Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

‫ضنِيِز‬
َ / ‫صب‬
ِ َ‫ضنِيِز ى‬
َ / ‫ضنِيِز َرفِع‬
َ

Dhamir ( Kata Ganti )

Dhamir Rafa’( Kata Ganti Subjek )

Dhamir Nashab ( Kata Ganti Objek )

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Muhammad Yasir Azhar (0206212067)
Dinda Andini (0206212163)
Fauzan Hafizh (0206212055)

Dosen Pengajar : H. Farhan Mubarok Lubis, Lc, MA

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‫ضنِيِز‬ َ ( kata ganti )
‫ضنِيِز َرفِع‬
َ ( Kata ganti subjek ) ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ى‬ ‫ز‬‫ي‬
ِ َ ِِ َ‫ن‬‫ض‬ (kata ganti objek ) dengan tepat waktu.
Makalah di susun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Arab. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang mempelajari bahasa arab bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Farhan Mubarok Lubis selaku
Dosen Mata Pelajaran bahasa arab. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkait dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 Oktober 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… I

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... II

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang ………………………………………………………………….. 1


2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….. 1

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pengertian Dhamir ……………………………………………………………... 2


2. Pembagian Dhamir …………………………………………………………….. 3
3. Pengertian Dhamir Rafa’ ………………………………………………………. 4
4. Dhamir Rafa’ Muttashil ………………………………………………………... 8
5. Pengertian Dhamir Nashab …………………………………………………….. 10

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..... 12


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang kaya akan kaidah, struktur,
dan kosakata. Selain itu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua di dunia dan
memiliki beberapa keutamaan yakni bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memerlukan
penguasaan secara komprehensif sehingga pemahaman terhadap al-Qur’an dan Hadits
dapat dipahami dengan baik. Adapun diantara ilmu tentang bahasa Arab yang harus kita
pelajari adalah nahwu dan sharaf.

Kedua ilmu tersebut mempunyai nilai strategis dalam mengkaji ajaran agama Islam.
Seseorang jika ingin menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia maka harus mempelajari dan  memahami ilmu nahwu dan sharaf secara baik.
Jika seseorang tidak memahami ilmu nahwu dan sharaf maka ketika menterjemahkan
buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia terjadi banyak kesalahan, tentunya
ketika banyak kesalahan dalam menterjemahkan maka akan keliru dalam memahami
persoalan agama. Oleh karena itu mempelajari keduanya adalah sangat penting.

Atas dasar itulah kemduain karena untuk membaut bahasa arab tidak menjadi seperti
bahasa lain ayng monoton maka salah satu sisi yang akan dibahas dalam makalah ini
bagaimana kemudian bahasa arab memiliki peruabhan kata ganti (Dhomir) sehingga
membuat pembaca tidak menjadi bosan karena menyajikan bacaan yang variatif.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka pemakalah menarik beberapa
rumusan masalah antara lain:

1. Apa pengertian dari Dhamir ?
2. Bagaimana jenis-jenis dhamir ?
3. Pengertian dari dhamir Rafa’ ?
4. Apa yang dimaksud dengan Dhamir Nashab ?

3. Tujuan Penulisan
 Memberikan penjelasan tentang Dhamir, Dhamir Rafa’, Dhamir Nashab
 Memberikan beberapa contoh dari Dhamir, Dhamir Rafa’, Dhamir Nashab
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dhamir

Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di
tempat/orang ketiga).

Contoh: 

Mutakallim     : ‫َأنَا‬  ( Saya) dan  ُ‫ ( نَحْ ن‬Kami).

Mukhotob     : َ‫َأ ْنت‬  ( Kamu ) dan  ‫ ( َأ ْنتُ ْم‬Kalian ).

Ghaib        : ‫هُ َو‬  (Dia) dan  ‫ ( هُ ْم‬Mereka ).

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. 

Contoh:

‫ َأحْ َم ُد يَرْ َح ُم اَْألوْ الَ َد‬    = Ahmad menyayangi anak-anak.

  ‫ هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬        = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ‫ َأحْ َم ُد‬diganti dengan ‫ ( هُ َو‬dia), sedangkan ‫( اَألوْ الَد‬anak-anak) diganti
dengan ‫ ( هُ ْم‬mereka). Kata ‫ هُ َو‬dan ‫ هُ ْم‬dinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut fungsinya, ada
dua golongan Dhamir yaitu:

1) DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬


َ ) yang berfungsi sebagai Subjek
2) DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِميْر نَصْ ب‬ َ ) yang berfungsi sebagai Objek
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri
sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: ‫ ( هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬Dia menyayangi
mereka):

 - Kata ‫( هُ َو‬dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan

- Kata ‫( هُ ْم‬mereka) adalah Dhamir Nashab

2. Pembagian Dhamir

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:

1)      Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada
kata kerja ‫ت‬ ُ ‫ ( قُ ْم‬Aku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua
yaitu :

1.      Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan
bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:

huruf Yaa’ pada kata ‫( اِ ْبنِ ْي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada kata َ‫( َأك َر َمك‬Ia memuliakanmu). Dhomir-dhomir
seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.

2.      Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan
untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf. 

Contoh: َ ‫( َأنا‬Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ‫( َأنَا ُمْؤ ِم ٌن‬Saya seorang mu’min)
atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ‫( َما قَا َم ِإالَّ َأنَا‬Tidak ada yang berdiri kecuali saya).

2)      Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan
apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫( َأ ْنت‬Kamu) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak
dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ‫ َأ ْنت‬karena kata perintah
pasti ditujukan untuk orang kedua. Al-Mustatir terbagi menjadi dua:

1.      Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.

2.      Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil
3. Dhamir Rafa’

Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. MUTAKALLIM ( ‫ ُمتَ َكلِّم‬ ) atau pembicara (orang pertama).

a) Mufrad: ‫َأنَا‬ (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

b) Mutsanna/Jamak:  ُ‫نَحْ ن‬ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

2. MUKHATHAB ( m‫ ُمخَاطَب‬ ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:

a) Mufrad:  َ‫َأ ْنت‬ (= engkau) untuk Mudzakkar dan ‫ت‬


ِ ‫َأ ْن‬ untuk Muannats.

b) Mutsanna: ‫َأ ْنتُ َما‬ (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

c) Jamak: ‫َأ ْنتُ ْم‬ (= kalian) untuk Mudzakkar dan ‫َأ ْنتُ َّن‬ untuk Muannats.

3. GHAIB ( ‫غَاِئب‬ ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:

a) Mufrad: ‫هُ َو‬ (= dia) untuk Mudzakkar dan ‫ ِه َي‬ untuk Muannats.

b) Mutsanna: ‫هُ َما‬ (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.

c) Jamak: ‫هُ ْم‬ (= mereka) untuk Mudzakkar dan ‫ه َُّن‬ untuk Muannats.


 Dhamir Rafa’ Muttashil

Adapun dhamir rafa’ muttashil itu adalah :

- Ta Fa’il

ِ ،‫ تُ َما‬،‫ تُ ْم‬dan َّ‫تُن‬


Biasanya dirangkaikan dengan fi’il madhi, yaitu: ُ‫ ت‬، َ‫ ت‬،‫ت‬

Contoh :

Saya telah belajar = ُ‫َد َرسْت‬

Engkau telah belajar = َ‫َد َرسْت‬

Engkau (pr.) telah belajar = ‫ت‬


ِ ‫س‬
ْ ‫َد َر‬

Kamu berdua telah belajar = ‫ستُ َما‬


ْ ‫َد َر‬

Kamu (lk.) telah belajar = ‫ستُ ْم‬


ْ ‫د ََر‬

Kamu (pr.) telah belajar = َّ‫ستُن‬


ْ ‫َد َر‬

- Na Fa’il

Na Fa’il (‫ )نَا‬ini biasanya dirangkaikan dengan fi’il madhi, dan menjabat sebagai fa’il.

Contoh :

Kami sudah belajar = ‫سنَا‬


ْ ‫َد َر‬

- Alif Itsnain

Alif itsnain (‫ )اَلِفُ اِإْل ْثنَ ْي ِن‬ini yang menunjukkan kepada dua orang pelaku. Biasanya dirangkaikan dengan fi’il
madhi, mudhari, dan amr.

Contoh :

Mereka berdua (lk.) telah belajar = ‫سا‬


َ ‫َد َر‬

Mereka berdua (pr.) telah belajar = ‫ستَا‬


َ ‫َد َر‬

Mereka berdua (lk.) sedang belajar = ‫سا ِن‬


َ ‫يَ ْد ُر‬

Mereka berdua (pr.) sedang belajar = ‫ان‬


ِ ‫س‬َ ‫تَ ْد ُر‬

َ ‫اُ ْد ُر‬
Belajarlah (kamu berdua)! = ‫سا‬
- Wawul Jama’ah

Wawul Jama’ah (‫)وا ُو ا ْل َج َما َع ِة‬


َ ini yang menunjukkan pada pihak kedua laki-laki jamak atau pihak ketiga
laki-laki jamak.

Contoh :

Mereka sedang belajar = َ‫س ْون‬


ُ ‫يَ ْد ُر‬

ُ ‫تَ ْد ُر‬
Kamu sedang belajar = َ‫س ْون‬

- Ya Mukhathabah

Ya mukhathabah (‫ )يَا ُء ا ْل ُم َخاطَبَ ِة‬ini hanya dirangkaikan dengan fi’il mudhari dan amr.

Contoh :

ِ ‫تَ ْد ُر‬
Engkau (pr.) sedang belajar = َ‫سيْن‬

ِ ‫اُ ْد ُر‬
Belajarlah! = ‫سي‬
4. Dhamir Nashab
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa’ yang terdiri dari:

Dhamir Rafa’ Dhamir


Nashab

‫َأنَا‬ ‫ي‬

ُ‫نَ ْحن‬ ‫نَا‬

َ‫َأ ْنت‬ َ‫ك‬

‫َأ ْنتُ َما‬ ‫ُك َما‬

‫َأ ْنتُ ْم‬ ‫ُك ْم‬

Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata
lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi’il ataupun Harf.

1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:

‫سالَ ُم‬ ْ ‫ =َأنَا ُم‬saya seorang muslim, agamaku Islam‫سالَ ُم‬


ْ ‫ ْاِإل‬ ‫ ِد ْينِ َي‬ ،‫سلِ ٌم‬ ْ ‫ ْاِإل‬ ‫ ِد ْينُنَا‬ ، َ‫سلِ ُم ْون‬
ْ ‫ =نَ ْحنُ ُم‬kami orang-
orang muslim, agama kami Islam‫سالَ ُم‬ ْ ‫ =َأ ْنتَ ُم‬engkau (lk) seorang
ْ ‫ ْاِإل‬ ‫ ِد ْينُ َك‬ ،‫سلِ ٌم‬
muslim, agamamu Islam‫سالَ ُم‬ ْ ‫ ْاِإل‬ ‫ ِد ْينُ ِك‬ ،ٌ‫سلِ َمة‬ْ ‫ت ُم‬ ِ ‫ =َأ ْن‬engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam

2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi’il dalam kalimat:

ْ ‫ ُم‬ ‫ =َأ ْنتُ َما‬kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua ، َ‫سلِ ُم ْون‬
ِ ‫سلَ َم‬
‫ َي ْر َح ُم ُك َما‬ ُ ‫ هللَا‬،‫ان‬ ْ ‫ ُم‬ ‫َأ ْنتُ ْم‬
ْ ‫ ُم‬  َّ‫ =َأ ْنتُن‬kalian (pr)
‫يَ ْر َح ُم ُك ْم‬ ُ ‫ =هللَا‬kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian َّ‫يَ ْر َح ُم ُكن‬ ُ ‫ هللَا‬، ٌ‫سلِ َمات‬
adalah muslimat, Allah merahmati kalianُ‫يَ ْر َح ُمه‬ ُ ‫ هللَا‬،‫سلِ ٌم‬ ْ ‫ ُم‬ ‫ =ه َُو‬dia (lk) adalah muslim,
Allah merahmatinya

3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:

ِ‫ َر ْح َمةُ هللا‬ ‫لَ َها‬ ،ٌ‫سلِ َمة‬


ْ ‫ ُم‬ ‫ = ِه َي‬dia (pr) adalah seorang muslimah, untuknya rahmat Allah‫ َر ْح‬ ‫لَ ُه َما‬ ،‫سلِ َما ِن‬
ْ ‫ ُم‬ ‫ُه َما‬
ِ‫ = َمةُ هللا‬mereka berdua adalah muslim, untuk mereka berdua rahmat Allahِ‫ َر ْح َمةُ هللا‬ ‫لَ ُه ْم‬ ، َ‫سلِ ُم ْون‬ ْ ‫ ُم‬ ‫= ُه ْم‬
ُ
mereka (lk) adalah muslimin, untuk mereka rahmat Allahِ‫ َر ْح َمة هللا‬  َّ‫لَ ُهن‬ ، ٌ‫سلِ َمات‬ ْ ‫ ُم‬  َّ‫ =هُن‬mereka (pr)
adalah muslimat, untuk mereka rahmat Allah
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma’rifah dengan pola
Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di
belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.

‫بَ ْيتِ ْي‬ (=rumahku) –>  ٌ‫بَ ْيت‬ [Mudhaf] + ‫ي‬ [Mudhaf Ilaih]

َ‫ ِكتَابُك‬ (=bukumu) –> ‫َاب‬
ٌ ‫ ِكت‬ [Mudhaf] + ‫ َك‬ [Mudhaf Ilaih]

َ ‫ َمد َْر‬ (=sekolah mereka) –> ٌ‫سة‬


‫ستُ ُه ْم‬ َ ‫ َمد َْر‬ [Mudhaf] + ‫ ُه ْم‬ [Mudhaf Ilaih]
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa, kalimat didalam bahasa Arab, terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu:

ISIM ( ‫) اِسْم‬    = setiap lafadz yang menerangkan kepada nama orang, atau nama hewan, atau benda mati.

FI'IL ( ‫) فِعْل‬    = setiap lafadz yang menerangkan tentang pekerjaan di masa- masa yang khusus.

HARF ( ‫ = ) َحرْ ف‬setiap Setiap lafadz selain Isim dan Fi’il, atau bisa diartikan kata sambung, kata
penghubung, kata tanya tugas.

Definisi Isim Dhamir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang
pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang
ketiga).

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri
sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dhamir secara sederhana terbagi menjadi dua,
yaitu:

1)      Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada
kata kerja ‫ت‬ ُ ‫ ( قُ ْم‬Aku telah berdiri ).

2)      Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan
apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫( َأ ْنت‬Kamu) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak
dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ‫ َأ ْنت‬karena kata perintah
pasti ditujukan untuk orang kedua.

    Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja itu sendiri.
Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.

DAFTAR PUSTAKA
Cara Cepat & Mudah Berbahasa Arab (Sistem Terpadu), hal. 104 – 105.

Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit
Al Furqon. Gersik.

Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah (‫ – )ملخص قواعد اللغة العربية‬Fuad Ni’mah Bab Dhomir
hal 113 – 118.

Anda mungkin juga menyukai