ABSTRAK
PENDAHULUAN
1
sering terjadi konflik atau peperangan di antara mereka. Hal tersebut masih
berlanjut sampai kedatangan agama Islam di tengah-tengah mereka. Di antara
suku yang terlibat permusuhan sejak masa pra Islam dan berlangsung sampai
kedatangan Islam adalah Bani Bakr dan Bani Khuza’ah. Pada masa pra Islam,
Qabilah Khuza’ah pernah menyerang dan membunuh tokoh-tokoh Bani Bakr.
Pada tahun ke-8 Hijriyah, terjadi perjanjian antara kaum muslimin dengan
Quraisy Makkah di Hudaibiyah. Salah satu poin dari perjanjian tersebut,
disepakati bahwa: barang siapa yang ingin masuk dalam perjanjian Muhammad
(bersekutu dengan kaum muslimin) maka ia masuk ke dalamnya dan barang siapa
yang ingin masuk ke dalam perjanjian Quraisy maka ia masuk ke dalamnya. Pada
saat itu, Kabilah Khuza’ah memilih bersekutu dengan kaum muslimin dan
Kabilah Bani Bakr memilih bersekutu dengan Quraisy Makkah. Dalam
pernjanjian tersebut disepakati genjatan senjata antara kaum muslimin dengan
Quarsiy Makkah selama sepuluh tahun.
2
METODOLOGI
PEMBAHASAN
3
mereka, namun rahasiakan apa yang kukatakan kepadamu, biarlah mereka
mengira bahwa Rasulullah akan memerangi Suriah atau Tsqif atau Hawazim. 1
1
Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. As-Sirah An-Nabawiyah Li Ibni
Hisyam, terj. Fadhli Bahri; Shirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2, h. 360.
4
berpuasalah, dan siapa yang ingin berbuka maka berbukalah. Pada saat itu Nabi
saw. dan beberapa orang tetap berpuasa, meskipun dibolehkan untuk berbuka
dalam perjalanan dan diganti pada hari yang lain.
Pasukan yang berjumlah sepuluh ribu tersebut yang dipimpin sendiri oleh
Nabi Muhammad saw. menimbulkan rasa penasaran bagi anggota pasukan karena
mereka tidak diberitahu musuh yang dituju, dan sekaligus menimbulkan
kekhawatiran bagi musuh-musuh Islam. Namun, para musuh Islam diliputi pula
kebingungan apakah mereka yang dituju atau musuh yang lain? Sebagai respon
atas hal tersebut Kabilah Hawazim mengumpulkan sekutu- sekutunya untuk
bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan menimpa mereka.
Tentara mereka berkumpul di tempat-tempat strategis sebelah utara Thaif. Nabi
Muhammad saw. mengetahui kegelisahan kaum Quraisy Makkah dan untuk
membuat mereka tidak melakukan perlawanan bersenjata, ia memerintahkan
setiap orang menyalakan unggun api pada malam hari, sehingga di perbatasan
tanah Haram terlihat sepuluh ribu perapian, sehingga tersebar berita di Makkah
bahwa personel kaum muslimin lebih besar daripada yang mereka perkirakan.
Para tokoh Quraisy berkumpul membicarakan tindakan apa yang harus mereka
lakukan. Mereka menyepakati untuk mengutus beberapa tokoh mereka keluar
menemui Nabi Muhammad saw. dan kembali lagi ke Makkah.2
Abu Sufyan disertai dengan Hakim sepupu Hadijah dan Budayl dari
Khuza’ah keluar menemui Nabi saw. Mereka diantar oleh al-Abbas paman Nabi
saw. ke tenda Nabi saw. Abu Sufyan memulai pembicaraan: Muhammad, engkau
datang dengan berbagai orang asing untuk melawan kerabatmu sendiri? Nabi saw.
berkata: engkaulah yang melampaui batas dengan melanggar perjanjian dan
membantu Bani Bakr menyerang Kabilah Khuza’ah. Abu Sufyan mengalihkan
pembicaraan dengan mengatakan: alihkanlah strategimu untuk menyerang
Hawazim sebab hubungan kekerabatan mereka lebih jauh dan kebencian mereka
lebih besar terhadapmu. Nabi menjawab: Aku berharap Tuhanku akan menjamin
semua itu dengan kemenangan atas Makkah, kejayaan Islam dan penaklukan
2
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj. Qamaruddin SF,
Muhammad Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,
2014), h. 456.
5
Hawazim. Setelah berbincang dengan Nabi Muhammad saw. Abu Sufyan diseru
oleh Nabi saw. bahwa: apakah belum tiba waktu bagimi untuk mengetahui tiada
Tuhanberhak disembah selain Allah? Abu Sufyan menjawab bahwa: demi Allah
saya telah meyakini seandainya ada Tuhan selain Allah pasti ia telah menolongku.
Nabi saw. berkata: apakah belum tiba waktu bagimu untuk mengetahuai bahwa
saya utusan Allah. Abu Sufyan menjawab: adapun hal itu, demi Allah dalam
hatiku masih ada ganjalan hingga sekarang ini. Al-Abbas berkata: celaka engkau
Abu Sufyan! Bersaksilah bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
dan Muhammad utusan Allah, atau lehermu akan saya pancung. Abu Sufyan pun
bersaksi dengan syahadat yang benar dan masuk Isalm. Setalah itu al-Abbas
mengusulkan kepada Nabi saw. untuk memberikan kebanggaan kepada Abu
Sufyan, maka Nabi saw. bersabda: barangsiapa yang masuk rumah Abu Sufyan ia
aman, barangsiapa yang menutup pintunya ia aman dan barangsiapa masuk
masjidil Haram ia aman.22 Abu Sufyan pun kembali ke Makkah dengan
membawa pesan Nabi saw. tersebut untuk diumumkan ke penduduk Makkah.3
3
M. Quraish Shihab. Membaca Sirah Nabi Muhammad s.a.w. Dalam Sorotan al- Qur’an
dan Hadits-Hadits Shahih, h. 901.
4
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj. Qamaruddin SF,
Muhammad Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, h. 467.
6
Muhammad saw. dan para pengikutnya selama dua puluh satu tahun, kini
masyarakat Quraisy Makkah memutuskan untuk menyerah dan mengakui
keunggulan Nabi Muhammad saw. Nabi saw. memasuki Makkah dengan penuh
kesyukuran atas kemenangan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
7
Utsman bin Thalhah dan memberinya kunci Ka’bah sekaligus menetapkan
bahwa sukunyalah yang berhak menjaga Ka’bah selamanya.
3. Nabi saw. mengumumkan kepada penduduk Makkah dan memperingatkan
mereka untuk menghilangkan semangat jahiliyah dan mengagungkan
nenek moyang karena semua manusia berasal dari Adam as. Pada saat itu
nabi membacakan QS. Al-Hujurat: 13.30 Kebijakan Nabi saw. tersebut
sangat solusioner karena pada saat itu secara umum sering terjadi konflik
kabilah karena fanatisme nenek moyang. Mereka saling meninggikan diri
diantara yang lain. Namun, Nabi saw. Mempersaudarakan mereka dalam
satu ikatan kekeluargaan, Islam.5
HAJI WADA’
PENAMAAN HAJI WADA’
Menurut An-Nadwi, Haji Wada ini memiliki nilai yang sama dengan
seribu khutbah dan seribu pelajaran. Haji Wada merupakan representasi dari
sekolah yang berpindah. masjid yang berjalan, dan asrama tantara yang bergerak.
Haji Wada' merupakan menjadi sejarah pendidikan penting bagi orang-orang yang
tadinya malas agar menjadi lebih baik. Haji Wada disebut juga dengan Haji
Balagh atau Haji Tamam serta masih banyak nama lainnya. Pada peristiwa Haji
Wada' tercatat para pengikut lebih dari 100 000 jamaah. 6 Haji Wada ini juga bagi
kalangan umat Islam juga dapat disebut sebagai haji pamitan. Sebab, setelah
peristiwa ini. Rasulullah SAW tahun depan tidak akan lagi melaksanakan ibadah
haji. Pada tahun berikutnya, Rasulullah SAW telah wafat?7
5
As-Sirah An- Nabawiyah Li Ibni Hisyam, terj. Fadhli Bahri; Shirah Nabawiyah Ibnu
Hisyam Jilid 2, h. 386.
6
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, ed. Kathur Suhardi, 12 ed.
(Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2002), hal. 605
7
Abul Hasan Ali al-Hasani An-Nadwi Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi
Muhammad SAW, ed. Muhammad Halabı Hamdi et al., 3 ed. (Yogyakarta Mardhiyah Press, 2007),
hal. 474-47
8
risalah Islam. Haji Tamam karena waktu yang itu adalah saat Nabi Muhammad
SAW melakukan wukuf di Arafah. Saat itu juga Allah SWT telah sempurannya
risalah Islam sebagai agama dan semua itu diberikan sebagai nikmat dari Allah
SWT kepada seluruh umat Islam (Al-Qur'an Surat Al Maidah ayat 3). Nama yang
terakhir adalah Haji Islam atau Hajjat al-Islam karena peristiwa haji ini
merupakan awal dan akhir sebagai risalah tuntutan Islam. Setelah tahun ini tidak
akan ada lagi haji yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Haji ini
merupakan sebuah isyarat berakhirnya risalah kenabian Muhammad SAW.8
5. Khutbah Wada’
8
M. Quraisy Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur'an
dan Hadits-Hadits Shohih (Tangerang: Lentera Hati, 2012) hal 1043.
9
Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
Jilid 2, ed. Fadli Bahri, 5 ed. (Jakarta: FT. Darul Falah, 2006), hal, 584
9
"Hai manusia dengarkan ucapkanku, karena aku tidak tahu apakah aku
dapat kembali bertemu kalian setelah tahun ini atau tidak di tempat ini. Hai
manusia, sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram bagai kalian
hingga kalian berjumpa dengan Allah sebagaimana haramnya hari dan bulan
kalian ini. Sesungguhnya kalian semua akan berjumpa dengan Tuhan kalian
kemudian Dia akan menanyakan tentang amal perbuatan kalian. Sungguh hal ini
telah aku sampaikan. Barangsiapa pada dirinya terdapat amanah, hendaklah ia
menunaikannya kepada pihak yang memberikan amanah. Sesungguhnya, semua
riba dihapus terkecuali modal harta kalian, kalian tidak berlaku dhalim dan tidak
pula didhalimi. karena Allah telah menentukan bahwa hal tersebut termasuk riba.
Sesungguhnya riba Al-Abbas bin Abdul Muthalib semuanya adalah terhapus.
Sesungguhnya seluruh darah pada masa jahiliyah itu terhapus dan darah yang
pertama kali aku hapus ialah darah Ibnu Rab'tah bin Al- Harits bin Abdul
Muthalib. Ia mencari wanita yang menyusui di Bani Laits kemudian dibunuh
orang-orang Hudzail. 10
10
mereka. Sesungguhnya kalian mengambil istri-istri kalian dengan amanah Allah
dan menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat-kalimat Allah, oleh karena
itu, pahamilah ucapkanku ini hai manusia, karena aku telah menyampaikannya.
Aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya,
kalian tidak akan tersesat selama-selamanya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu
yang jelas yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rosullnya (Al-Hadits)11
Ibnu Ishaq berkata, Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Az-Zubair berkata
kepadaku, dari ayahnya Abbad, yang berkata bahwa orang yang meneriakkan
sabda Rasulullah SAW di atas ketika beliau berada di Arafah adalah Rabi'ah bin
Umaiyah bin Khalaf Rasulullah SAW bersabda kepada Rabi ah bin Umaiyah bin
Khalaf, "Apakah kalian tahu sekarang bulan apa? Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf
meneriakkan sabda Rasulullah SAW tersebut kepada kaum muslimin, kemudian
mereka berkata kepada Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf, Sekarang kita berada di
bulan Haram Rasulullah SAW bersabda kepada Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf,
"Katakan kepada mereka bahwa Allah mengharamkan darah dan harta kalian
hingga kalian berjumpa dengan Allah seperti haramnya hari kalian ini".
Rasulullah SAW bersabda lagi kepada Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf, "Katakan
kepada mereka, hai manusia sesungguhnya Rasulullah SAW tahukah kalian di
negeri mana kalian sekarang berada? Rabi ah bin Umaiyah bin Khalaf
meneriakkan sabda Rasulullah SAW tersebut, kemudian kaum muslimin berkata,
"Kami sedang berada di negeri haram" Rasulullah SAW bersabda lagi kepada
Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf. "Katakan kepada mereka bahwa Allah
mengharamkan darah dan harta kalian hingga kalian berjumpa dengan Tuhan
kalian seperti haramanya negeri kalian ini Rasulullah SAW bersabda lagi kepada
Rabi ah bin Umaiyah bin Khalaf, "Katakan kepada mereka. Tahukah kalian
sekarang hari apa? Rabi ah bin Umaiyah bin Khalaf menerikkan sabda Rasulullah
SAW tersebut, kemudian kaum muslimin menjawab, "Sekarang adalah hari haji
terbesar." Rasulullah SAW bersabda kepada Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf,
"Katakan kepada mereka bahwa Allah mengharamkan darah dan harta kalian
hingga kalian berjumpa dengan Tuhan kalian seperti haramanya hari kalian ini"!?
11
Abu Muhammad Abdul Malik hin Hisyam Al-Muafiri, As-Sirah An-Nabawiyah & Ibni
Hisyam (Beirut: Darul Fikr, 1994).
11
Ibnu Ishaq berkata, Laits bin Abu Sulaim berkata kepadaku, dari Syahr bin
Hausyah Al-Asya'n, dari Amir bin Kharijah, yang berkata "Attab bin Usaid
mengutusku bertemu Rasulullah SAW untuk satu keperluan dan ketika itu beliau
berdiri di Arafah kemudian aku sampaikan keperluan tersebut kepada beliau.
Setelah itu, aku berdiri di bawah unta Rasulullah SAW dan sungguh air liur unta
Beliau mengenai kepalaku. Ketika itu, aku dengar Rasulullah SAW bersabda "Hai
manusia, sesungguhnya Allah telah menunaikan setiap hak kepada pemiliknya.
Sesungguhnya wasiat kepada ahli waris itu tidak diperbolehkan, anak itu milik
suami dan pezina berhak atas hukuman. Berangsiapa mengaku anak selain
ayahnya atau berwalikan kepada selain walinya, ia mendapatkan laknat Allah,
Rasul-Nya, para malaikat, dan seluruh manusia. Allah tidak menerima ganti dan
tebusan darinya"
Ibnu Ishaq berkata, Abdullah bin Abu Najih berkata kepadaku bahwa
ketika berdiri di Arafah, Rasulullah SAW bersabda. Tempat ini (gunung tempat
beliau berada) dan seluruh Arafah adalah tempat wuquf Ketika berdiri diQuzah
pada pagi hari muzdalifah Rasulullah SAW bersabda, Tempat ini dan seluruh
Muzdalifah adalah tempat wuqur, ketika menyembelih hewan sembelihan di
tempat penyembelihan di Mina, Rasulullah SAW bersabda, "Tempat
penyembelihan ini dan seluruh Mina adalah tempat penyembelihan 12
12
Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
Jild 2, ed. Fadli Bahri, 5 ed (Jakarta FT Darul Falah, 2006), hal 589-590
12
Khutbah yang dilakukan di Jabal Arafa ini merupakan kisah yang
monumental di hadapan lebih dan 100 ribu jamaah. Khutbah ini merupakan
bagian terpenting dari Haji Wada'a yang menjadi ajaran Islam yang sangat
fundamental. Khutbah Wada ini dapat dikatakan sebagai pondasi penting
mengenai undang-undang dasar dalam Islam. Isi penting dari khutbah ini adalah
adanya asas persamaan bagi seluruh umat manusia. Tidak ada lagi perbedaan
mana yang memiliki darah Habsyi maupun yang memiliki darah tuan Quraisy.
Kesempurnaan Islam ditutup dengan turunnya Al-Quran Sure Al-Maidah ayat 314
13
Khatibah. Nawit Yuslem, dan Abdullah, "Prophet Muhammad 'S Rhetoric: An Analysis
of Prophet Muhammad Speech on Wada Pilgrim in Sahih Al-Bukhari International Journal on
Language, Research and Education Studies Vol 2 no. 2 (2018) hal. 282
14
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam 1,3 ed Jakarta; Kalam Malia, 2009),
hal 282.
15
Amru Muhammad Khalid, Inni Jo on F1-Ardhi Khalifah (Beirut: Dar Al-Ma rifah
2006).
13
Sesampainya di Mina, Nabi Muhammad SAW melempar jumrah (batu-
batu) pada beberapa tempat yang telah ditentukan. Kaum Muslimin mendirikan
kemah Nabi Muhammad SAW dan beliau beristirhat sebentar dalam kemah
tersebut. Tidak lama kemudian, beliau bangun dan menyembelih 63 ekor unta
sebagai qurban dengan perhitungan seekor unta dalam setahunnya seumur beliau.
Saat Nabi Muhammad akan berangkat ke Madinah dengan membawa seratus ekor
unta untuk diqurbankan, sisa unta yang beliau sembelih 37 ekor unta diserahkan
kepada Ali RA agar menyembelihnya juga sebagai qurban. Setelah Nabi
Muhammad SAW mencukur rambut, maka selesai sudah ibadah haji beliau yang
populer dengan Hajjatul Wada atu Hajjatul Balagh dan terkenal juga dengan nama
Hajjatul Islam."16
PENUTUP
16
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 3 (Jakarta: Gema Insant
Press, 2015), hal 237.
14
Bani Bakr merupakan sekutu Quraisy Makkah melakukan penyerangan ke
Kabilah Khuza’ah yang merupakan sekutu kaum muslimin dan Kaum Quraisy
Makkah terlibat dalam penyerangan tersebut. Kaum Quraisy membantu Kabilah
Bani Bakr dengan senjata dan personel dalam menyerang Kabilah Khuza’ah.
Penyerangan tersebut memaksa Kabilah Khuza’ah menyelamatkan diri ke tanah
Haram dan penyerangan itu juga menimbulkan korban dari kabilah Khuza’ah.
Atas dasar pelanggaran tersebut Nabi Muhammad saw. menghimpun pasukan
yang berjumlah sepuluh ribu menuju Makkah untuk membebaskannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Muhammad Abdul Malik hin Hisyam Al-Muafiri, As-Sirah An-Nabawiyah &
Ibni Hisyam (Beirut: Darul Fikr, 1994).
15
Abul Hasan Ali al-Hasani An-Nadwi Sirah Nabawiyah Sejarah Lengkap Nabi
Muhammad SAW, ed. Muhammad Halabı Hamdi et al., 3 ed. (Yogyakarta
Mardhiyah Press, 2007).
Amru Muhammad Khalid, Inni Jo on F1-Ardhi Khalifah (Beirut: Dar Al-Ma rifah
2006).
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam 1,3 ed Jakarta; Kalam Malia,
2009).
Khatibah. Nawit Yuslem, dan Abdullah, "Prophet Muhammad 'S Rhetoric: An
Analysis of Prophet Muhammad Speech on Wada Pilgrim in Sahih Al-
Bukhari International Journal on Language, Research and Education
Studies Vol 2 no. 2 (2018).
M. Quraish Shihab. Membaca Sirah Nabi Muhammad s.a.w. Dalam Sorotan al-
Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih,. Tangerang : Lentera Hati 2012.
Martin Lings. Muhammad His Life Based on the Earliest Source, terj.
Qamaruddin SF, Muhammad Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber
Klasik, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2014).
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 3 (Jakarta: Gema
Insant Press, 2015).
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, ed. Kathur Suhardi,
12 ed. (Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2002).
16