Anda di halaman 1dari 9

EJAAN BAHASA INDONESIA

NAMA: ANGELICA. G . YESUALDUS

NIM: P2012003

PRODI: S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan tuntunan dan
penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan bab yang
berjudul “ Ejaan Bahasa Indonesia “ ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Grace Salamok, S.Pd, M.Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain
itu,laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ejaan bahasa
Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya menyadari, bahwa
laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bias bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Ambon, 25 November 2020

Angelica. G . Yesualdus
 Pengertian Ejaan

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang


distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.

Aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan


aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca (Haryatmo Sri, 2009).
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan, ejaan adalah cara atau aturan
menuliskan kata-kata dengan huruf. Misalnya kata “huruf” dahulu adalah “hoeroef”.
Kata itu telah diatur dengan ejaan yang sesuai dan sekarang yang dipergunakan
adalah “huruf”.

Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fenetis dan ejaan fomenis. Ejaan fenotis
merupakan ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa dengan huruf,
serta mengukur dan mencatatnya dengan alat pengukur bunyi bahasa (diagram).

Dengan demikian terdapat banyak lambing atau huruf yang dipergunakan untuk
menyatakan bunyi-bunyi bahasa itu. Ejaan fonemas adalah ejaan yang berusaha
menyatakan setiap fonem dengan satu lambing atau satu huruf, sehingga jumlah
lambing yang diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah
lambing dalam ejaan fonetis (Barus Sanggup, 2013)
 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang pernah
berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:

 Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.
Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku NawawiGelar Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

 Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ejaan Van Ophuijsen mengalami
beberapa perubahan.Keinginan untuk menyempurnakan ejaan Van Ophuijsen
terdengar dalam Kongres Bahasa Indonesia I, tahun 1938 di Solo.

KemudianPada tanggal 19 Maret 1947, Mr. Soewandi yang pada saat itu menjabat
sebagai Menteri Pengadjaran, Pendidikan, dan Kebudajaan Republik Indonesia
melalui sebuahPutusan Menteri Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan, 15 April
1947, tentang perubahan ejaan baru.meresmikan ejaan baru yang dikenal dengan
nama Ejaan Republik, yang menggantikan ejaan sebelumnya.

Pada Kongres II Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Prof. Dr. Prijono
mengajukan Pra-saran Dasar-Dasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan Huruf Latin. Isi
dasar-dasar tersebut adalah perlunya penyempurnaan kembali Ejaan Republik yang
sedang dipakai saat itu. Namun, hasil penyempurnaan Ejaan Republik ini gagal
diresmikan karena terbentur biaya yang besar untuk perombakan mesin tik yang
telah ada di Indonesia.
 Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Usaha penyempurnaan ejaan terus dilakukan, termasuk bekerja sama dengan


Malaysia dengan rumpun bahasa Melayunya pada Desember 1959. Dari kerjasama
ini, terbentuklah Ejaan Melindo yang diharapkan pemakaiannya berlaku di kedua
negara paling lambat bulan Januari 1962. Namun, perkembangan hubungan politik
yang kurang baik antar dua negara pada saat itu, ejaan ini kembali gagal
diberlakukan.

Pada awal Mei 1966 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) yang sekarang
menjadi Pusat Bahasa kembali menyusun Ejaan Baru Bahasa Indonesia. Namun,
hasil perubahan ini juga tetap banyak mendapat pertentangan dari berbagai pihak
sehingga gagal kembali.

 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian


Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Keputusan
Presiden No. 57 tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, sebagai patokanpemakaian ejaan itu.

Karena penuntutan itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.
156/P/1972, menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan Pedomaan Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurkan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9
September 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan
menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan lagi
karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu
selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan oleh
Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan).
Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan nama Ejaan
Soewandi.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari dirasakan


bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu, dibentuklah tim
untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu selesai dan
pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972
dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Hingga sekarang EYD menjadi dasar dan kaidah Bahasa Indonesia terutama dalam
penulisan. Semua kalangan menggunakan EYD sebagai ejaan yang benar dalam
setiap tulisan ataupun karya tulis. Dan sering kita lihat kalau setiap syarat suatu
karya tulis adalah sesuai dengan EYD

 Ruang lingkup Ejaan

Dalam Bahasa IndonesiaSecara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal
berikut:A. Pemakaian Huruf Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal
dengan huruf abjad dan ada juga penggabungan untuk melambangkan diftong
(bunyi vokal rangkap yang tergolongdalam satu suku kata atau disebut juga
gabungan kata) seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus, seperti:
ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaanfonemis (satuan bunyi terkecil
yang mampu menunjukkan kontras makna) dimana hanyaada sat

u bunyi utuk satu lambang, contoh ‘h’

adalah fenom karena membedakan maknadengan kata harus dan arus.B. Penulisan
HurufHuruf terdiri dari: huruf kapital, dan huruf miring.


Huruf kapital digunakan sebagai:-huruf pertama awal kalimat-huruf pertama petikan
langsung-huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-
halkeagamaan-huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama
orang-huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.-huruf
pertama nama orang-huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu,
saudara yangdipakai sebagai kata ganti.

Huruf miring digunakan untuk:-menulis nama buku, majalah yang dikutip dari
karangan-menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata-menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.C. Penulisan Kata1. Penulisan
kata ganti

ku

mu

kau

, dan

nya

ditulis serangkai dengan kata yangmendahuluinya.Kata depan

di, ke

, dan

dari

ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.Kata

si

dan
sang

ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.Penulisan partikel:-partikel pun


ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.-partikel per yang berarti mulai, demi,
dan tiap ditulis terpisah.2. Penulisan Akronim atau singkatan:-singkatan nama orang,
nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tandatitik.-singkatan nama
resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis denganhuruf kapital
dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.-singkatan umum
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya:dkk.

-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti
tandatitik.- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnyadengan hruruf kapital.-akronim yang berupa gabungan kata atau
huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awalhuruf kapital, misalnya: Angkatan
Bersenjata RI (Akabri).-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau
huruf dan suku kata dari deretkata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.3.

Penulisan angka lambang bilangan:-Angka dipakai untuk menyatakan lambang


bilangan atau nomor.-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi,
satuan waktu, matauang, nomor jalan.-penulisan lambang bilangan, misalnya:
3/8(tiga perdelapan)-penulisan kata bilangan tingkat-penulisan kata bilangan yang
mendapat akhiran

an ditulis dengan angka atau denganejaan.-Angka yang menunjukkan bilangan bulat


yang besar dapat dieja sebagian supayamudah dibaca, kecuali dalam dokumen
resmi.-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen
resmi.-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus
tepat.D. Penulisan Unsur SerapanBahsa arab sebenarnya sudah banyak yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia danrelatif konsisten. Untuk menyerap bahasa
arab, kita harus memperhatikan:-unsur mad (panjang) ditiadakan.-konsonan yang
tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi dengan fonemyang
berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun ejaannya,
seperti:rizq(rezeki).Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf
miring.E. Pemakaian Tanda BacaOrang sering mengabaikan tanda baca yang
sebenarnya sangat membantu orangdalam memahami bacaan.1. Tanda titik (.), 2.
Tanda koma (,), 3. Tanda titik koma (; ), 4. Tanda titik dua (: ), 5.Tanda hubung (-), 6.
Tanda tanya (?), 7. Tanda seru (!),8. Tanda kurung ((…)), 9. Tandagaris miring
( / ),10. Tanda petik ganda ("“…” ")11. Tanda pisah (--), 12. Tanda elipsis

(...…) 13. Tanda kurung siku ([ ])14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)15. Tanda
penyingkat

( ‘' )

Anda mungkin juga menyukai