DISUSUN OLEH :
NAMA : 1. Alvia
2. Nur Sa’adah
3. Nailis Sa’adah
4. Resty Nur Amalia
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas Segala Rahmat-NYA Sehingga
Makalah Ini Dapat Tersusun Hingga Selesai. Tidak Lupa Kami Juga Mengucapkan Banyak
Terimakasih Atas Bantuan Dari Pihak Yang Telah Berkontribusi Dengan Memberikan
Sumbangan Baik Materi Maupun Pikirannya, Sehingga Saya Dapat Menyelesaikan Pembuatan
laporan Ini Dengan Judul “Makalah Bahasa Arab Dhomir”.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca
pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Qur’an
dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran agama Islam yang harus kita pegang
teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah kita
mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu sharaf. Karena
keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah. Dan pada
kesempatan ini, kami akan membahas tentang beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah
bahasa Arab yaitu Isim Dhamir (Kata Ganti).
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib
(yang tidak ada di tempat/orang ketiga).1
Contoh:
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh:
Pada contoh di atas, kata ُدR أَحْ َمdiganti dengan َوRُ ( هdia), sedangkan ( األَوْ الَدanak-anak)
diganti dengan ( هُ ْمmereka). Kata ه َُوdan هُ ْمdinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut
fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak
dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: هُ َو
( يَرْ َح ُمهُ ْمDia menyayangi mereka):
1)Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti
ُ ( قُ ْمAku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan
huruf Taa’ pada kata kerja ت
tidaknya terbagi menjadi dua yaitu2 :
1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas
kita katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan,
contohnya:
2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga
bisa digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf.
Contoh: َ ( أَناSaya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ( أَنَا ُم ْؤ ِم ٌنSaya
seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ( َما قَا َم إِالَّ أَنَاTidak ada
yang berdiri kecuali saya).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( أَ ْنتKamu) dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!)
yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir
yang dimaksud adalah َ أَ ْنتkarena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua. Al-
Mustatir terbagi menjadi dua:
1.Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim
biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2. AlMustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang
bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2
Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa, kalimat didalam bahasa Arab, terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
ISIM ( = ) اِسْمsetiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan, atau
benda mati.
FI'IL ( = ) فِعْلsetiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang khusus.
HARF ( = ) َحرْ فsetiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata sambung,
kata penghubung, kata tanya tugas.
Definisi Isim Dhamir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang
tidak ada di tempat/orang ketiga).
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat
berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dhamir secara sederhana
terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
ُ ( قُ ْمAku telah berdiri ).
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ت
b. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi
bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( أَ ْنتKamu) dalam kata قُ ْم
(Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa
perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ أَ ْنتkarena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua.
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja itu
sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
B. Saran-saran
6
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini, hendaklah kita selalu
mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari ilmu kita bisa melakukan
hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa
bermanfaat untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih
baiknya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit
Al Furqon. Gersik.
Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah ( – )ملخص قواعد اللغة العربيةFuad Ni’mah Bab Dhomir
hal 113 – 118.
Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut.
Zakaria Aceng, 2004, “Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Garut : ibn azka.