Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu
suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa
tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang
(rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat:

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf
adalah kata penghubung.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Isim Marfu’ , Isim Mansub, dan Isim Majnur”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka


dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Apakah pengertian dari Isim?


2. Apakah ciri-ciri dari Isim?
3. Apa isim Marfu’?
4. Apa pengertian Isim Mansub ?
5. Apa Penegrtian Isim Majnur ?

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 1


1.3. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari Isim?


2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim?
3. Mengetahui isim Marfu’?
4. Mengetahui pengertian Isim Mansub ?
5. Mengetahui Penegrtian Isim Majnur ?

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Isim

‫لى َم ْعنًى َو َل ْم يَ ْقت َ ِر ْن بِزَ َمن‬


َ ‫ع‬ ْ َّ‫ َك ِل َمةٌ دَل‬.
َ ‫ت‬
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat
konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau
diindera).

2.2. Ciri-Ciri Isim


Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
maka bisa dikatakan ia adalah isim.

Contoh :

‫اإل ْْ ْسالَ ِم ِد ْينًا‬


ِ ‫ضيْتُ ِباهللِ َربًّا َو ِب‬
ِ ‫َر‬
Kata yang di garis bawah (ِ‫ هلل‬dan ‫)إل ْْ ْسالَ ِم‬
ِ di atas termasuk isim, dikarenakan
akhiran katanya berupa harokat kasroh.

Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.


Contoh :
ً‫طي ِ ِْْبَة‬
َ ً‫ب هللاُ َمثَالً َك ِل َمة‬
َ ‫ض َر‬
َ
Kata bergarisbawah (ً‫ْْبَة‬ َ
ِ ِ ‫طي‬ ً‫ ) َمثَالً َك ِل َمة‬di atas merupakan isim, terlihat dari
adanya tanwin pada akhirannya.

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 3


Terdapat ‫ ال‬pada awal kata

Contoh :

‫سالَ ُم‬ ُ ‫ال َم ِلكُ القُد ُّْو‬


َّ ‫س ال‬
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
bergandengan dengan ‫ال‬. Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬,
maka isim tersebut tidak boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak
boleh kemasukan tanda ‫ ال‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai
salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu ‫ ال‬saja atau tanwin saja.

Terletak setelah huruf jer

Diantara huruf-huruf jer adalah : ( – ‫علَى – فِي – ُربَّ – بِـ – َكا‬


َ – ‫ِم ْن – إِلَى – َع ْن‬
‫ ِلـ‬.. )
‫ِم ْن‬ : Dari ‫ع ْن‬
َ : Dari ‫بِـ‬ : Dengan

‫إِلَى‬ : Ke ‫ِلـ‬ : Milik, Kepunyaan ‫َكا‬ : Seperti

‫ع َْلَى‬ : Di atas َّ‫ُرب‬ : Betapa banyak, acapkali ‫ِفي‬ : Di dalam

Contoh :

ِ ‫فِي َبيْت ِم ْن بُي ُْو‬


ِ‫ت هللا‬
Dari contoh di atas, kata ‫ َبيْت‬dan ‫ت‬
ِ ‫ بُي ُْو‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf
jer.

Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
tersebut kemungkinan besar adalah isim.

Contoh : ُ َ ‫ِكت‬
‫اب ُم َح َّمد‬ : Kitabnya Muhammad

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 4


‫اإل ْسالَ ِم‬
ِ ‫ِدي ُْن‬ : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.

2.3 Pengertian Isim Marfu’

Marfu’ adalah salah satu kedudukan di antara empat kedudukan Nahwu, yaitu:
(marfu’/rafa’) (manshub/nashab) (majrur/khafadh) (majzum/jazm). Tanda marfu’

untuk isim adalah: dhammah )ُ) dan Wau (... َ‫ـون‬.../


ْ ‫)ـو‬. ْ Isim yang memiliki
kedudukan marfu terdiri dari tujuh macam, yaitu fa’il, maf’ul yang dibuang fa’ilnya,
mubtada’, khabar, isim kana dan saudaranya, khabar inna, serta isim yang mengikuti
marfu’ (na’t, ‘ataf, taukid, dan badal).
Fa’il adalah isim yang berkedudukan marfu’ karena menjadi subjek (pelaku). Fail
biasanya terletak setelah fi’il (kata kerja). Jadi, fa’il hanya ada pada kalimat yang
berupa jumlah fi’liyah, yaitu kalimat yang dimulai dengan kata kerja

Fail dibagi menjadi dua:


1. Fail isim zahir (‫)فاعل اسم ظاهر‬, yaitu subjek yang berupa sesuatu atau
nama.

2. Fail isim dhamir (‫ضامر‬ ‫ )فاعل اسم‬, yaitu subjek yang berupa kata ganti.

Maf’ul (objek) yang tidak disebutkan fa’ilnya (subjek/pelakunya) memiliki


kedudukan marfu’ karena dia menduduki tempat fa’il. Dalam bahasa indonesia,
kalimat seperti ini disebut kalimat pasif. Maf’ul yang menduduki tempat fail disebut
NAIBUL FA’IL.

A. Isim yang mengalami I’rab Rafa’ dinamakan Isim Marfu’ yang terdiri dari:
1. Mubtada’ (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat
Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 5


‫ا َ ْلبَيْتُ َك ِبي ٌْر‬

= rumah itu besar

‫ا َ ْل َبيْتُ َك ِبي ٌْر َج ِم ْي ٌل‬

= rumah itu besar (lagi) indah

‫ا َ ْلبَيْتُ ْال َك ِبي ُْر َج ِم ْي ٌل‬

= rumah besar itu indah

‫ا َ ْلبَيْتُ ْال َك ِبي ُْر َج ِم ْي ٌل غَا ٌل‬

= rumah besar itu indah (lagi) mahal


Dalam contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam Jumlah Ismiyah
ialah Marfu’ (mengalami I’rab Rafa’), tandanya adalah Dhammah.

2. Fa’il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa’il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah
Fi’liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
ٌ‫َجا َء ُم َح َّمد‬

= Muhammad dating

‫ع َم ُر‬ ُ ‫َي ْغ ِل‬


ُ ‫ب‬

= Umar menang

‫ب ْال َكا ِف ُر‬


ُ َ‫يُ ْغل‬

= orang kafir itu dikalahkan


ُ ‫ط‬
‫ان‬ َّ ‫لُعِنَ ال‬
َ ‫ش ْي‬

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 6


= syaitan itu dilaknat
ٌ ‫ُم َح َّمد‬ (=Muhammad) –> Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah

‫ع َم ُر‬
ُ (=Umar) –> Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah

‫ْال َكافِ ُر‬ (=orang kafir) –> Naib al-Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah.

ُ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫=( ال‬syaitan) –> Naib al-Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah.

B. Suatu isim menjadi marfu’ dalam 6 keadaan:

1. Mubtada’ (‫)المبتدأ‬

Yaitu isim marfu’ yang terletak di awal kalimat. Mubtada’ adalah isim yang memiliki
kedudukan marfu’ karena tidak terpengaruh oleh amil apapun. Hal itu terjadi karena
mubtada’ berada di awal kalimat.

Misal : ٌ ‫جديد‬ ‫الكتاب‬


ُ (Alkitaabu jadiidun) = Buku itu baru

Kata ‫ =( الكتاب‬buku) merupakan mubtada’, karena terletak di awal kalimat.

2. Khobar Mubtada’ (‫)الخبر‬

Yaitu yang menyempurnakan makna mubtada’. Khabar adalah penjelas dari


mubtada’. Karena disandarkan pada mubtada’, maka khabar juga sama seperti
mubtada’, kedudukannya marfu’. Khabar yang marfu’ adalah khabar mufrad.

Pada kalimat ٌ ‫جديد‬ ‫الكتاب‬


ُ , kata ٌ ‫ =( جديد‬baru) merupakan khobar, karena

menyempurnakan makna mubtada’

3. Isim kaana ( ‫كان‬ ‫ )اسم‬dan saudara-saudaranya


Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudara-saudaranya. Pola
kalimat dengan diawali kana adalah salah satu pola kalimat khusus dalam Bahasa
Arab yang menyebabkan ketentuan-ketentuan khusus pula. Kalimat setelah kana
memiliki isim dan khabar. Isim pada kalimat inilah yang berkedudukan marfu.

Misal:‫جديد ًا‬ ‫الكتاب‬


ُ ‫( كان‬Kaana al kitaabu jadiidan) = (Adalah/dahulu) Buku itu baru.

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 7


Kata ‫لكتاب‬
ُ ‫ =( ا‬buku) merupakan isim kaana, karena kata tersebut awalnya mubtada’,

setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim kaana”.
Kana dan saudara-saudaranya:

1. ‫كان‬ (menjadi/yang terjadi)

2. ‫ليس‬ (bukan/tidak)

3. ‫صار‬ (menjadi)

4. ‫بات‬ (semalam)

5. ‫اصبح‬ (di waktu pagi)

6. ‫اضحى‬ (di waktu dhuha)

7. ‫امسى‬ (di waktu sore)

8. ‫ظلى‬ (senantiasa/masuk waktu siang

9. ‫ما زال‬ (senantiasa/masih)

10. ‫برح‬ ‫ما‬ (senantiasa/masih)

11. ‫فتئ‬ ‫ما‬ (senantiasa)

12. ‫انفك‬ ‫ما‬ (senantiasa)

13. ‫دام‬ ‫ما‬ (selama/selamanya)

4. Khobar Inna (‫إن‬ ‫ )خبر‬dan saudara-saudaranya


Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh inna dan saudara-saudaranya. Pola
kalimat dengan diawali inna adalah salah satu pola kalimat khusus dalam Bahasa
Arab yang menyebabkan ketentuan-ketentuan khusus pula.
Kalimat setelah inna memiliki isim dan khabar. Khabar pada kalimat inilah yang
berkedudukan marfu.

Misal : ٌ ‫جديد‬ ‫الكتاب‬


َ َّ (inna al kitaaba jadiidun) = Sesungguhnya buku itu baru.
‫إن‬

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 8


Kata ٌ ‫ =( جديد‬baru) merupakan khobar inna, karena karena kata tersebut awalnya

khobar mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan khobar mubtada’
lagi, tetapi “khobar inna”

Inna dan saudara-saudaranya:

1. ‫أن‬/‫إن‬ (sesungguhnya)

2. ‫ولكن‬/‫لكن‬ (tetapi)

3. ‫كأن‬ (seakan-akan)

4. ‫ليت‬ (tidaklah)

5. ّ‫لعل‬ (bisa jadi, mungkin saja, semoga saja)

5. Fa’il (‫)الفاعل‬

Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il lil ma’lum (setelah kata kerja aktif) dan
menunjukkan pada orang atau sesuatu yang melakukan perbuatan atau yang mensifati
perbuatan tersebut. Dengan kata lain, Fa’il = subjek.

Misal : ً‫رسالة‬ ‫الطالب‬


ُ ‫( قـَرأ‬Qoro-a at-Tholibu risaalatan) = Siswa itu telah membaca
surat.

Kata ‫لطالب‬
ُ ‫ =( ا‬siswa) merupakan fa’il, karena terletak setelah kata kerja aktif (yaitu

membaca), dan yang orang yang melakukan perbuatan (yang membaca adalah siswa),
jadi siswa itu sebagai subjek.

6. Naibul Fa’il (‫الفاعل‬ ‫)نائب‬


Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il mabni lil majhul (setelah kata kerja pasif)
dan menempati kedudukan fa’il setelah dihapusnya fa’il tersebut.

Misal : ُ ‫الرسالة‬ ْ ‫( قـ ُ ِر‬Quri’at ar-Risaalatu) = Surat itu telah dibaca.


‫أت‬
Kata ُ ‫ =( الرسالة‬surat) merupakan naibul fa’il, karena terletak setelah kata kerja pasif

(yaitu dibaca).

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 9


C. Isim-isim yang mengikuti sebuah kata yang marfu’, maka menjadi marfu’ pula.
Ada empat macam tabi’: Na’t, ‘ataf, taukid dan badal.

· Na’t adalah isim yang mengikuti sebuah kata dan berfungsi menjadi sifat.

‫َجا َء زَ ْيدٌ ا َ ْل َك ِر ْي ُم‬


‫ا َ ْل ُم ْس ِل ُم ْونَ ْال ُمتَّقُ ْونَ ي ُِط ْيعُ ْونَ هللا‬
· Ataf adalah isim yang mengikuti sebuah kata dengan diselingi oleh huruf ‘ataf.

‫َجا َء زَ ْيدٌ ث ُ َّم َك ِر ْي ٌم‬


ِ‫ض َرة‬ َ ‫ب ِإلَى ْال ُمخَا‬ ُ َّ‫الطال‬ ُ ‫َب ْال ُمدَ ِر‬
ُّ ‫س ْونَ َو‬ َ ‫ذَه‬
· Taukid adalah isim yang mengikuti sebuah kata dan berfungsi menguatkan kata
tersebut.

ُ ‫َجا َء زَ ْيدٌ نَ ْف‬


ُ ‫سه‬
َ‫ضان‬ ُ ُ‫ط َه ُر ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ أَ ْنف‬
َ ‫س ُه ْم فِى َر َم‬ َ َ‫يَت‬
· Badal adalah isim yang mengikuti sebuah kata dan isim itu memberi status
tambahan.

‫َجا َء زَ ْيدٌ أ َ ُخ ْو َك‬


َ‫س َرا ِشدِى اللُّغَةَ ْال َع َر ِبيَّة‬
ُ ‫َي ْش َر ُح ْال ُمدَ ِر‬

2.4 Isim Mansub

‫وللنصب خمس عالمات الفتحة وااللف والكسرة والياءوحذف النون‬.


I’rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu fathah, alif, kasrah, ya, dan
menghilangkan nun yang menjadi tanda i’rab rafa’.

1. Fathah

‫واماالفتحة فتكون عالمة للنصب فى ثالثة مواضع فى االسم المفرد وجمع التكسير و‬
‫الفعل المضرع اذادخل عليه ناصب ولم يتصل باخره شيء‬
Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 10
Fathah menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada tiga tempat, yaitu pada isim
mufrad, jamak taksir dan fi’il mufhadi’ bilamana kemasukan padanya amil yang
menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengann sesuatu pun (dari alif
tatsniyah, wawu jamak, nun taukid, dan sebagainya).

a. Isim mufrad (‫امفرد‬ ‫) اسم‬


Yaitu suatu lafazh atau kata-kata yang menunjukkan nama benda atau sesuatu yang
berjumlah satu (tunggal).
Contohnya:

‫راءيت زيدا‬ = aku telah melihat Zaid

‫اشتريت كتابا‬ = aku telah membeli sebuah kitab

‫تعلمت علما شرعيا‬ = aku telah belajar ilmu syar’i

b. Jamak taksir (‫تكسر‬ ‫) اسم جمع‬


Yaitu jamak yang bentuknya tidak mengikuti rumus tertentu atau bentuknya tidak
beraturan.
Contohnya:

‫راءيت زيودا‬ = aku telah melihat Zaid-Zaid

‫اشتريت كتبا‬ = aku tealah membeli beberapa buah kitab

‫تعلمت علوما‬ = aku telah belejar beberapa ilmu

c. Fi’il mudhari’(‫مضرع‬ ‫) فعل‬


Yaitu kata kerja yang menunjukkan terjadinya pekerjaan atau peristiwa pada waktu
sekarang atau yang akan datang.
Fi’ilmudhari’ menjadi nashab apabila dimasuki oleh amil nashab, yaitu:
Secara langsung (dengan zatnya sendiri)

‫ ان‬contohnya:
‫ان يعجبنى قرائتك‬ = bacaanmu mengagumkan aku

‫ لن‬contohnya:
‫لن يفلح من كسل‬ = orang malas tidak akan bahagia

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 11


‫ اذن‬contohnya:
‫اذن اكرمك‬ = kalau begitu aku akan menghormatimu

‫ كى‬contohnya:
‫جئتك كي تعلمنى‬ = aku datang padamu agar engkau mengajariku

Secara tidak langsung

‫ لم كي‬contohnya:
‫لتعلمنى‬ ‫ جئتك‬, asalnya ‫الن تعلمنى‬
‫ لم جحود‬, yaitu lam yangn berada pada kalimat yang dinafikan, contohnya:
‫وما كان هللا ليعذبهم‬ = dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka

‫يعذبهم‬ ‫ الن‬bentuk asalnya


‫ حتى‬dengan arti‫الى‬
‫اطلب العلم حتى تاءتيك الموت‬ = carilah ilmu sampai maut menjemputmu

Atau dengan arti lam ta’lil, seperti dalam contoh:

‫اطلبواالعلم ياءجرك هللا‬ = carilah ilmu, karena Allah akan memberi pahala

kepadamu

‫( فاء جواب‬menjawab dengan fa), seperti dalam contoh:


‫اقبل فاءحسن اليك‬ = menghadaplah, maka aku akan berbuat baik padamu

‫( الواو معية‬menjawab dengan wawu ma’iyah), contohnya:


‫واحسن اليك‬ = menghadaplah, kusertakan kebaikan untukmu

‫ او‬dengan makna ‫اال‬


‫الءحقرنك او تاءتي ما‬
‫يلزم عليك‬
Atau ‫ او‬dengan makna ‫الى‬, seperti dalam contoh:

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 12


‫ = الء طلبن العلم او اعلم العلوم الدينية‬aku benar-benar akan menuntut ilmu sampai
aku menguasai ilmu-ilmu agama
2. Alif

‫واما االلف فتكون عالملة للنصب فى االسماء الخمسة نحو راءيت اباك واخاك وما‬
‫اشبه ذلك‬
Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asmaul khamsah, contoh: ‫راءيت‬
‫( اباك واخاك‬aku telah melihat ayahmu dan saudaramu) dan lafazh yang
menyerupainya.
3. Kasrah

‫واما الكسرة فتكون عالمة للنصب فى الجمع المءنث السالم‬


Kasrah menjadi alamat i’rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak muannats
salim saja.
Contohnya:

‫(راءيت المسلمات‬bentuk jamak dari lafadz:‫)مسلمة‬


‫(راءيت ثيبات‬bentuk jamak dari lafadz:‫)ثيبة‬
4. Ya

‫واما اياء فتكون عالمة للمصب فى التثنية والجمع‬


Ya menjadi alamat bagi i’rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak (mudzakkar
salim).
a. Isim tatsniyah
Contohnya:

‫قراءت كتابان‬ = aku telah membaca dua kitab

Huruf yang disukunkan dan huruf yang sebelumnya di fathahkan.


b. Jamak mudzakkar salim
Contohnya:

‫راءيت المعلمين‬ = aku telah melihat guru-guru

Huruf ya yang disukunkan dan huruf sebelumnya dikasrahkan.

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 13


5. Membuang (menghilangkan) huruf nun

‫واما حزف النون فيكون عالمة للنصب فى االفعال الخمسة التى رفعهابثبات النون‬
Membuang (menghilangkan) nun menjadi alamat bagi i’rab nashab pada af’alul
khamsah yang dirafa’kannya dengan memakai nun itsbat (tetap).
Contohnya:

‫ان يعلما‬ = hendaknya mereka berdua mengetahui

‫ان تعلما‬ = hendaknya kamu berdua mengetahui

‫ان يعلموا‬ = hendaknya mereka mengetahui

‫ان تعلموا‬ = hendaknya kalian mengetahui

‫ان تعلمى‬ = hendaknya engkaku (perempuan) mengetahui

2.5 Ishim Majnur


Isim yang terkena I’rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:

1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: ‫ب‬
ِ
(=dengan), ‫ل‬ ْ ‫=( ِف‬di, dalam), ‫علَى‬
ِ (=untuk), ‫ي‬ َ (=atas), ‫=( إِلَى‬ke), ‫=( ِم ْن‬dari), ‫َكـ‬
(=bagai), ‫ْتَّى‬
َ ‫=( ح‬hingga), ‫تَـ‬ / ‫ َو‬untuk sumpah (=demi …).

Perhatikan contoh-contoh berikut:

ِ‫ع ْوذ ُ ِباهلل‬ُ َ ‫ = أ‬aku berlindung kepada Allah


َ ُ‫أ‬
‫ص ِل ْي فِي ْال َمس ِْج ِد‬

= aku shalat di masjid

ْ ‫و َْ ْال َع‬
‫ص ِر‬ = demi masa!

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 14


ْ ‫ ْال َع‬/‫ ْال َمس ِْجد‬/ ‫ هللا‬pada kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena
‫صر‬
didahului/dimasuki oleh Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.

2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:

ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫=( َر‬Rasul Allah) –> ‫س ْو ُل‬ ُ َْ ‫[ ر‬Mudhaf], ِ‫[ هللا‬Mudhaf Ilaih]
ِ ‫=( أ َ ْه ُل ْال ِكتَا‬ahlul kitab) –> ‫[ أ َ ْه ُل‬Mudhaf], ‫ب‬
‫ب‬ ِ ‫[ ْال ِكتَا‬Mudhaf Ilaih]

Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu’, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam
kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:

‫هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬


ِ ‫س ْو ُل‬ = berkata Rasul Allah

ُ ‫أ ُ ِحبُّ َر‬
ِ‫س ْو َل هللا‬ = saya mencintai Rasul Allah

ُ ‫نُؤْ ِم ُن ِب َر‬
ِ‫س ْو ِل هللا‬ = kami beriman kepada Rasul Allah

Dalam contoh-contoh di atas, Isim ‫س ْول‬


ُ ‫ َر‬merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa
Marfu’ (contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga).
Adapun kata ‫ هللا‬sebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur.

3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.

ِ ‫ام ْال َب ْي‬


‫ت‬ َ ‫س ْونَ أ َ َم‬
ُ ‫َي ْج ِل‬ = mereka duduk-duduk di depan rumah

‫ش َج َر ِة‬ َ ‫أَقُ ْو ُم ت َ ْح‬


َّ ‫ت ال‬ = aku berdiri di bawah pohon

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 15


ِ ‫=( ْالبَ ْي‬rumah) dan Isim ِ‫ش َج َرة‬
Dalam contoh di atas, Isim ‫ت‬ َّ ‫=( ال‬pohon) adalah Isim

َ ‫=( أ َ َم‬di depan) dan


Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf ‫ام‬

‫ت‬
َ ‫=( ت َْ ْح‬di bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf
sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih.

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 16


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata
benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun
benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata
benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang
bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).

Pengertian Isim Marfu’

Marfu’ adalah salah satu kedudukan di antara empat kedudukan Nahwu, yaitu:
(marfu’/rafa’) (manshub/nashab) (majrur/khafadh) (majzum/jazm). Tanda marfu’

untuk isim adalah: dhammah )ُ) dan Wau (... َ‫ـون‬.../


ْ ‫)ـو‬. ْ Isim yang memiliki
kedudukan marfu terdiri dari tujuh macam, yaitu fa’il, maf’ul yang dibuang
fa’ilnya, mubtada’, khabar, isim kana dan saudaranya, khabar inna, serta isim
yang mengikuti marfu’ (na’t, ‘ataf, taukid, dan badal).

I’rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu fathah, alif, kasrah, ya, dan
menghilangkan nun yang menjadi tanda i’rab rafa’.

1. Fathah

‫واماالفتحة فتكون عالمة للنصب فى ثالثة مواضع فى االسم المفرد وجمع التكسير و‬
‫الفعل المضرع اذادخل عليه ناصب ولم يتصل باخره شيء‬
Fathah menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada tiga tempat, yaitu pada isim
mufrad, jamak taksir dan fi’il mufhadi’ bilamana kemasukan padanya amil yang
menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengann sesuatu pun (dari
alif tatsniyah, wawu jamak, nun taukid, dan sebagainya).
Isim yang terkena I’rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 17


1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: ‫ب‬
ِ
(=dengan), ‫ل‬ ْ ‫=( ِف‬di, dalam), ‫علَى‬
ِ (=untuk), ‫ي‬ َ (=atas), ‫=( ِإلَى‬ke), ‫=( ِم ْن‬dari), ‫َكـ‬
(=bagai), ‫ْتَّى‬
َ ‫=( ح‬hingga), ‫تَـ‬ / ‫ َو‬untuk sumpah (=demi …).

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 18


DAFTAR PUSTAKA

Kitab Samrotul Janiah, Seikh Muhammad Jamal Bin Muhammad Al-Amir Bin
Husen.
Kitab Alfiah, Jamalludiin Muhammad Bin Abdullah Bin Malik.
Kitab nadhom al-Jurmiah, Muhammad Abdullah, Ibnu Hasan Sukabumi, 1411
H/1990 M
http://www.facebook.com/note.php?note_id=249457735985
http://terjemahmulakhos.wordpress.com/2011/07/10/isim-marfu,mansub,majrur-
pertama-tanda-tanda-isim

Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 19

Anda mungkin juga menyukai