MATKUL : B.ARAB
TEMA : Mudzakkar-Mu’annas, Nakirah-Ma’rifah
KELOMPOK 2 :
- Wafa Khanza A.
1. Pengertian Mudzakkar
Secara harfiyyah mudzakkar berarti laki-laki. Namun dalam tata bahasa Arab Mudzakkar adalah
kelompok kata yang penggunaannya untuk laki-laki.
Perlu dipahami bahwa kata-kata dari kelompok Mudzakkar ini, secara makna terbagi dua jenis;
Hakiki dan Majazi.
أسد/ المذكر الحقيقي هو مادل على ذات الروح انسان وحيوان او من له ذكر >>> رجل
Kemudian dalam tata bahasa Arab ada kata-kata yang disepakati oleh orang Arab sebagai kata
yang mudzakar, kendati tidak menunjukan pada sesuatu yang memiliki ruh dan jenis kelamin.
Kata-kata tersebut merupakan kata benda, kata sifat, kata ganti, kata petunjuk dll yang secara
hukum disebut sebagai mudzakar. Namun dikelompokan kedalam Mudzakar Majazi.
حاسوب/ المذكر المجازي يعامل معاملة الذكر ويفهم بالمعني وهو غير ذوي الروح مثل قلم
Secara harfiyyah muannats berarti perempuan, kemudian dalam tata bahasa Arab ada kata-kata
yang dikelompokan ke dalam muannats sebagai kebalikan dari kelompok kata yang mudzakkar.
Sehingga dalam bahasa Arab, salah satu ketepatan penggunaannya adalah kesesuaian kata antara
muannats dan mudzakar.
Muannats Hakiki
Seperti halnya Mudzakkar, muannats pun dikelompokan kedalam 2 jenis; yaitu hakiki dan majazi.
ناقة/ اما المؤنث الحقيقي مادل على ذات الروح من انسان او حيوان إمرأة
Muannats Hakiki adalah sesuatu yang ditujukan pada yang memiliki ruh
baik manusia maupun binatang dan di tegaskan dengan jenis kelamin.
Contoh wanita dengan kata إمرأة
Dari bentuk kata, muannats hakiki ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni; Lafdzy dan Maknawy.
Muannats Hakiki lafdy yang dalam bentuk katanya ditandai dengan tanda
muannts (ta marbuthoh, atau alif ta`nits baik mamdudah maupun
maqshurah) seperti : فاطمة
Muannat hakiki maknawi tidak tanda muannats, namun bisa dipahami dari
ُ َزَ ْين
maknanya seperti : nama seorang wanita >>> ب
Muannat Majazy
Muannats Majazy merupakan kelompok kata yang dihukumi muannats, baik bertanda maupun
tidak bertanda muannats serta bukan yang memiliki ruh seperti di muannats hakiki.
شباك/ اما المجازي مايعامل معاملة االنثى ويفهم بالمعنى وهو غير ذوات االرواح نار
Seperti pada muannats hakiki maka pada muannats majazy juga terbagai kedalam dua jenis
yakni; lafdy dan maknawi. Polanya sama saja, yaitu; yang lafdy memiliki tanda muannats,
sementara yang maknawi tidak memiliki tanda muannats namun dipahami dengan maknanya.
NAKIRAH-MA’RIFAH
isim (kata benda) itu dibagi menjadi dua, yaitu: umum dan khusus, dalam bahasa Arab
dinamakan juga dengan isim nakirah (umum) dan makrifah (khusus).
1. Nakirah
Isim nakirah ialah isim yang masih umum atau global, kata benda yang mana, yang seperti apa,
terdapat dimana, kepunyaan siapa, dan lain sebagainya,sehingga tidak bisa mengindikasikan
benda tersebut, sebab maknanya umum.
2. Makrifah
Isim makrifah ialah kata benda yang berarti khusus dan memiliki kandungan arti tertentu
sehingga membuat mutakallim (orang yang berbicara) dan pendengar sudah memahami apa
yang dimaksud.
Isimnya bertanwin ( ً ٍ ٌ )
Biasanya tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ) ال
Menunjukan kata umum, bukan nama orang tertentu.
Contohnya :
ٌبَيْت ََذلِك
Itu adalah sebuah rumah
[Kata ٌ بَيْتmerupakan isim nakiroh, karena terlihat jelas ciri-cirinya terdapat tanwin di akhir
huruf, tidak terdapat alif-lam, maka menunjukan sesuatu yang umum]
2. Ma'rifah
Jika isim alam (nama orang) Isim alam ialah kata yang mengindikasikan suatu nama
orang atau diri, gelar, lokasi atau nama semacam gelar
Contohnya :
أِل بِ ْي ِه زَ ْي ٌد قَا َل
Zaid berkata pada ayahnya
1. Nakirah
2. Ma'rifah
Dengan teknik menuliskan isim ‘alam (nama), supaya semula diketahui oleh pendengarnya
dengan teknik menuliskan suatu nama yang eksklusif baginya, laksana :أَ َحد ُهللا قُ ْل ه َُو
Katakanlah: “Dialah Allah yang satu
untuk menghormati atau menghinakan, andai penyebutannya secara jelas mewajibkan hal
itu. Contoh dari pemuliaan ialah penyebutan Ya’qub dengan gelarnya, Isra’il, sebab nama
tersebut dari Allah. Mengenai gelar ini terdapat dalam ulasan khusus dalam Ilmu Tafsir (Ulumul
Quran)
Dan misal penghinaan ialah :
ٍ يَدَا أَبِي لَ َه ْ تَبَّتCelakalah Abu Lahab Dan pada nama ini ada suatu rahasia lain, yakni sindiran
ب
bahwa dia tergolong penghuni Neraka Jahanam.
Dengan menunjukkannya (isyarah) guna membedakannya dengan pembedaan yang lebih
ُ َخ ْل َه َذا
sempurna serta menghadirkannya di dalam pikiran pendengar secara kasat mata, seperti: ِق هللا
َ َفَأ َ ُر ْونِى َما َذا َخل
ق الَّ ِذيْنَ ِمنْ د ُْونِ ِه
Ini ialah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah kepadaku apa yang dapat dibuat oleh yang selain-Nya.
Bagi pemaparan sebab ketidaktahuan pendengar, bahkan dia tidak dapat mengetahuinya
kecuali dengan isyarat indrawi. Dan ayat ini sesuai untuk misal ini. Dan untuk menyatakan
sejauhmana kedekatan dan kejauhannya. Maka dipakai isim isyarah.
Bermaksud guna menghinakannya dengan memakai kata penunjuk dekat, seperti ucapan
kaum kuffar :الَّ ِذى يَ ْذ ُك ُر َءالِ َهتَ ُك ْم أَ َه َذا
mereka berkata: “Apakah ini orang yang mencaci tuhan-tuhanmu.
ُ ا ْل ِكت َذالِ َك
Bagi maksud mengagungkannya dengan memakai kata penunjuk jauh, laksana : ََاب ال
ب فِ ْي ِه
َ َر ْي
Kitab tersebut tiada keraguan di dalamnya
Bagi lebih menyerahkan perhatian kepadanya dengan memakai kata penunjuk sesudah
sebelumnya dilafalkan sifat-sifat yang mengindikasikan bahwa urusan tersebut memang pantas
untuk mendapat imbalan dari apa yang dilafalkan setelahnya, seperti: ُه ُم َ َعلَى ُهدًا ِمنْ َّربِّ ِه ْم َوأُولَئِك َأُولَئِك
َا ْل ُم ْفلِ ُح ْون
Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan tuntunan dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang berbahagia.
Atau dengan memakai isim maushul sebab keengganan untuk melafalkan nama spesialnya,
yang mungkin diakibatkan untuk menutupinya, menghinanya atau untuk destinasi lain. Seperti: َوالَّ ِذى
ٍّقَا َل لِ َوالِ َد ْي ِه أُف
Dan orang yang berbicara kepada kedua orang tuanya: “ah [ekspresi menolak/tidak suka]”.
Dan ma’rifah dengan idhafah sebab keadaannya, yang adalah jalan sangat ringkas atau
untuk memuliakan mudlaf, seperti:
ٌس ْلطَان
ُ س لَكَ َعلَ ْي ِه ْم
َ لَ ْي ي
ْ ِعبَا ِد َّإِن
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, anda tidak memiliki keterampilan terhadap mereka.
Atau guna maksud yang umum, seperti:
يُ َخالِفُ ْونَ عَنْ أَ ْم ِر ِه َالَّ ِذيْن فَ ْليَ ْح َذ ِر
Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah-Nya tersebut menjadi takut.
Maksudnya ialah semua perintah-perintah Allah.