PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang
bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf
adalah kata penghubung.
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kulian Bahasa Arab.
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
maka bisa dikatakan ia adalah isim.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
tersebut kemungkinan besar adalah isim.
Contoh : ُ َ ِكت
اب ُم َح َّمد : Kitabnya Muhammad
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih
(yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan
terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.
Marfu’ adalah salah satu kedudukan di antara empat kedudukan Nahwu, yaitu:
(marfu’/rafa’) (manshub/nashab) (majrur/khafadh) (majzum/jazm). Tanda marfu’
2. Fail isim dhamir (ضامر )فاعل اسم, yaitu subjek yang berupa kata ganti.
A. Isim yang mengalami I’rab Rafa’ dinamakan Isim Marfu’ yang terdiri dari:
1. Mubtada’ (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat
Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
2. Fa’il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa’il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah
Fi’liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
ٌَجا َء ُم َح َّمد
= Muhammad dating
= Umar menang
ع َم ُر
ُ (=Umar) –> Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah
ْال َكافِ ُر (=orang kafir) –> Naib al-Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah.
ُ ط
ان َ ش ْي
َّ =( الsyaitan) –> Naib al-Fa’il –> Marfu’ dengan tanda Dhammah.
1. Mubtada’ ()المبتدأ
Yaitu isim marfu’ yang terletak di awal kalimat. Mubtada’ adalah isim yang memiliki
kedudukan marfu’ karena tidak terpengaruh oleh amil apapun. Hal itu terjadi karena
mubtada’ berada di awal kalimat.
setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim kaana”.
Kana dan saudara-saudaranya:
2. ليس (bukan/tidak)
3. صار (menjadi)
4. بات (semalam)
khobar mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan khobar mubtada’
lagi, tetapi “khobar inna”
1. أن/إن (sesungguhnya)
2. ولكن/لكن (tetapi)
3. كأن (seakan-akan)
4. ليت (tidaklah)
5. Fa’il ()الفاعل
Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il lil ma’lum (setelah kata kerja aktif) dan
menunjukkan pada orang atau sesuatu yang melakukan perbuatan atau yang mensifati
perbuatan tersebut. Dengan kata lain, Fa’il = subjek.
Kata لطالب
ُ =( اsiswa) merupakan fa’il, karena terletak setelah kata kerja aktif (yaitu
membaca), dan yang orang yang melakukan perbuatan (yang membaca adalah siswa),
jadi siswa itu sebagai subjek.
(yaitu dibaca).
· Na’t adalah isim yang mengikuti sebuah kata dan berfungsi menjadi sifat.
1. Fathah
واماالفتحة فتكون عالمة للنصب فى ثالثة مواضع فى االسم المفرد وجمع التكسير و
الفعل المضرع اذادخل عليه ناصب ولم يتصل باخره شيء
Ishim Marfu’ , Mansub, dan Majrur 10
Fathah menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada tiga tempat, yaitu pada isim
mufrad, jamak taksir dan fi’il mufhadi’ bilamana kemasukan padanya amil yang
menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengann sesuatu pun (dari alif
tatsniyah, wawu jamak, nun taukid, dan sebagainya).
انcontohnya:
ان يعجبنى قرائتك = bacaanmu mengagumkan aku
لنcontohnya:
لن يفلح من كسل = orang malas tidak akan bahagia
كىcontohnya:
جئتك كي تعلمنى = aku datang padamu agar engkau mengajariku
لم كيcontohnya:
لتعلمنى جئتك, asalnya الن تعلمنى
لم جحود, yaitu lam yangn berada pada kalimat yang dinafikan, contohnya:
وما كان هللا ليعذبهم = dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka
اطلبواالعلم ياءجرك هللا = carilah ilmu, karena Allah akan memberi pahala
kepadamu
واما االلف فتكون عالملة للنصب فى االسماء الخمسة نحو راءيت اباك واخاك وما
اشبه ذلك
Alif menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada asmaul khamsah, contoh: راءيت
( اباك واخاكaku telah melihat ayahmu dan saudaramu) dan lafazh yang
menyerupainya.
3. Kasrah
واما حزف النون فيكون عالمة للنصب فى االفعال الخمسة التى رفعهابثبات النون
Membuang (menghilangkan) nun menjadi alamat bagi i’rab nashab pada af’alul
khamsah yang dirafa’kannya dengan memakai nun itsbat (tetap).
Contohnya:
1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: ب
ِ
(=dengan), ل ْ =( ِفdi, dalam), علَى
ِ (=untuk), ي َ (=atas), =( إِلَىke), =( ِم ْنdari), َكـ
(=bagai), ْتَّى
َ =( حhingga), تَـ / َوuntuk sumpah (=demi …).
ْ و َْ ْال َع
ص ِر = demi masa!
ِس ْو ُل هللاُ =( َرRasul Allah) –> س ْو ُل ُ َْ [ رMudhaf], ِ[ هللاMudhaf Ilaih]
ِ =( أ َ ْه ُل ْال ِكتَاahlul kitab) –> [ أ َ ْه ُلMudhaf], ب
ب ِ [ ْال ِكتَاMudhaf Ilaih]
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa
dalam bentuk Marfu’, Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam
kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
ُ أ ُ ِحبُّ َر
ِس ْو َل هللا = saya mencintai Rasul Allah
ُ نُؤْ ِم ُن ِب َر
ِس ْو ِل هللا = kami beriman kepada Rasul Allah
ت
َ =( ت َْ ْحdi bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf
sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata
benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun
benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata
benda) ada yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang
bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).
Marfu’ adalah salah satu kedudukan di antara empat kedudukan Nahwu, yaitu:
(marfu’/rafa’) (manshub/nashab) (majrur/khafadh) (majzum/jazm). Tanda marfu’
I’rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu fathah, alif, kasrah, ya, dan
menghilangkan nun yang menjadi tanda i’rab rafa’.
1. Fathah
واماالفتحة فتكون عالمة للنصب فى ثالثة مواضع فى االسم المفرد وجمع التكسير و
الفعل المضرع اذادخل عليه ناصب ولم يتصل باخره شيء
Fathah menjadi alamat bagi i’rab nashab berada pada tiga tempat, yaitu pada isim
mufrad, jamak taksir dan fi’il mufhadi’ bilamana kemasukan padanya amil yang
menashabkan dan pada akhir kalimatnya tidak bertemu dengann sesuatu pun (dari
alif tatsniyah, wawu jamak, nun taukid, dan sebagainya).
Isim yang terkena I’rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:
Kitab Samrotul Janiah, Seikh Muhammad Jamal Bin Muhammad Al-Amir Bin
Husen.
Kitab Alfiah, Jamalludiin Muhammad Bin Abdullah Bin Malik.
Kitab nadhom al-Jurmiah, Muhammad Abdullah, Ibnu Hasan Sukabumi, 1411
H/1990 M
http://www.facebook.com/note.php?note_id=249457735985
http://terjemahmulakhos.wordpress.com/2011/07/10/isim-marfu,mansub,majrur-
pertama-tanda-tanda-isim