Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN EJAAN DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 2 :
Amrita Ramadhani T. (2016053)
Arum Silviani (2016054)
Ayu Kusuma W. (2016055)
Citra Ayu Winda (2016056)
Dianah Hijryanti A. (2016057)
Diatri Satya Pratiwi (2016058)
Pengertian Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan sistem dan peraturan


penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman.

Ejaan Yang Disempurnakan adalah keseluruhan


peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang
itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa) yang distandarisasikan dan mempunyai
makna.
Ejaan yang Diresmikan
A. Ejaan Van Ophuijsen

Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah


Melayu dan daerah-daerah yang telah menggunakan
bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak
budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari
kedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah
Melayu itu, di sekolah-sekolah Melayu telah digunakan
aksara latin secara tidak terpimpin. Oleh sebab itu, pada
tahun 1900, menurut C.A. Mees (1956:30), Van
Ophuijsen, seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat
perintah untuk merancang suatu ejaan yang dapai
dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk
kepentingan pengajaran.
Lanjutan...
Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu oleh
dua orang pakar bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi
Soetan Mamoer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim.
Dengan menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan
Belanda, Van Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat
ejaan bahasa Melayu, yang ejaan tersebut lazim disebut
sebagai Ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan
pemakaiannya pada tahun 1901. Ejaan van Ophuijsen dipakai
selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru
diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan
Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :

1. Huruf y ditulis dengan j


Misalnya :
Sayang : Sajang
Saya : Saja
2. Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis
dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Rayat
Bapak : Bapa
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
B. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)

Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk
menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak
sesuai lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah
sebuah ejaan yang baru sebagai pengganti ejaan Van
Ophuijsen. Ejaan tersebut diresmikan oleh Menteri
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947
yang disebut sebagai Ejaan Republik.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik
sebagai berikut :
1. Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut :
- goeroe menjdi guru
- itoe menjadi itu
- oemoer menjdi umur

2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti


dalam kata berikut :
- Pa menjadi Pak
- malum menjadi maklum
- rayat menjadi rakyat
C. Ejaan Yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia
(Bapak Soeharto) meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972.
Dengan dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan
pemakaian ejaan yang baru. Buku yang beredar memuat kaidah-
kaidah ejaan tersebut direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan
yang berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
yang diketuai oleh Prof. Dr. Amran Halim dengan dasar surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 12
Oktober 1972, Nomor 156/P/1972.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan
sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan sebagai berikut :

Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut


a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ payung
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjdi /kh/ akhir
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan itu terdapat pembicaraan
yang lengkap, yaitu:

1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf


2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca.
Ejaan yang tidak Diresmikan :
1. Ejaan Melindo

Pada tahun 1950-an para penulis mulai merasakan


kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu. Ada kata-kata
yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi bahas
yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan
ch. Para pakar bahasa menginginkan satu lambang untuk satu
bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan dua
Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan itu,
pada tahun 1959 Sidang Perutusan Indonesia dan Melaysia
(Slamet mulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, berperanan sebagi
ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang
kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-
Indonesia).
C. Pengertian Kaidah

Kaidah merupakan patokan atau ukuran


sebagai pedoman bagi manusia dalam
bertindak. Kaidah juga dapat dikatakan
sebagai aturan yang mengatur prilaku manusia
dan prilaku kehidupan bermasyarakat.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD )
mengatur :
A. Pemakaian Huruf
B. Gabungan Huruf Konsonan
C. Pemenggalan Kata
D. Huruf Kapital dan Huruf Miring
E. Penulisan Kata
F. Singkatan dan Akronim
G. Angka dan Lambang Bilangan
H. Penulisan Unsur Serapan
I. Pemakaian Tanda Baca
J. Pedoman Umum Pembentukan
Istilah
K. Gaya Bahasa
Ejaan memiliki fungsi sebagai :

1. Landasan pembakuan tata bahasa


2. Landasan pembakuan kosa kata dan
peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa
lain ke dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital atau sering disebut huruf besar. Kaidah-


kaidah EYD yang berkaitan dengan penulisan huruf
kapital adalah :
a. Awal kalimat
Contoh :
Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak.
Bahasabaku berfungsi sebagai acuan bagi pemakaian bahasa.

b. Kata pertama pada kalimat langsung


Contoh :
Rasullah berkata, Perubahan manusia bergantung pada niatnya.
Andi bertanya, Maukah kau menjadi istriku?
Penggunaan Huruf Miring

a. Untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat


kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh :
Ibu rumah tangga menyukai majalah Femina.
Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Kompas dan
Suara Merdeka
b. Untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh :
Buatlah kalimat dengan katadukacita.
Huruf pertama kataubah adalah u.

Anda mungkin juga menyukai