DISUSUN OLEH :
RIDHO ALIF
RAIHAN RIDHO
SEPTA MAULANA
NUR IHDA ADELIYA
VENI FAUZIYYAH
ZULFA HAIKAL
BAB I
PENDAHULUAN
EJAAN
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan.
2. Untuk mengetahui macam-macam ejaan dan sejarah berkembangnya ejaan
di Indonesia.
3. Untuk mengetahui cara pemakaian dan penulisan huruf dengan benar.
4. Untuk mengetahui cara dalam menulis dan menggunakan kata serta angka
dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN EJAAN
Dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia (2019) karya Yunus Abidin,
ejaan merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk
huruf, kata serta kalimat. Ejaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan
peraturan penulisan huruf, kata serta penggunaan tanda baca. Mengutip dari
buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi,
yang dimaksud ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa
supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. sedangkan
mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata. Jadi
kesimpulannya adalah ejaan adalah aturan atau kaidah yang perlu dipatuhi
agar keteraturan dalam penulisan bahasa dapat tercapai.
Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka
dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van
Ophuysen karena ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang
dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Disebut
dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai Pustaka merupakan
suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
2. Ejaan Republik
b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan
Republik.
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
e. Tanda trema (") dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
3. Ejaan Pembaharuan
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis
berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
4. Ejaan Melindo
Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis
oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia
Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan
suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas
dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19
september 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :
PEMAKAIAN EJAAN
Pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan
bilangan, serta tanda baca.
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak
termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
x, y, z. Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian
dan tujuan penggunaannya.
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang
diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh
katanya ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.
PENULISAN KATA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata penulisan adalah
proses, cara, perbuatan menulis atau menuliskan. Penulisan berasal dari kata dasar
tulis. Penulisan kata terbagi menjadi 6 bagian :
B. Kata turunan
2. Bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awaln dan
akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai. Contoh: 'meng'garisbawahi,
'me'nyebarluas'kan' , dll.
C. Kata ulang
D. Gabungan kata
E. Kata depan
Di, ke, dari ditulis terpisah dari kata uang mengkutinya. Contoh:
murid duduk 'di' bangku , dsb. Kecuali kata tsb sudah dianggap salah satu
kata serangkai. Seperti, kepada , daripada, dll.
Ukuran panjang 0,5 cm), berat (7 kg), luas (1000 ha) da nisi (10 cc).
Contoh : Jalan anggur, blok A3, nomor 16 Hotel abadi, kamar 215.
Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat pada kitab suci.
½ = setengah
¾ = tiga perempat.
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat ditulis dengan 3 cara : (a) Paku
Buwono kesepuluh (b) Paku Buwono X (c) Paku Buwono ke-10.
Penulisan lambing bilangan yang mendapat akhiran –an ada 2 cara, (a) tahun
’60-an atau ( b) tahun enam puluhan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA
Anonim. 2012. “Dari Ejaan van Ophujsen hingga EYD”.
www.matakuliah.com. Pada 25 Februari 2013.
Fakultas Pertanian UB. 2010. Modul Bahasa Indonesia dan Penulisan
Ilmiah.Malang.
Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo. Safioedin, Asis. 1987. Membina Bahasa
Indonesia.Bandung: Penerbit Alumni.Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011.
Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN-Maliki Press. Wilyarsa, I Gusti
Agung. 2012. ‘’ https://nanopdf.com/download/ejaan-bahasa-
indonesia-blog-ub_pdf ‘’ pada 19 september 2021.