PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an.Seperti yang kita ketahui, hadis
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.Baik dari perkataan,
perbuatan, dan ketetapannya.Hadis di lihat dari sumber berita.Secara umum dapat di katakana jika
sumber berita itu berasal dari Allah SWT di namakan hadis Qudsi, jika sumber beritanya
datangnya dari Nabi di sebut hadis Marfu’, jika datangnya sumber berita itu dari sahabat disebut
hadis Maukuf, dan jika datangnya dari Tabi’in disebut hadis Maqthu’.
Sumber pertama berita tidak dapat menentukan keshahihan suatu hadis sekalipun
datangnya dari Allah atau Nabi, karena tujuan kualitas shahih, hasan dan dha’if tidak hanya
dilihat dari sumber berita akan tetapi lebih dilihat dari sumber-sumber pembawa berita. Dengan
demikian hadis Marfu’, maukuf, maqhtu’ tidak mutlak kesahahihannya, terkadang shahih, hasan
dan dha’if.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hadis marfu’ maukuf dan maqhtu’?
2. Apa saja contoh hadis-hadis tersebut?
3. Apa perbedaan antara hadis marfu’ dengan maukuf dan maqhtu’?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian hadis marfu’ maukuf dan maqhtu’.
2. Mengetahui apa-apa saja contoh hadis-hadis tersebut.
3. Untuk mengetahui apa perbedaan antara hadis marfu’ dengan maukuf dan maqhtu’.
BAB II
PEMBAHASAN
(اللّه ّم: ويقول,عن عائشة رضى هللا عنها انّ رسوالهلل صلّى هللا عليه وسلّم كان يدعوا فى الصالة
Artinya:
Dari Aisyahra. Berkata: “ Nabi SAW pada waktu shubuh masih dalam keadaan
hadats junub. Kemudian beliau mandi janabah dan pergi shalat subuh.Saya
mendengar bacaan beliau dan beliau pada waktu itu dalam keadaan puasa.(Riwayat
Ahmad)
Suatu hadist mauquf, dapat naik statusnya menjadi Hadist Marfu` apabila memenuhi
salah satu criteria sebagai berikut:
1. Dalam Hadist tersebut tercantum kata-kata yang menunjukkan kearafa`annya.dengan kata-
kata.
2. Isi dari hadist tersebut berkenaan dengan penafsiran Sahabat dan sebab-sebab turunnya
(asbabun nuzul) ayat Al-Qur`an.Hal ini dapat dipahami,sebab tentang asbabun nuzul tersebut
adalah merupakan suatu keadaan yang ada pada zaman Nabi.Dengan demikian maka
keterangan atau penafsiran seorang sahabat tentang turunnya ayat Al-Qur`an,merupakan suatu
reportase dari suatu keadaan yang terjadi pada masa Rasulullah masih hidup.
Penjelasan Jabir(seorang sahabat Nabi) tentang sebab turunnya ayat 233 surat Al-
Baqarah:
Artinya:
Istri-istrimu adalah(seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam.maka datangilah
tanah(kebun) itu bagaimana saja kamu kehendaki
Jadi, keterangan Jabir ini merupakan penjelasan bahwa dikalangan orang Yahudi ada
kepercayaan bahwa bila seorang suami menyetubuhi istrinya dari belakang,maka kalau
jadi,anak yang lahir matanya juling.lalu turunlah ayat 233 surat Al-Baqarah di atas sebagai
penjelasan Allah bahwa julingnya anak tidak ada hubungannya dengan cara bersetubuh.Dan
karena itu,ibarat sebuah kebun,maka sang suami bebas(sepanjang tidak mengakibatkan
mudharat dan sepanjang dalam kewajaran dan kesopanan) untuk menyetubuhi istrinya.
3. Isi dari hadist tersebut merupakan suatu keterangan dari sahabat tetapi keterangan tersebut
bukanlah merupakan hasil ijtihad atau pendapat pribadi Sahabat yang bersangkutan.
Contoh:
Artinya:
Ibnu Umar dan Abbas berbuka puasa dan mengqashar shalat untuk perjalanan yang
berjarak empat barid(18.000 langkah).
(Riwayat Bukhari)
2) Mauquf pada perbuatan
Contoh : perkataan Al-Bukhari :
وَأ َّم ابنُ عباس وهو متيمم
“Ibnu ‘Abbas mengimami (shalat), sedangkan ia dalam keadaan bertayamum.” (HR. Al
Bukhari, kitab At-Tayammum juz 1 hal. 82.)
3) Mauquf pada taqrir
Contoh : perkataan sebagian tabi’in :
َّ َفعلت كذا أمام أحد الصحابة ولم يُ ْن ِكر َعل
ي
”Aku telah melakukan demikian di depan salah seorang shahabat, dan beliau tidak
mengingkariku sedikitpun”.
Macam-macam Hadis Maqthu'
1) Hadis maqthu’ qauli
Contoh Hadis Maqthu'
. صل وعليه بد عته: قول الحسن البصري في الصالة خلف المبتدع
Perkataan Hasan Bashri mengenai shalat di belakang ahli bid'ah" Shlatlah dan dia akan
menanggung dosa atas perbuatan bid'ahnya"
Syuraih adalah seorang tabi`in. Riwayat hadis ini menunjukan bahwa Syuraih membenarkan
seorang hamba tersebut untuk menjadi imam.
Kesimpulan
Hadis yang ditinjau dari sumber berita, yakni marfu’ maukuf dan maqtu’ mempunyai
beberapa perbedaan, yaitu ”.Hadis Marfu’ adalah Hadis yang sanadnya sampai kepada Nabi
Muhammad SAW.Hadis Maukuf adalah Hadis yang sanadnya tidak sampai kepada Nabi SAW,
hanya kepada sahabat saja.Hadis Maqthu’ adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in
atau orang setelahnya,baik dari perkataan atau perbuatan.