Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI DM

Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan


sekresi insulin akibat autoantibodi yang merusak sel-sel
pulau Langerhans pada pankreas.
Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme Autoimun
Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat
terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi
diduga berhubungan dengan faktor genetik dan paparan faktor lingkungan. Autoantibodi yang
terbentuk akan merusak sel-sel β pankreas di dalam pulau-pulau Langerhans pankreas disertai
terjadinya infiltrasi limfosit. Kerusakan sel β pankreas ini tidak terjadi dalam jangka pendek
tetapip dapat terjadi hingga bertahun-tahun tanpa diketahui karena gejala klinis baru muncul
setelah setidaknya 80% sel β pankreas mengalami kerusakan. Pada DMT 1 biasanya reseptor
insulin di jaringan perifer kuantitas dan kualitasnya cukup atau normal ( jumlah reseptor insulin
DMT 1 antara 30.000-35.000 ) jumlah reseptor insulin pada orang normal ± 35.000. sedang pada
DM dengan obesitas ± 20.000 reseptor insulin (Tjokroprawiro, 2007).
Hiperglikemia dan Komplikasinya
Kerusakan sel-sel β pankreas akan menyebabkan terjadinya penurunan sekresi insulin. Defisit
insulin ini kemudian akan menyebabkan terjadinya hiperglikemia yang bila terus memburuk
akan menyebabkan penderita mengalami hiperosmolaritas dan dehidrasi.
Hiperglikemia juga akan menyebabkan terjadinya degenerasi akson dan demielinisasi segmental
sehingga penderita akan mengalami neuropati. Selain itu, hiperglikemia juga menyebabkan
terjadinya penumpukan sorbitol pada saraf sensorik perifer yang menyebabkan terjadinya
neuritis.
Hiperglikemia juga akan menyebabkan gangguan pada sistem pembuluh darah mikro maupun
makro di mata ginjal, otak, dan jantung, sistem katabolisme tubuh, serta gangguan elektrolit.
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 terjadi sebagai akibat
kombinasi beberapa aspek yang berlangsung lama, dapat
bertahun-tahun secara subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah
penurunan sekresi insulin, resistensi insulin, dan ominous octet.

Penurunan Sekresi Insulin

Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Suatu penelitian
menemukan bahwa gangguan fungsi sel pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya
resistensi insulin.

Resistensi Insulin

Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang bertugas memaksimalkan
efisiensi penggunaan energi terpapar terus menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini
akan menurunkan sensitifitas insulin. Paparan surplus energi dalam jangka panjang akan
menyebabkan sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi resistensi insulin, terutama
pada jaringan otot, hepar, dan lemak.

Resistensi insulin akan menyebabkan penurunan asupan glukosa perifer diiringi dengan
peningkatan endogen produksi glukosa oleh hepar melalui proses glukoneogenesis. Selain itu,
jaringan tubuh yang tidak mendapat energi juga akan memecah lipid dalam jaringan sel lemak
sehingga terjadi katabolisme lemak tubuh atau lipolisis.

Ominous Octet

Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan terjadinya ominous octet
yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Ominous octet adalah gabungan dari kondisi
berikut:

1. Penurunan sekresi insulin pankreas


2. Penurunan efek inkretin
3. Peningkatan lipolisis
4. Peningkatan reabsorpsi glukosa
5. Penurunan uptake glukosa perifer
6. Disfungsi neurotransmitter
7. Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8. Peningkatan sekresi glukagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans

Keadaan hiperglikemia yang terjadi karena ominous octet ini dapat berlangsung selama
bertahun-tahun secara subklinis sebelum gejala klinis penyakit muncul.

DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang tidak menyadari telah
menderita diabetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetes tipe 2
sudah menjadi umum di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak
sehat, kegemukan dan malas berolahraga (Riskesdas, 2007)
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-1/patofisiologi
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2/patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai