ضنِيِز
َ / صب
ِ َضنِيِز ى
َ / ضنِيِز َرفِع
َ
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Muhammad Yasir Azhar (0206212067)
Dinda Andini (0206212163)
Fauzan Hafizh (0206212055)
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 11
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang kaya akan kaidah, struktur,
dan kosakata. Selain itu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua di dunia dan
memiliki beberapa keutamaan yakni bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memerlukan
penguasaan secara komprehensif sehingga pemahaman terhadap al-Qur’an dan Hadits
dapat dipahami dengan baik. Adapun diantara ilmu tentang bahasa Arab yang harus kita
pelajari adalah nahwu dan sharaf.
Kedua ilmu tersebut mempunyai nilai strategis dalam mengkaji ajaran agama Islam.
Seseorang jika ingin menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia maka harus mempelajari dan memahami ilmu nahwu dan sharaf secara baik.
Jika seseorang tidak memahami ilmu nahwu dan sharaf maka ketika menterjemahkan
buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia terjadi banyak kesalahan, tentunya
ketika banyak kesalahan dalam menterjemahkan maka akan keliru dalam memahami
persoalan agama. Oleh karena itu mempelajari keduanya adalah sangat penting.
Atas dasar itulah kemduain karena untuk membaut bahasa arab tidak menjadi seperti
bahasa lain ayng monoton maka salah satu sisi yang akan dibahas dalam makalah ini
bagaimana kemudian bahasa arab memiliki peruabhan kata ganti (Dhomir) sehingga
membuat pembaca tidak menjadi bosan karena menyajikan bacaan yang variatif.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka pemakalah menarik beberapa
rumusan masalah antara lain:
1. Apa pengertian dari Dhamir ?
2. Bagaimana jenis-jenis dhamir ?
3. Pengertian dari dhamir Rafa’ ?
4. Apa yang dimaksud dengan Dhamir Nashab ?
3. Tujuan Penulisan
Memberikan penjelasan tentang Dhamir, Dhamir Rafa’, Dhamir Nashab
Memberikan beberapa contoh dari Dhamir, Dhamir Rafa’, Dhamir Nashab
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dhamir
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di
tempat/orang ketiga).
Contoh:
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh:
Pada contoh di atas, kata َأحْ َم ُدdiganti dengan ( هُ َوdia), sedangkan ( اَألوْ الَدanak-anak) diganti
dengan ( هُ ْمmereka). Kata هُ َوdan هُ ْمdinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut fungsinya, ada
dua golongan Dhamir yaitu:
2. Pembagian Dhamir
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada
kata kerja ت ُ ( قُ ْمAku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua
yaitu :
1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan
bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:
huruf Yaa’ pada kata ( اِ ْبنِ ْيAnakku) dan huruf Kaaf pada kata َ( َأك َر َمكIa memuliakanmu). Dhomir-dhomir
seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.
2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan
untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf.
Contoh: َ ( َأناSaya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ( َأنَا ُمْؤ ِم ٌنSaya seorang mu’min)
atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ( َما قَا َم ِإالَّ َأنَاTidak ada yang berdiri kecuali saya).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan
apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( َأ ْنتKamu) dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak
dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ َأ ْنتkarena kata perintah
pasti ditujukan untuk orang kedua. Al-Mustatir terbagi menjadi dua:
1. Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2. Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil
3. Dhamir Rafa’
- Ta Fa’il
Contoh :
- Na Fa’il
Na Fa’il ( )نَاini biasanya dirangkaikan dengan fi’il madhi, dan menjabat sebagai fa’il.
Contoh :
- Alif Itsnain
Alif itsnain ( )اَلِفُ اِإْل ْثنَ ْي ِنini yang menunjukkan kepada dua orang pelaku. Biasanya dirangkaikan dengan fi’il
madhi, mudhari, dan amr.
Contoh :
َ اُ ْد ُر
Belajarlah (kamu berdua)! = سا
- Wawul Jama’ah
Contoh :
ُ تَ ْد ُر
Kamu sedang belajar = َس ْون
- Ya Mukhathabah
Ya mukhathabah ( )يَا ُء ا ْل ُم َخاطَبَ ِةini hanya dirangkaikan dengan fi’il mudhari dan amr.
Contoh :
ِ تَ ْد ُر
Engkau (pr.) sedang belajar = َسيْن
ِ اُ ْد ُر
Belajarlah! = سي
4. Dhamir Nashab
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa’ yang terdiri dari:
َأنَا ي
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata
lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi’il ataupun Harf.
ْ ُم =َأ ْنتُ َماkamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua ، َسلِ ُم ْون
ِ سلَ َم
َي ْر َح ُم ُك َما ُ هللَا،ان ْ ُم َأ ْنتُ ْم
ْ ُم َّ =َأ ْنتُنkalian (pr)
يَ ْر َح ُم ُك ْم ُ =هللَاkalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian َّيَ ْر َح ُم ُكن ُ هللَا، ٌسلِ َمات
adalah muslimat, Allah merahmati kalianُيَ ْر َح ُمه ُ هللَا،سلِ ٌم ْ ُم =ه َُوdia (lk) adalah muslim,
Allah merahmatinya
َ ِكتَابُك (=bukumu) –> َاب
ٌ ِكت [Mudhaf] + َك [Mudhaf Ilaih]
1. Kesimpulan
Dari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa, kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
ISIM ( ) اِسْم = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan, atau benda mati.
FI'IL ( ) فِعْل = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang khusus.
HARF ( = ) َحرْ فsetiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata sambung, kata
penghubung, kata tanya tugas.
Definisi Isim Dhamir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang
ketiga).
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri
sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dhamir secara sederhana terbagi menjadi dua,
yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada
kata kerja ت ُ ( قُ ْمAku telah berdiri ).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan
apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( َأ ْنتKamu) dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak
dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ َأ ْنتkarena kata perintah
pasti ditujukan untuk orang kedua.
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja itu sendiri.
Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
DAFTAR PUSTAKA
Cara Cepat & Mudah Berbahasa Arab (Sistem Terpadu), hal. 104 – 105.
Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit
Al Furqon. Gersik.
Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah ( – )ملخص قواعد اللغة العربيةFuad Ni’mah Bab Dhomir
hal 113 – 118.