Anda di halaman 1dari 23

KAIDAH & EJAAN

BAHASA INDONESIA
• Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja.
• Sejak 30 November 2015, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD) dinyatakan tidak berlaku lagi.
• Pedoman ejaan yang dipakai secara resmi dan dijadikan pedoman
dalam penulisan adalah Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
• Hakikatnya, Pedoman EYD tidaklah diganti sepenuhnya oleh
Pedoman EBI, Pedoman EBI sebagai bentuk penyempurnaan
Pedoman EYD.
• Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama
dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang
tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
SEJARAH EJAAN
• Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun
dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang
menjadi dasari bahasa Indonesia.
• Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang
menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947
sampai tahun 1972.
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini
merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
• Ejaan Bahasa Indinesia (EBI)
Diberlakukan sejak Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 50 Tahun 2015 sebagai bentuk penyempurnaan EYD.
• Dalam bahan ajar ini masih membahas mengenai EYD, namun
perbedaan EBI dan EYD dapat anda simak dalam beberapa
artikel berikut :
• https://ivanlanin.wordpress.com/2020/01/02/perbedaan-anta
ra-eyd-dan-ebi
/
• https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia
• https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-
pedoman-umum
/
• http://blog.unnes.ac.id/bahasaindonesia/2016/05/11/perbed
aan-eyd-dan-ebi
/
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Ejaan Republik Ejaan Ophuysen
Disempurnakan (Ejaan Soewandi) (1901-1947)
(EYD) 1947-1972
(mulai 16 Agustus
1972)

Khusus Chusus Choesoes


Jumat Djum’at Djoem’at
Yakni Jakni Ja’ni
RUANG LINGKUP EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN (EYD)
• Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1) pemakaian
huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan
unsur, dan (5) pemakaian tanda baca. 

1)        Pemakaian Huruf


Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling
banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf
abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a.        Huruf Abjad
Abjad yang digunakan  dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama


A             a a J              j je S             s Es
B             b be K            k ka T             t te
C             c ce L             l el U            u u
D            d de M            m em V             v ve
E             e e N            n en W           w we
F             f ef O            o o X             x eks
G            g ge P             p pe Y             y ye
H            h ha Q            q ki Z             z zet
I              i i R            r er
b.      Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.

Contoh pemakaian dalam kata


Huruf Vokal
Di awal Di tengah Di akhir
A api padi lusa
e enak petak sore
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu
c.         Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, dan z.

d.        Huruf Diftong


Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.

Contoh pemakaian dalam kata


Huruf Diftong
Di awal Di tengah Di akhir
ain syaitan pandai
Ai aula saudara harimau
au - boikot amboi
oi
e.       Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.

Contoh pemakaian dalam kata


Gabungan
huruf
konsonan Di awal Di tengah Di akhir

Kh khusus akhir tarikh


ng ngilu bangun senang
ny nyata hanyut -
sy syarat isyarat arasy
2)       Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada pembahasan berikut :
a.       Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1)     Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : Dia menulis surat di kamar.
2)     Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya : Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
3)    Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya : Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
4)  Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
5)   Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama
tempat.
Misalnya : Wakil Presiden Yusuf  Kalla memberi bantuan mobil.
6)     Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya : Nurhikmah
7)    Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia, bahasaInggris
8)   Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Hijriyah, hari Jumat
9)     Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur
nama diri.
Misalnya :Laut Jawa, Jazirah Arab
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama
dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya : Republik Indonesia
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan.
Misalnya : Surat Saudara sudah saya terima.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya : Surat Anda telah saya balas.
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat dan sapaan.
Misalnya :Dr.            doktor
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar,  dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan
dan kata penghubung.
Misalnya : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
b.       Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1)    Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2)   Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
3)     Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1.      Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis
sebagai suatu kesatuan.
Misalnya : Dia teman baik saya.
2.      Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
a.   Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
b. Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
c. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
d.   Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
3.     Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-
jenis kata ulang yaitu :
a.   Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya : laki           lelaki
b.   Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalny : rumah        rumah-rumah
c.   Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya : sayur        sayur-mayur
d.   Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan.
Misalnya : main         bermain-main
4.     Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah  khusus.
Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliha, orang tua.
a.  Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan
kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
b.   Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis
serangkai.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.  
5.     Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai
satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya : Jangan bermian di jalan
Saya pergi ke kampung halaman.
Dewi baru pulang dari kampus.
6.     Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
7.     Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus,
yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi
tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
a.   Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali
yang dianggap sudah menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
c.   Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per
ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
8.      Singkatan dan Akronim
a.   Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas
satu kata atau lebih.
Misalnya : dll = dan lain-lain
yth = yang terhormat
b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
9.      Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1)
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X.
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1)Bilangan utuh. Misalnya : 15         lima belas
2)Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4          tiga perempat
3)Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2
4)    Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an         lima puluhan
5)   Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya
mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu
diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur
kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
pemaparan.
Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
TUGAS INDIVIDU

• SUSUNLAH SEBUAH NASKAH PIDATO DALAM RANGKA


MEMPERINGATI DIES NATALIS POLITEKNIK NEGERI CILACAP
• GUNAKAN KAIDAH DAN EJAAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BAIK DAN BENAR
• NASKAH PIDATO AKAN MELEWATI TAHAP PEER REVIEW

Anda mungkin juga menyukai