Anda di halaman 1dari 3

Contoh

Contoh Hadits Qudsi yang sahih:


. : . ( ).
Artinya: Dari Rasulullah SAW: telah berfirman Allah Azza wa Jalla. berderma lah kalian,
niscaya aku akan membalas derma atasmu (Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Hadits Qudsi ialah Hadits yang lafadz
matan-nya dari Nabi Muhammad SAW dan maknanya dari Allah SWT. Hadits Qudsi tidsak
sama dengan Al Qur`an karena Al Qur`an lafadz dan matan-nya dari Allah SWT.
Contoh Hadits Marfu Qauli Tasrihan:
.) ( . .
Artinya: dari Jabir telah bersabda Nabi SAW: baik pekerti adalah pelajaran dan buruk kelakuan itu adalah sial )HR.
ibnu asakir).
Hadits diatas dikatakan sebagai Hadits Marfu Qauli Tasrihan karena dengan terang-terangan .
Contoh Hadits Marfu Qauli Hukman:
.) ( . :
Artinya: dari umar ia berkata: do`a itu terhenti antara langit dan bumi, tidak bias naik sedikit pun daripadanya
sebelum dishalawatkan atas Nabi )HR. Turmudzi(.
Dikatakan Hadits Qauli Hukman karena tidak terang-terangan menyebutkan tetapi mengandung
hukum atau pengertian bahwa Umar menerima Hadits tersebut dari Rasulullah SAW.
Contoh Hadits Marfu Fi`Li Tasrihan:
.) ( . . :
Artinya: dari Anas: Rasulullah SAW telah memerdekakan shafiyah dan beliau jadikan memerdekakanya itu sebagai
mahar.
Dengan tegas Hadits ini menerangkan tentang perbuatan Nabi yakni memerdekakan shafiyah.
Contoh Hadits Marfu Fi`Li Hukman:
) ( .
Artinya: bahwa Ali Bin Abi Thalib pernah shalat kusuf 10 ruku` dengan 4 sujud.
Hadits diatas menerangkan tentang Ali yang shalat kusuf dengan 10 ruku` dengan 4 sujud. Ali tidak akan melakukan
ini kecuali melihat atau mendapi Rasulullah melakukannya juga. Maka Hadits ini dianggap Marfu fi`li hukman, karena
dzahirnya bukan Nabi yang mengerjakan.
Contoh Hadits Marfu taqriri tasrihan:
.) ( . . :
Artinya: dari Ibnu Abbas ia berkata: kami pernah shalat dua rakaat sesudah terbenam matahari, sedang Nabi melihat
kami, tetapi beliau tidak memerintah kami dan tidak melarang kami. (HR. Muslim).
Hadits diatas dianggap Marfu Taqriri Tasrihan karena secara terang-terangan Nabi malihat, namun tidak menyuruh
ataupun melarang dengan kata lain Nabi membenarkan.
Contoh Hadits Marfu taqriri hukman:
.) ( . .
Artinya: dari Anas Bin Malik: sesungguhnya pintu-pintu (rumah) Nabi SAW diketuk dengan jari-jari (HR. Bukhari).
Hadits diatas dinyatakan sebagai Hadits Marfu taqriri hukman karena perbuatan sahabat yang mengetuk rumah
Rasulullah, dan Rasulullah tidak melarang maupun menyuruh, dengan kata lain membenarkan perbuatan para
sahabat
Dalam penyampaianya ada beberapa kalimat yang bisa menjadi tanda dari Hadits Marfu diantaranya:
1. Jika yang berbicara sahabat:
a. Kami telah diperintah ) (.
b. Kami telah dilarang ) (.
c. Telah diwajibkan atas kami ) (.
d. Telah diharamkan atas kami ) (.
e. Telah diberi kelonggaran kepada kami ) (.
f. Telah lalu dari sunnah ) (.
g. Menurut sunnah ) (
h. Kami berbuat demikian di zaman Nabi ) (.
i. Kami berbuat demikian padahal Rasulullah masih hidup ) .) .
2. Jika yang meriwayatkanya tabi`in:
a. Ia merafa`kanya kepada Nabi SAW )(.
b. Ia menyandarkanya kepada Nabi SAW )(.
c. Ia meriwayatkanya dari Nabi SAW )(.
d. Ia menyampaikanya kepada Nabi SAW ) (.
e. Dengan meriwayatkan sampai Nabi SAW )(.
3. Jika di akhir sanad ada sebutan )( artinya: keadaanya diMarfu`kan.
4. Jika sahabat menafsirkan Al Qur`an:
C. Hadits Mauquf
Secara etimologi Mauquf adalah yang terhenti. Dalam istilah, Hadits Mauquf berarti Hadits yang disandarkan
kepada Sahabat, berupa ucapan, perbuatan atau Taqrir.
Contoh-contoh:
1. Ucapan:
.)1:631 ( :
Artinya: dari Abdullah )Bin Mas`Ud(, ia berkata : jangan lah hendaknya salah seorang dari kamu taqlid agamanya
dari seseorang, karena jika seseorang itu beriman, maka ikut beriman, dan jika seseorang itu kufur, ia pun ikut kufur.
(R. Abu Na`im 1:136).
Abdullah Bin Mas`ud adalah seorang sahabat Nabi, maka ucapan diatas disandarkan kepada Abdullah Bin Masu`ud.
2. Perbuatan:
.)01:823 ( :
Artinya: dari Abdillah Bin Ubaid Bin Umair ia berkata: umar menyuruh kepada seorang anak laki-laki memilih antara
ayah dan ibunya. Maka anak itu memilih ibunya , lalu ia membawa ibunya. (Al Muhalla 10:328).
Umar adalah sahabat Nabi SAW, riwayat diatas menunjukan kepada perbuatan Umar untuk memilih antara ibu dan
ayahnya.
3. Taqrir:
:
)4:202 ( . : . : .
Artinya: dari Zuhri, bahwa Atikah Binti Zaid Bin Amr Bin Nufail jadi hamba Umar Bin Al khattab adalah Atikah pernah
turut shalat dalam mesjid. Maka umar berkata kepadanya: demi Allah engkau sudah tahu, bahwa aku tidak suk
perbuatan ini. Atikah berkata: demi Allah aku tidak mau berhenti sebelum engkau melarang aku. Akhirnya Umar
berkata: aku tidak mau melarang dikau. (Al Muhalla 4:202).
Umar adalah sahabat Nabi SAW. Dalam riwayat tersebut diunjukan bahwa ia membenarkan perbutan atikah yaitu
shalat di mesjid.
Keterangan :
1. Hadits Mauquf sanadnya ada yang shahih, hasan, dan dlaif.
2. Hadits Mauquf tidak menjadi hujjah. Terutama jika bersangkutan dengan ibadah.
3. Dalam Hadits Mauquf dikenal istilah Mauquf pada lafadz, tetapi Marfu pada hukum artinya. Hadits Mauquf ini
lafadznya berasal dari sahabat sedangkan hukumnya dari Rasulullah SAW.
D. Hadits Maqthu
Maqthu artinya: yang diputuskan atau yang terputus; yang dipotong atau yang terpotong. Menurut ilmu Hadits,
Maqthu adalah perkataan, perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada tabi`in atau orang yang berada pada
tingakat dibawahnya.
Hadits Maqthu tidak bisa dipergunakan sebagai landasan hukum, karena Hadits Maqthu hanyalah ucapan dan
perbuatan seorang muslim. Tetapi jika didalamnya terdapat qarinah yang baik, maka bisa diterima.
Contoh-contoh:
1. Ucapan:
. : . : :
) 33(.
Artinya: dari Abdillah Bin Sa`Id Bin Abi Hindin, ia berkata: aku pernah bertanya kepada Sa`Id Bin Musaiyib;
bahwasanya si fulan bersin, padahal imam sedang berkhutbah, lalu orang lain ucapkan yarhamukallah )bolehkan
yang demikian?( jawab Sa`Id Bin Musayib perintahlah kepadanya supaya jangan sekali-kali diulangi. )al atsar 33(.
Sa`id Bin Musayaib adalah seorang tabi`in, dan Hadits diatas adalah Hadits Maqthu. Tidak mengandung hukum.
2. Perbuatan:
.)6:3 ( . :
Artinya: dari Qatadah, ia berkata: adalah Sa`Id Bin Musaiyib pernah shalat dua rakaat sesudah ashar. (Al Muhalla
3:6).
Sa`id Bin Musayaib adalah seorang tabi`in, dan Hadits diatas adalah Hadits Maqthu berupa cerita tentang perbuatan-
nya. Tidak mengandung hukum.
3. Taqrir:
.)4:212 ( . :
Artinya: dari hakam bin utaibah, ia berkata: adalah seorang hamba mengimami kami dalam mesjid itu, sedang
syuraih (juga shalat disitu). (Al Muhalla 4:212).
Syuraih ialah seorang tabi`in. riwayat Hadits ini menunjukan bahwa syuraih membenarkan seorang hamba jadi imam.

Anda mungkin juga menyukai