Disusun Oleh:
Septian Adi Saputra
20190340050
Prodi Kedokteran Gigi
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pelanggaran HAM di Papua” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan kewarganegaraan dengan judul “Pelanggaran HAM di Papua”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini dengan tepat
waktu.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Sleman, 11 April
2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB IV KESIMPULAN................................................................................................. 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi
manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Di
dalamnya tidak jarang menimbulkan gesekan – gesekan antar individu dalam upaya
pemenuhan HAM pada diri sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan
pelanggaran HAM seseorang individu terhadap individu lainnya, kelompok terhadap
individu ataupun sebaliknya.
Ketika kita berbicara tentang Indonesia mungkin tiada habisnya terutama terkait
masalah pelanggaran HAM baik pelanggaran mulai dari yang ringan sampai yang
berat pun ada yang terjadi seluruh penjuru di Indonesia salah satunya yaitu di Papua.
Papua adalah daerah di ujung timur Indonesia yang selama ini masih menjadi
perhatian publik nasional dan internasional karena situasinya yang jauh dari kesan
kondusif dan aman. sampai saat ini berbagai tindakan yang sifatnya melanggar hak-
hak asasi manusia seringkali terjadi di Papua. Banyak sekali pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia maupun non pemerintah terhadap warga sipil di
papua, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan. Itu pun yang diketahui,
tak terhitung juga pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah dan non
pemerintah secara diam-diam yang belum diketahui hingga saat ini. Semua
pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap warganya itu tak pernah diselesaikan satu
kasus pun hingga saat ini. Pelanggaran HAM yan dilakukan terhadap warga papua
kian hari semakin membukit dan terus bertambah. Korban jiwa berjatuhan disana sini.
Pelanggaran HAM tersebut tak satupun kasus yang dapat diselesaikan dengan baik
tetapi selalu membiarkan dan berlalu begitu saja.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya pelanggaran HAM yang terjadi di Papua?
2. Apa saja jenis pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
3. Apa dampak yang diakibatkan dari adanya pelanggaran HAM yang terjadi di
Papua?
4. Apa solusi dari permasalahan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua?
5. Apa hikmah dari kejadian pelanggaran HAM yang terjadi di Papua?
6. Bagaimana perbandingan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua jika
dikaitkan dengan yang terjadi di Timor Timur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
3. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan dari adanya pelanggaran HAM yang
terjadi di Papua
4. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan pelanggaran HAM yang terjadi di
Papua
5. Untuk mengetahui hikmah dari kejadian pelanggaran HAM yang terajadi di Papua
6. Untuk mengetahui perbandingan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
jika dikaitkan dengan yang terjadi di Timor Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi HAM
Menurut UU No 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM) ialah seperangkat
hak yang sudah ada pada diri manusia ialah sebagai makhluk ciptaan Tuhan YHE.
yang mana hak ini ialah anugerah yang wajib untuk di hargai dan juga untuk
dilindungi oleh pada tiap orang untuk dapat melindungi harkat dan juga martabat
manusia. Sedangkan menurut John Locke, Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak
yang secara langsung diberikan Tuhan YME pada tiap manusia ialah sebagai hak
yang kodrati. Oleh sebab itu, tidak ada juga kekuatan pada dunia ini yang dapat
mencabutnya. Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut sifatnya fundamental atau juga
bersifat mendasar bagi tiap kehidupan manusia dan juga pada hakikatnya sangat suci.
B. Pelanggaran HAM
Menurut UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, telah dijelaskan
mengenai pengertian pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan
seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pelanggaran HAM yang
sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk yaitu diskriminasi dan penyiksaan.
3
4
memenuhi perjanjian (utang), hak bebas dari pemidanaan yang berlaku surut, hak
sebagai subyek hukum dan hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama.
Negara-negara pihak yang melakukan pelanggaran terhadap hak-hak dalam jenis ini,
sering akan mendapat kecaman sebagai negara yang melakukan pelanggaran serius
HAM (gross violation of human rights). Pelanggaran HAM yang bersifat berat
menurut UU RI No. 16 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sedangkan pelanggaran HAM ringan adalah pelanggaran yang derogable bersifat
hak-haknya boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya oleh negara-negara pihak.
Hak dan kebebasan termasuk dalam jenis ini adalah hak atas berkumpul secara damai,
hak atas kebebasan berserikat, hak berpendapat dan berekspresi.
D. Provinsi Papua
Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang diberi Otonomi Khusus, bagian
dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki keragaman suku
dan lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) bahasa daerah serta dihuni juga oleh suku-
suku lain di Indonesia. Lebih dari 250 suku yang ada di Papua masing-masing
memiliki hukum adat tersendiri yang masih bertahan hingga kini. Dalam masyarakat
adat, hukum adat dinilai lebih menguntungkan pihak korban dari pada hukum positif.
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Papua. Papua masa era kolonial Belanda daerah ini disebut Nugini
Belanda (Dutch New Guinea).
BAB III
PEMBAHASAN
5
6
dan tanpa kekerasan. Sehingga sampai saat ini berbagai tindakan yang sifatnya
melanggar hak-hak asasi manusia seringkali terjadi di Papua.
Permasalahan di Papua yang terjadi selama ini telah berakibat serius terhadap
kondisi pelanggaran hak asasi manusia di Papua. Situasi seperti ini tidak pernah
disikapi oleh pemerintah Indonesia secara bijaksana, tetapi malah sebaliknya
menerapkan kebijakan secara sepihak yang makin menambah persoalan di Papua.
Peristiwa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua, baik semasa orde baru
maupun peristiwa semasa reformasi belum diselesaikan dengan baik. Penyelesaian
yang ada, misalnya kasus Pembunuhan Theys dan kasus Abepura Desember 2000
sangat mengecewakan masyarakat Papua. Begitu pula dengan kasus-kasus lainnya,
seperti kasus Wasior dan Wamena hingga kini belum kelihatan hasilnya.
Ketidakseriusan pemerintah dalam menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia
telah menambah rasa kekecewaan masyarakat Papua terhadap pemerintah Indonesia.
Pelanggaran Terhadap Hak – Hak Sipil dan Politik (Mengacu pada International
Covenant on Civil and Political Rights). Terkait dengan penyelewengan penerapan
Otonomi Khusus yang pada realitanya ternyata tidak berpihak pada penduduk Papua.
Juga terkait pelanggaran pada MRP (Majelis Rakyat Papua) yang sangat dicampuri
oleh pemerintah pusat, dan bidang keuangan cenderung tidak transparan pada
pembagian sumber daya alam papua. Selain itu, pelanggaran yang mendasar adalah
7
segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk Papua tidak pernah
mengikutcampurkan suara Papua atau wakil-wakil Papua di dalamnya.
Pelanggaran Terhadap Hak – Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Terkait dengan
International Covenant on Economic, Sosial and Cultural Rights). Sektor ekonomi,
pendidikan dan kesehatan penduduk Papua sangat buruk sekali. Ini dikarenakan
pengalokasian APBD yang pada realitanya tidak sesuai dengan angka yang tertera.
Juga terkait dengan pengeksploitasi sumber daya alam Papua yang hasilnya tidak
bisa dinikmati oleh penduduk Papua.
tidak segan – segan membunuh. Namun faktanya adalah bahwa undang – undang
tentang hak asasi manusia belum mampu melindungi perempuan terhadap
pelanggaran hak asasinya dalam bentuk:
Mereka beranggapan bahwa kasus ini sudah melewati batas dan mereka pun
beranggapan bahwa kasus yang saat ini terjadi di Papua hampir serupa dengan kasus
pelanggaran HAM yang terjadi di Timor Timur atau Timor Leste saat ini. Namun,
faktanya adalah, kasus yang sedang terjadi di Papua saat ini hanya memiliki satu
kesamaan dengan Timor Timur, yaitu mengenai pelanggaran HAM. Selain itu, tidak
ada alasan lain untuk melepaskan Papua dari NKRI.
Hal pertama yang harus diketahui adalah mengenai teritori Indonesia. Pada masa
lalu, Indonesia menentukan teritori negaranya berdasarkan wilayah yang dijajah oleh
Belanda. Melihat hal ini, ada perbedaan signifikan antara wilayah Indonesia yang lain
yaitu Timor Timur, yang hanya dijajah oleh Portugis.
Pada tahun 1950-an, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pernah
berkunjung ke Portugal untuk bertemu dengan pemimpin diktator Portugis saat itu,
António de Oliveira Salazar, yang menawarkan Timor Timur kepada Soekarno.
Ia pun menolak dengan alasan bahwa Timor Timur bukan bagian dari wilayah
Hindia Belanda. Ini berbeda dengan Papua yang merupakan bagian dari jajahan
Hindia Belanda, sehingga penting bagi Indonesia untuk mempertahankan Papua.
Kedaan berubah secara signifikan pada tahun 1975, pada saat AS kalah dalam
perang melawan Vietnam. Pada era tersebut, Indonesia masih dipimpin oleh
Soeharto. Pada saat itu juga, terjadi aneksasi Timor Timur yang dilakukan oleh
Soeharto dan juga dibantu oleh AS.
Agenda ini bertujuan untuk membendung paham komunisme di Asia Tenggara,
khususnya di Indonesia. Setelah Soeharto lengser, Timor Timur mendapatkan
kemerdekaanya melalui mekanisme referendum.
Berdasarkan sejarah yang terjadi pada saat itu, jelas bahwa Papua merupakan
bagian dari Indonesia sejak berdirinya Indonesia dan bahkan berdasarkan alasan
sejarah. Oleh karena itu, Penting bagi pemerintah Indonesia untuk tetap
mempertahankan Papua dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun,
sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Maka dari itu
setiap warga negara memiliki hak yang melekat pada dirinya, tidak dapat dicabut, dan
tidak boleh di injak-injak atau pun ditindas oleh siapapun termasuk saudara kita yang
ada di bagian timur yaitu rakyat Papua. Saya sebagai penyusun makalah sangat
berharap untuk pemerintah agar tidak menghiraukan pelanggaran HAM baik dari
yang ringan sampai yang berat sekalipun dan berlaku adil kepada setiap warga negara
tanpa memandang suku, ras, bahasa, dan agama.
13
DAFTAR PUSTAKA
Website:
https://www.matamatapolitik.com/berbeda-timor-timur-indonesia-papua-
original- analisis-polling/
https://suarapapua.com/2019/10/23/pentingnya-komisi-kebenaran-dan-
rekonsiliasi-papua/
http://lintaspapua.com/2017/12/10/efek-pelanggaran-ham-dan-solusi-siklus-
masalah-di-papua/
https://www.gurupendidikan.co.id/hak-asasi-manusia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/210000069/pelanggaran-
ham--pengertian-dan-jenis?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Papua
14