ‫ َأ‬، َ‫ش َه ُد َأنْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل َأ ْنت‬ ْ ‫ َأ‬،َ‫س ْب َحانَكَ اَللَّ ُه َّم َوبِ َح ْم ِدك‬
ُ ‫صالِ ِح ْي َن‬َّ ‫ال‬
Asyhadu an laa Ilaaha illalloh wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan
‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alni minat tawwaabiina, waj’alni minal mutatohhirina,
waj’alni min ‘ibaadikas sholihiina. Subhanaka allahumma wa bihamdika astagfiruka wa
atuubu ilaika.
Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai
orang-orang yang bertobat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah
aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-
Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku
memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

Syarat Untuk Tayamum

1. Diperbolehkan melakukan tayamum jika benar-benar tidak ada air. Ketiadaan air
ini harus dipastikan dan harus mengusahakannya sampai dapat. Jika sudah
mengusahakannya namun tetap tidak dapat, maka boleh melakukan tayamum.
2. Tayamum boleh dilakukan bagi orang yang sedang sakit. Namun hal ini harus
ada persyaratan juga dari dokter. Jika dengan menyentuh air dapat
mengakibatkan penyakitnya semakin parah maka boleh melakukan tayamum.
3. Saat kalian berada di daerah yang memiliki suhu air sangat dingin bahkan sampai
membeku, tentunya berwudu akan sangat sulit untuk dilakukan. Dengan
demikian seseorang diperbolehkan untuk tayamum.
4. Air yang tidak terjangkau. Artinya air yang dibutuhkan untuk berwudu ada,
namun ada risiko besar ketika ingin mengambil air tersebut. Misalnya risikonya
berupa harta maupun nyawa. Dengan demikian seseorang diperbolehkan untuk
tayamum.
5. Jika kalian memiliki persediaan air yang sedikit maka wudu boleh digantikan
dengan tayamum. Misalnya air tersebut adalah persediaan untuk minum. Oleh
karena itu boleh mendahulukan untuk keperluan minum daripada berwudu.
6. Sudah masuknya waktu salat. Ketika waktu salat sudah masuk bahkan mepet
dengan waktu salat yang lain serta kamu kekurangan air maka diperbolehkan
untuk melakukan tayamum.
7. Ketika sedang dalam perjalanan yang sulit untuk menemukan air, kamu dapat
mengganti wudu dengan tayamum. Misalnya saat sedang berada di pesawat dan
kereta.
8. Tayamum diperbolehkan, namun juga harus memperhatikan kebersihan debu dan
tanah yang kita gunakan. Jangan sampai ada najis pada debu dan tanah tersebut.
MANDI JANABAH
Mandi wajib adalah cara yang diajarkan dalam Islam untuk menyucikan diri hadast
besar. Sebenarnya istilah mandi wajib dalam Islam kurang dikenal dalam kitab-kitab fikih.
Para ulama lebih sering menyebutnya dengan istilah ghusl janabah atau mandi janabah.
Secara istilah, mandi wajib atau mandi janabah didefinisikan sebagai mandi menggunakan air
pada seluruh tubuh dengan menggunakan tata cara khusus yang disertai syarat dan rukun.
Orang yang sedang dalam kondisi janabah atau sedang dalam kondisi hadast besar wajib
hukumnya untuk mandi wajib agar bisa suci kembali.

Penyebab Harus Mandi Wajib

1. Keluar Mani
Sebab yang pertama seseorang harus mandi wajib adalah keluarnya mani. Para ulama
sepakat, keluarnya air mani menyebabkan seseorang mendapat hadast besar. Itu berlaku
dengan cara sengaja seperti jima’ atau masturbasi, maupun tidak sengaja seperti mimpi atau
sakit.
2. Bersetubuh
Bersetubuh atau melakukan hubungan suami istri juga mewajibkan seseorang untuk
melakukan mandi wajib jika ingin ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Ini dijelaskan dalam
hadis dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang duduk di antara empat
anggota badan istrinya (menyetubuhi istrinya), lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka
wajib mandi baginya." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Meninggal
Para ulama sepakat, saat seorang Muslim meninggal dunia, wajib hukumnya bagi keluarga
atau saudara untuk memandikan jenazahnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist dari
Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW bersabda mengenai orang yang terjatuh dari kendaraannya,
kemudian meninggal. “Mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan kafankanlah dengan dua
lapis kainnya.” (HR. Bukhari Muslim)
4. Haid
Haid atau menstruasi adalah keluarnya darah pada wanita yang terjadi setiap bulan. Alquran
menyebut wanita yang haid sedang mengeluarkan kotoran. Para ulama sepakat, haid menjadi
sebab seorang wanita untuk mandi wajib.
Seperti yang dijelaskan dalam hadist, Nabi SAW bersabda, “Apabila haid tiba tinggalkan
sholat apabila telah selesai (dari haid) maka mandilah dan sholatlah.” (HR Bukhari
Muslim).
5. Nifas
Nifas merupakan darah yang keluar setelah wanita melahirkan. Para ulama sepakat, nifas
termasuk hadast besar yang mewajibkan seseorang untuk mandi wajib. Adapun dasar
diwajibkannya wanita yang nifas untuk mandi wajib adalah ijma, yang didasarkan kepada
qiyas dari haid.

6. Melahirkan
Seorang wanita yang melahirkan, meski anaknya meninggal. tetap diwajibkan untuk
melakukan mandi janabah. Bahkan jika saat melahirkan tidak ada darah yang keluar.
Sebagian ulama mengatakan, wajib mandinya wanita melahirkan karena anak pada
hakikatnya adalah mani, meskipun sudah berwujud manusia. Dengan demikian, dasar
diwajibkannya wanita melahirkan untuk mandi wajib adalah qiyas kepada seseorang yang
mengeluarkan air mani.

DALIL TENTANG MANDI JANABAH

Allah berfirman dalam QS. An-Nisa: 43 yang menyuruh Muslim untuk mandi wajib jika
dalam keadaanjunub

‫يل َحتَّ ٰى‬ ٍ ِ‫ب‬k‫ابِ ِرى َس‬kk‫ا ِإاَّل َع‬kkً‫ونَ َواَل ُجنُب‬kkُ‫ا تَقُول‬kk‫وا َم‬ ۟ ‫صلَ ٰوةَ َوَأنتُ ْم ُس ٰ َك َر ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُم‬
َّ ‫ُوا ٱل‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا اَل تَ ْق َرب‬
َ
۟ ‫ض ٰ ٓى َأوْ َعلَ ٰى َسفَر َأوْ َجٓا َء َأ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓاِئ ِط َأوْ ٰلَم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم ت َِجد‬
۟‫ُوا مٓا ًء فَتَيَ َّم ُموا‬ ُ ُ
َ ْ‫وا ۚ َوِإن كنتم َّمر‬ ۟ ُ‫تَ ْغت َِسل‬
َ َ ٍ
‫ورًا‬kkkkkkkkُ‫ ًّوا َغف‬kkkkkkkkُ‫انَ َعف‬kkkkkkkk‫م ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬kْ ‫ ِدي ُك‬kkkkkkkkْ‫م َوَأي‬kْ ‫و ِه ُك‬kkkkkkkkُ‫ُوا بِ ُوج‬ ۟ ‫ح‬kkkkkkkk‫ا فَٱ ْم َس‬kkkkkkkkً‫ ِعيدًا طَيِّب‬kkkkkkkk‫ص‬ َ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi."

"Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun."

Berikut bacaan doa niat mandi junub: 


‫ث ْاالَ ْكبَ ِر فَرْ ضًا ِهللِ تَ َعالَى‬
ِ ‫ْت ْال ُغ ْس َل لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ُ ‫ن ََوي‬

"Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon lillaahi ta’aalaa"

Artinya: Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardu karena Allah Taala.

Berikut ini urutan tata cara mandi wajib yang baik dan benar disertai bacaannya :
1. Niat dan Doa Mandi Besar.
2. Mencuci Kedua Tangan.
3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap Kotor.
4. Mencuci Kembali Tangan.
5. Berwudu.
6. Membasahi Kepala.
7. Memisah-misah Rambut.
8. Membasahi Seluruh Tubuh.

Anda mungkin juga menyukai