Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Ejaan Ophuijsen

Pada tahun 1901, Charles Van Ophuijsen seorang ahli dari Belanda berhasil
mengumpulkan dan merevisi ejaan dari ejaan abad ke7, kemudian dinamakan
dengan Ejaan Van Ophuijsen sesuai dengan bukunya yang berjudul kitab
loegat Melayou.

Ciri-ciri Ejaan Van Ophuijsen


1. Modelnya hanya dimengerti oleh orang Belanda
2. Menggunakan huruf latin
3. Bunyi huruf dan kata mirip logat belanda
4. Huruf j mewakili bunyi ‘y’, contonya jang, pajang, sajang
5. Huruf oe mewakili bunyi ‘u’, contohnya doeloe, goeroe, itoe
6. Masih ada pengaruh arab, misalnya ada koma ‘ain dan tanda trema
seperti ma’moer, dinamaï
7. huruf hidupnya jika ada titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö
menandakan kalau dibaca sebagai satu kata
8. menggunakan huruf tj untuk menuliskan kata: tjinta, tjoekoer, pantjar
9. menggunakan huruf dj untuk menuliskan kata: moedjoer, djoedjoer,
wadja
Sejarah Ejaan Soewandi
➡37 tahun kemudian tepatnya 1938 Masehi, diadakanlah kongres Bahasa
Indonesia di Solo membahas tentang rencana penyempurnaan ejaan Van
Ophuijsen. Penyempurnaan tersebut berhasil diselesaikan dan dinamakan
Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.

Ejaan tersebut diresmikan berdasarkan Putusan Menteri Pengadjaran


Pendidikan dan Kebudajaan pada 15 April 1947 dalam penetapan perubahan
ejaan baru dan mulai berlaku semenjak penetapan tersebut.

Berikut beberapa revisi ejaan yang dirubah:

Van Ophuijsen 1901 Soewandi 1947

Boekoe buku
ma’lum maklum

’adil adil

mulai mulai

masalah masalah
tida’ tidak

pende’ pendek

Tidak hanya itu, berikut beberapa perubahan pada ejaan Soewandi:

1. Tanda petik dihilangkan dan menggunakan huruf k untuk


menggantikannya, contohnya ra’yat menjadi rakyat
2. Diperbolehkan menulis dengan angka 2 untuk kata ulang, contohnya
bermain-main menjadi ber-main2
3. Tanda trema dihilangkan. Misalnya: taät menjadi taat
4. Penghilangan garis diatas huruf e yang sebelumnya untuk
membedakan contohnya kata sehat dan beras
5. Penghilangan e pepet, contohnya yang tadinya sastera menjadi sastra.
Sejarah Ejaan Pembaharuan
➡Di tahun 1954 dilakukan kembali revisi dengan diadakannya kongres
bahasa Indonesia II di Medan. Berikut beberapa keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudajaan pada saat itu, Mr. Muh. Yamin.

1. Ejaan sedapat-dapatnya menggambarkan satu fonem dengan satu


huruf
2. Penetapan ejaan hendaknya dilakukan oleh satu badan yang kompeten
3. Ejaan itu hendaknya praktis tetapi tetap ilmiah.
Dari kongres tersebut akhirnya menghasilkan nama Ejaan Pembaharuan.

Sejarah Ejaan Melindo


➡Tahun 1956 diadakan kembali kongres di Singapura dengan sebab
penilaian Ejaan Pembaharuan yang belum praktis. Mereka kemudian merevisi
konsep ejaan tersebut menjadi ejaan bahasa Indonesia di Indonesia. Akhirnya
lahirlah konsep Ejaan Melindo(Ejaan Melayu-Indonesia).
Sejarah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Karena terjadinya perselisihan dengan Malaysia, akhirnya Pada tahun 1972
diadakanlah pertemuan antara Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn
dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri.

Mereka berunding dan mendapatkan beberapa hasil kesepakatan, berikut


poin-poinnya:

1. berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlaku


sistem ejaan Latin bagi bangsa Malaysia dan Indonesia.
2. Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972 melahirkan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yang merupakan revisi dari
Ejaan Suwandi atau ejaan Republik.
3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku “Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus
1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dan “Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”.
EYD ini dalam perkembangan waktunya mengalami 2 kali revisi yakni pada
tahun 1987 Pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.

Kemudian revisi yang kedua adalah pada tahun 2009. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Perbedaan EYD Dengan Ejaan Sebelumnya

portalsatu.com
Diterbitkannya EYD yang berlaku sampai saat ini tidak terlepas dengan peran
tokoh-tokoh yang menilai ejaan-ejaan sebelumnya, dari mulai menggganti
huruf sampai mengganti kaidah yang ada.

Berikut beberapa perbedaan EYD yang merupakan Ejaan sekarang dengan


Ejaan terdahulu:

1. Adanya huruf ‘c’ yang menggantikan huruf ‘tj’


2. adanya huruf ‘j’ untuk menggantikan huruf ‘dj’
3. adanya huruf ‘ch’ untuk menggantikan huruf ‘ch’, contohnya achir
menjadi akhir
4. adanya huruf ‘y’ untuk menggantikan huruf ‘j’
5. adanya huruf ‘ny’ untuk menggantikan huruf ‘nj’
6. adanya huruf ‘sy’ untuk menggantikan huruf ‘sj’
7. adanya huruf ‘j’ untuk menggantikan huruf ‘dj’
Beberapa ketetapan baru:

 Memasukkan huruf f, v, dan z dalam huruf resmi bahasa Indonesia


yang mana huruf tersebut berasal dari bahasa asing
 Awalan “di-” dan kata depan “udi” dibedakan penulisannya. Kata depan
“di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan
spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka
dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.


2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisan singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.
Ejaan di Indonesia
Berikut beberapa ejaan yang sudah disahkan pemakaiannya oleh pemerintah
:

1. Ejaan Van Ophuijsen


2. Ejaan Soewandi
3. Ejaan Yang Disempurnakan
4. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan yang masih belum diresmikan oleh pemerintah yaitu:

1. Ejaan Pembaharuan
2. Ejaan Melindo
3. Ejaan LBK
Fungsi diadakannya Ejaan Bahasa Indonesia
Keberadaan ejaan terhadap suatu bangsa perannya sangat penting. Dengan
dibuatkannya Ejaan, maka suatu bangsa memiliki suatu landasan untuk
pembakuan tata bahasa, kosakata dan peristilahan.

Zaman sekarang seiring canggihnya teknologi juga memungkinkan masuknya


unsur-unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, nah fungsi ejaan
sendiri adalah sebagai penyaring
Ejaan merupakan hal yang sangat penting di dalam pemakaian bahasa terutama dalam ragam
bahasa tulis. Yang dimaksudkan dengan ejaan sendiri adalah hal-hal yang mencakup penulisan
huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka dan lambang bilangan serta penggunaan
tanda baca. Oleh karena itu, kita memerlukan ejaan untuk membantu memperjelas komunikasi yang
di sampaikan secara tertulis.
Dalam beberapa kurun waktu ini, Indonesia mengalami beberapa perubahan ejaan. Sebelum EYD
diresmikan pada tanggal 16 agustus 1972, Indonesia telah menggunakan beberapa ejaan. Awalnya
menggunakan Ejaan Van Ophuysen, lalu Ejaan Republik ( Ejaan Soewandi ), Ejaan Pembaharuan,
Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), baru kemudian Ejaan Yang Disempurnakan
diresmikan sampai sekarang ini.
Dalam hubungannya dengan pembakuan bahasa, ejaan mempunyai fungsi yang penting yaitu :
sebagai landasan pembakuan tata bahasa, kosa kata dan peristilahan, serta sebagai alat penyaring
masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia. Mengingat pentingnya fungsi itu
pembakuan ejaan perlu di capai terlebih dahulu agar dapat menunjang pembakuan aspek aspek
kebahasaan lain.
Namun, bukan berarti kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan melainkan
kita boleh menggunakan bahasa yang tidak baku/bahasa percakapan yang tidak formal. Karena
sebenarnya penggunaan bahasa pada dasarnya digunakan sesuai dengan situasi pemakaian.

*) Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ejaan?
1.2.2 Bagaimana fungsi ejaan?
1.2.3 Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?

*) Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan tentang pengertian ejaan.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan fungsi ejaan.
1.3.3 Untuk mendeskripsikan perkembangan ejaan di Indonesia.

*) Landasan Teori
Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan interelasi antar lambang dalam
suatu bahasa. Ejaan mengalami beberapa tahap perkembangan.Sebelum Ejaan Yang
Disempurnakan, ejaan telah mengalami perubahan berulang kali. Awalnya yaitu ejaan Van Ophusyen
yang di tetapkan pada tahun 1901 yang di susun oleh Ch.A van Ophusyen.Lalu mulai berkembang
lagi ejaan yang disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi yang di ketuai Mr.Soewandi, yang
disusun pada tanggal 19 Maret 1997.Ejaan Pembaharuan yang diketuai oleh Profesor
Prijono,kemudian diganti dengan E.Katoppo sehingga ejaan pembaharuan di kenal dengan konsep
Ejaan Prijono-Katoppo.Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) yang disusun atas kerja sama antara pihak
Indosia yang diwakili oleh Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu yang dipimpin oleh
Syed Nasir bin Ismail,memiliki konsep ejaan hampir sama dengan konsep ejaan pembaharuan.Ejaan
Baru atau LBK (Lembaga Bahasa dan Kasusastraan) yang dibentuk oleh Kepala Lembaga Bahasa
dan Kasusastraan.Kemudian baru penggunaan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Telah Disempurnakan” telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto tepatnya pada
tanggal 16 Agustus 1972.

Pengertian Ejaan
Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus ejaan dapat
diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf
maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau kalimat.
Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa,
termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.
Dari keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ejaan merupakan hal-hal mencakup
penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka dan lambang bilangan, serta
penggunaan tanda baca. Selain itu, juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur
asing.
2.2 Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut
antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi
yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna
informasi yang disampaikan secara tertulis.

Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


2.3.1 Ejaan Van Ophuysen
a. Kapankah Ejaan Van Ophuysen mulai berlaku?
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat
Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan berlaku. Sesuai dengan
namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis
pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat,
dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu sangat beragam.
Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa
itu.

b. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen?


Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
2. Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
5. Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
2.3.2 Ejaan Republik( Ejaan soewandi )
a. Apakah yang dimaksud dengan Ejaan Republik?
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru
dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen
juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1947, setelah
selesai disusun ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret
1947. ejaan baru itu diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
b. Mengapa Ejaan Republik sering disebut Ejaan Soewandi?
Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan nama orang yang
memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena itu, kiranya wajar jika ejaan yang disusunnya
juga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.
c. Apakah Perbedaan Ejaan Republik dan Ejaan Van Ophuysen?
Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat diperhatikan dalam uraian
di bawah ini :
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan Republik
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik

Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh antara
lain sbb :
Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik
Oemoer Umur
Ma’loem Maklum
Rata-rata Rata-rata, rata2
ẽkor ekor

Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar
kata khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet misalnya :
Ejaan yang benar Ejaan yang salah
Kritik Keritik
Pabrik Paberik
Praktik Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan Republik
ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-huruf seperti
F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis kata-kata asing tidak dibicarakan
dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa itu masih merupakan permasalahan
dalam bahasa Indonesia.
2.3.3 Ejaan Pembaharuan
a. Apakah Ejaan Pembaharua itu?
Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik.Di
bentuk pada tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal dengan ejaan Prijono-
Katoppo,sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu.
Awalnya profesor Prijono yang mengetuai panitia itu, lalu menyerahkan kepemimpinannya kepada
E.Katoppo karena masa itu Profesor Prijono di angkat menjadi Menteri Pendidikan,Pengajaran dan
Kebudayaan sehingga tidak sempat lagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia ejaan kemudian
dilanjutkan oleh E.Katoppo.
b. Hal-hal Apakah yang menarik dalam Ejaan Pembahuruan?
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-huruf yang berupa
gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau bersifat fonemis artinya setiap fonem dalam
ejaan itu di usahakan hanya di lambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :
1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.
Misal : satai → satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia.
2.3.4 Ejaan Melindo
a. Apakah yang di maksud dengan ejaan melindo?
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan yang di susun atas kerja sama antara
pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu (malaysia) di pimpin oleh
Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa
Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang di gunakan di kedua negara
tersebut.Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia dan malaysia,
Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pernah di
umumkan.

b. Hal-hal apakah yang terdapat dalam konsep ejaan melindo?

Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu sama-sama
berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di ganti
dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti dengan huruf nc
yang sama sekali masih baru.

2.3.5 Ejaan Baru (Ejaan LBK)


a. Apakah Ejaan Baru itu?
Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari panitia Ejaan
LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil merumuskan ejaan yang disebut Ejaan
Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK. Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan beberapa
pertimbangan antara lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di lambangkan
dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan secara teknis itu
di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti ke adaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu mencerminkan
studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat pemakainya.
b.Perubahan apakah yang terdapat dalam ejaan Baru?
1) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
2) Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c.
Misalna :
tjakap → cakap
batja → baca
3) Gabungan konsonan nj di uban menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
4) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
5) Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
6) Huruf j di ubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis dengan e/tanpa
penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf huruf itu
banyak di gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
2.3.6 Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan (EYD)
a. Sejak Kapankah EYD mulai Berlaku?
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia Soeharto pada
tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan LBK.

b. Mengapa pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum?Mengapa pula ejaan itu
Ejaan yang Disempurnakan?
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-hal
yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di atur dalam pedoman
itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun
sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan
pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.
c. Hal-hal apa sajakah yang terdapat dalam EYD?
1. Perubahan huruf
- Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
- EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3. Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan , misalnya
pada kata furqan dan xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan,
di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan →
di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan →
Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
d. Hal hal apa sajakah yang di atur dalam EYD ?
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a) Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Prnulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan.

**) PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Ejaan merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf ,penulisan kata, termasuk singkatan,
akronim ,angka,dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu juga tentang
pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
• Fungsi ejaan antara lain :
- Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
- Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
- Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia.
• Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa periode yaitu : Ejaan
Van Ophuysen,Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Pembaharuan, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa
dan Kasusastraan (LBK), dan Ejaan Yang Disempurnakan.
3.2 Saran
Dari uraian yang telah kami susun di atas,maka pembaca dalam menggunakan bahasa indonesia
hendaknya sesuai dengan kaidah ejaan yang telah di tentukan yaitu sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.

**) DAFTAR PUSTAKA


Mustakim.1990.Tanya Jawab EJAAN BAHASA INDONESIAUNTUK UMUM.Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Nasucha,Yakub H.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta : Media
Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai