PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sebagai umat islam perlu memaklumi bahwa Bahasa Arab adalah bahasa
Al-Qur'an, yang harus kita kuasai selaku sebagai seorang Muslim dan Muslimat.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dipakai dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Kita
juga tahu bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadits merupakan sumber ajaran agama islam yang
dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menuntun manusia menuju arah
keselamatan. Artinya sudah seharusnya kita sebagai umat muslim mengkaji dan
memahami benar ajaran agama islam tersebut jika kita ingin mendapatkan keselamatan
baik di dunia maupun di akhirat nanti. Bahasa Arab memiliki perbedaan dengan bahasa
lainnya baik bahasa indonesia maupun bahasa inggris. Dalam bahasa ini memiliki
kaidah-kaidah bahasa tersendiri dan berbeda juga dengan bahasa yang lain, dimana
bahasa yang lain bersifat sederhana, dan hal ini berbeda dengan bahasa arab yang lebih
kompleks dalam kaidah kebahasaannya.
Di dalam kalimat bahasa Indonesia kita mengenal dengan yang namanya subjek,
predikat, dan objek. Akan tetapi dalam bahasa arab kita mengenal dengan fi'il (kata
kerja/predikat), fa'il (pelaku/subjek) dan maf'ul (objek). Dalam makalah ini kami
mencoba mendeskripsikan kaidah bahasa yang di sebut dengan fa'il, dan semoga
dengan memberikan pendeskripsian ini membuat kita lebih memahami kaidah bahasa
dalam Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis bertujuan agar para pembaca dapat:
1. Mengetahui apa yang di maksud fa'il
2. Mengetahui apa yang di maksud ketentuan-ketentuan apa yang terdapat dalam fa'il
3. Mengetahui pembagian dari fa'il
4. Mengetahui bentuk isim fa'il
5. Mengetahui aplikasi isim fa'il dalam kalimat
6. Mengetahui cara menyusun isim fa'il
D. Manfaat Penulisan
Isim adalah kata benda, yaitu yang menunjukkan arti benda yang di anggap
benda. Contohnya:
Sedangkan fa'il ialah isim Marfu ( isim yang kedudukannya di sebutkan setelah
fi'ilnya). Fa'il sendiri di tekankan kepada pelakunya.
Contohnya:
Isim fa'il di artikan sebagai pelaku yang melakukan suatu pekerjaan dan pekerjaan
itu mengikuti kata dasarnya ( fi'il madhinya ).
"Kalimat yang menunjukkan arti orang yang melakukan pekerjaan dan kalimat
tersebut mempunyai kesamaan dengan kalimat fi'il dalam memiliki makna yang tidak
melekat ".
Contohnya:
(1.) Menurut Syaikh Al Gulayain, fa'il adalah isim yang di rofakan yang terletak
setelah fi'il ma'lum atau di dahului oleh apa-apa yang semakna dengan fi'il
ma'lum. Dan yang di maksud dengan di dahului oleh apa-apa yang semakna
dengan fi'il ma'lum adalah isim fa'il, mashdar, isim tafdil, shifat musyabbahat,
mubalaqoh isim fa'il dan isim fi'il maka semua ini bisa merofakan fa'il
sebagaimana fi'il ma'lum.
Dari pengertian diatas, dapat di pahami tidaklah disebut fa'il jika tidak
terletak setelah amil-amilnya dan tidaklah disebut fa'il jika tidak menunjukkan
sesuatu yang melakukan perbuatan atau mensifati perbuatan tersebut.
(2.) Menurut Doktor Abdullah Bin Abdil Muhsin at Turki, fa'il adalah isim yang
menunjukkan pelaku dari suatu perbuatan, dan keadaan fa'il marfu.
Keadaan fa'il marfu dengan dhommah jika fa'il berupa isim mufrod, jika fa'il
berupa jamak mu'annats salim, jika fa'il berupa jamak taksir, jika fa'il berupa isim
ghoir munsorif. Keadaan fa'il marfu tanda rofanya dengan huruf alif, jika fa'ilnya
berupa isim mutsanna. Keadaan fa'il marfu tanda rofanya dengan huruf wawu,
jika fa'il berupa jamak muzakkar salim, jika fa'il berupa isim-isim lima. Keadaan
fa'il marfu dengan dommah muqoddaroh jika fa'il berupa isim mangush, jika fa'il
berupa isim maqshur.
Tanda-tanda rofa ini berlaku apabila fa'il berupa isim yang nampak maka
tanda-tanda i'robnya pun jelas nampak terlihat, adapun apabila fa'il berupa isim
mabni seperti isim dhomir, isim isyaroh, dan lain-lain maka tanda rofanya pun
tetap mabni dan tanda-tanda i'robnya adalah i'rob mahalli/menempati.
"Al-fa'il adalah isim marfu' yang di dahului oleh fi'il bina ma'lum, dan
menunjukkan orang yang melakukan perbuatan.
Untuk lebih jelasnya... mari kita ikuti mengenai defenisi fa'il menurut
beberapa kitab nahwu berikut:
- Dalam kitab An-Nahwu Al-wahdid, defenisi fa'il adalah isim yang dibaca
rofa' yang di dahului fi'il dan menunjukkan pelaku pekerjaan.
- Dalam kitab Al-Ajurrumiyyah, defenisi fa'il adalah isim yang dibaca rofa'
yang di sebutkan terlebih dahulu fi'ilnya.
- Dalam kitab Mutammimah Al-Ajurrumiyyah, fa'il adalah isim yang dibaca
rofa', yang jatuh sesudah fi'il atau kata yang di takwil sebagai fi'il.
- Dalam kitab Al-Alfiyah, fi'il adalah kalimat isim yang seperti rofa'nya dua
kalimat.
C. Pembagian Fa'il
1. Isim Zhohir dan Isim Dhomir. Fa'il Isim Zhohir adalah fa'il yang tidak berupa kata
ganti,
2. Fa'il Isim Dhomir adalah fa'il yang berupa kata ganti baik orang pertama, kedua,
dan ketiga.
Contohnya:
- ( Saya membaca Qur'an )
- ( Kamu membaca Qur'an )
- ( Mereka perempuan membaca Qur'an )
Fa'il isim dhomir terbagi menjadi dua yaitu:
A. Bariz
B. Mustatir
Mustatir adalah dhomir yang tidak nampak dalam lafal (tersimpan), seperti:
( Saya menulis surat ). Dhomir yang tersimpan dalam lafal (Saya).
Dhomir mustatir terbagi menjadi dua: (a.) Dhomir Mustatir Jawaz, (b.)
Dhomir Mustatir Wajib. Keadaan fa'il berupa dhomir mustatir wajib berada pada
enam tempat, yaitu:
(a.) Pada setiap fi'il mudhori yang di sandarkan kepada dhomir mutakalim, secara
mufrod atau jamak
(b.) Pada setiap fi'il amar yang di sandarkan kepada satu dhomir mukhotob
(c.) Pada setiap isim fi'il yang di sandarkan kepada dhomir mutakalim, atau
mukhotob
Keadaan fa'il berupa isim dhomir mustatir jawaz. Yakni pada setiap fi'il yang
di sandarkan kepada satu ghoib dan ghoibah.
Setiap fi'il pasti mempunyai fa'il baik berupa isim zhohir maupun isim
dhomir, Untuk itu setiap ada fi'il kita harus berusaha mengetahui fa'ilnya.
Jika dalam susunan sebuah kalimat hanya terdiri dari fi'il dan isim, maka
fi'ilnya tinggal di sesuaikan dengan isimnya dalam hal muzakkar dan
muannatsnya.
Dhomir di tinjau dari segi lain terbagi dua, munfasil dan muttasil. Dhomir
munfasil adalah dhomir yang bisa menjadi permulaan kalimat atau jatuh setelah
.
Dhomir muttasil adalah dhomir yang tidak bisa menjadi permulaan kakimat
dan tidak bisa setelah .
3. Fa'il Muawwal
Fa'il muawwal adalah hendaklah fi'il itu ada tertulis didalam jumlah, tetapi
fa'ilnya berupa mashdar yang dapat di pahami berasal dari fi'il yang kedua setelah
fi'il. Yang pertama dan yang kedua di takwilkan kedalam bentuk mashdar setelah
terlebih dahulu di dahului oleh lima macam huruf.
Dalam aplikasi kalimat biasanya orang-orang jarang menggunakan isim fa'il, mereka
lebih memilih menggunakan fa'ilnya saja dan merangkainya dengan sebuah fi'il. Meskipun
secara pengguna bahasa, isim fa'il jarang digunakan dalam kalimat, namun secara tata
bahasa arab, isim fa'il bisa di terapkan dalam membentuk sebuah kalimat.
Contohnya:
(Ahmad adalah orang yang menolong Amar pada waktu sahur). Yang menjadi isim
fa'il adalah (Orang yang menolong)
Dalam contoh kali ini tidak ada isim fa'il, namun yang ada hanyalah fa'il dan yang
berkedudukan sebagai fa'il adalah Ahmad. Sepintas mungkin kita berpikir bahwa tidak ada
perbedaan antara fa'il dan isim fa'il ketika kalimat itu sudah di artikan ke dalam bahasa
indonesia, namun berbeda ketika kita sudah paham dan mengenal betul tentang ilmu
Tasrif.
Jika fi'ilnya tsulatsi Mujarrod (terdiri dari 3 huruf), maka isim fa'ilnya di bentuk
menurut wazan Faa'ilun ( ) yaitu fi'ilnya (huruf pertama) di panjangkan
dengan menambah mati ( ) dan fi'il (huruf kedua) di kasrahkan, serta fi'il
(huruf ketiga)di dhammahtain.
Contohnya:
Arti Fungsi
Jika fi'ilnya ghoir mujarrod (lebih dari 3 huruf), maka isim fa'ilnya di bentuk
berdasarkan wazan Muf'ilun ( ), atau dengan ketentuan cara menyusun isim
fa'ilnya sebagai berikut:
Yang
menyampaikan
Yang berinfak
Yang mohon
ampun
Yang berkumpul
Yang menyerah
G. Hukum-Hukum Fa'il
Hukum-hukum yang berkaitan dengan fa'il adalah hukum fa'il tidak boleh dibuang
dan tidak boleh mendahului fi'il. Hukum fi'il fa'il, fi'il dari fa'il harus di beri tanda
muannats, berupa ta' mudhara'ah ada awal fi'il mudhari', apabila fa'il berupa muannats
hakiki. Posisi fa'il itu ada tiga , yaitu: fa'il maf'ul, fa'il itu jatuh seaudah maf'ul, dan fa'il
dan fi'ilnya itu jatuh sesudah maf'ul.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari Ilmu Tasrif khususnya Isim Fa'il, tentunya kita sudah
mengenal dan tahu bahwa isim fa'il itu merupakan pelaku yang melakukan pekerjaan. Isim
fa'il juga merupakan bentuk dari Isim Musytag yang artinya isim yang berasal dari fi'il
bukan dari isim itu sendiri. Secara sederhana berarti kita juga bisa membedakan antara
mana yang termasuk isim fa'il dan mana yang dinamakan fa'il tersendiri.
Dalam fa'il terdapat ketentuan-ketentuan yang harus kita pahami, seperti apa yang
dipaparkan di atas jika fa'ilnya muannats, sedangkan untuk fi'il mudhori menggunakan
huruf mudhora'ah ta'.
Fail di bagi menjadi dua, yaitu Isim Zhohir dan Isim Dhomir. Fa'il isim zhohir adalah
fa'il yang tidak berupa kata ganti. Fa'il isim dhomir adalah fa'il yang berupa kata ganti baik
orang pertama, kedua, ketiga. Sedangkan dalam fa'il isim dibagi menjadi dua, yaitu Bariz
dan Mustatir. Bariz adalah dhomir yang tampak dalam lafal, sedangkan Mustatir adalah
dhomir yang tidak tampak dalam lafal.
B. Saran
Dengan adanya pembelajaran mengenai isim fa'il di harapkan kita bisa memacu
semangat kita untuk lebih memperdalam dan mempelajari Ilmu Tasrif, karena di dalam
ilmu tasrif bukan hanya membahas mengenai isim fa'il saja, namun masih banyak lagi
materi-materi lain yang tidak kalah pentingnya dengan isim fa'il. Dan mudah-mudahan
menjadi dorongan untuk kita jika kita menginginkan untuk bisa mempelajari Al-Qur'an
maupun buku-buku yang menggunakan Bahasa Arab, karena sesungguhnya semua Ilmu
berasal dari Al-Qur'an.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, K.H Khoer. 1989/1410 H. Matan Bina Tasrifan. Yamida copy printing dan
offset: Tasikmalaya
Abubakar Muhammad. 1995. Metode Praktis Tashrif: Suatu Teori Mentashrif Bahasa
Arab Untuk Menguasai Kaidah Sharaf. Karya Aditama: Surabaya
MAKALAH TENTANG
FA'IL
Oleh:
1. KARIMUL AKHLAK
2. NUR HAYANI
3. SUCI HATI
4. WINDA NASUTION
(STAIN) MADINA
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah yang Maha Kuasa karena dengan izin-Nyalah penulis
telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Isim Fa'il" merupakan salah satu
tugas kelompok mata kuliah Bahasa Arab. Salawat dan salam kita sanjungkan
kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari alam
kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga nakalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya, sehingga makalah ini berada dalam genggaman
pembaca sekalian.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada
kekurangan dan kejanggalan, hal ini bukanlah penulis sengaja, tetapi keterbatasan ilmu dan
pengalaman penulis dalam hal ini. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri dari semua
pihak untuk memberikan kritikan dan saran yang sehat demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.
Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga makalah ini bermamfaat bagi
penulis dan pembaca. Kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga kita selalu
mendapatkan Ridha dan Magfirah dari-Nya, Aamiin...................
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................. i
DAFTAR ISI............................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Mamfaat
BAB II PEMBAHASAN
C.Pembagian fa'il
G. Hukum-hukum fa'il
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii