A. Pegertian kalimat
Kalimat dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata , sedangkan
kalam dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat. Dalam bahasa arab
kata itu ada 3 : Isim, Fi’il, dan Huruf1
1
Abu Muhammad Agus Waluyo, panduan praktis belajar nahwu dan bahasa arab jlid 1, hal 5
Ilmu Nahwu (UNHAWA) |1
علم النحو
dia mengandung huruf ي, زdan د. Apabila ada suara tapi dia tidak
bisa ditulis dengan huruf hijaiyyah seperti suara burung, suara bedug,
gitar, dan yang semacamnya, maka dia tak bisa dikatakan sebagai
lafadz.
2
Abu Muhammad Agus Waluyo, panduan praktis belajar nahwu dan bahasa arab jlid 1, hal 7
3
ibid
Ilmu Nahwu (UNHAWA) |2
علم النحو
4
ibid
Ilmu Nahwu (UNHAWA) |3
علم النحو
Contoh tersebut adalah kalim yang sempurna karena terdiri lebih dari 3
kata dan memberikan pemahaman terhadap lawan bicaranya.
5
ibid
Ilmu Nahwu (UNHAWA) |5
علم النحو
الصحيح والمعتل
(mabni ma’lum, mabni majhul.
Bina. Shohih dan mu’tal)
المجهول المعلوم
مئنث
مذكر
6
KH. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah dan ‘Imrthy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1997) cet. ke-8, hal. 10.
Ilmu Nahwu (UNHAWA) |8
علم النحو
ْت ْالفَتَى
ُ َرأي: (Saya melihat seorang pemuda)
ت بِ ْالفَتَى
ُ ْ َم َرر: (Saya lewat bertemu dengan seorang pemuda)
A. Mufrod
Semua isim yang menunjukan arti satu atau tunggal, tidak ada tanda
khusus untuk menentukan isim mufrad, karena bentuk isim mufrad adalah
bentuk pertama tanpa ada tambahan huruf sama sekali.
Contoh :
Buku
ٌِكتَاب
Skema diagram 0.6
Sekolah
ٌَم ْد َر َسة
Pena
قَلَ ٌم Perhatikanlah contoh
di atas, semuanya
merupakan bentuk asli, tanpa ada tambahan huruf, secara lafadz contoh-
contoh di atas sudah menunjukan arti satu, tanpa harus ditambah kata
bilangan 1 , tapi jika anda membaca tulisan Arab dan menemukan isim
mufrad yang disertai dengan bilangan, maka itu adalah taukid (penguat)
yang menunjukan bahwa jumlah barangnya adalah satu, contoh : اح ٌد
ِ ِكتَابٌ َو
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 11
علم النحو
Arti
Isim Tasniyah Bentuk
mufrad
Dua Buku
ٌِك َتاب
ِ ِك َتا َبي / َان
ْن ِ ِك َتاب
c. Isim Jamak
Isim jamak adalah kata yang menunjukan arti lebih dari dua, nah
dalam bahasa Arab isim jamak dibagi lagi menjadi tiga, yaitu:
َّ )ج ْم ٌع ال ُم َذ َّك ِر ال
Jamak mudzakar salim ( سا ِل ِم َ
Sesuai namanya, jamak ini merupakan bentuk jamak yang
menunjukan arti banyak (lebih dari dua) teratur ( ) السَّالِ ِمdan dikhususkan
untuk laki-laki( ال ُم َذ َّك ِر ).karena jamak ini teratur () السَّالِ ِم, maka bentuk
Orang-orang kafir
َ َكاف ِِر ْين /ََكافِر ُْون َكافِ ٌر
Arti
Jamak Muannats Salim Bentuk
Mufrad
Tanda-tanda (pr)
ٌ عَ اَل م
َات عَ اَل م ٌَة
Pemikiran-pemikiran (pr)
ٌ َف ِْكر
ات ٌف ِْكرَ ة
Arti
Jamak Taksir Bentuk mufrad
Buku-buku
ٌُك ُتب ٌِك َتاب
Kewajiban-
kewajiban ٌفُر ُْوض ٌَفرْ ض
Gigi-gigi
ٌأَسْ َنان ٌّسِ ن
ابيك اباك
اال سماء الخمسة
اخخيك
اخاك
حميك حماك
فيك فاكا
Isim lima adalah setiap isim mu’rab yang diakhiri huruf ilat yang
menyesuaikan dengan harakat sebelumnya. Yang dimaksud dengan huruf
ilat yang menyesuaikan harakat sebelumnya adalah wawu bila sebelumnya
dhammah, alif bila sebelumnya fathah, dan ya’ bila sebelumnya kasrah.
Adapun kelima isim tersebut adalah:
ْ ُذو- ْ َح ٌم – فُو – اَبٌ –اَ ٌخ
َ artinya paman, ( ْ)فُو
Kata ( ٌ )اَبartinya ayah, ( )اَ ٌخartinya saudara, ()ح ٌم
artinya mulut, dan ( ْ ) ُذوartinya yang mempunyai.
7
Bilal, Asmabintu. 2014. “Asma’ al-Khamsah”, http://mudah-
belajarbahasaarab.blogspot.com/2014/07/asmaul-khomsah-isim-isim-yang-lima.html, diakses pada 16
januari 2020 pukul 15.05.
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 17
علم النحو
Keterangan:
1. Isim- isim diatas disebut Isim Yang Lima, yaitu satu kelompok isim
yang sama bentuknya dan perubahannya. (lihat contoh diatas).
ٍ ِأبُوْ طَال
2. Akhiran isim tersebut tidak mesti َك (dhamir), boleh saja ْب – أبُو
أ ُخوْ هُ ْم – َ َجه ٍْل – أ ُخوْ ك.
ٍ َم, boleh saja ُذوْ ِع ْل ٍم
ٍ ُذوْ َم tidak selamanya harus bersambung dengan ــال
3. ــال
ٍّ– ُذوْ قُ َّو ٍة – ُذوْ لُب.
1. Hendaklah dalam bentuk mufrad, dan apabila dalam bentuk jama’ tidak
disebut Isim yang Lima. Seperti:
أبَا ُء jama’ dari ٌأب
ٌإخ َوةْ jama’ dari أ ٌج
َفُوْ كَ نِ ْمرُك
أَخَ ا َع ِلي ْت
ُ َرأَي
8
Anwar, Moch. 1995.Ilmu nahwu terjemahan matan Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy.Bandung:sinar baru
algensindo. Hal 27
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 19
علم النحو
ُ َْم َرر
َت بِ َح َميْك
اسماءاالستفهام
(ISIM ISTIFHAM)
A.pengertiam
Isim istifham (تِ ْفهَ ِامR ُم اإْل ِ ْسR )اِ ْسialah isim mabni yang dipakai untuk
menanyakan mengenai sesuatu. Dalam bahasa Indonesia dinamakan
“kata tanya”.
Contoh :
Rَ ُأَيْنَ بَ ْيت
Di manakah rumahmu? = ك ؟
استفهام
- ْ( هَلapakah).
Dipakai guna menanyakan mengenai isi kalimat, misal :
Apakah kamu datang dengan berkendaraan? = هَلْ ِج ْئتَ َرا ِكبًا ؟
- ( َم ْنsiapa).
Dipakai guna menanyakan yang berakal, misal :
Siapakah orang yang berdiri di sana? = َم ِن الَّ ِذي قَا َم هُنَاكَ ؟
- ( َماapakah).
Dipakai guna menanyakan yang tidak berakal, misal :
Apakah ini? = َما هَ َذا ؟
- ( َمتَىkapan).
Dipakai guna menanyakan mengenai waktu, misal :
Kapan kau berangkat? = َمتَى تُ َسافِ ُر ؟
- َ( أَيْنdimana).
Dipakai guna menanyakan mengenai tempat, misal :
Dimana kantor pos? = أَيْنَ َم ْكتَبُ ْالبَ ِر ْي ِد ؟
- َ( َكيْفbagaimana).
Dipakai guna menanyakan keadaan, misal :
ِ َكيْفَ اَحْ َوا ُل الطَّ ْق
Bagaimana suasana cuaca? = س ؟
- ( َك ْمberapa).
Dipakai guna menanyakan jumlah/bilangan, misal :
َ َك ْم ثَ َمنُ ال َّسي
Berapa harga mobil itu? = َّار ِة ؟
Adakalanya kata tanya َك ْمdidahului oleh kata depan (huruf jarr) ب
ِ ,
sampai-sampai menjadi ( ِب َك ْمartinya tetap/berapa), misal :
Rَ بِ َك ْم اِ ْشت ََريْتَ هَ َذا ْال ِكت
Berapa kaubeli buku ini? = َاب ؟
انكره والمعرفة
NAKIROH MA’RIFAT
ISIM
Munada
idhofah maqshud
Isim
isyaroh
Isim
dhomir
Isim alam
9
KH. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah dan ‘Imrthy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1997) cet. ke-8, hal. 13.
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 24
علم النحو
Contoh isim ini dapat dilihat pada contoh isim nakirah pada
bagian sebelumnya.
اسم ظامر
متصل
منفصل
10
Syekh Syamsuddin Muhammad Arra’ini, Ilmu Nahmu Terjemah Mutammimah Ajurumiyyah, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2016) cet. ke-19, hal. 11-12.
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 26
علم النحو
Jenis-jenis Dhomir
Di dalam Bahasa Arab ada tiga jenis dhomir yaitu dhomir munfashil, dhomir
muttashil, dan dhomir mustatir. Berikut penjelasan dari tiga jenis dhomir
tersebut.
ِ ا ْل ُم ْن َف )
Dhomir Munfashil ( ص ُل
هي معلمة Hiya mu’alimatun beliau (pr) adalah seorang mu’alim/ guru
Dapat dilihat pada tabel di atas, kata benda mu’alim (guru/ orang yang tahu)
tetap berakhiran dhammah kasrah.
أنا أنت
أنت
Anaa-saya Anta- kamu
Anti- kamu (tunggal, pr)
(lk/pr) (tunggal, lk)
ُنَحْ ن
Kami (normal)/ saya (dalam
هُ ْم َّهُن kondisi mengagungkan diri)
Mereka (>2, Mereka (>2,
lk) pr)
هي قوية .إنها أختي Dia (pr) adalah saudari peremuanku. Dia kuat
وجاءت هذه الفتيات من .هم يا صديقي Mereka(pr) adalah temanku. Mereka datang dari
الهند India.
هؤالء األوالد هم المفضلة .نهم اقوياء. Mereka kuat. Kedua lelaki itu adalah favoritku.
Hanya satu kata ganti yang tergolong ke dalam dhomir munfashil yaitu iyya ( )إيا.
Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut.
إياك
Dhomir muttashil adalah dhomir yang cukup praktis, karena merupakan satu
huruf yang melekat pada suatu kata.Biasanya dhomir muttashil dipakai
untuk menyatakan kepemilikan terhadap suatu objek.Adapun kata ganti
dhomir muttashil berasal dari dhamir munfashil. Akan tetapi, beberapa kata
ganti akan mengalami perubahan jika digandengkan dengan kata lain
seperti fi’il.Dhomir muttashil pun dibagi pada tiga jenis: dhomir rofa’,
nasob, dan jar.
Catatan: perubahan kata kerja ini tidak berlaku untuk beberapa dhomir (Dia laki-
laki/ huwa dan dia perempuan/ hiya)
االسم االشارة
(ISIM ISYAROH )
A. Pengertian
Isim Isyarah adalah kata tunjuk, atau kata penghubung khusus
menunjukan sesuatu. Jika dalam bahasa indonesia tidak jarang kita sebut
“ini” dan “itu“. Namun bertolak belakang dengan bahasa arab, kata tunjuk
disini me sti disusaikan peruntukannya khusus apa dan jumlahnya berapa,
karena andai salah dalam menunjukan atau tertukar kata penunjukan dijamin
akan menciptakan lawan bicara bakal gagal faham
Tunggal : هذا
Contoh kalimat : Ini guru (pria)-> هذا مدرس
Ganda : هذا ِن
هؤُاَل ِء مدرسات
االسماء الموصولية
(ISIM MAUSHUL)11
A. Pengertian Isim Mausul ()اسم الموصول
Isim Maushũl (Kata Sambung) ialah Isim yang bermanfaat untuk
menghubungkan sejumlah kalimat atau pokok benak menjadi satu kalimat.
Maksudnya, bahwa masing-masing isim ma’rifat tersebut akan menjadi
jelas bila estafet dengan kalimat sesudahnya, yang disebut Shilah.
Shilah(anak kalimat) tersebut harus mempunyai dhamir yang berpulang
kepada isim maushul, yang disebut a’id. Dalam bahasa Kita, biasanya Kata
Sambung 'isim Mausul' ini diterjemah menjadi kata: "yang". Bentuk asal
atau dasar dari Isim Maushũl merupakan : ْ( الَّ ِذيyang).
Perhatikan misal pemakai an Isim Maushũl dalam menggabungkan dua
kalimat di bawah ini:
Kalimat I ُ“ = َجا َء ْال ُمدَرِّسGuru itu datang”.
Kalimat II َ“ = اَ ْل ُمدَرِّسُ يُ َعلِّ ُم اللُ َغةَ ال َع َربِيَّةguru tersebut mengajar Bahasa Arab”.
Kalimat III َ ةَ ال َع َر ِبيَّةR ا َء ْالمُ دَرِّسُ الَّ ِذيْ يُ َعلِّ ُم اللُ َغR“ = َجguru yang melatih Bahasa
Arab telah datang”.
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: ْالَّ ِذي.
B. Pembagian Isim Maushũl
Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
11
KH. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah dan ‘Imrthy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1997) cet. ke-8, hal. 13.
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 37
علم النحو
a. Huruf ْ“ أنAn” dengan dibaca fathah, ini dapat masuk pada fi’il
madli, fi’il mudlori’, fi’il Amar.
contoh fi’il madli = ْت ِم ْن اَ ْن قَا َم زَ ْي ٌد
ُ عجب
ِ “saya heran dari sudah berdiriny
Zaid”.
contoh fi’il mudlori’= ْت ِم ْن اَ ْن يَقُوْ َم زَ ْي ٌد
ُ عجب
ِ “saya heran dari berdirinya Zaid”.
contoh fi’il Amar = ت الَ ْي ِه ِبا َ ْن قُ ْم
ُ ْ“ اَشَرsaya memberi isyarat dengan perintah
berdiri”
ُ ْ َك ُمـــ َّر بِــالَّ ِذي َم َرر¤ َْك َذا الَّ ِذي ُج َّر بِ َما ْال َموْ صُوْ َل َجر
َ ت فَه
ْْــو بــَــر
12
KH. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah dan ‘Imrthy, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1997) cet. ke-8, hal. 25
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 43
علم النحو
ِ َاَ ْل ِكتَاب
ِ َج ِد ْيد ان
َان
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 45
علم النحو
ٌ َم ِريْض َأَبُوْ ك
ٌ َم ِريْض َأَبَاك َّإِن
Rَ أِل َ ِبي ُهَ َذا ْال ِكتَاب
ْك
d. Fi’il Lima
Fi’il lima adalah lima bentuk wazan fi’il mudhari yang diakhiri oleh alif
tatsniyah, wawu jama’ atau ya’ muanatsah dan juga nun.
هُ ْم َيَجْ لِسُوْ ن َيَ ْذهَبُوْ ن ن+و
أَ ْنتُ ْم َتَجْ لِسُوْ ن َت َْذهَبُوْ ن ن+و
هُ َما ِ يَجْ ِل َس
ان ِ َيَ ْذهَب
ان ن+ا
أَ ْنتُ َما،هُ َما انِ تَجْ ِل َس انِ َت َْذهَب ن+ا
ِ أَ ْن
ت َتَجْ لِ ِسيْن َت َْذهَبِيْن ن+ي
Fi’il lima ketika rafa’ ditandai oleh adanya nun dan ketika nashab dan
jazm nunnya dibuang. Contoh:
تَ ْد ُخلُوْ ا – اَل تَ ْد ُخلوْ ا – لَ ْن َتَ ْد ُخلُوْ ن
Agar lebih mudah dalam memahaminya. Silahkan perhatikan tabel
berikut!
B. Isim Mabni
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah harakat akhirnya pada semua
keadaan i’rab. Isim mabni ada 8 macam, yaitu:
Isim Dhamir
Isim dhamir adalah isim yang digunakan untuk mewakili mutakallim,
mukhathab, dan ghaib atau disebut kata ganti. Isim dhamir ada 14, yaitu:
5 ِ أَ ْن
ت Kamu (pr) 12 ِه َي Dia (pr)
Isim Isyarah
Isim isyarah adalah isim yang digunakan untuk menunjuk atau disebut kata
ِ َذRَ )هdan (انRَ
tunjuk. semua isim isyarah hukumnya mabni kecuali ( ان ِ )هَتyang
hukumnya seperti isim mutsana. Diantara isim yang termasuk isim isyarah
adalah ()هَ َذا, ()هَ ِذ ِه, (َ) َذ ِلك, ( َ) ِت ْلك, ( َ)هُنَاك, dll. Contoh:
ٌ َم ْد َر َسة هَ ِذ ِه
ٌ ْال َم ْد َر َسةَ َو ِس ْي َعة هَ ِذ ِه َّإِن
ِ ْال َم ْد َر َسة هَ ِذ ِه أَتَ َعلَّ ُم ِفي
Pada contoh pertama kata ( ِذ ِهRَ )هberkedudukan sebagai mubtada’ dan berada
pada marfu. Pada contoh kedua ( ِذ ِهR َ )هberkedudukan sebagai isim inna dan
berada pada tempat manshub. Sedangkan pada contoh ketiga ( ِذ ِهRRRRَ)ه
berkedudukan sebagai majrur. Apabila kita perhatikan ketiga contoh di atas
maka akan didapati kata ( )هَ ِذ ِهtidak berubah harakat akhirnya meskipun berada
pada kedudukan i’rab yang berbeda.
Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat.
Diantara yang termasuk isim maushul adalah () َم ْن, () َما, ( ْ)الَّ ِذي, ()الَّتِ ْي, dll. Contoh:
َ َ َجل َم ْن قَا َم
س
ُ َح ِم َده لِ َم ْن َُس ِم َع هللا
Syarat-syarat Fa’il
Syarat-syarat fa’il yaitu:
a.Berupa isim shorih (dhohir, dlomir baik bariz atau mustatir, isyaroh,
dan maushul) dan muawwal/ dita’wil baik dengan alat-alat mashdariah
ataupun َّ إن، َّأَن, seperti: َ يَحْ سُنُ أَ ْن تَحْ فَظَ ْالقُرْ آن،ٌَجا َء زَ ْيد
b. Hukumnya wajib rafa’ baik harakat maupun hurufnya, seperti: َجا َء
َ َجا َء زَ ْي ُدوْ ن،َان
ِ َجا َء زَ ْيد،ٌزَ ْيد
c.Jatuh setelah fi’il yang sempurna, mabni ma’lum atau serupa fi’il
َ َكت،ُهَ َذا َج ِم ْي ٌل َوجْ هُه
َ َْب زَ ْي ٌد الدَّر
mabni ma’lum, seperti: س
d.Fa’il dhohir muannats haqiqi (nyata perempuan) madlinya harus
diberi الساكنةRتأتأنيث, seperti: ٌاط َمة ْ َقَال
ِ َت ف
e. Fa’il dhohir, baik mufrod, tatsniyah maupun jama’, maka fi’ilnya
tidak boleh ada tanda tatsniyah dan jama’nya (fi’ilnya tetap mufrod/
tunggal), seperti:
ِ َجا َء ال َّز ْيد,يَفُوْ زَ ال ُّشهَدَا ُء
َان
f. Bila fa’ilnya berupa dlomir muannats, baik haqiqi ataupun
َّ
majazi, maka fi’il madlinya harus diberi تأتأنيث الساكنة, seperti: ُ ْمسRالش
ْ ْال ُم ْسلِ َمةُ قَا َم،ت
ت ْ طَلَ َع
Pembagian Fa’il
a. Fa’il isim shorih
1) Fa’il isim dhohir
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 51
علم النحو
Muttashil
هو الذى اليفتتح به النطق واليقع بعد إال اختيارا
Adalah dlomir yang tidak bisa dibuat permulaan dan tidak boleh jatuh
setelah إالselagi tidak dlorurot.
ُ قُ ْم
Seperti dlomir ta’ ( )تdari ت
Alasan/ dasar:
ُ قَا ُموْ ا َوقُمْنَ نَحْ ُو
.................. # ص ْمتُ ْم عَا َما
نظم العمرطي......................... # صلَ ْة ِ َّض َمائِ ُر ُمت
َ َوهَ ِذ ِه
Munfashil
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 52
علم النحو
2. Isim maushul
هو مايدل على معين بوسطة جملة أو شبه جملة
Adalah isim yang menujukan arti tertentu dengan perantara jumlah atau
syibh jumlah.
Contoh: ََب الَّ ِذيْ يَ ْفطَن
َ َكت
b. Fa’il muawwal bishorih
ّ أن
أن كي ما لو ْ هو الفعل المضارع الذي تدخل عليه األدوات المصدرية وهي
Yaitu fi’il mudlori’ yang kemasukan perabot masdar, seperti ْ َلو، َما،َي ْ
ْ ك، َّ أن،أن
Contoh: َأن تَحْ فَظَ ْالقُرْ أن
ْ ُيَحْ سُن
B. NAIBUL FA’IL14
Pengertian Naibul Fa’il
هو اسم مرفوع يقع بعد الفعل المتعدى المبني للمجهول أو شبهه.
Adalah isim yang dibaca rafa’ yang jatuh setelah fi’il mabni majhul atau
yang diserupakan dengan fi’il mabni majhul.
ِ َيَنُوْ بُ َم ْفعُوْ ٌل ِب ِه ع َْن ف
ِف ْي َما لَهُ َك ِن ْي َل خَ ْي ُر نَا ِئ ِل نظم الفية# اع ِل
Dalam kitab lain disebutkan definisi dari naibul fa’il ialah:
هو المفعول الذي يقوم مقام فاعله في جميع أحكامه بعد حذف الفاعل لغرض من األغراض.
14
Syekh Syarifuddin Yahya, Syarh ‘Imrithi, bab marfu’atul asma’, hal. 32
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 54
علم النحو
تدريبات ه.
!أجب عن األسألة األتية
َك ْم َسا َعةً هُ ْم يَ ْد ُخلُوْ نَ ؟
َك ْم َسا َعةً هُ ْم يَ ْخ ُرجُوْ نَ ؟
. ب؟ َم ْن فِ ْي ْال َم ْكتَ ِ
ُ
ع ااْل َ ْع َم ِ
ال؟ أ ْذ ُكرْ فُرُوْ ِ
َم ْن يَرْ أُسُ هَ َذا ْال َم ْكتَبُ ؟
َم ْن يَجْ لِسُ أَ َما َم َم ْكتَ ٍR
ب خَ ا ٍ
ص؟
مبتدء خبر
A. Pengertian
Mubtada’ secara bahasa artinya adalah 'yang berada di awal'
sedangkan secara istilah mubtada adalah setiap isim (kata benda) yang
berada pada awal kalimat,
contoh:
ٌ" ُم َح َّم ٌد ُم ْبت َِسمMuhammad tersenyum"
Dan hukum isim yang dimulai pada awal kalimat tersebut (
)المبتدأadalah Marfu’ (dibaca akhir katanya dengan harakah dhamma),
kecuali apabila isim tersebut didahului oleh huruf Jarr tambahan atau
yang menyerupainya maka hukumnya secara Lafadznya adalah Majrur
namun kedudukannya dalam kalimat tetaplah Marfu’. Contohnya
firman Allah SWT :
ُ " َو َما ِم ْن إِلَ ٍه إِاَّل هَّللاTidak ada Tuhan selain Allah"
kata Ilah pada ayat tersebut secara lafadza adalah majrur
(dibaca jar dengan kasroh) namun kedudukannya tetaplah Rafa’ dan
sebagai mubtada.
Dan Mubtada terbagi menjadi dua, yaitu:
Hukum Mubtada
Asal dari Mubtada adalah Ma’rifah (Mar'rifah : kata
khusus/sudah diketahui, contoh nama orang yang sudah pasti tertuju
pada orang tersebut, atau benda yang kemasukan alif lam contoh ُال ِكتَاب
maka maksudnya adalah 'buku itu', langsung tertuju pada benda yang
khusus) atau mubtada haruslah isim yang ma’rifah sebagaimana pada
contoh-contoh di atas, kecuali apabila didahului oleh nafyu (kata
negatif) atau istifham (kata tanya) maka boleh mubtada itu nakirah
Ilmu Nahwu (UNHAWA) | 60
علم النحو
Hukum Khabar