Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT., sholawat dan salam tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Buku ringkasan tata bahasa Arab ini tersusun tujuan utamanya adalah untuk
membantu mahasiswa yang tidak memiliki dasar bahasa Arab dalam memahami ilmu
agama Islam yang umumnya berbahasa Arab, tapi juga barangkali dapat digunakan
oleh masayarakat secara luas yang ingin belajar bahasa Arab secara mandiri tanpa
guru. Buku ini diatur agar mudah dipahami secara langsung yakni dengan cara
memberi pengertian atau istilah tata bahasa Arab ke bahasa Indonesia dan terjemah
perkata dengan memberi angka pada tiap katanya karena pada beberapa kasus
susunan kalimat bahasa Arab berbeda dengan susunan bahasa Indonesia.
Buku ringkasan ini adalah seri ke-I yang titik tekannya adalah mengenal kata dan
kalimat, dengan demikian diharapkan akan menuntun mengenal istilah bahasa
lainnya secara lebih luas yang dilakukan secara mandiri dan dengan demikian bisa
mengenal bahasa Arab secara umum baik terapan maupun teori.
Target buku Seri ke-I ini adalah memahami jumlah sederhana yang umum digunakan
sehari-hari, yakni jumlah ismiyah mubtada’-khobar dan jumlah fi’liyah fi’il-fai’il
baik itu berbentuk mudzakar (maskulin) dan mua’nnats (feminin), maupun berbentuk
mufrod (tunggal), mutsanna (dual), dan jamak (plural).
Tapi tentu saja dalam buku ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, meski
demikian penulis telah berupaya semaksimal mungkin agar buku ini mudah
dipahami. Oleh karena itu sangat diharapkan koreksi dan masukan dari para ustadz
dan para ahli demi kebaikan buku ini dan kemanfaatan untuk semuanya.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat, tapi harap diperhatikan karena ini hanya
sebagai pijakan dasar untuk memahami lebih lanjut . Semoga Allah memberikan
kemudahan dan melapangkan urusan kita semua. Amin ya robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum. Wrwb.
i
DAFTAR ISI
ii
2. Jumlah (kalimah) ...................................................................................24
a. Jumlah ishmiyah (kalimat nominal) .................................................24
b. Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) .......................................................25
E. LAMPIRAN .................................................................................................48
1. Asmaa’ul khomsah (lima isim) ...............................................................48
2. Jama’ taksiir...........................................................................................49
a. Jama’ taksiir qillah ..........................................................................49
b. Jama’ taksiir katsroh........................................................................50
c. Jama’ taksiir shighoh muntahaa aljumuu’ ......................................51
3. Isim maushul dan cara penggunaannya dalam jumlah ...........................52
a. Isim maushul sebagai mubtada ........................................................52
b. Isim maushul Sebagai khobar ..........................................................53
c. Isim maushul sebagai fail .................................................................53
d. Isim maushul sebagai maf’ul ............................................................54
e. Isim maushul sebagai na’at atau shifat ...........................................54
f. Isim maushul netral untuk mudzakar dan mu’annats ......................55
iii
4. Isim dhomir dan cara menggunakannya dalam jumlah ..........................56
a. Isim Dhomir Munfashil dan Contohnya ...........................................58
1) Sebagai mubtada’atau marfu’ ...................................................58
2) pada posisi manshub karena sebagai maf’ul..............................59
b. Isim dhomir muttashil dan Contohnya..............................................60
1) Dhomir muttashil berkedudukan marfu’ yakni sebagai fail ......60
2) Dhomir muttashil berkedudukan manshub yakni sebagai
maf’ul.........................................................................................61
3) Berkedudukan majruur atau sebagai kata possessive ...............62
iv
DAFTAR TABEL
v
A. KALIMAH WA JUMLAH ( كلمة و جملةKATA DAN KALIMAT)
1. Kalimah ( كلمةkata)
“Kata” dalam bahasa Arab adalah “kalimah ”كلمة. Kata atau kalimah terbagi atas tiga
bagian, yaitu:
- Kalimah isim كلمة اسمatau kata benda (noun)
- Kkalimah fi’il كلمة فعلatau kata kerja (verb), dan
- Kalimah huruf كلمة حروفatau konjungsi dan preposisi (conjunction and
preposition).
Penjelasan :
yadrusu “ يدرسbelajar” : adalah kata kerja atau kalimah fi’il (mudhari)
thaalibun “ طالبsiswa” : adalah kata benda atau kalimah isim
fii “ فيdi” : adalah kata depan atau kalimah huruf
al-fashli “ الفصلkelas” : adalah kata benda atau kalimah isim
Harap diperhatikan bahwa isim اسمsendiri oleh ahli bahasa Arab modern
menyamakan dengan noun atau kata benda.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimah isim:
َ َ
haadzaa “ ُه ُذاini” ana “ أناsaya”
َ َ
ِ “ ُوsatu”
waahidun ُاحُد khaalidun ُالد ُ “Khalid (nama orang)”
ُِ خ
َ
shobaahun اح َُ “pagi”
ُ ص َُب ُ “ ُف َُرkuda”
farasun س
َ َ
kayfa ُ“ ُك ُْيفbagaimana”. َُ “indah/bagus”
jamiilun ُج ُِم ُْيل
1
Ciri kalimah isim:
1. Ada al 1أل.
Contoh:
َّ َ
ُ ُ “ الط ِالsiswa”
at-thaalibu ب
ُ
almasjidu ” ال َـم ْس ِج ُدmasjid”
ُ ُ الفا ِتsang pembuka/yang membuka
alfaatihu ح
2. Ada tanwin.
Contoh:
thaalibun ُ“ طالبseorang siswa”
masjidun ُ“ مسجدsebuah masjid”
faatihun ُ“ فاتحseorang/sesuatu pembuka atau seorang/sesuatu yang membuka”
3. Dapat dimasuki huruf jar atau preposisi.
Contoh:
َ
min thaalibin “ ِم ْن ط ِال ٍبdari siswa”
fii masjidin “ في َم ْس ِج ٍدdi masjid/di dalam masjid”
َ
bi faatihin “ ِبف ِات ٍحdengan seorang/sesuatu pembuka”.
4. Idhofah atau genitif (frasa)2
Contoh:
thaalibul jaami’ati امُ َُع ِ ُة َ ْ ُ ُ “siswa universitas (mahasiswa)”.
ِ طالب الُ ُج
َ َ
ُ “ ِكتbuku siswa”
Kitaabu thaalibin ب
ُ ٍ اب ط ِال
masjidu ar-rosuuli ل َُّ مسجد
ُ ِ الرسو ُ ُ
“masjid Rosul”.
َ
faatihu suwarin س َُو ٍُر
ُ ُ “ ُف ُِات ُ ُحpembuka surat-surat”
1
Harap diperhatikan bahwa kata benda atau kalimah isim jika ditandai oleh al maka kata tersebut tidak
bisa menerima tanwin, begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain al dan tanwin tidak bisa bersama
ُُ
dalam satu kata benda atau isim. Pilih salah satu almasjidu ـمسجد الatau masjidun ُمسجد
Penjelasan idhofah lebih lanjut, dibahas pada bab isim ma’rifat-nakiroh poin idhofah
2
2
1) Klasifikasi Isim Berdasar Gender (Isim Mudzakar dan Mu’annats )مذكر و مؤنث
Kalimah isim ( كلمة اسمkata benda atau noun) berdasarkan gender dibedakan atas:
- Isim mudzakar ( اسم مذكرkata benda maskulin), dan
- Isim mu’annats ( اسم مؤنثkata benda feminin).
ُ
sabbuuratun َُس ُّب ْو َرة kursiyun ُك ْر ِس ي
1
“papan tulis” “kursi”
َْ ََ
miknasatun ُِمكن َسة qolamun ُقلم
2
“sapu” “bolpen”
َ َ َ
naafidzatun ُنا ِفذة bilaathun ُِبالط
3
“jendela” “lantai”
َ َ
thalibatun ُط ِال َبة thaalibun ُط ِالب
4
“siswi” “siswa”
muslmatun ُُم ْس ِل َمة muslimun ُُم ْس ِلم
5
“muslimah” “muslim”
Tabel 1. Isim mudzakar dan mua’nnats
Perhatikan contoh di atas, kalimah isim yang tidak ada ta’ marbuthoh تاء مربوطةyakni
berlambang " "ةbaik itu berakal maupun tidak berakal disebut isim mudzakar اسم مذكر
(kata benda maskulin), sedangkan kata benda yang ada ta’ marbuthoh disebut isim
mu’annats ( إسم مؤنثkata benda feminin).
Catatan:
Mayoritas tanda isim mu’annats إسم مؤنثatau kata feminin adalah ta’ marbuthoh
تاء مربوطةberbentuk “ ” ة
Terdapat dua tanda isim mu’annats إسم مؤنثatau kata feminin lainya yaitu:
- Alif maqshuroh ألف مقصورةatau alif bengkok dilabangkan seperti: ""ى
ُ ََْ
Seperti: kubroo ُ ك ْب َرىdari mudzakar مذكرakbaru أكب ُُر
- Alif hamzah الف و همزةberbentuk seperti ـ ــاء
َ
ُُ َح ْم َرdari mudzakar مذكرahmaru أ ْح َم ُُر
Seperti hamraau اء
Jika nama perempuan tidak menggunakan tanda mu’annats مؤنثatau feminin
َ
maka dinamakan muannats majazi ي ُ ُ زْين,َ juga
ُ مؤنث مجازseperti zainabu ب
3
sebaliknya nama laki-laki yang menggunakan tanda muannats مؤنثatau feminin
ُ َْ
maka dinamakan mudzakar majazi ُ مذكر مجازيseperti: thalhatu طل َح ُة
Kalimah isim كلمة اسم atau kata benda (noun) dari anggota tubuh yang
berpasangan adalah isim muannats إسم مؤنثatau kata feminin meski tidak
ditandai dengan tanda muannats مؤنثatau feminin.
3Seperti : yadun ُ( َيدtangan), ‘ainun ُ( َع ْينmata), kaki ُ( ِر ْجلkaki)
Mayoritas nama negara dan kota adalah isim muannats اسم مؤنثatau kata
feminin meski tidak ditandai dengan tanda muannats مؤنثatau feminin
ُْ َ َ َ َ
Seperti: Indunisia ( ِإند ْو ِن ْي ِس َياIndonesia), Amirka ( أ ِم ْي ْركاAmerika), Jakarta َجاك ْرتا
ُ
(Jakarta), Nuw York ( ن ْو ُي ْركNew York)
Beberapa isim muannats إسم مؤنثatau kata feminin yang tidak memiliki tanda
muanntas مؤنثatau feminin.
َ َ
Seperti : harbu ُ( َح ْربperang), ardhun ُ( أ ْرضbumi), syamsun ُ( ش ْمسmatahari),
َْ
nafsun ُ( نفسjiwa), narun ُ( نارapi)
َ
Isim muannats اسم مؤنثatau kata feminin terbentuk secara alami: ُامل َ
ِ ( حhamil),
ُ
ُ( أمibu), ُ( َع ُر ْوسpengantin wanita).
4
2) Klasifikasi Isim berdasar pada bilangannya (mufrod, mutsanna, jama’).
Kalimah ism ( كلمة اسمkata benda atau noun) berdasarkan bilangannya dibedakan
atas :
- Isim mufrod ( اسم مفردkata benda singular)
- Isim mutsanna ( اسم مثنىkata benda dual)
- Isim jama’ ( اسم جمعkata benda plural).
3
Perubahan tanda akhir kata akan dibahas kemudian pada bab I’rob.
5
b) Isim mutsanna ( اسم مثنىkata benda dual)
Isim mutsanna اسم مثنىatau kata benda dual, proses pembentukannya adalah
dengan cara menambahkan alif ألفnun نونdan/ ya’ ياءdan nun نونdi akhir
kalimah isim yang mufrod. Harokat nun نونselalu kasroh.
Contoh:
6
c) Isim jama’ ( اسم جمعkata benda jamak/plural)
4
Isim jama’ اسم جمعatau kata benda jamak dibedakan atas tiga bagian:
1- Jama’ mudzakar salim جمع مذكر سالمatau jamak maskulin beraturan. Jamak ini
adalah jamak untuk yang berakal, umumnya dari nama orang dan dari isim
shifat. Proses pembentukannya dengan cara menambahkan wawu واوdan nun ن
ُ نو
atau ya’ ياءdan nun ن
ُ نوdi akhir kalimah isim mufrod. Harokat nun ُ نونselalu
berharokat fathah.
2- Jama’ muannats salim جمع مؤنث سالمatau jamak feminin beraturan, proses
pembentukannya dengan cara menambahkan alif الفdan ta’ تاءpada isim
mufrod mudzakar. Atau jika diambil dari mufrod mua’nnats maka tambahkan
alif ألفsebelum ta تاء, lalu ta’ marbuthoh ()ةdiganti menjadi ta’ ta’nits ()ت.
Harokat ta’تاء-nya ada tiga kemungkinan, yakni dhomah, fathah, atau kasroh.
Contoh:
اسم مؤنث اسم مذكر رقم
Feminin maskulin No
َ
muslimuuna نُ ُم ْس ِل ُم ْو
muslmaatun ُُم ْس ِل َُمات
“orang-orang muslimah”
ُ َ ُم ْس ِل ِم ْي
muslimiina ن 1
“orang-orang muslim”
َ ُ ْ
َ ْ ُ ُمؤ ِمن ْو
mu’minuuna ن
mu’minaatun ُُمؤ ِم ُنات َ ْ
“para wanita mu’min”
ُ ُمؤ ِم ِن ْي
mu’miniina ن 2
“orang-orang mukmin”
َ
shaalihaatun ُص ِال َحات
َ shaalihuuna ُص ِال ُح ْون
َ
“para wanita mulim” shaalihiina ن
َ
ُ ص ِال ِح ْي
َ 3
“orang-orang shaleh”
َ ُ َ
ُ ُم ْجت ِهد ْو
mujtahiduuna ن
َ َ
mujtahidaatun ُُم ْجت ِهدات َ َ
ُ ُم ْجت ِه ِد ْي
mujtahidiina ن 4
“para wanita yang bersungguh-sungguh”
“orang-orang yang bersungguh-
sungguh”
َ
ُ ص ِل ُح ْو
muslihiina ن ْ ُم
muslihaatun ُص ِل َحات
ْ ُم
َ
“para wanita shalihah”
mushlihuuna ُص ِل ِح ْين
ْ ُم 5
“orang-orang yang memperbaiki”
4
Isim jamak sebenarnya dibedakan atas dua yaitu salim dan taksir.
Salim artinya selamat yakni bentuk isim mufrod-nya tidak mengalami perubahan drastis karena hanya
َ
ُ ُم ْس ِل ُم ْو, muslimiina ُم ْس ِل ِم ْي َن,
menambah huruf-huruf saja, seperti muslimun ُ ُم ْس ِلمmenjadi muslimuuna ن
muslimaatun ُم ْس ِل َمات. Kata muslim ُ ُم ْس ِلمtidak mengalami perubahan yang berarti.
Taksir artinya pecah alias tidak beraturan yakni bentuk isim mufrod-nya mengalami perubahan drastis,
َ ُ َ َ ُ َ َ
seperti ustaadzun ُ أ ْستاذmenjadi asaatidzun أ َسا ِتذ, malakun ُ َملكmenjadi malaaikatu َمال ِئكة
7
3- Jama’ taksiir5 ( جمع تكسيرkata benda jamak tidak beraturan)
Jama’ taksiir atau kata benda jamak yang tidak beraturan adalah jama’ yang
berubah dari bentuk isim mufrod-nya. Jama’ ini dapat terjadi baik pada yang
berakal maupun yang tidak berakal. Harokat akhirnya ada tiga kemungkinan
yaitu dhomah, fathah, dan kasroh (tergantung I’rob)
Contoh:
َّ ُ َ
thullaabun ُطالب thaalibun ُط ِالب
2
para siswa Siswa
ُ َ َ ُ
asaatidzu ات ُذ ُ َ ُأ
ُِ س ُ ْ ُأ
ustaadzun ُستُاذ
3
ُ para guru ُ guru
masaajidu اج ُد
ُ َم َس masjidun َُم ْس ِجد
ِ 4
ُ masjid-masjid Masjid
اسم جمع مؤنث سالم اسم جمع تكسر اسم جمع مذكر سالم اسم مثنى اسم مفرد رقم
kb. jamak feminin kb. jamak maskulin
kb. jamak tidak kb. mutsanna kb. tung gal no
beraturan beraturan
beraturan
ُ- ُ ْ ُُم
ُس ِلُ َُمات س ُِل ُُم ُْو َ ُن
ُ ْ ُُم ُ ِ ُم ْس ُِل َُم
ان ُُم ْس ِلم 1
َّ ُ َ َ َ
ب
ُ ُط ُال ُ ُط ُِال َُب
ات - ُ ِ ُُط ُِال َب
ان ُط ِالب 2
َ َ َ
ُ- ُ ُط ِال َبات ُ- ُ ُُط ُِال َبُ َُت ِان ُ ُط ُِال َبُ ُة 3
َ َ َ َ
ُ ُح َُي َُوُناتُ ُ- - ُح َُي َُوانُ ِان ُ َُ
ُح َُي َُوان 4
َ
ُ ُُب ُيُ ُْو
ت - - ُ ِ َُب ُْي ُت
ان ُ َُب ُْي
ت 5
- - ح َّمُ ُ ُد ُْو َ ُن
َُ ُُم ُ ِ ح َُّم َ ُد
ان َُ ُُم ُ ح َُّم ُدَُ ُُم 6
َ َ َ ُ َ
- ُاط َُمات
ُ ِ ُف - ُاط َُم ُت ِان ُ ِ ُف ُاط َُمةُ ِ ُف 7
Tabel 6. Gabungan isim mufrod, mutsanna, dan jamak
8
3) Ism ma’rifah/ism nakiroh اسم نكرة/( اسم معرفةkata benda definit/indefinit)
Isim ma’rifah/isim nakiroh dalam bahasa Indonesia disebut kata benda tertentu/tidak
tentu atau definite/indefinite maksudnya bahwa setiap isim (kata benda) dibedakan
atas general dan spesifik.
Dalam bahasa Inggris noun yang spesifik ditandai dengan partikel “the” disebut
definite sedangkan noun yang masih general ditandai dengan partikel “a” indefinite.
Dalam bahasa Arab isim yang spesifik disebut isim ma’rifat ditandai oleh enam tanda
berikut ini, yaitu:.
a) al ال/ alif lam,
b) ‘alam ( علمnama orang),
c) isyarah ( إشارةkata tunjuk atau demonstrative),
d) dhomir ( ضميرkata ganti orang atau pronoun),
e) maushul ُ( موصولrelative pronoun),
f) mudhof ila al-ma’rifah ( مضاف إلى املعرفةmenyatu dengan kata definit),
Sedangkan isim yang masih general disebut isim nakiroh adalah ism selain dari yang
disebutkan di atas.
9
َ
b) Isim ‘alam ( اسم َعلمkata nama orang)
1- pengertian
Ism ‘alam atau kata nama orang terbagi dua yaitu nama Arab dan nama ‘Ajam.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
khodiijatu ة
ُ َ ْ َ
ُ خ ِديج ahmadu د
ُ ْ َ
ُ أح َم
ُ َ َ َ
faathimatu ة
ُ اطم
ِ ف haamidunُامد
ِ ح
عربي ُ1
ْ ْ َ
ُ salmaaَسل َمى khaliilun خ ِليل Arab
َ ُ
zaynabu َُزْين ُب hamzatu َح ْم َزة
diyaana
َ
ِد َيانا ُْ َْ ُ
ُ سوك ْرن
suukarnoو
َْ َْ
catrina كت ِرينا
ُْ
ُ ِإب َر ِاهي
ibraahiimuم
ْ
َ ُْ
yulia يو ِليا daviiduد ِف ْيد
َ
Tabel 7. Isim ‘alam
10
Pembahasan lanjutan
2- Isim ghoiru munshorif اسم غير منصرف
Isim ghoiru munshorif adalah lawan dari isim munshorif.
- Isim munshorif adalah isim yang bertanwin seperti:
َ َ
Muslimun ُم ْسلم, muslimatun م ْس ِل َمة,ُ thalibun ط ِالب, thaalibatun ط ِال َبة, dan lain-lain.
ِ
- Isim ghoiru munshorif adalah isim yang tidak boleh bertanwin, seperti:
Ibraahimu إ َب َر ِاه ْي ُم,ِ maryamu م ْرَي ُم,َ dan lain-lain
Isim ghoiru munshorif terbai atas bererapa macam, di antaranya yaitu:
ُ ََ ُ ُْ
buursudaanu ُرس ُو ُدان
ُ ُب ُو hadhromautu ُ ُ ضُ َُر َمُ ُْو
ت ْ ح
َُ علم مركب تركيب مزجي
َ ُ7
ُ nuwyorku ك ُ ba’labakku َُُب ُْع ُل َُب ُّك
ُ ُ ُُن ُْي َويُ ُْو ُْر nama yang tersusun dua kata
namun satu makna
ْ
ُ ُ ِعُ ُْم َُر ُ ُ ُُُع ُث َم علم مختوم بألف نون زائدتين
9
‘imroonu ان ’ustmaanu ان
ُ ش ُْع َُب َ ُ8
ُُ ض َُ َُر َُم
Nama yang diahiri oleh alif dan
ُ sya’baanu ُان ُ ُ ramadhaanu ان nun imbuhan
6
Kalau ada isim ‘alam tsulatsi yang tengahnya sukun maka boleh bertanwin atau tidak bertanwin, tapi
َ ْ
yang lebihbaik adalah tidak bertanwin, seperti: َع ْدن، َد ْعد، َح ْسن، ش ْمس،صر ِم،ِه ْند
Kalau ada isim ‘alam ‘ajam tiga huruf yang huruf tengahnya sukun, maka ia bertanwin, seperti:
7
َ ُ ُ
ُ , ل ْوط، ُه ْود،ن ْوح
خان
8
Isim ‘alam berpola fiil artinya bahwa isim ‘alam itu diambil dari fiil
Jika isim ‘alam diakhiri dengan alin nun tapi terdiri dari kurang tiga huruf, maka alif dan nun itu
9
11
c) Ism isyarah ( اسم إشارةkata tunjuk atau demonstrative)
Ism isyarah ( اسم إشارةkata tunjuk atau demonstrative) dibedakan berdasarkan jarak
dekat dan jarak jauh. Dalam bahasa Indonesia wujud dari kata tunjuk adalah “ini” dan
“itu”. Masing-masing pembagian tersebut dibedakan berdasarkan: muzakar-muannats
dan mufrod-mutsanna-jama’.
I’rob اعرابadalah perubahan tanda sebuah kata karena terjadi perubahan kedudukan dan atau
10
perubahan ‘amil. I’rob terjadi pada isim dan fiil (dalam hal ini termasuk juga isim isyaroh)
Contoh:
Dzaanika masjidaani “ ذانك مسجدانitu dua masjid” dzaanika dibaca marfu’ karena sebagai mubtada’
tandanya adalah alif karena mutsanna atau kata benda bermakna dua.
َ َ ُ َ
Roaytu dzaynika “ َرأ ْيت ذ ْي ِنكsaya melihat dua itu” dzaynika ذينكdibaca manshub karena sebagai maf’ul
tandanya adalah ya’ ياءkarena mutsanna atau kata benda bermakna dua.
Pada contoh pertama berkedudukan sebagai mubtada’ dan contoh kedua berkdudukan sebagai maf’ul.
12
d) Ism maushul11 ُ( اسم موصولkata ganti penghubung atau relative)
Ism maushul ُ اسم موصولatau kata ganti penghubung atau relative, perwujudan kata
dalam bahasa Inggris adalah “that, who, whom..” dan lain-lain dalam bahasa
Indonesia wujudnya adalah kata “yang”.
Dalam pengertian bahasa Arab isim maushul adalah isim yang menunjukan pada kata
tertentu yang diperantarai oleh jumlah yang terletak sesudahnya, jumlah ini disebut
shilah almausul صلة موصول.
Isim maushul dibedakan berdasarkan mudzakar-mu’annats dan mufrod-mutsanna-
jama’. isim maushul tersebut adalah:
11
Pembahasan sim maushul selengkapnya ada pada lampiran
13
Isim Dhomir/dhomaair ( ضمير (ج) ضمائرpronoun / kata ganti)
12
e)
Isim dhomir dalam bahasa Indonesia adalah kata ganti orang yang dibedakan atas
orang pertama atau yang berbicara, orang kedua atau yang diajak bicara, orang ketiga
yang dibicarakan.
Dalam bahasa Arab di samping kelompok kelasifikasi seperti bahasa Indoensia di atas
yakni orang pertama disebut mutakallim متكلم, orang kedua disebut mukhaathob مخاطب,
orang ketiga disebut ghaaib غائب, juga dibedakan lagi atas mudzakar-mu’annats, dan
mufrod, mutsanna, jama’.
َ َ
ُِه َُي ُُه َ ُو ُ ِ ُُأ ْن
ُت ُ َ ُُأ ْن
ُت أنا مفرد 1
kalian (pr) dia (lk) kamu (pr) kamu (lk) saya
َ
ُه َما ُ أ ْن ُت َما مثى 2
mereka dua (lk/pr) kalian dua (lk/pr) نحن
َُْ َْ
ُُه َّن ُُه ْم ُأنت َّن ُأن ُت ْم kita/kami
جمع 3
ُ mereka (pr) ُ mereka (lk) kalian (pr) kalian (lk)
Tabel 12. Isim dhomir
Contoh-contoh penggunaan isim dhomir dalam jumlah yakni ketika ia dalam keadaan rofa’, nashab,
12
14
Ism nakiroh+isim ‘alam علم+ نكرة:
َ َ
Kitaabu ahmadi اب أ ْح َم ِد
ُ ( ِكتbuku Ahmad)
َ
Kata kitaabun ُ ِكتابadalah nakiroh نكرةatau definite karena tidak ada tanda ma’rifah معرفة
َ َ
ُ ُ “ أ ْح َمahmad” adalah ma’rifah karena kata ahmadu أ ْح َم ُ ُد
atau indefinite dan kata ahmadu د
“ahmad” adalah nama orang yang meruakan bagian dari isim ma’rifah, maka kata kitaabun
ُ ِك َتابmenjadi ism ma’rifah.
Ism nakiroh+isim dhomir ضمير+ نكرة
َ ََ
ُ ( قل ُمـbolpenmu)
Qolamuka ـك
ََ
Kata qalamun ُ“ قلمbolpen” adalah nakiroh karena tidak ada tanda ma’rifah sedangkan kata
َ َ ََ
ُ adalah isim ma’rifah معرفةkarena ka ك
ka ك ُ adalah isim dhomir, maka kata qalamun ُقلم
menjadi ism ma’rifah.
15
b. Kalimah fi’il ( كلمة فعلkata kerja)
Kalimah fi’il كلمة فعلadalah kata kerja atau kalimah yang terikat waktu (yang lalu,
saat ini, dan kemudian).
Contoh:
َ
ُ َ “ د َرtelah belajar”
- Darosa س
ْ
ُ “ َيد ُرsedang/akan belajar”
Yadrusu س
ُْ
ُ ْ “ أد ُرbelajarlah!”
Udrus! !س
َ َ
َُ “ دخtelah masuk”
- Dakhola ل
ُ ْ
ُُ “ َيدخsedang/akan masuk”
Yadkhulu ل
ُ ُ
Udkhul! “ أ ْدخ ْلMasuklah!”
- ‘Alima م َُ “ َع ِلmengetahui”
َ
Ya’lamu م ُُ “ َي ْعلsedang mengetahui”
َ
I’lam !“ ِا ْعل ْمketahuilah”
َ
- Kataba ب ُ َ “ ك َتmembaca”
ْ
Yaktubu ب ُ ُ “ َيك ُتsedang membaca”
ُْ
Uktub ب ُ ْ “ أك ُتbacalah!”
َ َ
- Qoro’a “ ق َرُأtelah membaca”
ُ ْ
Yaqro’u “ َيق َرُأsedang membaca”
ْ ْ
Iqro’ “ ِإق َرُأbacalah!”
13
Fiil madhi bertemu dengan wawu jamak, ta berharokat, naa, dan nun niswah artinya fiil tersebut
fail/subjeknya berupa isim dhomir (kata ganti). Jika fiil madhi bertemu dengan wawu jama’ maka
dihukumi mabni dhomah. Jika bertemu dengan ta mutaharrikah, naa, dan nun niswah maka dihukumi
mabni sukun. Selengkapnya ada di bab dhomir dan bab fail.
Niswah نسوةadalah bentuk jamak imroah ( امرأةperempuan), bentuk jamak lainnya adalah nisaa’نساء
14
16
Fiil madhi ditandai dengan tanda muannats dengan menambah ta’ tanits di akhinya.
ْ َ ْ ََ َ ْ َ َ ْ ََ َ
Seperti: د َر َست، كتبت، ق َرأت،دخلت
Catatan: harokat atau tanda baris huruf tengah fi’il madhi (yang berjumlah tiga huruf seperti dakhola
َ
ُ َدخ َلyakni da دkho خla لhuruf tengahnya adalah kho )خdibahas pada ilmu shorof. Sedangkan harokat
huruf pertamanya selalu fathah jika bermakna aktif, sedangkan huruf terakhirnya selalu fathah jika
tidak bertemu wawu jama’, ta mutaharrikah, naa, dan nun niswah.
- Fiil mudhari’ ditandai dengan tanda muannats dengan mengubah ya’ " "يmenjadi
ta’ " "تdi awalnya.
َ َْ ُ َْ َُْ ُ َْ
Seperti: تذه ُب، تق َرأ، تكت ُب،تدخ ُل
- Fiil mudhari’ jika didahului oleh amil nashab seperti: an ( أنhuruf masdar),
lan “ لنtidak pernah”, kay “ كيsupaya”, lam kay “ الالم كيlam َلمbermakna supaya”,
lam juhud “ الالم جحودlam َلمnegasi dan pengingkaran”, hatta “ حتىsampai/hingga”,
maka fiil mudhari’ dibaca nashab/manshub ditandai dengan harokat fathah.
Contoh:
ْ ْ َ
Lan yadzhaba ب ُ َ ن َُي ُذ َُه
ُ “ ُلtidak akan pergi”
ْ َ
Lan yarji’a “ لن َي ْر ِج َ ُعtidak akan pulang”
- Fiil mudhari’ jika didahului oleh amil jazm seperti: lam “ لمtidak/belum”,
lamma “ لـ ّماketika”, lam amr “ َلم أمرlam perintah”, lam nahi “ الالم النهيlam
larangan”, maka fiil mudhari’dibaca jazm/majzum yang ditandai dengan sukun.
Contoh:
Lam yadzhab ُب ْ “ َُل ُْم َيُ ْ ُذ َُهtidak/belum pergi”
ُ َ
ُْ “ ل ْم َي ْدخtidak/belum akan pergi”
Lam yadkhul ل
15
‘Amil adalah partikel yang menyebabkan tanda kata yang ada setelahnya menjadi berubah.
ُُ
Seperti: kata yadhribu يضرب َُ
ditandai dengan dhomah dapat berubah menjadi yadhriba يضرب ditandai
َ ْ
ُ ْ ُلyakni menjadi lan yadhriba ض ُِر َب
dengan fathah jika didahului oleh amil nashab lan ن ُ ْ ُل.
ُ ن َُي
17
1- Tanda fiil mudhori’16
Fiil mudhari’ ditandai dengan huruf mudhoro’ah atau huruf mudhori’ yaitu: alif ألف,
nun نون, ya ياء, dan ta’ تاءatau sering disingkat “ أنيتanita atau anaytu”.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Alif ألفuntuk fiil mudhari’ yang mengandung dhomir17 ana “ أناsaya”.
Contoh:
ُ َ
Adkhulu (“ أ ْدخ ُلsaya) (lk/pr) sedang masuk”
ْ َ
Akhruju (“ أخ ُر ُجsaya) (lk/pr) sedang keluar”
- Nun ُ نونuntuk fiil mudhari’ yang mengandung dhomir nahnu “ نحنkami/kita“.
Contoh:
ُ َْ
Naqor’u (“ ُن ُق َُرُأkami/kita) (lk/pr) sedang membaca”
َُْ
Naktubu ُ(“ ُن ُكتُ ُبkami) (lk/pr) sedang menulis”
- Ya ياءuntuk fiil mudhori’ yang mengandung dhomir:
dhomir huwa “ هوdia (lk)”
Contoh:
ُُ
Yasyrobu يشرب “(dia) (lk) sedang minum”
ُْ
ُُ (“ َيأكdia) (lk) sedang makan”
Ya’kulu ل
- Ta’ تاءuntuk fiil mudhari’ yang mengandung dhomir:
Anta “ أنتkamu (lk)” dan hiya “ هيdia (pr)”
Contoh:
َ
ُ ُ “ ت ْد ُرkamu (lk) sedang belajar” atau “dia (pr) sedang belajar”
Tadrusu س
ُ َْ
Taqro’u “ تق َرُأkamu (lk) sedang membaca” atau “dia (pr) sedang membaca”
16
Pada prinsipnya, jika fiil itu sudah masuk pada konteks jumlah maka setiap fiil itu pasti ditemani fail,
meskipun fiil itu terlihat sendirian. Fail adalah isim yang jatuh setelah fiil.
ْ َ
Contoh: Adhribu “ أض ِر ُبsaya sedang/akan memukul” secara letterlek harusnya terjemah itu dua kata
ََ ْ
ُ َُي, karena letak fail itu bagaimanapun harus setelah fiil, tapi kata ana أناtidak
ُ ُ ض ُِر
yakni: adhribu ana ب أُ ُنا
perlu diekspreiskan karena otomatis sudah ada di dalam fiil itu, yakni mengganti huruf mudhari’ ya ياء
ْ َيbisa diterjemahkan dengan menambah kata “dia (lk)”
ُ ُ ض ِر
menjadi hamzah. Bergitu juga yadhribu ب
menjadi “dia (lk) akan/sedang memukul” seharusnya yadhribu huwa يضرب هو, tapi kata huwa هوtidak
perlu di ekspresikan karena sudah otomatis terkadnung dalam fiil itu.
Fiil yang mengandung dhomir artinya jika fiil tergabung dalam suatu jumlah baik fi’liyah maupun
17
18
Catatan:
Cara membuat fiil mudhari’ adalah ambil dari fiil madhi kemudian masukan huruf
mudhori’ di depan, lalu sukunkan huruf setelah huruf mudhori’, lalu huruf terakhir
disesuaikan dengan tanda i'rob-nya. Adapun harokat huruf sebelum huruf akhir
dibahas oleh ilmu shorof.
Contoh-contoh fiil mudhori’ secara sistematis ada pada bab fa’il (fail berbentuk dhomir)
18
19
3- Fiil mudhari’ mabni
Khusus fiil mudhori’ yang tersambung dengan nun jama’ niswah (artinya fiil
ُّ
ّ “mereka [pr]” dan antunna أنتن
mudhari’ tersebut mengandung dhomir hunna هن
“kalian [pr]), maka dihukumi mabni sukun atau tetap sukun, artinya tidak ada
perubahan tanda meskipun ada amil yang berbeda di belakangnya.
Contoh:
ُ َ يضرب
Yadhribna ن ْ “(mereka) (pr) memukul”
َ َ
Lan yadhribna ن ْ
ُ يضرب (“ ُل ْنmereka) (pr) tidak pernah memukul”
َ َ
ُ (“ ُل ُْم يضرْبmereka) (pr) belum/tidak memukul”
Lam yadhribna ن
20
c) Fiil amr ( فعل أمرkata perintah)
Fiil amr adalah fiil atau kata kerja yang menunjukkan perintah. Fiil amr dihukumi
mabni jazm19. Fiil amr fa’ilnya tersembunyi atau mustatir yang kira-kiranya adalah
dhomir/kata ganti orang kedua baik tunggal, dual, maupun jamak yakni “kamu atau
kalian” tergantung jumlah failnya.
Contoh:
ُ ُ ُ
ُُ َي ْدخ
udkhul !ُ“ ُأ ْدُخُ ْلmasuklah kamu (lk)!” dari mudhari yadkhulu ل
ُ ُ َ ُ َْ
udkhulii !“ ُأ ْدُخُ ِ ُل ُْيmasuklah kamu (pr)!” dari mudhari tadkhuliina ن
ُ تدخ ِل ْي
َُ ُ َُ َْ
udkhulaa !ُ“ ُأ ْدُخُالmasuklah kamu (lk/pr)!” dari mudhari tadkhulaani ن
ُ ِ تدخال
ُ ُ ُُ َْ
udkhuluu !“ ُأ ْدُخُل ْ ُوmasuklah kalian (lk)!” dari mudhari tadkhuluu تدخل ْ ُو
Untuk fiil amr yang dhomir atau kata gantinya antunna dibaca mabni sukun.
Contoh:
ُْ ُ ُْ َ
udkhulna !ن ُ َ ت ْدخل
ُ َ “ أ ْدخلmasuklah kalian (pr)!” dari mudhari tadkhuluu ن
Cara membuat fiil amr.
Cara membuat fiil amr adalah dengan cara:
1- Mengambil dari fiil mudhari’.
2- Hilangkan huruf mudhori’nya
3- Jika fiil tsulatsi mujarrod setelah menghilangkan huruf mudhari’ maka perlu
hamzah washol, lalu hamzah washol tersebut diberi harokat kasroh kecualiyang
‘ain fiil (huruf sebelum akhir) dhomah maka hamzah diberi harokat dhomah.
4- Jika fiil mazid (lebih tiga huruf) maka sebagian tidak perlu ada penambahan
hamzah yakni cukup dengan membuang huruf mudhari’ saja, dan sebagian lagi
dengan hamzah washol berharokat kasroh.
5- Setelah itu jazmkan huruf akhirnya.
Contoh fiil tiga huruf:
ََ ْ
ُ ُ – َي ْف َتiftah ِاف َت ْ ُح
Fataha – فت َحyaftahu ح
َ
َ – نyanshuru ص ُ ُر
Nashoro ص َُر
ْ
ُ – َينunshur ص ْر
ُ أن ُْ
َ َ
Rokiba ب ُ ُ – َي ْركirkab ب
ُ َ – َر ِكyarkabu ب ُ ْ ِا ْرك
َ َ َ
َُ – َع ِلya’lamu – ي ْعل ُُمi’lam ِا ْعل ْم
‘Alima م
َ ْ ُْ
Karuma – ك ُر َُمyakrumu – َيك ُر ُُمukrum اك ُر ُْم
19
Mabni jazm artinya selamanya dihukumi majzum atau dibaca jazm, yakni ditandai dengan sukun dan
membuang nun.
21
2) Kalimah fiil كلمة فعلberdasarkan butuh tidaknya maf’ul20 مفعولatau objek
Kalimah fiil berdasarkan butuh tidaknya pada maf’ul atau objek terbagi atas dua
bagian yaitu: fiil lazim فعل َلزمatau intransitif dan fiil mutta’ddi فعل متعديtransitif.
Notes:
Fail adalah isim yang jatuh setelah fiil. Fail dibaca rofa’ atau marfu’ ditandai
dengan harokat dhomah jika ia isim mufrod.
Maf’ul adalah isim yang jatuh setelah maf’ul. Maf’ul dibaca manshub ditandai
dengan harokat fathah jika ia isim mufrod.
Pengertian maf’ul secara sederhana adalah isim yang jatuh setelah fail. Dalam bahasa Indonesia
20
dikenal objek. Seperti contoh: siswa makan nasi (siswa subjek, makan predikat, nasi objek)
21
Perhatikan kata setelah ustadzun أستاذ, kata yang terletak di situ bukan berupa kalimah isim atau kata
benda melainkan kalimah huruf atau preposisi, karena maf’ul itu terbentuk dari kata benda atau
kalimah isim, oleh karena itu fiilnya disebut fiil lazim.
22 َّ
Perhatikan kata setelah arruzza الرز, kata yang terletak di situ adalah kalimah isim atau kata benda,
sebagaimana maf’ul itu terbentuk dari kalimah isim atau kata benda, oleh karena itu fiilnya disebut fiil
mutta’addi.
22
c. Kalimah Huruf ( كلمة حروفpartikel preposisi/konjungsi)
Kalimah huruf adalah preposisi atau konjungsi yang digunakan oleh kalimah lainnya
(isim dan fiil) untuk melengkapi maknanya.
Kalimah isim yang jatuh setelah huruf jar disebut isim majrur atau isim yang dibaca
jar23. Contoh seperti pada huruf jar tabel berikut:
ُِ كا ُل ُق َُم
kal qomari ر
َْ kaf كاف 7
“seperti bulan” “seperti”
li ustadz ْلستاذ
ٍُ lamَلم 8
“untuk guru” “untuk”
23
Majrur atau dibaca jar maksudnya kata itu diberi tanda kasroh, ya, dan fathah.
Kasroh jika isim mufrod, jamak taksir, jamak muannats salim
Ya jika isim mutsanna, asmaa’ul khomsah, dan jama’ mudzakar salim
Fathah jika isim ghoiru munshorif
Selengkapnya ada di bab I’rob.
23
2. Jumlah ( جملةkalimat)
Kalimah atau kata yang tersusun dan dipahami disebut jumlah atau kalimat.
“jumlah ”جملةterbagi atas dua bagian yaitu ( جملة إسميةnominal sentence) dan جملة
( فعليةverbal sentence).
“Kalimat” atau dalam bahasa Arab disebut jumlah جملة. Jumlah terbagi dua yaitu
jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah.
24
Pengertian mubtada’ adalah kalimah isim yang menempati tempat pertama dalam jumlah ismiyah
Khobar adalah kalimah apapun (isim, fiil, huruf) yang jatuh setelah mubtada’ yang kalimah terebut
25
24
ْ ََ
- Dzahabat ُ ذه َبتadalah kalimah fiil yang jatuh setelah mubtada’ maka disebut
khobar (jumlah), ditandai dengan fathah karena tidak bertemu dengan alif dhomir
dkk. Fail-nya adalah dhomir mustatir yang kira-kiranya hiya ِه َيyang kembali
pada mubtada’.
- Ilaa إلىadalah kalimah huruf (jar).
ْ
- Almadrosati ال َـمد َر َسةadalah kalimah isim yang jatuh setelah huruf jar maka disebut
isim majrur, ditandai dengan kasroh karena isim mufrod.
Contoh isim+huruf:
ْ ْ َ َّ َ
Atthaalibatu ilaa almadrasati ُب ِإلى ال َـمد َر َس ِة ُ ُ الط ِال
)3( )2( )1(
26
Fail adalah isim yang jatuh setelah fiil. Jika fail itu berbentuk isim dhomir (kata ganti) maka fail bisa
terikat atau tersimpan pada fiil-nya atau juga tampil setelah fiil. Selengkapnya pada bab fail
25
ُ َ adalah kalimah fiil madhi ditandai dengan fathah karena fiil madhi di
- Khoroja خرج
sini akhirnya tidak bertemu dengan wawu jama’, ta mutaharrikah, naa fa’il, dan
ya’ muanntas mukhootobah (seperti penjelasan sebelumnya).
- Haamidun حامدadalah kalimah isim yang terletak setelah fi’il maka disebut
fa’il فاعل, fail dibaca marfu’/rofa’ ditandai dengan dhomah karena isim mufrod
(kata benda tunggal).
- Min albayti من البيتadalah dua susunan kata yakni min منdan albayti البيت. Min
منadalah kalimah huruf (jar) dan albayti البيتadalah kalimah isim yang jatuh
setelah huruf jar atau disebut isim majrur, ia ditandai dengan kasroh karena isim
mufrod.
ْ َ َ ُ ْ
Yadkhulu haamidun ila almadrasati ُامدُ ِإلى ال َـمد َر َس ِة َ
ِ يدخ ُلُ ح
)4( )3( )2( )1(
26
B. FA’IL ( فاعلSUBJEK UNTUK KATA KERJA)
1. Pengertian
Fa’il فاعلdalam bahasa Indonesia adalah subjek/pelaku27 (yang prdikatnya kata
kerja), dalam pengertian bahasa Arab adalah isim (kata benda) yang bergantung atau
jatuh setelah fi’il (ma’lum 28).
Contoh :
َ ََ
Dzahaba thaalibun “ ذه َب ط ِالبSiswa(1) telah pergi(2)”
َ ْ
Roja’at thaalibatun “ َر َج َعت ط ِال َبةSiswi(1) telah pulang(2)”
َّ ُّ َّ َ
Ta’allama at thaalibu ُ“ ت َعل َمُ الطال ُبPara siswa(2) telah belajar(1)”
)2( )1(
Penjelasan:
َّ َ
َُ (“ ت َعلtelah) belajar”
Ta’allama م : fi’il madhi فعل ماض يatau kata kerja lampau
َّ ُّ َ
ُ ُ “ الطالpara siswa”
At thaalibu ب : fa’il فاعلsubjek/pelaku
Penjelasan lanjutan
Fa’il wajib marfu’ atau dibaca rofa’29 dan fi’il menyesuaikan diri dengan fail-nya dari
sisi mudzakar dan mu’annats saja tidak pada mufrod, mutsanna, jama’.
- Contoh fail berbentuk mufrod:
)2( ُ ّْ َ
Dzahabat attilmiidzu ُذهب ا ِلتل ِم ْيذ
)1(
Siswa(2) pergi(1)
- Contoh fail berbentuk mutsanna:
َ ّْ َ
Dzahaba attilmiidzaani ُذهب ا ِلتل ِم ْيذ ِان
)2( )1(
27
Subjek dalam bahasa Arab terbagi dua yaitu mubtada dan fail. Mubtada adalah subjek yang
predikatnya berupa kata benda/isim dan atau berupa kalimat /jumlah dan mubtada’ terletak sebelum
predikat. Sedangkan fail adalah subjek yang predikatnya berupa kata kerja atau fiil dan fail terletak
setelah predikat.
28
Fiil ma’lum dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja aktif, lawannya adalah fiil majhul atau kata
kerja pasif. Cara membuat fiil majhul yaitu, jika:
fiil mudhi: dhomahkan huruf awal dan kasrohkan huruf sebelum akhir.
ََ ُ
contoh: fataha “ فت َُحtelah membuka” menjadi futiha “ ف ِت َُحtelah dibuka”.
Fiil mudhari’: dhomahkan huruf awal dan fathahkan huruf sebelum akhir.
َْ َْ
contoh: yaftahu “ َيفت ُُحakan membuka” menjadi yuftahu “ ُيفتحakan dibuka”.
29
Dibaca rofa’ artinya:
menggunakan tanda dhomah jika isim itu mufrod, jamak taksir,dan jama’ mua’nnats salim
menggunakan tanda alif jika isim itu mutsanna
menggunakan tanda wawu jika isim itu jama’ mudzakar salim dan asmaa’ul khomsah
27
Jika fail terbentuk dari isim mu’annats مؤنثatau kata benda feminin maka fiilnya
diberi tanda muannats.
- Untuk fi’il madhi فعل ماض يdengan ta ta’nits sakinah تاء تأنيث ساكنةdi akhirnya.
Contoh:
)2( ُ َ
Jaa’at faathimatu ُاط َمة َُ َج
ِ اءت ف
)1(
28
Jika fail berbentuk dhomir pada susunan jumlah ismiyah, maka fiil tersebut harus
menyimpan/mengandung dhomir yang sesuai seperti mubtada dari sisi gender
(mudzakar-muannats) dan bilangannya (mufrod, mutsanna, jamak).
Contoh:
ُْ َ َ ََ َ ُ
Huwa jalasa ‘ala alkursiyi س َعلى الك ْر ِس ّ ِي “ هو جلdia (lk) duduk di kursi”
ُْ َ َ ُ
Humaa jalasaa ‘ala alkursiyi “ ه َما َجل َسا َعلى الك ْر ِس ّ ِيmereka berdua (lk) duduk di kursi”
ُْ َ َ ُ
Hum jalasuu ‘ala alkursiyi “ ه ْم َجل ُس ْوا َعلى الك ْر ِس ّ ِيmereka (lk) duduk di kursi”
Fail dhomir فاعل ضميرatau fail yang berupa kata ganti terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Fail dhomir muttashil ( متصلsubjek kata ganti yang terikat)
Fail yang berupa dhomir muttashil متصلyakni fail tersebut mengikat diri atau
menempel pada kalimah fiil atau kata kerja.
Ini terjadi pada fail yang mengikat diri pada fiil yaitu: wawu jama’, alif mutsanna,
nun niswah, ya muannats, dan ta’ mutaharrikah30.
Seperti:
َ ُ
ta تاءpada kata qumta “ ق ْمتKamu (lk) telah berdiri”
َ
wawu واوpada qoomuu “ ق ُام ْواMereka (lk) telah berdiri”
َ
alif الفpada kata qoomaa “ ق َاماMereka (lk) berdua telah berdiri”
َ َُ
ya ياءpada kata taqumiinaa “ تق ْو ِم ْينKamu (pr) berdiri”.
30
untuk contoh selengkapnya ada di bab dhomir
29
Fail dhomir mustatir مستترterbagi dua:
a) Fail dhomir mustatir jawaz ( مستتر جوازfail kata ganti boleh tersembunyi/tampil)
Jika fiil failnya berupa dhomir mustatir jawaz maka fiil itu fail-nya boleh ditempati
oleh fail yang berbentuk dzoohir.
Hal ini bisa terjadi pada:
- Fiil madhi فعل ماض يyang bersandar padanya dhomir mufrod ghoib atau
ghooibah “kata ganti ketiga tunggal baik untuk lk/pr”.
Seperti:
َ
َُ “ ُقdia (lk) telah berdiri”
qooma ام
Pada kata qooma قامsudah mengandung fail berupa isim dhomir huwa هو,
namun kata tersebut boleh juga fail-nya diisi oleh isim dzohir.
Seperti:
)2( َ َ )1( َ
‘Aliyun qooma ام ُ “ ع ِليُ قAli(1) telah berdiri(2)”
Jika bentuknya seperti di atas, maka yang menjadi fail untuk fiil qooma قام
adalah dhomir mustatir huwa هو.
Bisa juga:
َ
Qooma ‘aliyun ُامُ َع ِلي
َ “ قAli(2) telah berdiri(1)”
)2( )1(
Jika bentuknya seperti di atas, maka yang menjadi fail untuk fiil qooma قام
‘aliyun َُع ِلي
Contoh di atas sama contoh berikut ini:
ْ َ
ُ ُ“ ُق َامdia (pr) telah berdiri”.
qoomat ت
Kata tersebut sudah mengandung fail berupa isim dhomir hiya ِه َيnamun kata
tersebut boleh juga fail-nya diisi oleh isim dzohir.
Seperti:
)2( ْ )1( ُ
Faathimatu qoomat قامت
ُ ُ
فاطمة “Fatimah(1) telah berdiri(2)”
Bisa juga:
)2( ُ
َ “Fatimah(2) telah berdiri(1)”
)1( ْ
Qoomat faathimatu فاطمة
ُ ُقامت
- fi’il fudhari’ فعل مضارعyang bersandar padanya dhomir mufrod ghoib atau
ghooibah “kata ganti ketiga tunggal baik untuk lk/pr”.
seperti kata/kalimah yaquumu يقومdan taquumu تقومpada kalimat/jumlah
)2( ُ )1(
berikut: zaidun yaquumu ُ
يقوم ُ “Zaid(1) akan berdiri(2)”. Atau bisa juga:
زيد
yaquumu zaidun يقومُ زْي ُد
َ
ُ “Zaid(2) akan berdiri(1)”
)2( )1(
ُ
zainabu taquumu ُتقوم ُ “ زZainab(1) akan berdiri(2)”
ُينب )2( )1(
ُ
atau bisa juga: taquumu zainabu ُزينب ُ“ تق ْو ُمZainab(2) akan berdiri(1)”
)2( )1( َُ
30
b) Fail dhomir mustatir wujub ( مستتر وجوبfail kata ganti wajib tersembunyi).
Jika fiil failnya berupa dhomir mustatir wujub maka fail yang berbentuk dhomir itu
wajib tersembunyi.
Hal ini bisa terjadi pada:
- fi’il mudhari’ فعل مضارعdisandarkan pada mufrod mukhotob مفرد مخاطب/kata
ganti kedua tunggal.
Contoh: taftahu “ تفتحkami (lk) membuka”
- fi’il amr فعل أمرyang disandarkan pada satu mufrod mukhotob مفرد مخاطب/kata
ganti kedua tunggal.
Contoh: iftah! “ افتحbukalah!”
- fiil mudhori’ فعل مضارعdisandarkan pada:
mutakallim متكلمatau kata ganti pertama baik mufrod مفرد/tunggal maupun
jama’ جمع/plural.
Contoh:
Aftahu “ أفتحsaya membuka” dan naftahu “ نفتحkami membuka”.
Adakalanya fa’il فاعلberbentuk dhomir ضميرyang dhomir itu kembali pada jama’
muannats salim جمع مؤنث سالمatau jama taksir جمع تكسيرyang mu’anntas مؤنثatau
mudzakar ghoiru ‘aqil مذكر غير عاقل, maka fiilnya bisa menggunakan tanda ta’ ta’nits
atau nun jama’ mua’nnats.
Contoh:
)4( َ ْ )3( )2( ْ )1(
azzainabaatu jaa’at, aw ji’na ، ن ُ جاءت أو ِجئ
ُ الزينبات
para Zainab(1) (telah) datang(2) atau(3) datang(4)31
)4( َ ْ َ ْ َ )3( ْ َ )2( ْ َ َ ْ َ )1( ُ َ َ َْ
alfawaathimu aqbalat aw aqbalna ن ُ ت أوُ أقبل ُ اط ُم أقبل ِ الفو
para Fatimah(1) menerima(2) atau(3) menerima(4)
َ
ُ )3( )2( َ ُ َْ
aljamaalu tusiiru aw yusirna ُال ت ِس ْي ُُر أ ْ ُو ي ِس ْرن
)4( )1( ُ َ َ
ُ الجم
Unta-unta(1) berjalan(2) atau(3) berjalan(4)
Contoh-contoh fiil (madhi, muhdari’ dan amr) yang fail-nya berupa isim dhomir
adalah sebagai berikut:
31
perhatikan tanda fiilnya, yang pertama menggunakan ta’ ta’nits, yang kedua menggunakan nun
niswah (nun penanda perempuan banyak). Kalau diterjemahkan hasilnya sama saja.
31
Fail berbentuk isim dhomir yang bersandar pada fiil madhi
32
Fail berbentuk isim dhomir yang bersandar pada fiil mudhari’
33
Fail berbentuk isim dhomir yang bersandar pada fiil amr
Isim dhomir yang menjadi fail pada fiil amr adalah isim dhomir yang menunjuk
pada orang ketiga saja.
34
ْ َ
Ketika fi’il فعلsetelahnya ada “an ”أنyang diiringi jumlah maka itu bisa dilakukan
ta’wil masdar, lalu itulah sebagai fa’ilnya.
Proses itu dinamakan dengan fi’il muawwal فعل مؤولatau ta’wil fi’ilتأويل فعل.
Contoh:
)3( َ َ َ ْ َ
Yu’jibunii an tajtahida ُُي ْع ِج ُب ِن ْيُ أن ت ْجت ِهد
)1(
35
C. MUBTADA’ - KHOBAR (SUBEJEK-PREDIKAT)
1. Pengertian
Mubtada’ مبتدأdalam bahasa Indonesia adalah subjek32 (yang predikatnya berupa
kalimah atau jumlah [klausa]), memiliki pengertian yaitu kalimah isim yang ingin kita
ungkapkan/katakan, umumnya terletak di awal jumlah ismiyah.
Mubtada’ dan khobar keduanya merupakan isim marfu’ atau isim yang dibaca rofa’33.
Seperti contoh :
Sa’iidun ‘aalimun ُ“ َس ِع ْيدُ َع ِالمSa’id(1) itu pintar(2)”.
)2( )1(
)2( )1( َ
Sa’iidatun ‘aalimatun “ َس ِع ْيدةُ َع ِال َـم ُةSa’idah(1) itu pintar(2)”
haamidun mariidhun ُامدُ َم ِ ْريض
)2( َ )1(
ِ حhamid sakit
(1) (2)
Keterangan:
َ َ
ِ حadalah mubtada’ مبتدأkarena haamidun ُ ح ِامدadalah kalimah isim
- Haamidun ُامد
yang ingin kita ungkapkan.
- Mariidhun ُ َم ِرْيضadalah khobar خبرkarena ia kalimah isim yang jatuh setelah
mubtada’ dan melengkapi makna mubtada’ مبتدأsehingga menjadi jumlah.
Mubtada’ pada dasarnya terbuat dari isim ma’rifah sedangkan khobar-nya terbentuk
dari isim nakiroh.
contoh:
َ )1( ُ
Huwa mudarrisun ُ“ ه َ ُو ُمد ّ ِرسDia(1) adalah seorang guru(2)”
)2(
َ
Haadza masjidun “ هذا َم ْس ِج ُدIni(1) adalah sebuah masjid(2)”
)2( )1(
namun beberapa kasus isim nakiroh dapat dapat menjadi mubtada’ dan isim ma’rifah
dapat menjadi khobar. (akan dibahas kemudian)
32
Subjek dalam bahasa Arab terbagi dua yaitu mubtada dan fail. Mubtada adalah subjek pada jumlah
ismiyah ia terletak sebelum predikat yang mana predikatnya jatuh setelahnya, predikat ini dapat berupa
kata benda/isim dan atau berupa klausa/jumlah. Sedangkan fail adalah subjek pada jumlah fi’liyah ia
terletak setelah predikat yang mana predikat ini berupa kata kerja atau fiil.
33
Dibaca rofa’ artinya:
menggunakan tanda dhomah jika isim itu mufrod, jamak taksir,dan jama’ mua’nnats salim.
menggunakan tanda alif jika mutsanna
menggunakan tanda wawu jika jama’ mudzakar salim dan asmaa’ul khomsah. Asmaul khomsah yaitu:
(abun ُ“ أبayah” akhun “أخsaudara lk”, hamun “حمpaman”, fuu “ فوmulut”, dan dzuu [ ذوkepemilikan]).
Selengkapnya dapat dilihat bab I’rob dan lampiran asmaa’ul khomsah.
36
Seperti pada pembahasan jumlah ismiyah sebelumnya, bahwa setiap kalimah (baik isim, fiil,
ataupun huruf34) yang jatuh setelah mubtada’ maka ia menjadi khobar.
Khobar خبرdibedakan atas tiga bagian yaitu khobar mufrod خبر مفرد, khobar jumlah خبر جملة
dan khobar syibhu jumlah خبر شبه جملة35
34
Susunan mubtada-khobar paling sederhana adalah: jika isim (marifat) bertemu isim (nakiroh).
Susunan mubtada-khobar kompleks adalah:
- Jika isim bertemu fiil karena fiil di situ harus dalam keadaan jumlah, dan juga
- Jika isim bertemu huruf karena huruf di situ harus dalam keadaan syibhu jumlah
35
Jumlah minimal dua kalimah (fiil+isim atau isim+isim), syibhu jumlah juga minimal dua kalimah
(huruf+isim). Syibhu jumlah artinya mirip jumlah
36
Harap diperhatiakan istilah mufrod karena dalam ilmu Nahwu memiliki dua makna yaitu:
- isim mufrod adalah kalimah isim bermakna tunggal, dan
- isim mufrod adalah kalimah isim yang sendirian yakni bukan dalam susunan kata atau jumlah
37
mufrod karena hanya terdiri dari satu kalimah isim saja, ia dibaca rofa’ tandai dengan
wawu karena isim jamak (mudzakar saalim).
ُ ْ
ُ ال ُـم ْس ِل َماتُ ِإ َم ُام ُه َّنُ َع ِال
Almuslimaatu imaamuhunna haadhirun م
)3( )2( )1(
ُُْ
)3( َ )2( َ )1( َ
hasyim abuuhu taajirun ُاجر
ِ اشمُ أبوهُ ت
ِ ه
(3)
Hasyim(1) itu ayahnya(2) adalah seorang pedagang
Penjelasan:
- haasyimun هاشمadalah kalimah isim di awal jumlah ismiyah disebut mubtada’, mubtada’
dibaca rofa’ ditandai dengan harokat dhomah karena isim mufrod.
- Abuuhu taajirun أبوه تاجرadalah susunan mubtada’ khobar yang jatuh setelah mubtada,
maka disebut khobar (jumlah).
Abuuhu أبوهadalah isim marfu’ karena sebagai mubtada’ ditandai dengan wawu karena
asmaa’ul khomsah. Abu أبdi sini juga sebagai mudhof. Dhomir hu ـهadalah mudhof
ilaihi, dhomir hu ـهkembali pada mubtada’ pertama yakni haasyimun هاشم
Taajirun تاجرadalah isim marfu’ karena sebagai khobar (mufrod) untuk mubtada’ kedua,
ditandai dengan dhomah karena isim mufrod.
38
2) Khobar jumlah fi’liyah (predikat berbentuk kalimat verbal).
Khobar berbentuk jumlah fi’liyah maksudnya adalah khobar dalam bentuk
(kalusa) susunan fi’il-fa’il, artinya yang melengkapi mubtada’ adalah susunan
fi’il-fa’il.
Contoh:
Contoh isim+fiil (boleh dilengkapi huruf jar+majrur)
ْ ْ )3( َ )2( َ َ )1(ُ ُ لط َّال
Attullaabu dzahabuu ila almadrasati ب ذه ُُب ْوا ِإلى ال َـمد َر َس ِ ُة
)4( َّ َ
ُ ا
Para siswa(1) pergi(2) ke(3) sekolah(4)
ْ ْ َ َ ََ ُ ّ َ
Attaalibaatu dzahabna ila almadrasati ُلط ِال َباتُ ذه ُْبنُ ِإلى ال َـمد َر َس ِة
)4( )3( )2( )1(
ُ ا
Para siswi(1) pergi(2) ke(3) sekolah(4)
ْ ْ )3( َ )2(ُ َ ) َذ َه1(ب
Atthaalibatu dzahaba ila almadrasati ب ِإلى ال َـمد َر َس ِ ُة
)4( َّ َ
ُ ُ الط ِال
Siswa(1) pergi(2) ke(3) sekolah(4)
ْ ْ َ ْ ََ )1( ُ َّ َ
Atthaalibatu dzahabat ila almadrasati ُالط ِال َبةُ ذه َبتُ ِإلى ال َـمد َر َس ِة
)4( )3( )2(
39
dan Allah(1) menciptakan(2) siapa(3) yang dikehendakinya(4)
37
Dzorof adalah isim yang menunjukan waktu dan tempat,
spt: amama ( أمامdi depan), amaama almadrosati ( أمام املدرسةdi depan sekolah)
َ َْ ْ َ َْ
kholfa ( خلفdi belakang), kholfa almadrosati ُ( خلف ال َـمد َر َس ِةdi belakang sekolah), dll
38
Jar+majrur adalah kalimah huruf dan kalimah isim yang umumnya menyatakan keterangan.
40
a. Jika khobar berupa syibhu jumlah ( شبه جملةjar majrur جر مجرورdan dzorof ظرف
atau kata tempat), pada kondisi ini maka khobar didahulukan.
Seprti contoh:
)1( ْ َ ْ
Fil baytii rojulun ُت َر ُجل
)2(
ُ ِ ِفي البي
seorang laki-laki(2) ada di dalam rumah(1)
b. Jika mubtada’ مبتدأberupa kata tanya seperti man من, ma ما, kam كم.
Seperti contoh:
Maa bika َما ِبك؟
)2( َ )1(
41
Oleh karena itu, jika kita ingin membuat khobar خبرdari isim shifat اسم صفةyang
ma’rifah معرفةmaka selipkan di antara susunan tersebut dhomir ضميرmaka
menjadi:
َْ
allahu huwa alghofuur ) ال َغ ُف ْو ُر2() ُه َ ُو1(هللا
)3( ُ
ُُ
Allah(1) itu Dialah(2) yang maha Pengampun(3)
b. jika khobar خبرtidak terbentuk dari isim shifat اسم صفةmaka dahulukan mana
yang ingin menjadi mubtada’ مبتدأ.
Contoh.
)2( )1( َ ُ َ
Akhuuka ‘aliyun أخ ْوكُ َع ِل ُي
Temanmu(1) itu Ali(2)
Contoh di atas adalah contoh mubtada’khobar yang khobarnya terbentuk dari isim
ma’rifah sama seperti mubtada’nya.
ُ َ
Kata akhuuka ك ُ َ أخ ْوmerupakan isim ma’rifah اسم معرفةkarena berbentuk
َ َ
idhofah إضافةdari kata akhun ُ“ أخsaudara” dan ka ك
ُ “kamu/ -mu”.
Begitu juga kata ‘aliyyun ُ َع ِليmerupakan isim ma’rifah اسم معرفةkarena berbentuk
isim ‘alam اسم علمatau nama orang.
42
D. PENANDA KALIMAH كلمةDALAM JUMLAH ‘( جملةALAMAT I’ROB)
Agar mudah memahami apa itu i'rob, sebaiknya sebelum beranjak ke materi ini
kuasai terlebih dahulu:
- kalimah/kata dan jumlah/kalimat pada bab pertama, karena i'rob itu muncul dalam
jumlah.
- Isim dari sisi mudzakar dan mu’annats
- Isim dari sisi mufrod, mutsanna, dan jamak
Kalimah-kalimah (isim, fiil, dan huruf) yang tersusun dalam sebuah jumlah, maka
setiap kalimah tersebut masing-masing memiliki jabatan kata.
Jabatan kata dalam bahasa Indonesia secara sederhana adalah subjek, predikat, objek,
keterangan atau dikenal SPOK.
Seperti contoh:
Ibu_memasak_ikan_di_dapur.
Keterangan:
- Ibu adalah kata benda yang menjabat sebagai subjek
- Memasak adalah kata kerja yang menjabat sebagai predikat
- Ikan adalah kata kerja yang menjabat sebagai objek
- Di adalah kata depan. Dapur adalah kata benda. Di dapur adalah du kata yang
menjabat sebagai kata keterangan
Kasus di atas sama juga dengan bahasa Arab hanya saja dalam bahasa Arab jabatan
kata itu diberi penanda. Inilah yang disebut i’rob yakni perubahan akhir kata karena
amil, amil inilah yang membuat kata dibaca rofa’, nashab, jar, dan jazm.
Dalam susunan fiil-fail maka yang menjadi amil adalah fiil. Oleh sebab (gara-gara) fiil
sebuah isim atau kata benda harus dibaca rofa’. Isim yang sebelulmnya tidak menjabat
sekarang menjabat sebagai fail ditandai dengan harokat dhomah jika ia isim mufrod.
Dalam susunan mubtada’-khobar maka yang menjadi amil adalah mubtada’. Oleh
sebab (gara-gara) mubtada’ sebuah isim atau kata benda dibaca rofa’ karena sebagai
khobar dan ditandai dengan harokat dhomah jika ia isim mufrod.
Berbeda dengan bahasa Indonesia. Misalkan kata benda “ikan” di atas yang menjabat
sebagai objek, jika kata tersebut menjabat sebagai subjek, atau predikat, kata “ikan”
tidak mengalami perubahan akhir kata, misalkan menjadi ikanu, ikana, dan ikani
karena bahasa Indonesia tidak mengenal konjugasi seperti bahasa Arab atau bahasa
asing lainnya.
Dalam bahasa Arab, jika isim atau kata benda menjabat sebagai subjek atau fail maka
dibaca rofa’ yang ditandai dengan harokat dhomah kalau ia isim mufrod atau
bermakna tunggal, jika ia menjabat sebagai objek atau maf’ul maka dibaca nashab
yang ditandai dengan fathah kalau ia isim mufrod atau kata bermakna tunggal, dan
jika ia jatuh setelah huruf jar maka dibaca jar ditandai dengan kasroh kalau ia isim
mufrod atau kata bermakna tunggal.
43
Perhatiakn contoh berikut:
ْ َّ َت ْط ُب ُ ُخ َا ْ ُْل ُّم
ُ ِ الس َم َك ِفي ال َـمط َب
Thobakhot al-ummu assamaka fii almathbakh خ
“Ibu memasak ikan di dapur”.
Penjelasan:
- Thathbukhu تطبخadalah kalimah fiil mudhari’ yang dibaca rofa’ karena tidak ada
amil nashob atau amil jazm sebelumnya, ditandai dengan dhomah.
- Al-ummu اْلمadalah kalimah isim yang dibaca rofa’ karena sebagai fa’il tandanya
adalah dhomah karena isim mufrod atau kata bermakna tunggal.
- Assamaka السمكadalah kalimah isim yang dibaca nashab karena sebagai maf’ul
tandanya adalah fathah karena isim murfod.
- Fii almathbakhi في الـمطبخ, fii فيadalah kalimah huruf jar, huruf jar itu mabni alias
tidak mengalami perubahan I’rob. Almathbakhi الـمطبخadalah isim yang dibaca
majrur karena jatuh setelah huruf jar ditandai dengan kasroh karena isim mufrod
atau kata benda tunggal.
Perhatian Pertama!
- Perhatikan assamak السمكdi atas, kalimah isim itu menjabat sebagai maf’ul maka
dibaca nashab ditandai dengan fathah karena isim mufod.
- Jika assamak السمكitu menjabat sebagai mubtada’ maka ia tidak lagi dibaca
manshub tetapi kali ini dibaca rofa’ ditandai dengan dhomah karena isim mufrod.
Seperti contoh:
َ ُ
Assamaku ladziidzun ُالس َمك ل ِذ ْيذ
َّ “ikan itu enak”
Maka kali ini assamaku السمكtidak lagi ditandai dengan fathah melainkan harus
ditandai dengan dhomah.
- Jika assamak السمكjatuh setelah huruf jar, maka kali ini ia diberi tanda kasroh
karena isim mufrod.
Contoh:
َّ “ ال َل ْح ُُم ال َل ِذ ُْي ُذ فيDaging enak (ada) pada ikan”
ُ ِ الس َم
fissamaki Lahm ladzid ك ِ
Maka kali ini assamak السمكtidak lagi ditandai dengan fathah melainkan harus
ditandai dengan kasroh.
44
Perhatian kedua!
Contoh kasus di atas, semuanya isim mufrod atau kata benda bermakna tunggal.
Sekarang bagaimana jika isim-isim atau kata benda yang ada itu bermakna dua dan
atau bermakna jamak.
Perhatian ketiga!
Pada perhatian kali ini adalah fokus pada isim atau kata benda yang bermakna jamak
(jamak ada tiga, pada contoh ini dicontohkan jamak taksir).
Perhatikan contoh berikut ini:
Tathbukhu al-ummahaatu al-asmaaka di mathoobikhi
َ ْ َ ْ َ ُ َ َّ ُ ْ َ )1( ُ ُ ْ َ
)4(
ُ َ ) اْل ْس َم2(ات
ُ) ِفي ال َـمط ِاب ِخ3(اك ُ تطب ُخ اْلمه
Ibu-ibu(2) memasak(1) ikan-ikan(3) di dapur-dapur(4)
Penjelasanya sama seperti pada perhatian pertama, yakni pada isim mufrod karena
isim jamak taksir baik ketika rofa’, nashab, dan jar hukumnya sama seperti isim
mufrod.
45
Perhatian keempat!
Pada perhatian pertama, kedua, dan ketiga adalah contoh-contoh i’rob isim.
I’rob terjadi pada isim dan fiil, hanya saja i’rob pada fiil hanya pada fiil mudhori’
karena fiil madhi dan fiil amr dihukumi mabni alias tidak ada i’rob-nya.
Perhatiakan contoh berikut:
ْ َ ُ َْ ُ ْ َ
ُ ِ الس َمك ِفي ال َـمط َب
Thobakhot al-ummu assamaka fii almathbakh خ َّ تط ُبخ اْل ُّم
Pada kalimat di atas yang menjadi fiil adalah tathbukhu تطبخ, fiil tersebut adalah fiil
mudhori’ maka dibaca rofa’ karena tidak ada amil nashab atau amil jar yang
mendahuluinya.
46
Berikut ini adalah tabel rangkuman i’rob secara keseluruhan
47
E. Lampiran
Syarat i'rob asmaa’ul khomsah jika i'robnya ditandai dengan huruf adalah sbb:
- Isim harus mudhof, jika tidak maka hukumnya sama seperti isim pada umumnya.
Mudhof di sini adalah dengan isim apa saja kecuali pada dhomir ana أناyakni ya’
mutakallim.
- Bentuknya bukan tashghir
- Berbentuk mufrod tidak mutsanna atau jamak
َ
ُ “ ُفmulut”
- Untuk fuu فوmim-nya dihilangkan yakni fuu asalnya dari famm م
- Untuk dzuu ذوharus mudhof pada isim dzohir bukan pada mudhof pada dhomir,
yakni di sini ia bermakna shohib.
Contoh:
)2( َ ُ )1( َ ْ ُ َ
Abuuka ustaadzun ُك أ ْستاذُ أبو
Ayahmu(1) adalah seorang guru(2)
َ َ َ
Ana uhibbu akhoohaa أنا أ ِح ُّبُ أخاها
)3( )2( ُ )1( ََ
Saya(1) mencintai(2) saudaranya(pr)(3)
Saadzhabu ilaa hamuuuka ghodan َسأذه ُبُ ِإلى َح ُم ْوكُ غذا
)3( َ )2( َ َ )1( ََْ
ُ الط َع َّ
At-tho’am fii fiiki ُامُ ِفي ِف ْي ِك
)2( )1(
48
2. Jama’ taksir جمع تكسير
Jama’ taksir atau jamak tidak beraturan, umumnya terjadi pada isim yang tidak
berakal dan juga berakal tapi bukan terbentuk dari kata sifat.
Wazan-wazan atau pola Jamak taksir ada banyak, di sini dijelaskan wazan jamak
taksir yang sering digunakan.
ّ
a) Jama’ taksiir qillah قلة
Jama’ taksiir qillah adalah jama’ yang umumnya isinya 3-10 yaitu mengikuti pola-
pola berikut:
49
b) Jama’ taksiir katsroh كثرة
Jama’ taksiir katsroh adalah jama’ yang umumnya isinya 10-tak terhingga yaitu
mengikuti pola-pola berikut:
ُُ ُس َعد
su’adaa’u اء
َ sa’iidun َُس ِع ْيد
(orang berbahagia) (seorang yang berbahagia)
َ
fi’aalunُِف َعال tsiyaabun ُِث َياب tasubun ُث ْوب
4
(banyak pakaian) (pakaian)
َّ ُ َ
thullaabun طالب thaalibun ط ِالب
ُ
fu’’aalunُف َّعال (para siswa) (siswa)
َ 5
‘ummaalun ُع َّمال ‘aamilun امل
ِ ع
(para pegawai) (pegawai)
50
c) Jama’ taksiir shighoh muntahaa aljumu’ صغة منتهى الجموع
39
Jama’ taksiir shighoh muntahaa aljumu’ adalah jama’ yang ditengahnya berupa alif
dan setelah alif itu ada dua huruf atau lebih yaitu mengikuti pola-pola berikut:
ُ ُ َم َج ِال
majaalisu س majlisun َُم ْج ِلس
(banyak majelis) (majelis)
ُ ُ َس َح ِائ
sahaaibu ب sahaabah َُس َح َابة
fa’aailu
َ (banyak kabut) (kabut)
ُف َعا ِئ ُل َ
ُ ُ َع ُال ِئ
‘alaa’iqu ق ‘alaaqotun َُعالقة
َ َ 5
(hubungan-hubungan) (hubungan)
Tabel 20. Jamak taktsir shighoh muntaha aljumuu’
Shighoh muntahaa aljumuu’ adalah bagian dari isim ghoiru munsharif, oleh karena itu jamak taksir
39
51
Perhatian! Pembahasan lanjutan berikut ini dapat dipelajari setelah
memperlajari bab fiil fail, mubtda’ khobar dan I’rob!
40
Syibhu jumlah adalah susunan yang terdiri dari dua kalimah namun belum disebut jumlah atau
kalimat, umumnya ia menunjukan keterangan tempat dan waktu, ada dua macam yaitu:
- Kalimah huruf dan kalimah isim, wujudnya huruf jar dan isim majrur.
- contoh: fii albayti “ في البيتdi rumah”
- dzorof dan kalimah isim, contoh amaama albayti “ أمام البيتdi depan rumah”
52
b. Isim maushul Sebagai khobar:
َ ُ ْ َ َ )2(
)4(
Hadza maa akaltuhu amsi س ُ ِ ) أ ْم3(ت
ُ هذا ما أكل
Ini yang(2) saya makan(3) kemarin(4)
Penjelasan:
- Hadza هذاadalah isim isyaroh yang marfu’ karena sebagai mubtada’, karena ia
isim mabni maka tanda marfu’-nya adalah kira-kira dhomah karena isim mufrod
atau kata benda tunggal.
- Maa ماadalah isim maushul yang marfu’ karena sebagai khobar, karena ia isim
mabni maka tanda marfu’-nya adalah kira-kira dhomah karena isim mufrod atau
kata benda tunggal.
- Akaltu amsi أكلت أمسadalah jumlah fi’liyah sebagai shilah untuk isim maushul
yang ‘aid-nya dihilangkan yakni kira-kira dhomir hu ـهyang kembali kepada maa ما
maushul.
- Akala أكلadalah fiil madhi yang mabni fathah.
ُ
ُ adalah isim dhomir yang marfu’ karena sebagai fail.
- Tu ت
- Amsi أمسadalah isim dzorof zaman
53
d. Isim maushul sebagai maf’ul
َ َ
)4( َّ
Syakartu alldzii yahdhuru fii hisshoti ص ِت ُْي ُ ُ شك ْر
) ِفي ِح3() الذي حضر1(ت
Saya berterima kasih(1) pada yang menghadiri(3) jam pelajaranku(4)
Penjelasan:
- Syakartu شكرتadalah fiil dan fail. Syakaro شكرfiil madhi mabni sukun karena
bertemu dengan dhomir rofa’ muttashil. Tu ت
ُ
ُ adalah isim dhomir muttasil marfu’
sebagai fail tanda rofa’-nya adalah kira-kira dhomah.
- Alladzii الذيadalah isim maushul manshub karena sebagai maf’ul, tandanya adalah
kira-kira fathah.
- Hadhoro fi hisshotiy حضر في حصتيadalah jumlah fi’liyah sebagai shilah isim
maushul.
- Hadhoro حضرadalah fiil madhi mabni fathah, fail-nya adalah dhomir mustatir
kira-kiranya adalah huwa هو, dhamir ini adalah ‘aaid yang kembali pada isim
maushul.
- Fi hisshoti في حصتيadalah huruf jar dan isim majrur atau jar majrur.
54
Notes.
Isim maushul yang memiliki i’rob adalah isim maushul mutsanna
Isim maushul mutsanna jarang digunakan
Khusus untuk isim maushul jama’ hanya digunakan untuk manusia atau yang berakal.
Untuk isim maushul jama’ yang tidak berakal menggunakan isim maushul mufrod
mua’nnats.
َ َْ
Seperti: Albuyuutu allatii isytaraha ghaliyatun
)4(
ُ ُ ال ُب ُي ْو
ُ) غ ِال َية3() اشترها2() التي1(ت
(4)
Rumah-rumah(1) yang(2) dia beli(3) itu mahal
Dalam Al-qur’an:
َ ْ َ َ َ َّ ُ ْ ُ ْ َن ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َن َ
ُالصالة َو ِم َّما َرزق َن ُاه ْم ُي ْن ِف ُق ْون ذل الكتاب َل َرْي َب ِف ِيه ُهدى للمتقي الذين يؤ ِمنو ِبالغي ِب و ي ِقيمو
Dzalika lkitaabu laa raiba fiihi hudal lilmuttaqiin alladziina yu’minuuna bi lghoibi wa
yuqiimuunas sholaata wa mimmaa rozaqnaa hum yunfikuuna
“kitab itu tidak ada keraguan di dalamnya merupakan petunjuk bagi orang-orang bertaqwa
yaitu yang beriman kepada ghaib dan yang mendirikan shalat, dan dari apa yang kami
rizkikan mereka menginfakannya”.
55
4. Isim dhomir dan cara menggunakannya dalam jumlah
Dari spesifikasi isim dhomir pada pembahasan isim makrifah-nakiroh, terlihat ada
beberapa kata ganti yang digunakan oleh mudzakar ( مذكرmaskulin) dan juga
mu’annats ( مؤنثfeminin), maka jika diringkas Dhomir / dhomaair ضمير (ج) ضمائر
atau pronoun / kata ganti bahasa Arab diklasifikasi menjadi 12 yaitu:
ُ ِ م َهن ِدس
antumaa muhandisaani ان
َ ْ ُ َأ ْن ُت َما
antuma أنت َما
َُْ
َ َ
antumaa muhandisataani ُ ِ أ ْو أ ْن ُت َما ُم َه ْن ِد َس َت
ان kalian (m/f)
6
kalian berdua arsitek (m/f)
َ َ ُ ُ
ُ ِ ه َما أ ْستاذ
humaa ustadzaani ان ُ
ََ ُ huma ه َما
humaa ustadzataani ُ ِ ُه َما أ ْس َتاذت
ان mereka (m/f)
7
kalian berdua ustadzd (m/f)
َّ ُ َ
nahnu thullabun ُن ْح ُن طالب ُ َ
َ ُ َ َ ُ ن ْح
nahnu ن
nahnu thaalibaatun ُأ ْو ن ْحن ط ِال َبات kami (m/f)
8
kami para siswa (m/f)
56
Dalam Al-qur’an
َ ُ ّ َُ َ َ ْ َ ُّ َ ُ
َُ س ل
wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqoddisu laka ك َ ُو ن ن نس ِبح ِبحم ِدك و نق ِد
Dan kami bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu
ََ َ ََ َ
ُنا خ ْير ِم ْن ُه خل ْق َت ِن ْي ِم ْن ن ٍار َو خل ْق َت ُه ِم ْن ِط ْي ٍن
ana khoirum minhu khalaqtanii min narin wa khalaqtahu min thiinin
Saya lebih baik darinya, Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan dia dari
tanah.
Berdasarkan fungsinya, Dhomir / dhomaair ضمير (ج) ضمائرatau pronoun / kata ganti
dibagi atas : Dhomir munfashil ضمير منفصلatau kata ganti independen dan dhomir
mutashil ضمير متفصلatau kata ganti terikat.
57
a. Dhomir munfashil ( ضمير منفصلkata ganti independen) dan contohnya.
Dibedakan atas dua bagian, yaitu :
Dhomir munfashil ضمير منفصلketika rofa’ yakni sebagai mubtada’ (subjek)
Dhomir munfashil ضمير منفصلketika nashab yakni sebagai maf’ul (objek).
1) Sebagai mubtada’ atau marfu’ مرفوعcontoh-contohnya ama seperti di atas:
مثال في جملة )ضمير (مرفوع
ُ رقم
contoh dalam kalimat pronoun
ََ
ana raiisunُانا َ ِرئ ْيس ََ
ََ ana انا
ana raiisatun ُانا َ ِرئ ْي َسة saya (m/f)
1
saya ketua (m/f)
58
2) Isim dhomir yang posisinya pada isim manshub karena sebagai maf’ul (objek)
adalah sebagai berikut:
ّ ُ
ُ و ُّإيا
ana uhibbu ummi wa iyyaakunna كن أنا أحب أمي ُ َّ ِإ َّياك
iyyaakunna ن
10
saya mencintai ibuku dan kalian (f) kalian (f)
ُّ و
ana uhibbu ummi wa iyyaahunna ُإياهن
ّ أنا أحب أمي ُ َّ ِإ َّياه
iyyaahunna ن
ُ
12
saya mencintai ibuku dan mereka (/f) mereka (f)
59
b. Isim dhomir muttashil ( ضمير متصلkata ganti terikat)
Maksudnya adalah bahwa kata tersebut tidak bisa bermakna jika tidak digabung
dengan kata yang lain. Dalam bahasa Indonesia dikenal morfem terikat seperti:
akhiran –nya pada kata “kepadanya”.
Dhomir muttashil ضمير متصلdibedakan atas tiga bagian, yaitu :
1- yang berkedudukan marfu’ مرفوعatau sebagai subjek
2- yang berkedudukan manshuub منصوبatau sebagai objek
3- dan yang berkedudukan majruur مجرورatau sebagai possessive (frase).
katabta ـت
َ
ُ كت ْب ـ ـ َ ta ت
ُ َ anta ت
َ َْ
ُ أن 2
kamu (telah) menulis kamu (m) kamu (m)
ُ ِ كت ْب ـ ـ
katabti ـت
َ ti ت
ُِ anti ت
ُ ِ أن َْ
3
kamu (telah) menulis kamu (f) kamu (f)
َ ُ
kataba كت َب ـ ـ ∅ـ huwa ه َ ُو
4
dia (telah) menulis dia (m) dia (m)
katabat ـت
ْ
ُ كت َب ـ ـ َ tت
ُ ْ hiya ِه َُي
5
dia (telah menulis) dia (f) dia (f)
ُْ كت ْب ـ ــت
katabtum م
ُ َ ُْ ُت
tum م ُْ أنت
antum م
َُْ
9
kalian (telah) menulis (m) kalian (m) kalian (m)
ُ كت ْب ـ ــت َّ ُ َ ُ َّ ُ ْ َ
katabtunna ن ُ َّ ت
tunna ن antunna ن
ُ أنت 10
kalian (telah) menulis (f) kalian (f) kalian (f)
َ ُ
katabuu كت ُبـ ـ ُْـوا w ْوا ُْ ه
hum م
11
mereka (telah) menulis (m) mereka (m) mereka (m)
ُ كت ْب
katabnaa ن
َ َ naa ن
ُ َ ُ َّ ه
hunna ن
ُ
12
kalian (telah) menulis (f) mereka (f) mereka (f)
Tabel 24. Isim dhomir muttashil sebagai fail
60
2) Dhomir muttashil berkedudukan manshub منصوبyakni sebagai maf’ul (objek)
khalaqtanii ـ ـ ِـني..خلقتـ
َََْ ni ـ ِـني ana انا
ََ
1
kau (telah) menciptakanku (m/f) saya (m/f) saya (m/f)
khalaqtaka ـك
َ
ُ ـ ـ..خلقتـ َََْ ka ـك
َ
ُ ــ anta ت
ُ أن َ َْ
2
kau (telah) menciptakanmu (m) kamu (m) kamu (m)
khalaqtaki ـك
ُ ِ ـ ـ..خلقتـ
َ ََْ
ki ـك
ُ ِ ــ anti ت
ُ ِ أن َْ
3
kau (telah) mnciptakanmu (f) kamu (f) kamu (f)
ُ َ
khalaqtahu ـ ـ ُـه..خلقتـ hu ـ ـ ُـه
ُ huwa ه َ ُو
ُ
4
kau (telah) menciptakannya (m) dia (m) dia (m)
َ ََْ
khalaqtahaa ـ ـ َـها..خلقتـ haa ـ َـها hiya ِه َُي
5
kau (telah) menciptakannya (f) dia (f) dia (f)
ُ َ ََْ
khalaqtakumaa ـ ــك َما..خلقتـ ُ antuma أنت َما
َُْ
kuma ـك َما 6
kau (telah) menciptakan kalian (m/f) kalian (m/f) kalian (m/f)
َ ََْ
khalaqtahumaa ـ ـ ُـه َما..خلقتـ humaa ـ ُـه َما huma ه َما
ُ
kau telah menciptakan mereka (m/f)
7
mereka (m/f) mereka (m/f)
َ َ ََْ
khalaqtanaa ـ ــنا..خلقتـ naa ــنا
َ ُ ُ ن ْح
nahnu ن
َ
8
kau (telah) menciptakan kami (m/f) kami (m/f) kami (m/f)
khalaqtakum م
ُ َ ََ
ُْ ـ ــك..خل ْقتـ ُْ ك
kum م
ُ
ُْ أنت
antum م
َُْ
9
kau (telah) menciptakan kalian (m) kalian (m) kalian (m)
khalaqtakunna ن
ُ َ ََ
ُ َّ ـ ــك..خل ْقتـ ُ َّ ك
kunna ن
ُ
antunna ن
ُ أنت َّ ُ ْ َ
10
kau (telah) menciptaka kalian (f) kalian (f) kalian (f)
ََ
ُْ ـ ـ ُـه..خل ْق َتـ
khalaqtahum م ُْ ُه
hum م ُْ ه
hum م
ُ
11
kau (telah) menciptakan mereka (m) mereka (m) mereka (m)
َََْ ُ
ُ َّ ـ ـ ُـه..خلقتـ
khalaqtahunna ن ُ َّ ـ ُـه
hunna ن ُ َّ ه
hunna ن
12
kau (telah) menciptakan mereka (f) mereka (f) mereka (f)
Tabel 25. Isim dhomir muttashil sebagai maf’ul
Dalam Al-qur’an
َّ َ ْ َ َ ُ َ
قال ْوا ُس ْب َحان َك َُل ِعل َم ل َنا ِإَل َما علمتنا
qaaluu subhaanaka maa ‘ilma lanaa illa maa ‘allamtanaa
“Mereka (para malaikat) berkata: Maha suci Engkau, kami tidak punya ilmu kecuali
Engkau (telah) ajarkan kami”
61
3) Berkedudukan majruur مجرورatau sebagai kata possessive
Berbeda seperti ketika rofa’ dan nashab yang mengikat diri pada fi’il, dhomir
muttashil ketika majrur mengikat diri pada isim.
مثال في جملة )ضمير (مجورو ضمير رقم
contoh dalam kalimat tanda dhomir majrur kata ganti
َ ََ
ُْ ـ ـ..ِكتابِـ
kitaabii ـي iy ـ ــي ana انا
1
bukuku (m/f) saya (m/f) saya (m/f)
kitaaabuka ـك
َ
ُ ـ ـ..كتابــ ka ـك
َ
ُ ــ anta ت
َ َْ
ُ أن 2
bukumu (m) kamu (m) kamu (m)
kitaabuki ـك
ُ ِ ـ ـ.كتابـ ki ـك
ُ ِ ــ anti ت
ُ ِ أن َْ
3
bukumu (f) kamu (f) kamu (f)
ُ
kitaabuhu ـ ـ ُـه..كتابـ hu ـ ـ ُـه
ُ huwa ه َ ُو
ُ
4
bukunya (m) dia (m) dia (m)
kitaabukum م
ُ
ُْ ـ ــك..كتابـ ُْ ك
kum م
ُ
ُْ أنت
antum م
َُْ
9
buku kalian (m) kalian (m) kalian (m)
ُ َّ ـ ــك..كتابـ
kitaabakunna ن
ُ
ُ َّ ك
kunna ن
ُ
antunna ن
ُ أنت َّ ُ ْ َ
10
buku kalian (f) kalian (f) kalian (f)
ُْ ـ ـ ُـه..كتابــ
kitaabahum م ُْ ُه
hum م ُْ ه
hum م
ُ
11
buku mereka (m) mereka (m) mereka (m)
ُ َّ ـ ـ ُـه..كتابــ
kitaabahunna ن ُ َّ ـ ُـه
hunna ن ُ َّ ه
hunna ن
ُ
12
buku mereka (f) mereka (f) mereka (f)
Tabel 26. Isim dhomir muttashil sebagai mudhof ilaihi (majrur)
Perhatikan contoh-contoh berikut ini :
Dalam Al-qur’an
َ ُ ْ ُ َُ ُ ْ َ َ
ُص ْون
َُ َ
هللا َو ُه َ ُو ربنا َو ربكم َو ل َنا عمالنا َو لك ْم عمالكم و نحن له مخ ِل َ َ ْ ُّ ُ َ ُ
ِ ق ْل أتحآجوننا ِفي
Katakanlah! apakah kita butuh Allah, Dialah Tuhan kita dan Tuhan kalian,
perbuatan kami adalah untuk kami dan perbuatan kalian untuk kalian, dan kami
adalah orang-orang yang ikhlas kepadaNya.
62
BIOGRAFI PENULIS
Pengabdian yang pernah diemban di dunia pendidikan adalah sebagai guru bahasa
Arab dan Ilmu Agama Islam di beberapa sekolah, yaitu: SMP/SMK/SMA Garuda
Klender – Jakarta, Internasional Islamic Boarding School Al Izzah Batu – Malang,
Jakarta Islamic School Jakarta. Sedangkan pengabdian di luar pendidikan adalah
sebagai pengurus di Yayasan Asrama Pelajar Islam (YAPI) yang mana YAPI
melakukan kerja sama di bidang pendidikan dengan YPI Al Azhar Kebayoran Baru.
Aktivitas saat ini di samping aktif sebagai dosen di STAI Indonesia Jakarta juga aktif
mengkampanyekan bahasa Arab dengan mendirikan komunitas Arabic for All.
Bersama dengan para mahasiswa dan para komunitas pencinta bahasa Arab terus
dilakukan upaya menemukan materi, etode, dan kurikulum pembelajaran bahasa Aran
yang terstruktur, sistematis, dan mudah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an al-karim
Abu-Chacra, Faruk, Arabic an Essential Grammar. New York: Routledge, 2007.
Ahmed, Zahoor, Essentials of Arabic Grammar for Learning Quranic Language.
Pakistan 2008.
Al-hamid, Muammad Muhyiddin Abdul Hamid, Duruus attashriif, Beirut: Al-
maktabah al-ashariyah, 1995.
Ali, Muhammad Ma’shum, al-amtsilah attashriifiyah, Surabaya: Maktabah
Muhammad bin Nabhan wa Awlaadahu
Al-‘Imrithy, Syarofuddin Yahya, Nadzom al-‘imrithy ‘ala matni al-ajurumiyah
Alghalayini, Musthofa, Jami’ud durus al’arabiyah. Beirut: mansyurat almaktabat
al’ashriyah, 1993.
Aqiel, Bahauddin Abdullah Bin, Syarah Ibnu Aqiel. Cairo: Daar Atturots, 1980.
Asshonhaji, Abi ‘Abdillah Muhammad bin Muhammad bin daud, Al-ajurumiyah.
Surabaya: Maktabah Muhammad bin Nabhan wa Awlaadahu.
Chaer, Abdul Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pembelajaran
Rieneka, Jakarta: 2013.
Khorshid, Ahmad, Sahlawayhi. Charleston, SC, USA: 2011
Wightwick, Jeane and Mahmoud Gaafar, Easy Arabic Grammar. North America:
Mcgrow-hill, 2005.
64
65