Anda di halaman 1dari 16

Pengenalan Ilmu Nahwu (‫)النحو‬

Share
Tuesday, June 16, 2009 at 6:44am

Pengertian Nahwu (‫)النحو‬


Nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-fungsi kata
yang masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir kata, dan untuk mengenal
cara mengi’rob. (Mulakhos Qowaidul Lughoh).

• Mengenal fungsi-fungsi kata yang masuk dalam kalimat.


Seperti fungsinya sebagai subjek (fa'il), objek (maf'ulun bihi), dll.
• Mengenal hukum akhir kata.
Seperti ‫( أحمُد‬Ahmadu), harokat akhirnya adalah dhommah, karena diakhiri
dengan "u".
• Mengenal cara meng'irobnya.
I'rob di dalam ilmu nahwu ada 4, rofa', nashob, jar, dan jazm. InsyaAllah akan
dijelaskan pada pembahasan berikutnya.

Contoh kalimat:
‫( َرَأى أحمُد إبراهيم‬ro'a ahmadu ibrohiima)

‫ = رأى‬melihat
‫ = أحمُد‬Ahmad
‫ = إبراهيم‬Ibrahim.

Dari kalimat di atas,

kata "ُ‫ "أحمد‬berharokat akhir dhommah (Ahmadu),


dan kata "‫" إبراهيَم‬berharokat akhir fathah (Ibrohiima).

Di dalam ilmu nahwu, akan dipelajari bahwa setelah kata kerja (dalam kalimat
tersebut kata kerjanya ‫)رأى‬, maka:

• kata benda yang berharokat akhir dhommah fungsinya sebagai subjek,


• dan yang berharokat akhir fathah fungsinya sebagai objek.

Sehingga kalimat tersebut diartikan, "Ahmad melihat Ibrahim", bukan "Ibrahim


melihat Ahmad", karena Ahmad sebagai subjek (yang berharokat akhir dhommah)
dan Ibrahim sebagai objek (yang berharokat akhir fathah).

Cara meng'irobnya:
‫( َرَأى‬ro'a) adalah kata kerja
ُ‫ أحمد‬adalah kata benda berfungsi subjek yang rofa' dan tanda rofa'nya dengan
dhommah.
‫ أبراهيَم‬adalah kata benda berfungsi objek yang nashob dan tanda nashobnya dengan
fathah

Pembahasan tentang I'rob rofa', nashob, jar, dan jazm akan dipelajari lebih detail pada
pembahasan-pembahasan berikutnya.

Pelajaran Nahwu 1 (‫)الكلمة‬


Share
Wednesday, June 17, 2009 at 8:04pm
Bismillahirrahmanirrahim..

Dengan pertimbangan jumlah Fans sudah cukup banyak, maka pembahasan ilmu
nahwu kita mulai. Sebelumnya kita sudah bahas sekilas tentang pengertian nahwu.
Sekarang kita masuki pembahasan detail ilmu nahwu. Pertama-tama, kita awali
dengan pembahasan mengenai "kata" (‫)الكلمة‬.

Kata (‫)الكلمة‬

Kata (dalam ilmu nahwu diistilahkan al-kalimah) terdiri dari 3 jenis.

1. Isim (‫ = )السم‬kata benda.


Yaitu kata yang menunjukkan makna orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda
mati, tempat, waktu, atau kata benda abstrak.
Contoh:

ٌ‫ج‬
‫ل‬ُ ‫( َر‬rojulun) = seorang lelaki,

‫سٌد‬
َ ‫( َأ‬asadun) = singa,

‫( َزْهَرٌة‬zahrotun) = bunga,

‫( َقَمٌر‬qomarun) = bulan,

‫( القَاِهَرُة‬Alqoohiroh) = Kairo,

‫( َيوٌم‬yaumun) = hari,

ٌ‫سِتْقلل‬
ْ ‫( ِا‬istiqlaalun) = kemerdekaan.

.
Kita dapat mengenal isim pada kalimat dengan ciri-ciri berikut:
o Berakhiran kasroh, seperti ‫ت‬ِ ‫أنا في الَبْي‬, maka kata ‫ت‬
ِ ‫ البي‬adalah isim,
sebab berakhiran kasroh.
o Berakhiran tanwin, seperti ‫ل‬ ً‫ج‬
ُ ‫ت َر‬ ُ ‫رأي‬, maka kata ‫ل‬ً‫ج‬ُ ‫ َر‬adalah isim,
sebab berakhiran tanwin.
o Diawali dengan alim lam, seperti ‫ت‬ ْ ‫س شرَق‬ُ ‫الشم‬, maka kata ‫س‬ ُ ‫الشم‬
adalah isim sebab diawali alim lam.
o Di dahului huruf jar (kata depan), seperti ‫ت إلى السماء‬ ُ ‫ظْر‬
َ ‫َن‬, karena ‫إلى‬
merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu ‫ السماء‬adalah isim.

2. Fi'il (‫ = )الِفعل‬kata kerja.


Yaitu kata yang menunjukkan suatu makna yang berkaitan dengan waktu
(lampau, sekarang, dan akan datang).
Contoh:

َ ‫( َكَت‬kataba) = dia (lk) telah menulis.


‫ب‬

ُ ‫( َيْكُت‬yaktubu) = dia (lk) sedang/akan menulis.


‫ب‬

3. Huruf (‫ف‬
ُ ‫ = )الحْر‬kata depan, kata penghubung, atau kata sambung.
Yaitu kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan
dengan kata lain.
Contoh:

ْ‫( ِمن‬min) = dari,

‫( إلى‬ila) = ke,

‫( ِفي‬fi) = di,

ِ (bi) = dengan,
‫ب‬

‫( َو‬wa) = dan,

‫( أْو‬aw) = atau,

‫( ُثّم‬tsumma) = kemudian, dll.

Pertanyaan:
1. Apa pengertian ilmu nahwu?
2. Sebutkan contoh-contoh isim, fi'il, dan huruf! (selain contoh-contoh di atas)
Pelajaran Nahwu 2 (‫)الجملة المفيدة‬

Share

Friday, June 19, 2009 at 1:13pm

Setelah mempelajari kata (isim, fi'il, dan huruf), kita masuki pembahasan
baru, yaitu kalimat sempurna. Dalam bahasa arab diistilahkan dengan
ُ‫في ْد َة‬
ِ ‫م‬ ُ َ ‫مل‬
ُ ‫ة ال‬ ْ ‫ج‬
ُ ‫( ال‬jumlah mufidah).

Kalimat Sempurna (‫ة‬


ُ ‫الُمِفْيَد‬ ‫جْمَلُة‬
ُ ‫)ال‬
Kalimat sempurna adalah setiap lafadz yang terdiri dari dua kata atau
lebih dan memberikan makna yang sempurna.
Misalnya :

• َ ‫( َقـا‬Qooma Zaidun) = Zaid berdiri, terdiri dari dua kata


Lafadz ٌ ‫م َزي ْد‬
dan memberikan makna yang sempurna, maka dinamakan kalimat
sempurna.

• Lafadz ‫ي‬ ّ ِ ‫( أبو عَل‬Abu 'Aliyyin) = Bapaknya Ali ..., terdiri dari dua
kata, tapi tidak memberikan makna sempurna (tidak ada
keterangan yang menjelaskan keadaan Bapak Ali), sehingga tidak
dapat dikatakan kalimat sempurna, baru dikatakan kalimat
sempurna jika lafadznya
‫ض‬
ٌ ْ ‫مري‬
َ ‫ي‬
ّ ‫( أبو عل‬Abu 'Aliyyin Mariidhun) = Bapaknya Ali sakit.

Peringatan!

Lafadz ‫س‬ْ ِ ‫جل‬


ْ ِ ‫( ا‬Ijlis) = duduklah, sekalipun hanya terdiri dari satu kata,
tetapi dikategorikan kalimat sempurna, sebab asal kalimatnya adalah
‫ت‬ َ
َ ْ ‫س أن‬
ْ ِ ‫جل‬
ْ ِ ‫( ا‬Ijlis anta) = duduklah kamu, hanya saja kata "‫ت‬
َ ‫( "أن‬anta) nya
tidak disebutkan.

Untuk selanjutnya kita ganti istilah "kalimat sempurna" dengan istilah


jumlah mufidah.

Pembagian Jumlah Mufidah

Jumlah mufidah di dalam bahasa arab terbagi kepada dua:


1. Jumlah Ismiyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan isim. Seperti:

o ‫ب‬
ٌ ِ ‫حمد ُ طال‬
َ ‫( أ‬Ahmadu thoolibun) = Ahmad adalah seorang
siswa. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan ‫أحمد‬
sehingga dinamakan jumlah ismiyyah.

o Demikian juga dengan kalimat ‫ة‬ً ‫سـَال‬ ُ ‫ب َتـك ُْتـ‬


َ ِ‫ب ر‬ ُ ‫( َزْيـَنـ‬Zainabu
taktubu risalaatan) = Zainab menulis sebuah surat.

2. Jumlah Fi'liyyah.
Yaitu jumlah yang diawali dengan fi'il. Seperti:

o ٌ ‫ساَفـَر محمد‬
َ (Saafaro Muhammadun) = Telah berpergian
Muhammad. Jumlah (kalimat) tersebut diawali dengan ‫ر‬ َ ‫ساَفـ‬
َ
(Saafaro), dimana ‫ر‬ َ َ
‫فـ‬ ‫سا‬
َ merupakan fi'il, sehingga
dinamakan jumlah fi'liyyah.

o Demikian juga kalimat ً ‫لبا‬


ْ َ ‫ب الوَل َد ُ ك‬
َ ‫ضَر‬
َ (Dhoroba al-waladu
kalban) = Telah memukul anak itu seekor anjing

Perhatian!

Dalam Bahasa Indonesia, kedua jumlah fi'liyyah di atas


diterjemahkan :

Muhammad telah berpergian;


Anak itu telah memukul seekor anjing

Pertanyaan (untuk dijawab sendiri):


1. Apa pengertian ilmu nahwu?
2. Apa yang dimaksud dengan isim, fi'il, dan huruf?
3. Apa pengertian kalimat sempurna dan apa istilahnya dalam bahasa
arab?
4. Sebutkan masing-masing contoh jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah!
(Yang ini boleh dijawab di sini)

Pelajaran Shorof 1 (Pembagian Isim)

Share

Tuesday, June 23, 2009 at 7:28pm

Sebelum memasuki Pelajaran Nahwu 3 tentang I'rob (‫)العراب‬, kami akan


menjelaskan terlebih dahulu pembagian (macam-macam) isim. Pembagian
isim ini dibahas di ilmu shorof.

Sekilas tentang Ilmu Shorof


Ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari kaidah pembentukan dan
perubahan kata.

Yang membedakannya dengan ilmu nahwu:

 Ilmu nahwu mempelajari kata setelah kata tersebut masuk ke dalam


kalimat, adapun shorof mempelajari kata sebelum kata tersebut masuk ke
dalam kalimat.

 Ilmu Nahwu mempelajari hukum akhir kata, adapun ilmu shorof


mempelajari pembentukan dan perubahan kata, dan umumnya di awal
dan tengah kata.

Pembagian Isim (kata benda)

Isim ditinjau dari jenisnya :


1. Isim Mudzakkar (‫ر‬ ّ َ ‫مـذ‬
ٌ ‫كـ‬ ُ )
Yaitu isim yang menunjukkan pada laki-laki atau yang dilaki-
laki-kan.
Misal:
َ
Bapak (‫ب‬ ٌ ‫ ;)أ‬seorang lelaki (‫ل‬ ٌ ‫جـ‬
ُ ‫ ;)َر‬murid laki-laki (‫ذ‬ ِ ْ ‫)ِتـل‬
ٌ ‫مـْيـ‬
Pena (‫م‬ٌ ‫ ;)َقـَلـ‬buku (‫ب‬
ٌ َ ‫كـتـا‬
ِ ).
2. Isim Muannats (‫ث‬ ٌ ّ ‫مؤَن‬
ُ )
Yaitu isim yang menunjukkan pada perempuan atau yang
diperempuan-kan.
Misal:
ُ ٌ َ ‫مـَرأ‬
Ibu (‫م‬
ّ ‫ ; )أ‬seorang wanita (‫ة‬ ْ ِ ‫ ; )ا‬murid wanita (‫ة‬ ِ ْ ‫;)ت ِل‬
ٌ َ ‫مـْيـذ‬
tangan (‫د‬ ٌ ‫ ; )َيـ‬papan tulis (‫ة‬ٌ ‫سـب ُوَْر‬ َ ) ; bumi (‫ض‬
ُ ‫)الْر‬
Catatan:

Di antara tanda (ciri) bagi isim muannats :

 Nama perempuan atau yang menunjukkan perempuan.


Misal :
Fatimah (‫)فاتمة‬, ibu (‫م‬
ُ
ّ ‫)أ‬

 Adanya ta’ marbutoh (‫)ة‬


Misal:

Kebun (‫ة‬
ٌ ‫قـ‬
َ ‫حدِ يـ‬
َ ) ; mobil (‫ة‬
ٌ ‫سـّيـاَر‬
َ ) ; guru perempuan (
‫ة‬
ٌ ‫سـ‬
َ ‫مد َّر‬
ُ )

Ada juga beberapa isim muannats yang tidak memiliki tanda-


tanda di atas.
Misal :
ُ
Tangan (‫د‬ ٌ ُ ‫ ; )أذ‬api (‫ ; )َنـاٌر‬langit (‫مـاُء‬
ٌ ‫ ; )َيـ‬telinga (‫ن‬ َ ‫سـ‬
َ ‫;)ال‬
bumi (‫ض‬
ُ ‫ ; )الْر‬matahari (‫س‬ ُ ‫م‬ َ ‫ ; )ال‬jiwa (‫س‬
ْ ‫شـ‬ ٌ ‫فـ‬ ْ َ ‫; )ن‬dll.

Isim ditinjau dari jumlahnya:

3. Isim Mufrod (‫د‬


ٌ ‫فـَر‬
ْ ‫مـ‬
ُ )
Yaitu isim yang menunjukkan jumlah tunggal (satu), baik
mudzakkar ataupun muannats.
Misal:
Seorang muslim (‫م‬ ٌ ‫سـِلـ‬
ْ ‫م‬
ُ ) ; seorang muslimah (‫ة‬
ٌ ‫مـ‬
َ ‫سـِلـ‬
ْ ‫م‬
ُ .

4. Isim Mutsanna (‫مـَثـّنـى‬


ُ )
Yaitu isim yang menunjukkan jumlah dua.
Misal:
Dua orang muslim (‫ن‬
ِ ْ ‫مـي‬
َ ‫ســِلـ‬ْ ‫م‬ ُ -‫ن‬ ِ ‫ما‬
َ ‫سـِلـ‬
ْ ‫مـ‬ُ ) (muslimaani
atau muslimaini);
Dua orang muslimah (‫ن‬ ِ ‫مـَتـْيـ‬َ ‫سِلـ‬
ْ ‫مـ‬
ُ -‫ن‬ ِ ‫مــَتـا‬َ ‫سـِلـ‬
ْ ‫م‬
ُ )
(muslimataani atau muslimataini).

Cara membuat isim mutsanna:

“harokat akhir dari isim mufrod diganti fathah, kemudian


akhir kata tersebut ditambahkan alif dan nun atau ya
dan nun, dengan nun-nya dikashroh”

5. Isim Jama' (‫ع‬


ٌ ‫م‬
ْ ‫ج‬
َ )
Yaitu Isim yang menunjukkan jumlah banyak (lebih dari dua):

 Jama' Mudzakkar Salim ّ َ ‫مـذ‬


(‫كـر‬ ُ ‫مـعُ الـ‬
ْ ‫جـ‬
َ
‫م‬
ُ ‫سـاِلـ‬
َ ‫)ال‬
Misal:
Para muslim (‫ن‬
َ ‫مـْيـ‬
ِ ‫سِلـ‬
ْ ‫مـ‬
ُ -‫ن‬
َ ْ‫مـو‬
ُ ‫سِلـ‬
ْ ‫مـ‬
ُ ) (muslimuuna
atau muslimiina)

Cara membuat isim jama' mudzakkar salim:

“akhir kata isim mufrod ditambahkan dengan wawu


dan nun yang didahului oleh harokat dhommah atau
dengan ya’ dan nun yang didahului oleh harokat
kasroh, dengan nun berharokat fathah”

6.

 Jama' Muannats Salim ِ ‫مـؤَّنـ‬


(‫ث‬ ُ ‫مـعُ الـ‬
ْ ‫جـ‬
َ
‫م‬
ُ ‫سـاِلـ‬
َ ‫)ال‬
Misal:
Para muslimah (‫ت‬
ٍ ‫مـا‬
َ ‫سـِلـ‬
ْ ‫مـ‬
ُ -‫ت‬
ٌ ‫مـا‬
َ ‫سِلـ‬
ْ ‫مـ‬
ُ )
(muslimaatun atau muslimaatin)

Cara membuat jama' muannats salim:


“ta’ marbutoh pada isim mufrod muannats
dihilangkan, kemudian harokat akhir dijadikan fathah,
lalu ditambahi dengan alif dan ta’”

7.

 Jama' Taksir (‫ر‬ ِ ْ ‫مـعُ الَتـك‬


ِ ‫سـْيـ‬ ْ ‫جـ‬
َ )
Misal :

 para lelaki ٌ ‫جـا‬


(‫ل‬ ٌ ‫جـ‬
َ ِ‫)ر‬, isim mufrodnya (‫ل‬ ُ ‫)َر‬

 para ulama َ ‫عـَلـ‬


(‫مـاُء‬ ُ ), isim mufrodnya (‫م‬
ٌ ‫عاِلـ‬
َ )

 buku-buku (‫ب‬ ُ ), isim mufrodnya (‫ب‬


ٌ ‫كـُتـ‬ ٌ ‫)ك َِتـا‬

 gunung-gunung ٌ ‫جـَبـا‬
(‫ل‬ ٌ َ ‫جـب‬
ِ ), isim mufrodnya (‫ل‬ َ )

Jama' taksir memiliki banyak pola dan tidak


teratur, tidak seperti halnya jama' mudzakkar
salim dan jama' muannats salim yang hanya
memiliki satu pola. Untuk mengetahui jama'
taksir suatu isim, maka sering-seringlah
“melihat kamus”.

Asmaaul khomsah (‫سـُة‬


َ ‫خـْمـ‬
َ ‫سَمـاُء ال‬
ْ ‫ )ال‬/ Isim-isim
yang lima.

Yaitu lima macam isim yang bentuk dan perubahannya sama, yaitu:

1. ‫ك‬ َ ‫ أبـيـ‬- ‫ك‬ َ ‫ أبـا‬- ‫ك‬ َ ‫ أُبـو‬--> Bapakmu


2. ‫ك‬ َ ‫خيـ‬ِ ‫أ‬-‫ك‬ َ ‫ أخـا‬- ‫ك‬ َ ‫خـو‬ُ ‫ أ‬--> Saudaramu
3. َ ‫حـمـي‬
‫ك‬ َ -‫ك‬ َ ‫مـا‬َ ‫ حـ‬- ‫ك‬ َ ‫مـو‬ ُ ‫حـ‬
َ --> Iparmu
4. ‫ك‬ َ ‫ ِفـيــ‬- ‫ك‬ َ ‫ فـا‬- ‫ك‬ َ ‫ فـو‬--> Mulutmu
5. ‫ل‬ٍ ‫ ِذي مـا‬- ‫ل‬ ٍ ‫مـا‬َ ‫ َذا‬- ‫ ُذو مـال‬--> Yang memiliki harta.
Isim Maqshur (‫صور‬
ُ ‫)الَمـْق‬
Yaitu isim yang berakhiran alim laazimah (‫)ى‬, yang sebelumnya
berharokat fathah.
Misal:

Pemuda (‫فـَتى‬
َ ‫)ال‬, Petunjuk (‫دى‬
َ ‫)الُهـ‬, Musa (‫سى‬
َ ‫مـو‬
ُ )

Isim Manqush (‫)الَمنْـُقوص‬


Yaitu isim yang berakhiran ya' laazimah (‫)ي‬, yang sebelumya
berharokat kasroh.
Misal:

Pemberi petunjuk (‫)الَهـاِدي‬, Hakim (‫قـاضي‬


َ ‫)ال‬, Pezina (‫)الـَزانـي‬

Isim Ghair Munsharif (‫صِرف‬ َ)


َ ‫غْير ُمْن‬
Yaitu isim yang tidak bisa ditanwin di akhir katanya,
Misal:

o Aisyah (‫ة‬ َ ِ ‫)عائ‬, tidak bisa dibaca tanwin : (‫ة‬


ُ ‫ش‬ َ ِ ‫)عائ‬
ٌ ‫ش‬

o Ibrohim (‫م‬
ُ ‫)إبراهي‬, tidak bisa dibaca tanwin : (‫م‬
ٌ ‫)إبراهي‬

o Masjid-masjid (‫د‬
ُ ‫ج‬
ِ ‫سا‬
َ ‫م‬
َ ), tidak bisa dibaca tanwin : (‫د‬
ٌ ‫ج‬
ِ ‫سا‬
َ ‫م‬
َ )

Pertanyaan:
1. Apa perbedaan ilmu nahwu dan shorof?
2. Sebutkan macam-macam isim ditinjau dari jenis dan
jumlahnya, disertai dengan contoh.
3. Buatlah isim mufrod berikut menjadi isim mutsanna dan
jama' mudzakkar/muannats salim:
 ‫ب‬ َ (Tholibun = murid)
ٌ ِ ‫طال‬
 ‫ة‬ٌ َ ‫من‬
ِ ‫مؤ‬
ُ (Mu'minatun = seorang mukminah)
.

4. Cari di kamus apa jama' taksir dari (‫ن‬


ٌ ْ ‫'()عَي‬Ainun = mata)
5. Apa saja kelima isim yang disebut asmaaul khomsah
6. Apa beda isim maqshur dengan isim manqush?
7. Apa yang dimaksud Isim Ghair Munshorif

Pelajaran Nahwu 3 (‫)العراب‬

Share

Thursday, July 2, 2009 at 8:41pm

Pengertian I'rob (‫)العراب‬


I'rob adalah perubahan akhir kata karena perbedaan 'amil yang
masuk pada kata tersebut, baik secara lafadz (jelas) atau
muqoddaroh (tersembunyi). (Sumber: matan Al Ajrumiyyah)

• perubahan
Maksudnya adalah perubahan dari dhommah ke fathah, dari fathah
ke kasroh, dari dhommah ke sukun, dst.

• akhir kata
I'rob hanya membahas akhir kata saja, tidak di depan dan tidak di
tengah kata.
• karena perbedaan 'amil yang masuk ke dalam kalimat.
Perbedaan 'amil akan mengakibatkan perbedaan kedudukan suatu
kata di dalam kalimat. Jadi perubahan akhir kata disebabkan oleh
kedudukannya (sebagai subjek, objek, dst) yang berbeda-beda di
dalam kalimat.

• secara lafadz
Tanda akhir katanya jelas, terlihat, dan terbaca, seperti dhommah,
fathah, kasroh.

• atau muqoddaroh.
Tanda akhir katanya tidak terlihat dan tidak terbaca, dan ini dialami
oleh kata-kata yang berakhiran huruf 'illah (huruf berpenyakit).
Huruf-huruf 'illah ada 3 : alif (‫ ا‬/ ‫)ى‬, ya (‫)ي‬, dan wawu (‫)و‬.

Contoh I'rob

• Kalimat ٌ ‫جـاَء زَيـد‬


َ (jaa-a Zaidun) = Zaid telah datang.

Kata ٌ ‫( زَيـد‬Zaidun) berakhiran dhommah. Kenapa dhommah?


Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu ‫ء‬
َ ‫جـا‬
َ = telah datang)
menyebabkan kedudukan Zaid menjadi subjek (yang datang adalah
si Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi),
bahwa subjek ber-i'rob rofa', dan tanda rofa' adalah dhommah.

• Kalimat ً ‫ت َزْيدا‬
ُ ْ ‫( َرأي‬ro-aitu Zaidan) = Saya melihat Zaid.

Kata ً ‫( َزْيدا‬Zaidan) berakhiran fathah. Kenapa fathah?


Karena 'amil dari kalimat ini (yaitu ‫ت‬ ُ ْ ‫ = َرأي‬saya melihat)
menyebabkan kedudukan Zaid menjadi objek (yang dilihat adalah si
Zaid). Secara kaidah (yang nanti akan lebih dijelaskan lagi), bahwa
objek ber-i'rob nashob, dan tanda nashob adalah fathah.

• Kalimat ٍ‫ت ب َِزي ْد‬


ُ ‫مَرْر‬
َ (marortu bi Zaidin) = Saya berpapasan dengan
Zaid.
Kata ٍ‫( َزي ْد‬Zaidin) berakhiran kasroh. Kenapa kasroh?
Karena 'amil dari kalimat ini adalah huruf jarr (yaitu : ‫ب‬
ِ (bi) =
dengan), dan setiap kata benda yang didahului oleh huruf jarr,
maka i'robnya adalah jarr (khofadh), dan tandanya adalah dengan
kasroh.

Kata "Zaid" (‫ )زَيـد‬pada ketiga kalimat di atas mengalami perubahan di


akhir katanya secara lafadz (jelas terlihat dhommah, fathah, dan
kasrohnya). Jika kata "Zaid" (‫ )زَيـد‬diganti dengan "Musa" (‫سى‬
َ ْ ‫مو‬
ُ ), maka
perubahannya tidak secara lafadz, tetapi secara muqoddaroh, karena kata
‫سى‬
َ ْ ‫مو‬
ُ mengandung huruf 'illah di akhirnya , yaitu alif (‫)ى‬. Maka
kalimatnya akan menjadi:

• ‫سى‬
َ ْ ‫مو‬
ُ ‫جـاَء‬
َ (jaa-a Muusaa) = Musa telah datang.

• ‫سى‬
َ ْ ‫مو‬
ُ ‫ت‬
ُ ْ ‫( َرأي‬ro-aitu Muusaa) = Saya melihat Musa.

• ‫سى‬
َ ْ ‫مو‬
ُ ِ‫ت ب‬
ُ ‫مَرْر‬
َ (marortu bi Muusa) = Saya berpapasan dengan
Musa.

(‫سى‬
Perhatikan, kata َ ْ ‫مو‬
ُ ) tidak terlihat mengalami perubahan, namun
sebenarnya kata "Musa" (‫سى‬ َ ْ ‫مو‬
ُ ) pada ketiga kalimat di atas mengalami
perubahan (dhommah, fathah, dan kasroh) seperti yang dialami oleh kata
"Zaid" ‫زَيـد‬, akan tetapi perubahannya secara muqoddaroh (tersembunyi).

Macam-macam I'rob
Tadi sudah sekilas disinggung tentang macam-macam i'rob. I'rob terdiri
dari 4 macam:

1. Rofa' ٌ ْ‫)َرف‬
(‫ع‬

Tanda aslinya adalah dhommah


2. Nashob (‫ب‬
ٌ ‫ص‬
ْ َ ‫)ن‬
Tanda aslinya adalah fathah

3. Jarr (‫ر‬
ّ ‫ج‬
َ ) atau Khofad (‫ض‬
ٌ ‫ف‬
ْ ‫خ‬
َ ), untuk selanjutnya kita gunakan
"jarr".

Tanda aslinya adalah kasroh

4. Jazm (‫م‬
ٌ ‫جْز‬
َ )
Tanda aslinya adalah sukun

Catatan

• Catatan pertama:
o isim (kata benda) hanya memiliki 3 jenis i'rob, yaitu rofa',
nashob, dan jarr.

o fi'il mudhori' (kata kerja masa sekarang/akan datang),


i'robnya juga 3, yaitu rofa', nashob, dan jazm.

o fi'il madhi (kata kerja masa lampau), i'robnya tidak ada,


karena fi'il madhi tidak bisa mengalami perubahan pada akhir
katanya.

o huruf, i'robnya juga tidak ada, huruf dihukumi mabni seperti


fi'il madhi, yaitu tidak bisa mengalami perubahan pada akhir
katanya.

• Catatan kedua:

Tidak semua isim memiliki i'rob.


Ada beberapa isim yang tidak bisa mengalami perubahan di akhir
katanya, seperti ‫( هذا‬hadza) = ini, ‫( الذي‬alladzi) = yang, ‫مَتى‬
َ
(mataa) = kapan, dll.
Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang
dapat mengalami perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'rob)
dinamakan isim mu'rob.

• Catatan ketiga:

Tidak semua tanda rofa' itu dhommah, tanda nashob itu fathah,
tanda jarr itu kasroh, tanda jazm itu sukun.

Tanda-tanda tersebut hanya berlaku untuk isim mufrod (seperti


"Zaid" dan "Musa" pada contoh di atas) dan jama' taksir (yang
bukan ghoiru munshorif).

Adapun isim-isim lainnya, seperti isim mutsanna, isim jama'


muannats salim, isim jama' mudzakkar salim, isim asmaa-ul
khomsah, isim ghoiri munshorif, isim maqshur, dan isim manqush
memiliki tanda-tanda rofa', nashob, dan jarr yang agak berbeda.
InsyaAllah akan dibahas pada Pelajaran Nahwu 4 (tanda-tanda i'rob
untuk semua isim tersebut).

• Catatan keempat:

Tidak semua yang rofa' itu subjek, Tidak semua yang nashob itu
objek, dan Tidak semua yang jarr itu yang diawali oleh huruf jarr.

Nanti akan dibahas pada pelajaran berikutnya, kedudukan-


kedudukan apa saja yang menyebabkan isim (kata benda) ber-i'rob
rofa', nashob, dan jarr. Dan apa saja yang menyebabkan fi'il
mudhori' (kata kerja sekarang/masa depan) ber-i'rob rofa', nashob,
dan jazm. Sebagai bayangan,

o isim yang ber-i'rob rofa', selain fa'il (subjek), juga naibul fa'il,
mubtada', khobar, isim kaana, dan khobar inna..
o isim yang ber-i'rob nashob, selain maf'ulun bihi (objek), juga
khobar kaana, isim inna, maf'ul muthlaq, istitsna, haal,
tamyiz, dll
o isim yang ber-i'rob jarr, selain majrur (yang didahului oleh
huruf jarr), juga mudhof ilaihi.
o fi'il (mudhori') yang ber-i'rob nashob adalah yang didahului
oleh alat-alat penashob, seperti ‫ن‬ َ
ْ ‫( أ‬an), ‫( حتى‬hatta), dll.
o fi'il yang ber-i'rob jazm adalah yang didahului oleh alat-alat
penjazm, seperti ‫م‬ ْ ‫( َلـ‬lam), dll.
o fi'il yang ber-i'rof rofa' adalah yang tidak didahului oleh alat
penashob ataupun alat penjazm.

Semuanya itu akan dibahas secara mendetail pada pelajaran


berikutnya.

Pertanyaan:
(untuk dijawab sendiri)

1. Apa pengertian i'rob? Jelaskan!


2. Apa maksud secara lafadz dan secara muqoddaroh?
3. Sebutkan macam-macam i'rob dan masing-masing tanda aslinya!
Apakah tanda-tanda itu berlaku untuk semua jenis isim dan fi'il?
4. I'rob apa yang tidak ada pada isim dan i'rob apa yang tidak ada
pada fi'il mudhori'
5. Apakah fi'il madhi dan huruf memiliki i'rob?
6. Apa yang dimaksud dengan isim mu'rob dan isim mabni?
7. Apakah i'rob rofa' hanya untuk subjek saja dan i'rob nashob hanya
untuk objek saja?

Anda mungkin juga menyukai