Anda di halaman 1dari 20

EJAAN BACAAN INDONESIA

DALAM PENULISAN ILMIAH

Nama Anggota :
1. Indra Arianto (20190420011)
2. Intan Pertiwi Maharani (20190420025)
3. Hasna Aini Zahira (20190420026)
4. Shella Fadhilah Putri (20190420003)
SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA
INDONESIA

Ejaan adalah keseluruhan peraturan yang


melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan
penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan
tanda baca.perkembangan ejaan di indonesia
diawali dengan ejaan van Ophuijsen. Ejaan van
Ophuijsen ditetapkan sebagai ejaan bahasa
melayu pada tahun 1901.
PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA
INDONESIA MENURUT PARA AHLI
1. EJAAN VAN OPHUYSEN (1901-1947)
Ejaan ini dari bahasa Melayu menggunakan huruf
latin dilakukan oleh Prof. Charles Van Ophujisen ahli bahasa
Belanda dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur
dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Ejaan ini menjadi panduan
bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.

2. EJAAN REPUBLIK 1947-1972


Ejaan ini diresmikan tanggal 19 maret 1947
menggantikan ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini juga dikenal
dengan Ejaan Soewandi.
3. EJAAN PEMBAHARUAN (1957)

 Ejaan pembaharuan direncanakan untuk memperbaharui


Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia
Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia pada tahun 1957
oleh Profesor Prijono dan E. Katoppo. Namun, hasil kerja
panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga
ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Gabungan konsonan
dj diubah menjadi j
 Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
 Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
 Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
 Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
 Gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
4. EJAAN MELINDO -MELAYU INDONESIA (1959)

Ejaan Melindo sebagai hasil usaha penyatuan


sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia
dan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun
1959. Akan tetapi karena terjadi masalah politik
antara Indonesia dan Malaysia selama bertahun-
tahun akhirnya peresmian ejaan ini tidak
dilaksanakan.
5. EJAAN BARU ATAU EJAAN LBK (1967)

Pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan


Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat
Bahasa) mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan
LBK) sebagai pengembangan ejaan Melindo
yang tidak ada kepastian. Pada ejaan ini
sudah banyak perubahan ejaan yang
disempurnakan, hampir tidak ada perbedaan
antara ejaan Baru dengan EYD, kecuali pada
rincian kaidah-kaidahnya.
6. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG
DISEMPURNAKAN – EYD (1972 – 2015)

 Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 berdasarkan


putusan presiden No. 57 tahun 1972 oleh presiden Republik
Indonesia Suharto, untuk menggantikan ejaan Republik (ejaan
Suwandi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu..
 Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
(PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi
ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.
7. EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI) 2015

 Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan untuk mengganti Ejaan


Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan – EYD. Meskipun belum
ada keputusan Presiden tentang adanya penggunaan ejaan baru
untuk bahasa Indonesia, namun Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
telah menerbitkan edisi keempat tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) di Jakarta, Maret 2016.
 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ini disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang diterbitkan pada
tanggal 26 November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, serta untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) edisi ketiga.
Pedoman ini diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan
bahasa Indonesia yang makin pesat.
PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad
 Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26
huruf seperti, a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x,y,z .
B. Huruf Vokal
 Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
C. Huruf Konsonan
 Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,
w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
 Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-
lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
 Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
E. Gabungan Huruf Konsonan
 Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
orang, termasuk julukan.
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
langsung.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata
nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata
ganti untuk Tuhan.
G. Huruf Miring
- Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku,nama majalah
atau suat kabar yang dikutip dalam tulisan.
- Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata,atau kelompok kata dalam kalimat.
- Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
dalam bahasa daerah atau bahsa asing.
H. Huruf Tebal
- Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
- Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku , bab, atau subbab
PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
B. Kata Berimbuhan
- Imbuhan ( awalan , sisipan , akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran ) ditulis serangkaian dengan bentuk dasarnya
- Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya
D. Gabungan Kata
- Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, ditulis terpisah
- Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) diantara unsur-
unsurnya .
- Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis
terpisah jika terdapat awalan atau akhiran.
- Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus
ditulis serangkai.
- Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkaian
E. Pemenggalan Kata
- Pemenggalan kata pada kata dasar
- Pemenggalan kata turunan sedapat dapatnya dilakukan
diantara bentuk dasar dan unsur pembentuknya
- Sebuah kata terdiri dari sebuah unsur atau lebih, dan salah
satu unsurnya dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan diantara unsur-unsur itu
F. Kata Depan
Kata depan seperti di, ke, dan dari , ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya
G. Partikel
1. Partikel – lah , - kah ,- tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ’tiap’, atau ‘ ‘mulai’ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.
H. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang,gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
2. A. singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan katatanegaraan , lembaga pendidikan. Badan atau
organisasi , serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
3. B. singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan
nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
4. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik.
I . Angka dan Bilangan
Angka arab atau angka romawi lazim dipakai sebagai lambang
bilangan atau nomor.
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis dengan huruf,kecuali jika dipakai secara
berurutanseperti dalam perincian.
2. A. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
B. apabila bilangan pada awal kalimat tidak dinyatakan
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis
sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang,berat,
luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang
 J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku , -mu , dan –nya
Kata ganti ku- , dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan –ku, -mu , dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
K. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)


1. Dipakai pada kaliam penyataan.
2. Dipakai dibelakang angka atau huruf didalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar,
3. Dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan dan tempat terbit.
4. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukkan jumlah
B. Tanda Koma (,)
1. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan
2. Dipakai sebelum kata penghubung.
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya
4. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan antar kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang lain disalam kalimat majemuk
2. Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa
3. Dipakai untuk memisahkan bagia-bagian perincian dalam
kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

D. Tanda Titik Dua (:)


1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan
2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian
3. Dipakai dalam naskah drama sesudah kaya yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan
4. Tidak dipakain jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan
tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambungan
dalam kata yang dieja satu=satu.
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan kata
atau ungkapan.
F. Tanda Pisah
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan,tanggal, atau
tempat yang berar ti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
2. Tanda tanya dipakai didalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurang dapat dibuktikan ketbenarannya

H. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai