Anda di halaman 1dari 4

BAHASA INDONESIA

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Disusun Oleh :
Diah Eka Apriyanti ( 2022110030 )

Kelas : Manajemen C Semester 1

Dosen Pembina : Dian Novri Costoni

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PRABUMULIH
TAHUN 2022

1
Silahkan kerjakan sesuai persepsi kalian sesuai dengan pembelajaran kita tentang Ejaan
yang Disempurnakan
1. Mengapa pada kata “ AC “ pelafalannya “Ase“ Bukan “Ace“ sedangkan pada kata
“Coca Cola” pelafalannya “Koka Kola” bukan “Coca Cola”?

2. Mengapa pada kata “suku Bugis” penulisan huruf kapital hanya terdapat pada kata
“Bugis”?

3. Apa saja perbedaan menonjol antara Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan
Melindo, dan ejaan yang disempurnakan?

Jawaban :

1. Dalam pedoman umum ejaan yang disempurnakan pelafalan suatu huruf dapat
ditentukan melalu letak huruf tersebut dalam suatu kata, pemilihan ejaan yang
menjadi dasar penulisan dari kata tersebut, pertimbangan kesesuaian terhadap
hukum, adat, agama, dan kesejahteraan, kebiasaan terhadap kata tersebut, dan
kesepakatan pakar mengenai kata tersbut. Pelafalan kata AC merujuk pada asal
katanya yakni akronim bahasa Inggris dari Air Conditioner begitu pula dengan kata
Coca Cola pelafalannya merujuk pada asal katanya yakni bahasa Inggris Coke yang
pelafalannya Kok.

2. Sesuai dengan pedoman umum ejaan yang disempurnakan bahwa salah satu kaidah
penulisan huruf kapital yakni penulisan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Pada
kata “suku Bugis” penulisan kata suku tidak diawali dengan huruf kapital karena yang
dimaksud dengan suku bangsa adalah nama sukunya. Sedangkan kata suku dalam
kata suku Bugis berposisi sebagai komponen yang menjelaskan kata selanjutnya
yakni Bugis yang berposisi sebagai komponen yang dijelaskan sebagai nama suku
bangsa.

3.
Ejaan Van Ophuijsen mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:

2
A. Masih menggunakan huruf/ j/ untuk bunyi huruf /y/ seperti contoh yang atau Sayang
ditulis dengan jang, sajang.
B. Masih menggunakan huruf /oe/ untuk untuk bunyi huruf /u/ seperti kata itu dan
guru ditulis dengan itoe dan guroe.
C. Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain /’/ seperti contoh ma’moer,
‘akal, dan huruf /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya bapa’,ta’
D. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di atas
akhiran itu diberi tanda trema /’/ ta’, pa’, dinamai’
E. Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya
F. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: jalan2 (jalan-jalan)
G. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
1. Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb.
2. Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,dsb.
3. Dipisahkan, misalnya /anak-negeri/,dsb.

Ejaan Suwandi mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:


A. Penggunaan huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophuijsen berubah menjadi /u/ seperti
pada contoh guru, itu, umur.
B. Masih menggunakan huruf /dj/ djalan untuk kata jalan, /j/ pajung untuk kata
payung, /nj/ bunji untuk kata bunyi, /tj/ tjukup untuk kata cukup, /ch/ tarich untuk
kata tarikh.
C. Tanda Koma ain dan koma hamzah untuk bunyi sentak dihilangkan ditulis dengan k,
seperti pada kata-kata tak, pak, makmur, rakyat.
D. Kata ulang masih seperti ejaan Van Ophuijsen ditulis dengan angka 2, seperti anak2,
jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun,
disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
E. Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan,
seekor, dsb.
F. Tanda trema pada huruf /a/ dan /i/ dihilangkan.dinamai’ menjadi dinamai
G. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara
Contohnya:
 Berlari-larian
 Berlari2-an

Ejaan Melindo mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:

A. konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta,
B. konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru.
Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan ń.

3
Ejaan Yang Disempurnakan mempunyai ciri-ciri diantaranya:

A. Perubahan Huruf Ejaan Suwandi dari /dj/ menjadi /j/ (jalan) ,/j/ menjadi /y/
(payung), /tj/ menjadi /c/ (cukup), /ch/ menjadi /kh/ (tarikh)
B. Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi
sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.seperti f: maaf, fakir,
v: valuta, universitas, z: zeni, lezat
C. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.
a : b = p : q Sinar-X
D. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan,
yaitu di- atau ke-sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya. Contoh:
1. di- (awalan): ditulis, dibakar,dilempar dsb.
2. di (kata depan): di kampus, di rumah, di jalan dsb.
E. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2 dengan
menggunakan tanda , seperti anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat dsb.
F. Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada
tulisan cepat atau notula.
G. Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda
hubung.
Contoh :
1. Duta-besar menjadi duta besar
2. Kaya-raya menjadi kaya raya
3. Tata-usaha menjadi tata usaha

Anda mungkin juga menyukai