ABSTRAK
Pada jurnal ini akan di paparkan tentang ragam dan juga aliran yang terdapat pada
Hermeuneutika umum, yang dimana pasti banyak terdapat ragam-ragam dan juga
aliran yang lahir dari tokoh-tokoh yang berkecimpung pada Hermeneutika umum
tersebut, antara lain ada 3 aliran yang jelas dan juga terkenal pada Hermeneutika,
yaitu Aliran Objektivis, Aliran Subjektiv, dan yang terakhir ialah Aliran
Objektivis cum Subjektif. Itulah 3 aliran yang akan dijelaskan dan juga
menjelaskan tentang Aliran atau bisa disebut juga Metode pada Hermeneutika
tersebut, tidak lupa juga tetap membahas tentang pengertian tentang ap aitu
Hermenutika. Penulisan ini menggunakan metode penulisan dengan mengambil
bahan-bahan tentang pembelajaran ini terdapat pada buku-buku yang ada di
perpustakaan dan juga mengguanakan bukun online atau e-book, atau disebut
dengan library reseach, setelah itu mengutip dari buku-buku dan kemudian
menulisnya Kembali pada jurnal ini, dan mendapatkan hasil yang telah dikerjakan
sebaik mungkin.
A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an ialah kitab suci yang diturunkan Allah melalui perantara malaikat Jibril
dan diberikan/ diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
sehingga terkumpulnya 30 juz, dan juga Al-Qur’an sebagai mukjizat paling besar
bagi Nabi Muhammad dan juga sebagai mukjizat yang tidak aka nada habisnya
dan bertahan hingga berakhirnya kehidupan di dunia ini. Tujuan diturunkannya
1
Al-Qur’an kepada nabi Muhammad ialah sebagai petunjuk hidup bagi ummat
yang ada pada zaman Nabi Muhammad tersebut dan hingga umat sekarang dan
umat yang akan datang, apabila tidak diikuti petunjuk yang telah Allah berikan
kepada kita maka kita tidak akan terarah. Jadi dengan adanya Al-Qur’an ini harus
di tafsirkan agar kitab isa memahami maksud dan tujuan yang Allah maksudkan
untuk kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat, karena Bahasa Al-Qur’an
ialah kalammullah atau kalam Allah yang dimana kita tidak bisa sembarang
menafsirkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an tersebut. Dengan adanya
Hermeneutika kita dapat mempelajari ilmu yang dimana merupakan disiplin ilmu
yang digunakan untuk mempratinjau ayat-ayat Al-Qur’an agar kita dapat
menjalankan kehidupan kita dengan teratur dan terarah.
B. METODOLOGI
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Hermeneutika
2
Penerjemah yang mengalihbahasakan dari Bahasa yang satu ke bahasa yang
lain dipanggil interpreator. Aktor-aktris yang melakonkan peran dalam suatu
adegan juga disebut interpreator.
2
E. Sumaryono, Hermeneutika; Sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1999, hlm. 23.
3
sebagaimana dikutip oleh Farid Esack mendefinisikan hermeneutika sebagai
ilmu yang mencoba menggambarkan bagaimana sebuah kata atau satu
kejadian dalam waktu dan budaya lampau dapat dimengerti dan menjadi
bermakna secara eksistensial dalam situasi kita sekarang.3
3
Farid Esack, Al-Qur’an, Liberalisme, Pluralisme: Membebaskan Yang Tertindas, terj. Watung A.
Budiman, Bandung: Mizan, 2000, hlm. 83.
4
2. Aliran Hermeneutika
Aliran Objektivitas
Aliran Subjektif
Aliran Objektif cum Subjektivis
a. Aliran Objektivitas
b. Aliran Subjektiv
4
Metode Ilmiah dan Problem Modernitas, Yogyakarta: Kanisius, 2003, hlm. 43.
5
c. Aliran Objektivis cum Subjektivis
6
Cholis Akbar, ed., “Hermeneutika dan Infiltrasi Kristen”, http://www.hidayatullah.com diakses
tanggal 1 Oktober 2016.
6
menafsirkan Alquran Sesuai dengan perkembangan ilmu dan
perkembangan pada saat laporan itu ditafsirkan yang termasuk
kelompok ini memenuhi sahiron adalah Muhammad Syahrur.
3. Metode-Metode Hermeneutika
a. Metode Alegoris
Berangkat dari suatu asumsi bahwa di balik arti kata harafiah yang
sudah biasa dan jelas itu terdapat arti sesungguhnya (kedua) yang lebih
dalam yang perlu ditemukan oleh orang Kristen yang lebih dewasa. Dalam
menafsirkan prikop Alkitab mereka membandingkan masing-masing
fakta/informasi yang sudah jelas untuk membuka kebenaran rohani
tersembunyi di balik pengertian literalnya.
b. Metode Mistis
7
semua arti harafiah yang kelihatan. Dan mereka memberikan bobot yang
lebih berat kepada hasil penafsiran mistis daripada arti yang sudah biasa.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
8
seimbang. Dengan fokus ibadah, pekerjaan, maupun sekolah/kuliah, akan
membentuk karakter masyarakat yang enggan membuang-buang waktu
dengan hal-hal yang tidak penting. Maka lahirlah lingkungan yang sehat,
terhindar dari permusuhan antar sesama.
REFERENSI
Q.Shaleh dan A.A Dahlan. Latar Belakang Historis Tunnya Ayat-ayat Al-
Qur’an. Bnadung: Offset Angkasa.
Raja’ Thaha Muhammad. 2005. Hfizul Lisan dan Penuntun Akhlak, Keluarga.
Cet. 1. Semarang: Pustaka Adnan.