Anda di halaman 1dari 21

A. Konsep Ejaan Bahasa Indonesia.

Pada tahun 2019 dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia Karya Yunus
Abidin, ejaan adalah aturan yang menandakan bunyi bahsa menjadi bentuk huruf,
kata, serta kalimat. Ejaan bisa diartikan menjadi kumpulan peraturan dalam
penulisan, huruf, kata, serta penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku esai
Penerapan ejaan Bahasa Indonesia tahun (2020) karya Widya Fitriantiwi, Ejaan
ialah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa agar keteraturan dan
keseragaman dalam penulisan bahasa bisa tercapai.

Ejaan memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a) Landasan pembakuan tata bahasa penggunaan ejaan dalam penulisan


bahasa akan membuat tata bahasa yang dipakai semakin baku .
b) Landasan pembakuan kosa kata, serta istilah, tidak hanya membuat tata
bahasa semakin baku, ejaan juga membuat keduanya menjadi lebih baku.
c) Menyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahsa Indonesia karena ejaan
memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain,sehingga ketika
menuliskannya tidak menghilangkan makna aslinya.
d) Membantu memhami pembaca dalam mengambil informasi penggunaan
ejaan sehingga membuat penulisan bahasa menjadi teratur. Dan membuat
si pembaca menjadi mudah dalam memahami informasi yang diberikan
secara tertulis.

B. Sejarah dan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan dalam bahasa Indoensia telah bebrapa kali mengalami perubahan
dan perkembangan, ejaan saat ini yang kita gunakan adalah Ejaan yang
Disempurnakan (EYD), tetapi sebelum itu sudah digunakan beberapa
ejaan yang lain.
1. Ejaan Van Ophuyes (1901-1947)
Ejaan ini termasuk pengembangan ejaan bahasa Melayu dengan
memakai huruf latin yang dilakukan oleh Prof. Charles van
Ophuijsen yaitu ahli bahasa berkebangsaan Belanda ia dibantu oleh
Engku Nawawi gelar Sultan Makmur dan Moh. Taib Ibrahim.
Ejaan ini digunakan sebagai paduan bagi pemakai bahasa Melayu
yang ada di Indonesia.

Ciri-ciri nya yaitu:

1) Huruf “I” untuk membedakan antara huruf I


sebagai akhiran dan oleh karena itu harus dengan diftong
seperti mulai dan ramai, juga menggunakan huruf “y”
soerabaia.
2) Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata jang, pajah,
sajang, dsb
3) Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda , untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, akal,ta’, pa’ dsb

2. Ejaan Republik (1947-1972)


Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 karena
menggantikan ejaan sebelumnya yaitu ejaan Van Ophuysen.
Nama lain dari ejaan itu ialah Ejaan soewandi yang menjabat
Menteri Pendidikan dan Kebuyaan saat itu.
Ciri-ciri nya yaitu:
a) Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata kata guru, itu,
umur .
b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada
kata-kata tak, pak.
c) Kata ulang boleh dituliskan dengan angka 2, seperti ber-
renang2.
d) Awalan di- dan kata depan keduanya ditulis serangkai
dengan kata yang berdampingan.

3. Ejaan Pembaharuan (1957)


Ejaan pembaruan dirancang untuk memperbaharui Ejaan
Republik penyusunannya itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan
Ejaan Bahasa Indonesia tahun itu oleh Prof. Prijono dan
E.Katoppo. Akan tetapi, Hasil kerja panitia itu tidak pernah di
umumkan secara resmi sehingga ejaan itu tidak penah di
berlakukan.
Ciri-cirinya yaitu:
a) Gabungan konsonan dj diganti menjadi j
b) Gabungan konsonan tj diganti menjadi ts
c) Gabungan konsonan ng diganti menjadi ň
d) Gabungan konsonan nj diganti menjadi ń
e) Gabungan konsonan sj diganti menjadi s
f) Gabungan vokal (diftong) ai,au, dan oi, ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu mrnjadi ay, aw, dan oy.

4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)


Ejaan Melindo ini sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan
dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu
pada (1959). Akan tetapi karena terjadi masalah politik antara
Indonesia daan Malaysia selama bertahun-tahun dan
mengakibatkan ejaan ini tidak bisa terlaksana.
Ciri-cirinya yaitu:
a) Gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta diubah
menjadi cinta
b) dan gabungan konsonan tj seperti njonja, diubah dengn
huruf nc, yang sama sekali sudah baru

5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK


Lembaga Bahasa dan Kesustraaan pada tahun 1967 yang sekarang
dinamakan Pusat Bahasa, mengeluarkan (Ejaan LBK) ini sebagai
pengembangan ejaan Melindo yang belum ada kepastian. Akan tetapi
ejaan ini sudah banyak yang disempurnakan, hampit tidak ada
perbedaan nya dengan ejaan (EYD), kecuali pada rinci manfaat-
manfaatnya.

6. Ejaan Bahsa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)


Diresmikan ejaan ini pada tanggal 17 agustus 1972
berdasarkan keputusan presiden No.52 tahun 1972 oleh presiden
Republik Indonesia Suharto, dengan tujuan menggantikan ejaan
Republik (ejaan Suwandi). Disebarkan buku kecil oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang diberi judul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang sudah disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan saat itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya
tanggal 12 oktober 1972, No. 156/P/1972 membentuk Pantita
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menyusun buku Pedoman Umum yang berisi
pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
Disempurnakan Pedoman Umum Ejaan (PUEYD) pada tahun 1988
edisi kedua yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor
0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Diterbitkan kembali,
edisi ketiga pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri
pendidikan Nasional Nomor 46.
7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) 2015
Ejaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai pengganti Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan- EYD. Meskipun saat itu belum ada
keputusan Presiden tentang adanya penggunaan ejaan baru untuk
bahasa Indonesia, tetapi Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, diterbitkanlah edisi keempat oleh oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) di Jakarta, Maret 2016.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) disusun
berdasarkaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2015 yang diterbitkan pada
tanggal 26 November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia , sekaligus untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEYD) edisi ketiganya. Diharapkan Pedoman ini
dapat mengakomodasikan perkembangan Bahasa Indonesia yang
semakin pesat.

C. Penulisan dan Pemakaian Huruf dan Kata

1. Pemakaian Huruf
1) Satu huruf abjad
abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari
huruf berikut a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
2) huruf vokal
huruf vokal adalah huruf yang Yang menjadi bunyi vokal
dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf a i u e o

3) huruf konsonan
yaitu huruf yang yang menjadi konsonan dalam bahasa
Indonesia terdiri dari huruf huruf b, c ,d, e, f, h, j, k, l, m ,n ,p, q,
r, s, t, u, v, w, x, y ,dan Z.

4) huruf diftong
di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang menjadi tanda
dengan A atau dan oi misalnya pandai saudara dan amboi .

5) gabungan huruf konsonan


di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf
yang menjadi konsonan yaitu KH, ng, NY dan sy masing-
masingnya itu melambangkan satu bunyi konsonan misalnya
nyata syarat dan ngilu.

6) pemenggalan kata
pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
1) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan pemenggalan
itu dilakukan diantara kedua huruf vokalnya misalnya ma-
in,sa-at
2) Jika ditengah huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan di antara buah huruf vokal pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan yaitu misalnya ba-pak,
ba-rang
3) jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalan dilakukan antara kedua huruf konsonan itu.
gabungan huruf konsonan tidak pernah dipisahkan.
misalnya Man-di ,som-bong
4) jika di tengah kata ada 3 buah huruf konsonan atau lebih,
pemenggalan dilakukan antara huruf konsonan yang
pertama dan huruf konsonan yang keduanya. misalnya in-
stru -men. ul-tra.

7) Huruf kapital
a) Huruf kapitalatau huruf besar digunakan sebagai huruf
awalan kata pada awal kalimat dan petikan langsung.
Contoh: Dia sudah belajar
b) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam kata
dan ungkapan yang berkaitan dengan agama, kitab suci,
termasuk juga kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya: Islam, Qur’an
c) Huruf kapital digunakan untuk huruf awal nama
kehormatan, keturunan, dan gelar, jabatan, lembaga yang
diikuti dengan nama seseorang atau nama tempat yang
digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Contoh: Wali Kota Pekanbaru
d) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh: Anida Silma Wildeni
Huruf kapital Tidak
digunakan sebagai huruf pertama seperti dalam de, van,
dan der (dalam bahasa Belanda), von (dalam bahasa
Jerman), atau da (dalam nama Portugis
Contoh: Vasco da Gama Atas nama orang tertentu, huruf
kapital Tidak digunakan untuk menulis huruf pertama dari
kata bin atau binti.
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa
Contoh: Indonesia
f) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dari nama
tahun, bulan, hari, dan hari libur.
Contoh: bulan Maulid
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama peristiwa sejarah.
Contoh: Perang Dunia 1
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa
sejarah yang tidak digunakansebagai nama.
Contoh: Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.
a.sebuah Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
elemen nama diri geografis.
Contoh: Jawa Barat
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dari
unsur nama geografis diikuti dengan nama diri
geografis
Contoh: Bukit Barisan
c. Huruf kapital digunakan untuk huruf pertama dari
nama pribadi atau nama geografis jika kata yang
mendahuluinya menggambarkan kekhususan budaya.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal dari setiap
unsur reformasi sempurna yang terdapat pada nama
lembaga resmi, lembaga tata negara, badan, surat dinas,
dan judul karangan. Contoh: PBBContoh: tari Melayu
g) Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal dari semua
unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, instansi, dan nama surat dinas, kecuali kata
tugas, seperti dan, oleh, atau dan untuk.
Contoh: Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
h) Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal dari setiap
unsur reformasi sempurna yang terdapat pada nama lembaga
resmi, lembaga tata negara, badan, surat dinas, dan judul
karangan.
Contoh: PBB
i) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dari semua
kata (termasuk semua elemen pengulangan sempurna) dalam
judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah. Kecuali, kata
tugas seperti in, to, from, and, which, dan for which tidak
berada pada posisi awal.
Contoh: Membaca majalah Bahasa dan Sastra.
j) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dari
singkatan gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan
nama pribadi.
Contoh: Dr,Doktor
k) a.sebuah Huruf kapital digunakan sebagai huruf awal kata
yang menunjukkan hubungan kekerabatan, seperti ayah,
ibu, saudara laki-laki, saudara laki-laki, saudara perempuan,
dan paman, yang digunakan dalam menyapa atau merujuk.
Contoh:
Saudari itu bertanya, "Ada apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
b. Huruf kapital Tidak
digunakan sebagai huruf pertama dari kata yang
menunjukkan kekerabatan yang tidak digunakan dalam
referensi atau salam.
Contoh: Kita harus menghormati ayah dan ibu.
l) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dari kata
Anda yang digunakan dalam salam.
Contoh: Tahukah Anda?

8) Huruf Miring
a) Cetak miring digunakan untuk menulis nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip secara tertulis.
Contoh: Majalah Bahasa dan Sastra yang diterbitkan oleh
Pusat Bahasa. miring, tetapi diapit oleh tanda petik
b) Cetak miring digunakan untuk menekankan atau
menentukan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.
Contoh: Bab ini Tidak membahas penggunaan huruf
kapital
c) Cetak miring digunakan untuk menulis kata atau
ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
Contoh: Nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia
mangostana.
d) ungkapan asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia ditulis sebagai kata bahasa Indonesia.
Contoh: Negara tersebut telah mengalami empat kali
cout d'etat.
9) Huruf Tebal
a) Huruf tebal pada cetakan digunakan untuk menulis
judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel,
daftar simbol, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh :
judul :HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab :BAB I PENDAHULUAN
b) Huruf tebal dalam cetakan kamus digunakan untuk
menulis entri dan sublemma dan untuk menulis simbol
angka yang mewakili polisemi
Contoh: tidak cocok

2. Penulisan Kata

A. Kata Dasar
Kata-kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
contoh: Bukunya sangat menarik.
B. Kata Turunan
1. > suatu (awalan, sisipan, sufiks) ditulis secara seri dengan bentuk
dasarnya.
Contoh: jalan-jalan, dipermainkan, gemetar, wasiat, melukis

>Afiks dihubungkan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada


singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Contoh: PHP-enabled,
PTUN-kan, upgrade, recall.

2. Jika bentuk dasarnya merupakan gabungan kata, maka awalan atau


akhiran tersebut ditulis secara berurutan dengan kata-kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: Tepuk tangan, garis bawahi, sebarkan seluas-luasnya.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata tersebut ditulis
secara berurutan
Contoh: Dikalikan
4. Jika salah satu unsur kombinasi kata hanya digunakan dalam
kombinasi, kombinasi kata tersebut ditulis secara berurutan.
Contoh: Adipati
Catatan:
1. jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya
menggunakan huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara
dua elemen tersebut.
contoh: non -Indonesia, panci-Afrikaisme, pro-Barat.
2. Jika kata Bagus sebagai unsur majemuk merujuk kepada Tuhan
yang diikuti oleh kata berimbuhan, kombinasi tersebut ditulis
secara terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Penyayang.
3. Jika kata maha sebagai unsur majemuk mengacu pada Tuhan dan
diikuti oleh kata dasar, kecuali kata satu, kombinasinya ditulis
secara berurutan.
Contoh: Tuhan Yang Maha Esa menentukan arah hidup kita.
4. Bentuk-bentuk terikat bahasa asing diserap ke dalam bahasa
Indonesia seperti:
pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Contoh: Mereka memperlihatkan sikap kontra kepada lawan
5. Mengatakan Tidak
sebagai unsur majemuk dalam istilah, ditulis secara seri dengan
bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis tersendiri jika
diikuti dengan bentuk imbuhan.
contoh:Tidak tak terpisahkan.

C. Bentuk Ulang
1. Reformasi ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara
elemen-elemennya.
Contoh: Anak-anak
Catatan:
1) Bentuk gabungan kata yang diulang ditulis menggunakan tanda
hubung
Contoh: Bermain-main
2) Bentuk gabungan kata yang diulang unsur keduanya adjektiva
ditulis unsur pertama dan keduanya asalkan maknanya bereda
Contoh: Surat kabar > Surat-surat kabar
3) Awalan dan akhiran ditulis secara seri dengan bentuk berulang.
Contoh: Kekanak-kanakan.
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan ulang untuk tujuan
khusus, seperti membuat catatan untuk rapat atau kuliah.
Contoh: Pemerintah sedang menyiapkan draft hukum undang2
baru.

D. Gabunga Kata
1. gabungan unsur kata yang biasa disebut kata majemuk ditulis secara
terpisah.
Contoh: duta besar
2. Kombinasi kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dapat
ditulis dengan menambahkan tanda hubung antar unsur untuk
mempertegas hubungan unsur yang bersangkutan.
Contoh: anak- istri
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Contoh: Adakalanya

E.Suku kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
A. Jika di tengah kata terdapat vokal berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua vokal tersebut.
Contoh: Bu-ahMa-in
B. Diftong ai, au, dan oi tidak terputus.
Contoh: Pan-dai, au-la, sau-da-ra, am-boic.
C. Jika di tengah kata dasar terdapat konsonan (termasuk
gabungan konsonan) di antara dua vokal, pemenggalan
dilakukan sebelum konsonan.
Contoh: Tuan, lawan.
D. Jika di tengah kata dasar terdapat dua konsonan berurutan,
pemenggalan kepala dilakukan di antara dua konsonan tersebut.
Contoh: April, cap-lok,
E. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga konsonan atau lebih yang
masing-masing mewakili satu bunyi, maka pemisahan
dilakukan antara konsonan pertama dan konsonan kedua.
Contoh: ul-tra ,in-fra

Catatan:
1) kombinasi konsonan yang melambangkan satu suara tidak
terputus.
Contoh: Bang-krut, bang-sa
2) kata pemenggalan kepala jangan menyebabkan munculnya satu
huruf (vokal) di awal atau akhir baris.
Contoh: Itu -.> i-tu
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan
di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel.
contoh: Ber-Jalan,meno-long.
Catatan:
1) Fragmentasi kata berimbuhan yang bentuk dasarnya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Contoh: Me-nu-tup, me-ma-kai, me-nya-pu, paint-paint, pe-no-
long, pe-mi -kir, composing, chanting, mengetik.
2) suffix sayatidak dipisahkan dalam penggantian baris.
3) pemenggalan kata yang mengandung sisipan dilakukan seperti
pada kata dasar.
Contoh: Ge-lem-bung, ge-mu-ruh
4) Pemenggalan Tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri dari
satu vokal
Contoh: Beberapa pendapat tentang masalah saya sudah
terkirim....
3. Jika sebuah kata terdiri dari dua atau lebih elemen dan salah satu
elemen dapat digabungkan dengan elemen lain, pemenggalan
dilakukan di antara elemen tersebut. Setiap elemen gabungan
dipotong seperti pada kata dasar.
Contoh: Biografi bi-o-gra-fi
4. Nama badan hukum, atau nama pribadi lain yang terdiri dari dua
unsur atau lebih, dipotong di akhir garis antar unsur (tanpa tanda
hubung). Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.

F. Kata depan Di,Ke,Dari


Preposisike dalam, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali dalam kombinasi kata-kata yang biasa
dianggap sebagai kata, seperti ke dan dibandingkan.
Contoh: Menginap saja di sini.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat seperti berikut ini
ditulis secara berurutan.
Contoh: Kami percaya sepenuhnya untuk dia.
G. Partikel
1. Partikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik!
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Contoh: Apa pun permasalahannya,dia dpt menyelesaikannya
Catatan:
Bahkan partikel dalam kombinasi yang umumnya dianggap kohesif
ditulis secara seri dengan kata-kata yang mendahuluinya.
Contoh: Laki-laki dan perempuan berpartisipasi dalam
demonstrasi.
3. Partikel per yang artinya dengan‟, setiap, atau awal ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya
Contoh: Mereka memasuki ruangan satu per satu.
Catatan:
Partikel per yang berarti dengan , setiap, atau awal ditulis terpisah
dari kata
yang mengikutinya. Misalnya: Mereka memasuki ruangan satu per
satu.

H. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan adalah bentuk pendek yang terdiri dari satu huruf atau
lebih.
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti tanda titik di belakang masing-masing singkatan.
Contoh; A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
b) Singkatan dari nama resmi suatu pemerintahan dan lembaga
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri dari gabungan huruf awal kata yang ditulis dengan
huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
c) 1. Singkatan berupa gabungan huruf yang diikuti titik.
Contoh: Kpd. ToPl. Halaman
2. Singkatan dari kata majemuk yang terdiri dari tiga huruf
yang diakhiri dengan titik. Contoh: Dsb
Catatan:
Singkatan tersebut
dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam
membuat catatan untuk rapat dan kuliah.
d) Singkatan dari kata majemuk yang terdiri dari dua huruf (biasa
digunakan dalam korespondensi) masing-masing diikuti oleh titik.
Contoh: A.n = atas nama.
e) Simbol kimia, singkatan untuk satuan ukuran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti oleh titik.
Contoh: Cm= Centimeter

2. Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang


diperlakukan sebagai kata.
a) Akronim nama pribadi berupa gabungan huruf awal unsur
nama pribadi ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa titik.
Contoh: LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
b) Akronim nama diri berupa singkatan beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contoh: Bulog Badan Usaha Logistik.
c) Akronim bukanlah nama pribadi yang berupa singkatan dari
dua kata atau lebih dengan huruf kecil.
Contoh: Pemilihan umum
Catatan:
Jika pembentukan akronim dianggap perlu, maka perlu
diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Jumlah suku kata dari suatu akronim tidak melebihi jumlah
suku kata yang umum dalam kata-kata bahasa Indonesia (tidak
lebih dari tiga suku kata).
(2) Akronim dibentuk dengan memperhatikan keserasian
kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata
bahasa Indonesia yang lazim sehingga mudah diucapkan dan
diingat.

I. Kata Ganti Ku,Kau,dan Nya


Kata ganti ku- dan kamu- ditulis bersama dengan kata berikut; -
ku, -mu, dan-itu ditulis secara seri dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Buku saya, buku Anda, dan buku mereka disimpan di
perpustakaan.
Catatan:
Kata ganti (-ku, -mu, dan -) ditambah dengan tanda hubung bila
digabungkan dengan bentuk berupa singkatan atau kata yang
diawali dengan huruf kapital.
Contoh: KTP, SIM, dan STNK Anda.

Kata Si dan Sang

dikatakan Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata-kata yang


mengikutinya.
Contoh: Toko memberikan hadiah kepada pembeli.
Catatan;
Huruf awal si dan sang dengan huruf kapital dari kata-kata
diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Contoh: Harimau sangat marah pada kancil

D.Pemakaian Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol dalam bahasa Indonesia yang memiliki banyak bentuk.
selain tersedia dalam berbagai bentuk fungsi tanda baca juga berbeda-beda. dalam
membuat sebuah karya tulis seperti laporan, nove,l tanda baca adalah pelengkap
yang harus digunaka. tanda baca yang dapat mempermudah pembaca dalam
memaknai karya tulis yang dibuat tersebut. tanda baca tidak memiliki keterikatan
dengan suara atau Venom dan frasa. peranan tanda baca dapat menunjukkan
struktur tulisan intonasi dan jeda waktu dibacakan.

Berikut adalah contoh penggunaan beberapa tanda baca yang umum terdapat
dalam berbagai karya tulis :

1) Tanda Titik (.)


A. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
contoh Ayahku tinggal di Solo.
B. Tanda titik dipakai pada akhiran nama orang.
Contoh: Irwan S.Gatot
C. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,
jabatan, pangkat dan sapaan.
D. Contoh: S.E (Sarjana Ekonomi).Tanda titik dipakai
pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Jika singkatan huruf lebih fari tiga
hanya memakai satu tanda titik saja . Contoh:
hlm( halaman)
E. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya.Contoh: 51.561 orang.
F. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukkan
jumlah.
Contoh: Nama Nidnaw terdapat pada halaman 21 dan
dicetak tebal.
G. Tanda titik tidak di pakai pada singkatan nama
resmi lembaga pemertintahan dan ketatanegaraan,
organisasi serta nama dokumen akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewab Perwakilan Rakyat).
H. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia,satuan ukuran,timbanagan,dan mata uang.
Contoh: 53 cm
I. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi,tabel,dan sebagainya.
Contoh: Latar Belakang Pembentukan, Sistem Acara.

2) Tanda Koma (,)


a) Digunakan di antara elemen dalam perincian atau
penomoran.
Contoh: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Mandarin.
b) Digunakan sebelum konjungsi tetapi, tetapi, dan
sedangkan pada kalimat majemuk setara.
c) Contoh: Kakak saya ingin membeli permen, tetapi
giginya sakit.
d) 3. Digunakan untuk memisahkan klausa yang
mendahului klausa utama. Namun, koma tidak
digunakan jika klausa utama mendahului klausa
bawahan
Contoh:Karena berlari terlalu cepat, kakinya
sakit.Kakinya sakit karena berlari terlalu cepat.
e) Digunakan setelah kata atau frasa penghubung
kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun.
f) Contoh: Siswa malas dan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, ia tidak lulus mata kuliah Statistika
selama dua semester.
g) Digunakan sebelum dan atau sesudah tanda seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata-kata yang
digunakan sebagai salam, seperti nyonya, kak, pak,
atau anak.
Contoh:
Wah, sangat menyenangkan!
h) Dalam daftar pustaka, tanda titik digunakan untuk
memisahkan bagian nama yang dibalik.
Contoh: Blyton, Enid. 1942. Lima Teman. Jakarta:
Gramedia.
i) Digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar
akademik yang mengikutinya.
Contoh: B. Ratulangi, S.I.Kom.
j) Digunakan sebelum angka desimal atau antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 12,9 km
k) Digunakan untuk melampirkan informasi tambahan
atau kata keterangan aposisi.
Contoh: Soekarno, Presiden pertama Republik
Indonesia, adalah salah satu pendiri Gerakan Non-
Blok.
l) Tanda baca titik dapat digunakan setelah informasi
yang terdapat di awal kalimat untuk menghindari
salah baca atau salah pengertian.
Contoh: Pada umumnya dalam mengembangkan
bahasa Indonesia, kita dapat menggunakan bahasa
daerah.

3) Tanda Baca Titik Dua(:)


a) Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil,
penghapus, penggaris, dan bolpoin.
b) Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila
perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan
c) Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua: Ahmad Wirawan
Sekretaris: Siti Arya
Bendahara: Aulisa

d) Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang


menunjukkan pelaku dalam percakapan atau nama
tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis
emas di ruang penyimpanan."

e) Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara


jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat dalam
kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan,
serta nama kota dan penerbit.
Contoh: Mereka membutuhkan alat tulis: pensil,
penghapus, penggaris, dan pena.

4) Tanda Baca Titik Koma(;).


1. Dapat digunakan sebagai pengganti konjungsi untuk
memisahkan padanan kalimat yang satu dengan yang lainnya
dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah selesai bekerja; Ibu memasak di dapur; Kakak
saya menulis cerita pendek.

2. Digunakan pada akhir detail dalam bentuk klausa.


Contoh:
Persyaratan untuk mempekerjakan karyawan di perusahaan ini
adalah:
1. warga negara Indonesia;
2. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi;
3. Fasih berbahasa Indonesia dan Inggris.

3. Digunakan untuk memisahkan detail pada kalimat yang sudah


menggunakan koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; kemeja, celana,
dan kaos; sayuran, semangka dan nanas.

5) Tanda Baca Tanya(?)


Berikut ini adalah penggunaan tanda baca yang benar.
1. Digunakan di akhir kalimat tanya.
Contoh: Bagaimana kabarmu hari ini?
2. Digunakan untuk menyatakan bagian kalimat yang meragukan atau
kurang dapat diverifikasi. Tanda tanya digunakan Tanda Baca
Pertanyaan dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?)

6) Tanda seru
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri suatu ungkapan atau
pernyataan berupa seruan atau perintah. Seruan perintah dapat
mewakili kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: Betapa indahnya pantai di Lombok
Jangan membuang sampah di sepanjang sungai!

7) Tanda kutip
Berikut ini adalah penggunaan tanda kutip yang benar.

1. Digunakan untuk melampirkan kutipan langsung dari


teks, pembicaraan, atau bahan tertulis lainnya.
Contoh: "Kebebasan atau kematian!" seru Bung Tomo.

2. Digunakan untuk mengapit judul puisi, lagu, film,


sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang digunakan
dalam sebuah kalimat.
Contoh: Film “Habibie dan Ainun” diambil dari kisah
nyata B.J. Habibie dan istrinya Ainun.
3. Digunakan untuk mengapit istilah-istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kurang umum, serta yang memiliki arti
khusus. Contoh: Dilarang memberikan "amplop" kepada
petugas.

Penulisan Unsur Serapan


Definisi dari kata serapan dan fungsinya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata serapan adalah kata yang berasal
dari bahasa asing atau bahasa daerah yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia. Untuk kata baku, proses penyerapan kata ini harus sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Sedangkan untuk
kata tidak baku, proses penyerapan kata ini biasanya tidak
memperhatikan aturan yang berlaku.

Selain penyerapan kata, dalam bahasa Indonesia juga berlaku penyerapan


imbuhan, baik yang berupa imbuhan, imbuhan, imbuhan, dan imbuhan.
Fungsi penyerapan kata dan imbuhan adalah untuk memperkaya kosakata
yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Hal ini karena bahasa Indonesia
bersifat dinamis dan terbuka.

Syarat- Syarat Penyerapan


Berdasarkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, proses penyerapan kata ke
dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan jika salah satu syarat berikut
terpenuhi:
1. Istilah serapan yang dipilih memiliki konotasi yang lebih tepat.
2. Jangka waktu pinjaman yang dipilih lebih pendek dari terjemahan bahasa
Indonesia.
3. Istilah pinjaman yang dipilih dapat memudahkan untuk mencapai
kesepakatan jika istilah bahasa Indonesia memiliki banyak sinonim.

Jenis-Jenis Kata Serapan

Berdasarkan proses penyerapannya, terdapat empat jenis kata serapan yang


berlaku di dalam bahasa Indonesia.

1. Kata Serapan Adopsi

Adopsi adalah penyerapan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia tanpa
mengubah ejaan, pelafalan, dan penulisan.
Contoh kata serapan adopsi adalah sebagai berikut:

 Data, berasal dari bahasa Inggris data.


 Film, berasal dari bahasa Inggris film.
 Angka, berasal dari bahasa Sanskerta angka.
 Aneka, berasal dari bahasa Sanskerta aneka.
 Bola, berasal dari bahasa Portugis bola.
 Rekening, berasal dari bahasa Belanda rekening.

2. Kata Serapan Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyerapan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia
dengan perubahan sesuai kaidah bahasa Indonesia. Perubahan tersebut dapat
berupa perubahan ejaan, pelafalan, ataupun penulisannya.

Contoh kata serapan adaptasi adalah sebagai berikut:

 Bisnis, berasal dari bahasa Inggris business.


 Aktor, berasal dari bahasa Inggris actor.
 Baca, berasal dari bahasa Sanskerta vaca.
 Bahasa, berasal dari bahasa Sanskerta bhāṣa.
 Mentega, berasal dari bahasa Portugis manteiga.
 Dosen, berasal dari bahasa Belanda docent.
3. Kata Serapan Terjemahan

Terjemahan adalah proses penyerapan kosa kata asing dengan cara mengambil
konsep dasar dari bahasa aslinya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Jenis kata serapan ini disebut juga kata serapan pungutan. Contoh kata serapan
terjemahan atau pungutan adalah sebagai berikut:

 Uji coba, berasal dari bahasa Inggris try out.


 Unduh, berasal dari bahasa Inggris download.
 Suku cadang, berasal dari bahasa Inggris spare part.
4. Kata Serapan Kreasi

Penyerapan kosa kata dengan cara kreasi mirip dengan cara terjemahan.
Perbedaan keduanya adalah kata serapan yang dihasilkan dari cara kreasi tidak
dituntut untuk sama bentuknya dengan kata asalnya. Misalnya jika kata asalnya
berjumlah satu kata, kata serapannya bisa jadi berjumlah dua kata. Contoh kata
serapan kreasi adalah sebagai berikut:

 Berhasil guna, berasal dari bahasa Inggris effective.


 Daring (dalam jaringan), berasal dari bahasa Inggris online.
 Luring (luar jaringan), berasal dari bahasa Inggris offline.
.

Anda mungkin juga menyukai