Anda di halaman 1dari 18

MODUL 3

EYD
OLEH: CRISTIN SONDANG
TATA CARA PEMAKAIAN EJAAN BAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya termasuk menggunakan tanda baca dalam suatu bahasa.

Ejaan dibedakan menjadi dua macam, yakni ejaan fonetis dan fonemis.
1. Ejaan fonetis adalah ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa dengan huruf, setelah
mengukur dan mencatatnya dengan alat pengukur bunyi bahasa.
2. Ejaan fonemis ialah ejaan yang berusaha menyatakan setiap fonem dengan satu lambang atau
huruf, sehingga jumlah lambang diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah
lambang dalam fonetis.

Walaupun sistem ejaan bahasa indonesia sekarang didasarkan atas sistem fonetis, yaitu satu tanda
untuk satu bunyi namun masih terdapat kekurangan.Ada fonem yang masih dilambangkan dengan dua
tanda misalnya: ng, ny, kh dan sy. Sebaliknya ada pula dua fonem yang dilambangkan dengan satu
tanda saja, yaitu e

Sistem Ejaan yang di Pakai di Indonesia:


1. Ejaan Ch. A. Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai tahun 1974.Ejaan ini merupakan warisan dari
ejaan bahasa Melayu yang menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia
2. Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai dengan tahun 1972.
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Ejaan ini mulai berlaku tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini sering disebut dengan Ejaan yang
Disempurnakan atau EYD
Perbedaan ketiga jenis ejaan yang pernah dan sedang berlaku dalam aspek penghurufan dapat dilihat
dalam tabel berikut :

Van Ophuysen Suwandi EYD

J j y

dj dj j

nj nj ny

Sj sj sy

tj Tj c

ch Ch kh

f - f

- - v

ee e e

oe U u
B. PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
1. Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata;
sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekadar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa
tulis.cKeteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.
Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.
Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan
Motif lahirnya EYD adalah:
1. Menyesuaikan ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan bahasa Indonesia
2. Membina ketertiban dalam penu-lisan huruf dan tanda baca
3. Memulai usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh
4. Mendorong pengembangan bahasa indonesia

C. RUANG LINGKUP EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)


Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1)pemakaian huruf, (2)penulisan huruf kapital dan
huruf miring, (3)penulisan kata, (4)penulisan unsur serapan, dan (5)pemakaian tanda baca

1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l,
m, n, o ,p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, i, u, e, dan o.

c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah huruf yang selain huruf
vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan w atau y
yang disebut dengan diftong.
Contoh :
1) Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay] pada kata:
 sungai menjadi sungay
 gulai menjadi gulay
 pantai menjadi pantay
2) Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [aw] pada kata:
 harimau menjadi harimaw
 limau menjadi limaw
 kalau menjadi kalaw
3) Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran [oy] pada kata:
 koboi menjadi koboy
 amboi menjadi amboy

e. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu : kh, ng, ny, sy, dan nk. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh: khusus, syarat, nyanyi, hangus, bank

Ingat!
Pelafalan harus sesuai dengan pelafalan fonem (bunyi) bahasa Indonesia.
Contoh : AC dibaca a-ce bukan a-se
Cara penulisan nama diri (nama jalan, sungai, gunung dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali
ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah.
Contoh :
- Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5 Bandung.
- Ayahku dosen di Universitas Padjajaran Bandung.

2. PENULISAN HURUF
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu:
 Penulisan Huruf Besar
 Penulisan Huruf Miring

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)


Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
contoh:
Dia menulis surat di kamar
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
contoh:
a) Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
b) “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.

Perhatikan kalimat c) berikut ini!


c) “Besok pagi,” kata Ibu, “dia akan berangkat.”
Pada kalimat c) di atas, kata dia ditulis dengan huruf kecil karena tidak mengawali
petikan langsung, tetapi lanjutan dari frase besok pagi. Kalimat tersebut mirip dengan kalimat
berikut:
d) “Besok pagi dia akan berangkat,” kata Ibu.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan


nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
contoh:
Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih
contoh kalimat :
Aku mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang.
contoh:
Wakil Presiden Adam Malik, Sekretaris Jenderal, Departemen Pertanian, Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Contoh kalimat:
 Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
 Haji Agus Salim sedang memberikan ceramah.
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
Tahun ini ia pergi naik haji.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
contoh:
 Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
 Laksamana Muda Udara Abdul Rahman telah dilantik.
 Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.


contoh:
Ibrahim Naki
Nofayanti

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama
bahasa.
contoh:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
mengindonesiakan, keinggris-inggrisan
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
contoh:
tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, hari Galungan, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.


contoh: :
Laut Jawa Jazirah Arab , Asia Tenggara, Tanjung Harapan, Gunung Semeru, Kali
Brantas
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
jalan-jalan ke gunung, mandi di kali, garam inggris, gula jawa

10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
contoh:
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat
Bandingkan dengan contoh di bawah ini!
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan
rakyat, menurut undang-undang yang berlaku

11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiapnunsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
contoh:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
contoh:
 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria keJalan Lain ke Roma.
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas HukumPerdata”.

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan.
contoh:
Dr.
M.A.
Tn.
Ny.
Sdr.
dr. Ibrahim Naki
Abdul Manaf Husain, S.H

14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
contoh:
 “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
 Adik bertanya, “Itu apa Bu?”
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
 Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
 Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
 Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kataganti Anda.
contoh: Surat Anda telah kami terima.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
contoh:
 Buku Negara Kertagama karangan Prapanca.
 Ibu membawa majalah Bahasa dan Kesusastraan
 Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.

2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
contoh:
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu
 Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.

3) menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
contoh:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carnicia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
Negara itu telah mengalami empat kudeta.

Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi
satu garis di bawahnya.

3. PENULISAN KATA
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu
kesatuan.
contoh: Dia teman baik saya.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata
turunan, yaitu :
a. Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
contoh: membaca, menulis
b. Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan
c. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata
itu ditulis serangkai.
contoh: menandatangani , keanekaragaman.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
contoh: antarkota, mahaadil

Catatan:
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata dengan huruf awal huruf kapital, di antara kedua unsur itu
dituliskan tanda hubung (-).
contoh: Non-Indonesia, Non-Jepang
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
contoh: Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pemurah, Yang Mahakuasa

3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis jenis kata ulang yaitu :
a. Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. contoh: laki  lelaki
b. Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. contoh: laki  laki-laki
c. Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. contoh: sayur  sayur-mayur
d. Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
contoh: main bermain-main
4) Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
contoh: duta besar, mata pelajaran, persegi panjang,

b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
contoh: buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
buku-sejarah baru, mesin hitung-tangan, ibu bapak-kami

c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.


contoh: acapkali, adakalanya, daripada, kepada, darmawisata, dukacita, olahraga, peribahasa,

5) Kata Ganti ku, kau, mu, nya


Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
contoh: bukuku, bolamu

6) Kata Depan di, ke, dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
contoh:
di mana, dari mana ke luar, ke mana
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawahini!
daripada, kepada, keluar, kemari, kemarikan

7) Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yangmengikutinya.
contoh: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
8) Partikel
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
contoh: sayakah, kamulah
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
contoh: Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Jangankan dua kali, sekali pun ia belum pernah datang ke rumahku.
Bandingkan contoh di atas dengan contoh di bawah ini!
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun.

c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap, ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
contoh: Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk satu per satu.
Harga kain itu Rp20.000,00 per helai.

9) Singkatan dan Akronim


a. Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Dalam eyd penulisan akronim diatur sebagai berikut:
(1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
contoh:
S.H. Kramawijaya
Sukanto S.S.
Sukanto, S.S.
Bpk.
Kol.
(2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti dengan tanda titik.
contoh: DPR
GBHN
PT

(3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
contoh:
dsb. Bandingkan dengan singkatan berikut ini! a.n.
hlm. d.a.
sda. u.b.
Yth. u.p.

(4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak tidak
diikuti tanda titik.
contoh:
Cu
TNT
cm
kVA
l
kg
Rp

b. Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Dalam eyd penulisan akronim diatur sebagai berikut:
(1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
contoh: ABRI
LAN
SIM
(2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
contoh: Akabri

(3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
contoh: pemilu
rapim

Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut ini.
1. Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata
Indonesia.
2. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang
sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

10) Angka dan Lambang Bilangan


a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka arab (1, 2, 3, … dst…. ) atau angka romawi (I, II, III, … dst….).

b. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu,
(iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
contoh: 0,5 cm (0,5 sentimeter)
Rp5.000,00 (5.000 rupiah)
US$50 (50 dolar Amerika)

c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.
contoh: Jalan Tanah Abang I No. 15

d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surat Yasin: 9

e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.


 Bilangan utuh
contoh dua puluh dua
 Bilangan pecahan
contoh:setengah (1/2)
tiga perempat (3/4)
tiga dua pertiga (3 ⅔)
seperseratus (1/100)
satu dua persepuluh(1,2)

f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
contoh: pada awal abad XX
pada awal abad ke-20
pada awal abad kedua puluh

g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara berikut ini.
contoh: tahun ’50-an
uang 5000-an

h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan pakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan
pemaparan.

i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah
sehinggabilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada
awal kalimat.
contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
dibaca.
contoh: Perusahaan itu mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisan harus tepat.
contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Atau
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
soal:
1. Minggu yang lalu saya pergi ke Bogor sama teman. Tujuannya nengok nenek yang sedang sakit.
Kami naik taxi agar cepat sampai. Betapa senang hati nenek dengan kedatangan kami.
Kata tidak baku dalam paragraf tersebut adalah ….
a. pergi, tujuan, cepat
b. sama, nengok, taxi
c. teman, nengok, sampai
d. sedang, teman, senang

2. Rani membeli obat ke …. Tidak lupa ia meminta … sebagai tanda pembayaran. Ia tidak mau
membeli obat sembarangan, khawatir … jelek.
Kata-kata baku yang sesuai untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ….
a. apotik, kwitansi, kwalitas
b. apotek, kuitansi, kualitas
c. apotek, kwitansi, kwualitas
d. apotik, kuitansi, kualitas
e. apotek, kuitansi, kwalitas

3. Awalnya saya nggak tertarik dengan kegiatan ini. Karena temen deket yang ngajak, saya tidak dapat
menolaknya. Meskipun keluar duit, saya tidak nyesel. Ternyata , kegiatan ini berkesan banget.
jumlah kata tak baku dalam paragraf tersebut adalah …
a. 4 b. 5 c. 6 d. 7 e. 8

4. Kata-kata yang menggunakan diftong di bawah ini, yaitu kata


a. mau b. risau c. namai d. pantai e. memuai

5. Huruf e yang diucapkan lemah terdapat pada kata


a. bebek b. karpet c. perang d. nenek e. berkotek

perbaiki kalimat berikut sesuai dengan kaidah EYD!


1. Pasien itu dirumah sakitkan.
2. Berpikirlah jauh kedepan!
3. 5 orang menteri hadir dalam pertemuan itu.
4. Dia menjadi juara seasia Tenggara.
5. Dari pada diam lebih baik bekerja.

Anda mungkin juga menyukai