Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan antara Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Suwandi, dan EYD

Maret 15, 2017

1          Ejaan Van Ophuijsen mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:

1)      Masih menggunakan huruf/ j/ untuk bunyi huruf /y/ seperti contoh yang atau Sayang  ditulis


dengan  jang, sajang.

2)      Masih menggunakan huruf /oe/ untuk untuk bunyi huruf /u/ seperti kata itu dan guru ditulis


dengan itoe dan guroe.

3)      Masih Menggunakan Tanda diakritik, seperti koma ain /’/ seperti contoh ma’moer, ‘akal, dan
huruf  /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya bapa’,ta’

4)      Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di atas akhiran itu
diberi tanda trema /’/  ta’, pa’, dinamai’

5)       Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.

6)      Kata ulang diberi angka 2, misalnya: jalan2 (jalan-jalan)

7)       Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :

a.       Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb.

b.      Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,dsb.

c.       Dipisahkan, misalnya /anak-negeri/,dsb.


Ø Ejaan Suwandi mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya:

1)      Penggunaan huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophuijsen berubah menjadi /u/ seperti


pada contohguru, itu, umur.

2)      Masih menggunakan huruf /dj/ djalan untuk kata jalan, /j/ pajung untuk kata payung, /nj/ bunji
untuk kata bunyi, /tj/ tjukup untuk kata cukup, /ch/ tarich untuk kata tarikh.

3)      Tanda Koma ain dan koma hamzah untuk  bunyi sentak dihilangkan ditulis dengan k, seperti


pada kata-kata tak, pak, makmur, rakyat.

4)      Kata ulang masih seperti ejaan Van Ophuijsen ditulis dengan angka 2, seperti anak2, jalan2, ke-
barat2-an.  Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang            
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan 
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.

5)      Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.

6)      Tanda trema pada huruf /a/ dan /i/ dihilangkan.dinamai’ menjadi dinamai

7)      Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara

Contohnya:

a.       Berlari-larian 

b.      Berlari2-an

8)      Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara

      Contohnya :
a.       Tata laksana

b.      Tata-laksana

c.       Tatalaksana

9)      Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa
Indonesia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah, misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/
bukan /peraktek/, dsb.

Ø  Ejaan Yang Disempurnakan mempunyai ciri-ciri diantaranya:

1)      Perubahan Huruf Ejaan Suwandi dari /dj/ menjadi /j/ (jalan) ,/j/ menjadi /y/ (payung),  /tj/
menjadi /c/ (cukup), /ch/ menjadi /kh/ (tarikh)

2)      Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai


unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.seperti f: maaf, fakir, v: valuta, universitas, z:
zeni, lezat

3)      Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.

a : b = p : q Sinar-X

4)      Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan,


yaitu di- atau ke-sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Contoh:

a.       di- (awalan): ditulis, dibakar,dilempar dsb.

b.      di (kata depan): di kampus, di rumah, di jalan dsb.

5)      Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2 dengan menggunakan
tanda , seperti anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat dsb.
6)      Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada tulisan cepat
atau notula.

7)      Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda hubung.

Contoh :

Duta-besar menjadi duta besar

Kaya-raya menjadi kaya raya

Tata-usaha menjadi tata usaha

8)      Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contohnya :
kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, dsb.

9)      Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang menjadi kelompok kata.

Contohnya :

Kapan pun aku tetap menantimu

Meskipun demikian aku tak akan marah (meskipun adalah kelompok kata)

10)  Penulisan kata si dan sang dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya :

Si penjual bakso bukan sipenjual bakso

Sang pujangga bukan sangpujangga
11)  Partikel per berarti tia-tiap dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contonya :

Per orang bukan perorang

Per lembar bukan perlembar

Anda mungkin juga menyukai