Anda di halaman 1dari 7

1.

Perang Al asyirah

gazwah al-‘asyīrah, atau Dzul Asyirah, terjadi setelah Perang Buwat. Ekspedisi diperintahkan oleh
Muhammad setelah ia menerima kabar bahwa ada kafilah Quraisy Mekkah yang sedang menuju ke
Syam.[1] Ia kemudian memerintahkan sekitar 150-200 Muslim Muhajirin untuk berangkat dari Madinah
dan mencegat rombongan kafilah itu, tetapi upaya tersebut gagal karena kafilah telah berlalu beberapa
hari sebelum pasukan Muslim tiba.

Sebelum kembali ke Madinah, Muhammad mengikat perjanjian kerjasama antara Muslim dengan Bani
Mudlij, penduduk tempat tersebut.

Tanggal 623 Masehi

Lokasi Jamad al Thani

Hasil

Kabilah berhasil menuju Syam sebelum berhasil dicegat.

Muslim mengikat perjanjian dengan

.Pihak terlibat

Muslim Muhajirin

Quraisy Mekkah

.Tokoh dan pemimpin

Muhammad

Abu Sufyan

.Kekuatan

150-200

2. Perang Badar (bahasa Arab: ‫غزوة بدر‬, translit. gazwah badr), adalah pertempuran besar pertama
antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H (13 Maret 624).
Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy[1] dari
Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim
menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

Tanggal 13 Maret 624 M/17 Ramadan 2 H

Lokasi Kota Badar, 80 mil baratdaya Madinah

Hasil Kemenangan Muslim


.Pihak terlibat

Muslim dari Madinah

Quraisy dari Mekkah

.Tokoh dan pemimpin

Muhammad

Hamzah bin Abdul-Muththalib

Abu Bakar ash-Shiddiq

Umar bin Khattab

Ali bin Abi Thalib

Amr bin Hisyam †

Utbah bin Rabi'ah †

Umayyah bin Khalaf †

Syaibah bin Rabi'ah †

Walid bin Utbah †

Uqbah bin Abi Mu'aith

.Kekuatan

300-350

<900-1000

.Korban

14 tewas

50-70 tewas

43-70 tertawan

Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali
konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut
semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala
besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan
kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam,
ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Bagi kaum Muslim awal,
pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya
berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota
terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada
suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas
Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering
bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum
Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.

3. Perang bahran

Invasi Buhran terjadi pada 3 A.H kalender Islam bulan ke 4 atau 5. Sebuah laporan telah sampai kepada
orang-orang Muslim bahwa sebuah kekuatan hebat dari Bani Raya Banu Sulaym dari Buhran maju ke
Madinah. Muhammad, membawa 300 orang, ke Hijaz sampai ke Buhran, tempat Banu Sulaym melarikan
diri dengan panik.

Sepanjang ekspedisi tersebut, mereka tidak menemui musuh, dan tidak ada pertempuran terjadi.
Ekspedisi tersebut dianggap sebagai "invasi patroli", menurut ilmuwan Muslim Saifur Rahman al-
Mubarakpuri.

Peristiwa ini disebutkan dalam riwayat Ibnu Hisham tentang Muhammad dan sumber-sumber Islam
modern seperti Ar-Raheeq Al-Makhtum oleh Saifur Rahman Al-Mubarakpuri.

4. Perang Bani Lihyan berlangsung pada bulan September, 627 M di Rabi 'Al-Awwal atau Jumada Al-Ula,
6AH kalender Islam.

Dikarenakan Muhammad Saw. ingin mendapatkan keadilan atas pembunuhan 10 Muslim dalam
Ekspedisi Al Raji. Banu Lahyan terletak jauh di jantung Hijaz di perbatasan Mekkah, dan karena balas
dendam darah yang mendalam antara Muslim di satu sisi, dan Quraisy dan orang Arab di sisi lain.

Ketika kekuatan Konfederasi sekutu runtuh dan mereka mulai mengendur dan mengundurkan diri dari
keseimbangan kekuasaan yang tidak menguntungkan saat ini, Muhammad mengambil kesempatan
langka ini dan memutuskan bahwa inilah saatnya untuk mengambil keadilan di Bani Lihyan.

5. Perang Bani mustahliq adalah kampanye Muslim awal melawan suku Bani Mustaliq yang berlangsung
pada bulan Januari 627 M.Dan

Diakibatkan Mendengar kemunculan kaum Muslimin, suku tersebut ketakutan, dan orang-orang Arab
yang menyertai mereka membelot dan melarikan diri untuk hidup mereka. Abu Bakar dipercayakan
sebagai komandan Muhajir (Emigran), dan Sa'd bin 'Ubādah adalah komandan Anṣar (Pembantu). Kedua
tentara itu ditempatkan di sebuah sumur bernama Al-Muraysī ', dekat laut, tidak jauh dari Mekkah.
Mereka bertempur dengan busur dan anak panah selama satu jam, dan kemudian kaum Muslim maju
dengan sangat cepat, mereka mengelilingi al-Muṣṭaliq dan membawa seluruh suku tersebut sebagai
tahanan, dengan keluarga, kawanan ternak dan kawanan mereka. Pertempuran berakhir dengan
kemenangan penuh bagi umat Islam.
'Alī ibn Abī Ṭālib membunuh beberapa orang terluka Banī al-Muṣṭaliq; Di antaranya adalah Mālik dan
anaknya.

Dua ratus keluarga diambil sebagai tawanan, dua ratus unta, lima ribu ekor domba, kambing, serta
sejumlah besar barang rumah tangga yang ditangkap sebagai barang rampasan. Barang-barang rumah
tangga dijual dalam lelang ke penawar tertinggi.

Hanya satu Muslim terbunuh karena kesalahan oleh seorang Helper.Juwayrīyah binti al-Ḥārith, putri
kepala Bani Mu'aliq adalah salah satu tawanan, dan setuju untuk menikahi Muḥammad dengan imbalan
membebaskan 100 tahanan yang masuk Islam, sebagai kompensasi (menurut ulama Muslim Saifur
Rahman al Mubarakpuri).

6. Perang Bani Qainuqa adalah perperangan yang terjadi antara Kaum Muslimin dengan Kaum Yahudi
Bani Qainuqa. Perperangan ini terjadi pada bulan Syawal 2 Hijriah dan Dimenangkan oleh Kaum
Muslimin.

Penyebab terjadinya Perang Qainuqa Ketika ada seorang wanita muslimah berbelanja di Pasar Bani
Qainuqa, orang-orang Yahudi melecehkannya dengan meminta agar wanita tersebut menyingkap
jilbabnya. Tentu saja wanita tersebut menolaknya. Kemudian seorang penjual perhiasan mengikat ujung
pakaiannya tanpa dia ketahui sehingga ketika dia berdiri aurat wanita tersebut tersingkap diiringi derai
tawa orang-orang Yahudi di sekitarnya. Wanita tersebut berteriak kemudian salah seorang Sahabat
datang menolong dan langsung membunuh pelakunya. Namun,kemudian orang-orang Yahudi
mengeroyok dan membunuhnya.

Ketika berita ini sampai kepada Nabi Muhammad SAW, dia langsung mengumpulkan tentaranya, dan
memberikan bendera perang kepada Hamzah bin Abdul-Muththalib. Lalu mereka menuju Bani Qainuqa.
Ketika melihat Kaum Muslimin, orang-orang Yahudi segera berlindung di balik benteng-benteng mereka.
Pasukan Rasulullah SAW mengepung mereka dengan rapat selama 15 hari pada bulan Syawal hingga
awal Dzulqaidah tahun 2 Hijriah. Akhirnya Bani Qainuqa menyerah karena ketakutan melanda mereka.
Lalu mereka menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah SAW.

Abdullah bin Ubay bin Salul dengan gaya kemunafikkannya membujuk Rasulullah SAW agar tidak
membunuh mereka. Rasulullah SAW akhirnya mengusir mereka dari kota Madinah agar tidak tinggal
berdampingan dengan kaum Muslimin.

Untuk lebih menunjukkan ketegasan Rasulullah SAW dalam masalah ini, dia memerintahkan untuk
membunuh Ka'ab bin Al'Asyraf, seorang yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan kaum muslimin
dan secara terang-terangan sering menyakiti kaum muslimin. Hal tersebut semakin besar pengaruhnya
karena dia orang terpandang di kaumnya, kaya raya dan penyair.

Tugas tersebut dilaksanakan oleh para Sahabat yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Hal ini
semakin menambah kegentaran orang-orang Yahudi bahwa Rasulullah SAW tidak segan-segan
mengambil tindakan tegas jika ada yang bertindak sewenang-wenang terhadap kaum muslimin.
7. Perang Bani Quraizhah, yang dikenal sebagai peperangan besar-besaran atas Bani Quraizhah,terjadi
di bulan Dzulqa'dah sepanjang Februari dan Maret 627 (5 Hijriyah).

Saat Perang Ahzab terjadi, Bani Quraizhah ( yang merupakan penduduk Madinah ) seharusnya membela
dan mempertahankan kota Madinah dari serangan pasukan Ahzab ( Koalisi Kafir Quraisy dari Mekkah ).
Namun, tokoh penjahat Bani Nadhir (Huyai bin Akhtab, yang merupakan ayah Shafiyah Ummul
Mukminin) datang ke Bani Quraizhah menemui Ka’ab bin Asad Al-Quraiszi untuk menghasutnya agar
melanggar perjanjian yang telah disepakati dengan kaum muslimin dan menyerang Nabi Muhammad.
Mendengar kabar pengkhianatan ini, kemudian beliau mengirim utusan untuk memeriksa keberarannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu untuk mengepung Bani Quraizhah dan
bergegas untuk melaksanakannya dan menginstruksikan kepada para shahabatnya untuk segera
bergerak ke arah Bani Quraizhah. Bahkan supaya cepat sampai tujuan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, yang artinya:

"Janganlah ada satupun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah [HR. Bukhari, al-
Fath, 15/293, no. 4119]"[1]

Mengenai pesan Rasulullah agar shalat Ashar di daerah Bani Quraizhah, terjadi perbedaan penafsiran
diantara para sahabat. Sebagian dari mereka masih sempat mendapatkan waktu Ashar di jalan dan
melaksanakannya, sebagian lainnya melaksanakan Shalat Ashar setelah Shalat Isya ketika sampai di
daerah Bani Quraizhah. Masalah tersebut di adukan kepada Rasulullah saw. Beliau tidak menyalahkan
seorangpun diantara para sahabat.

Nabi Muhammad mengepung Bani Quraizhah selama 25 hari sampai mereka menyerah.Rasul
memerintahkan untuk menahan semua Yahudi laki-laki dan membelenggu tangan mereka Para wanita
dan anak –anak digiring ke tempat yang terpencil. Para tawanan meminta agar salah seorang dari kaum
mereka-lah (Sa’ad bin Mu’adz) yang membuat keputusan.Sa’ad bin Mu’adz memutuskan untuk
membunuh orang-orang Yahudi laki-laki, menjadikan wanita-wanita sebagai tawanan, dan harta benda
dibagi rata.Dalam Sirah Nabawiyah - Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarahfuri, keputusan Sa’ad adalah
keputusan yang tepat, karena selain telah melakukan pengkhianatan, Bani Quraizhah telah menyiapkan
1500 pedang, 2000 tombak, 300 baju besi, dan 500 perisai untuk menghancurkan kaum muslimin.

8. Perang Bani Sulaim

Perang ini terjadi padabulan Dzul Hijjah tahun 2 H. Tidak sampai 7 hari setelah tiba di Madinah
dariPerang Badar, Rasulullah berangkat menuju Bani Sulaim dengan membawa 200 orangpasukan.
Keberangkatan Rasulullah ini dikarenakan Bani Ghathafan dan BaniSulaim yang bersekutu memerangi
Madinah.
Sesampainya di Qarqaratual-Kidr, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjumpai sekututersebut
karena mereka telah melarikan diri setelah melihat pasukan kaummuslimin.

9. Perang Buwat (bahasa Arab: ‫غزوة بواط‬, translit. gazwah buwāṭ) terjadi pada bulan Rabiul Akhir 2 H. Ini
adalah serangan ke-5 yang diperintahkan oleh Muhammad yang sekaligus memimpin penyerbuan ini.

Penghadangan kabilah Mekkah di Buwath

Tanggal Oktober 623,

Lokasi Buwath

Hasil Penghadangan karena kabilah mengambil rute yang berbeda[1][2]

.Pihak terlibat

Muslim dari Medina

Quraisy dari Mekkah

.Tokoh dan pemimpin

Muhammad

Umayyah bin Khalaf

Kekuatan

200

100 (1500-2500 Unta)

Sebulan setelah serangan di al-Abwa, ia secara pribadi memimpin dua ratus orang Muhajirin dan Anshar
menuju Buwath, sebuah jalur yang dilewati oleh pedagang-pedagang Quraisy. Sebuah kawanan yang
terdiri dari seribu lima ratus unta melewati rute ini, disertai oleh seratus tentara di bawah pimpinan
Umayyah bin Khalaf, seorang Quraisy.

Tujuan dari serangan ini adalah untuk menghadang dan menawan rombongan Quraisy yang kaya akan
harta hasil perdagangan. Tidak ada pertempuran terjadi dan tidak ada rampasan yang didapatkan. Hal
ini disebabkan karena rute yang dilewati kafilah, tidak diketahui. Muhammad lalu pergi ke Dhat al-Saq,
di padang pasir al-Khabar. Dia berdoa di sana dan sebuah masjid dibangun di tempat tersebut. Ini adalah
serangan di mana beberapa Anshar ambil bagian untuk pertama kalinya.

10. Perang Daumat al-Jandal adalah sebuah ekspedisi awal Muslim yang dilaksanakan pada Agustus
atau September tahun 626 M.
Terjadi ny Daumat al-Jandal

Tanggal Agustus atau September, 626 AD

Lokasi Dumat Al-Jandal

.Hasil

Muhammad berhasil menguasai Daumatul Jandal dan tinggal selama 5 hari

Muhammad membuat perjanjian besar dengan kabilah Ghatafan[1]

.Pihak terlibat

Muslim

Kabilah Dumatul Jandal

.Tokoh dan pemimpin

Muhammad

Kekuatan

1000 pejuang

Menurut biografer India Muhammad, Safiur Rahman Mubarakpuri, Dumat Al-Jandal berlokasi lima belas
hari perjalanan dari Madinah dan lima hari dari Damaskus.

Anda mungkin juga menyukai