Anda di halaman 1dari 11

Makalah bahasa Arab

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan menyayangi umatnya hingga akhir zaman.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “ Bahasa Arab I “ selain itu dapat memberikan pengetahuan dasar tentang pembagian kalimah
dalam Bahasa Arab.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Sofia Ratna Awaliyah, M.Pd.I. selaku dosen mata kuliah ini
yang telah membimbing dan memberikan materi demi kelancaran dan terseleseikannya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntutan bagi generasi muda dalam
mempelajari bahasa arab, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kita semua. Amiin…

HALAMAN

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. I

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang………………………………………………………………………………….. 1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 2

C, Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN :

1. Pengertian Kalimah…………………………………………………………………………… 3

2. Bagian-Bagian Kalimah…………………………………………………………………….. 5
BAB 3 PENUTUP :

1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………… 9

2. Saran ………………………………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam memulai penulisan ilmu nahwu, sudah lajim bagi para ulama nahwiyyin memulainya dengan
menguraikn nama kalam terlebih dahulu, sebab dengan demikian itu akan mudah mengetahui isim, fi’il
dan haraf sebagai mufrod kalimah.

dalam kitab jurumiyah, yang dinamakan kalam adalah:

‫الكالم هو اللفظ المركب المفيد با لوضع‬

Artinya: yang dinamakan kalam ialah lafadz yang murakkab serta mengandung faedah dengan wadho
arab.

Yang disebut kalam menurut ahli ilmu nahwu, harus memenuhi syarat ini:

1) Lafadz, yaitu:

‫الصوة المشمل على بعض الحروف الهجا ئيه‬

Artinya: “suara yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”

Contoh:‫ كتاب‬,‫(زيد‬buku, zaed).

Jika tidak ada suaranya berarti bukan lafaz tapi jika bersuara berarti atu lafaz.

2) Morokkab (tersusun), yaitu:

‫ما تركب من كلمتين فا كثرا‬

Artinya: “kalimat yang tersusun dua kalimat atau lebih banyak”.

Contoh: ‫(زيدجاء‬telah datang zaed)


3) Mufied (berpaedah), yaitu:

‫ما افا د فا ئد ة يحسن السكو ت من المتكلم و السا مع عليها‬

Artinya: “lafaz yang memberi faedah yang sekira enak berdiamnya orang yang berbicara dan yang
mendengarkannya/sama-sama mengerti”.

Contoh :‫( قام زيد‬telah berdiri zaed).

4) Wadho( bahasa arab), yaitu:

‫جعل الفظ دليل على معنا‬

Artinya: “menjadikan lafaznya supaya menun jukan pada arti”

Kalam baru terbentuk apabiala terdiri dari dua isim atau terdiri dari fi’il dan isim.

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kalimah ?

2. Jelaskan Pembagian Kalimah Dalam Bahasa Arab ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Kalimah.

2. Mengetahui Pembagian Kalimah Dalam Bahasa Arab.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian kalimah

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal. Jika
kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan maka disebut kata.

Kalam. Adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam
apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a.Diucapan ( ٌ‫) َم ْلفُوْ ظ‬

b.Disusun ( ٌ‫) ُم َر َّكب‬,

c.Difahami dan ( ‫) ُمفِ ْي ٌد‬,

d.Berbahasa Arab ( ‫َوضْ ُع ْال َع َربِيَّة‬

Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu pengertian kalam sebagaimana
dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari kitab itu disini
sebagai permulaan , disitu dituiskan :

‫ألكَاَل ُم هُ َو اللَّ ْفظُ ْال ُم َر َّكبُ ْال ُمفِي ُد بِ ْالـ َوضْ ِع‬

“ALKALAAMU HUWAL LAFDJUL MURAKKABUL MIFYDU BIL WAD’I”

Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang tersusun lagi memberi faedah
dengan letaknya (dengan bahasa arab).

Contoh : ‫ > َجا َء زَ ْي ٌد قَاِئـ ٌم‬zaid datang dalam keadaan berdiri

Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang tersusun dan dengan
letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula tidak
mengetaui apa arti lafadz,memberi faedah,DLL, untuk itulah saya menambahkan beberapa pengetian
mengenai lafadz DLL.

Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh : ‫زَ يْد‬

ِ ‫وت يَ ْشتَ ِم ُل َعلَى بَ ْع ِد ال ُحر‬


‫نحو َز ْي ٌد‬, ‫ُوف ال ِه َجاِئيَ ِة‬ ٌ ‫ص‬َ ‫ ه َُو‬: ُ‫َأللَّ ْفظ‬

“ALLAFDJU : HUWA SHOWTUN YASYTAMILU ALA’ BA’DIL HURUUFIL HIJAAIYATI , NAHWU ZAIDUN”

Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara yang tidak terkandung
didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara suara gendang, suara tepukan tangan Dan tidak
termasuk lafadz juga yaitu setiap yang bukan termasuk suara saperti sebuah isyarat atupun sebuah
tulisan.

Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah sesuatu yang tersusun dari dua
kalimat atau lebih contoh :

‫ = َز ْي ٌد قَاِئ ٌم‬zaid berdiri ‫قَا َم ُم َح َّم ٌد‬ = telah berdiri muhammad

‫ قَا َم ُم َح َّم ٌد‬, ‫ب ِم ْن َكلِي َمتَ ْي ِن فََأ ْكثَ َر نحو َز ْي ٌد قَاِئ ٌم‬
َ ‫ َما تَ َر َّك‬: ُ‫أل ُم َر َّكب‬

“ALMUROKKABU : MA TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA NAHWU ZAIDUN QOOIMUN ,


QOOMA MUHAMMADUN”
Disini dijelaskan murokkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua kalimat, maka jika hanya berupa satu
kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari dua kalimat maka tidak bisa dikatakan murokkab dan tidak
termasuk dalam kalam.

َ َ‫ َجل‬, ‫ب َأ ْل َكلِ َمةُ ْال َوا ِح َدةُ نحو زَ ْي ٌد‬


‫س‬ ِ ‫فَخَ َر َج ِمنَ ال ُم َر َّك‬

“FAKHARAJA MINAL MUROKKABI ALKALIMATUL WAAHIDATU NAHWU ZAIDUN , JALASA”

artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu kalimat yang tunggal(1 kata)
contoh ;

‫ =زَ ْي ٌد‬zaid(nama orang) َ َ‫= َجل‬duduk


‫س‬

Sekarang kita membahas tentang mufiyd(memberi faedah) adalah sesuatu kalimat yang memberi
faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa diam dari orang yag berbicaa maupun pendengar,
contoh ;

Maha benar Allah = ‫ق هللا‬


َ ‫ص َد‬
َ zaid telah memukul Amar= ‫ب زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬
َ ‫ض َر‬
َ

Maka jika dikatakan seperti cotoh di atas atau yang lain dan yang mendengarkan diam dalam artian
mengerti maka itulah yang dinamakan Mufiyd.

‫ب ِم ْن َكلِي َمتَي ِْن فََأ ْكثَ َر نحو ِإ ْن قَا َم َز ْي ٌد‬ َ ‫فَخَ َر َج ِمنَ ْال ُم ْف ْي ِد ُكلُّ َما لَي‬
َ ‫ْس ُمفِ ْيدًا َو ِإ ْن ت ََر َّك‬

“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN WA IN TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI
FA’AKTSARA NAHWU IN QOMA ZAIDUN”

Artinya : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa(perkataan) yang tidak memberi faedah
sekalipun tersusun dari beberapa kalimat seperti contoh :

Jika Zaid telah berdiri = ‫ِإ ْن قَا َم زَ ْي ٌد‬

sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah berdiri” ,,,? Apa
maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi faedah meskipun tersusun dari beberapa kata
karna kalimat tersebut masih membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh :

Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ‫فَـْأضْ ِربُهُ ِإ ْن قَا َم زَ ْي ٌد‬

Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.

Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan letaknya (dengan bahasa arab) iyalah ada dua
penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;

1. Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkata’an al ajm (perkataan
selain bahasa arab) sepeti contoh ; ‫موسى‬

“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa lain.
2. Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan perkataan orang mabuk
dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak disengaja.

Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam (‫ )كالم‬dan apa-apa yang termasuk dalam kalam dan
yang tidak termasuk kalam, dipostingan berikutnya akan dijelaskan mengenai
pembagian/pengkategorian kalam .

B. Bagian-bagian kalimah

Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan haraf.

1. Isim (kata benda)

a. Ta’rif isim yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا‬

“Adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh waktu”.

Contoh: ‫انا‬, ‫( زيد‬zaed dan saya)

b. Tanda-tanda isim

‫وحرف خفض وبال م والف‬ ‫فاالسم با لتنوين والخفض عرف‬

Isim Dengan Tanwin Dan Kasrah Diketahui Itu Isim Dan Haraf Kasrah Dan Alif Lam

Tanda-tanda isim dalam ilmu nahwu ada 4, yaitu:

1) Harkat jar (‫ )خفض‬pada akhir kalimat, contoh:‫ ( مررت بزيد‬saya melewati pada zaed )

2) Tanwin, adapun ta’rif tanwin:

‫والتنوين هو نون سا كنة تلحق اخر االسم لفظا ال خطا‬

“Tanwin adalah nun sukun yang bertemu akhiran isim pelafalannya tidak pada tulisannya”.

Tanwin ada empat, yaitu:

a) Tanwin tamkin, yaitu:

‫وهو الحق لال سماءـ المعربة‬

“tanwin yang terdapat pada isim-isim yang mu’rob,

seperti lafaz ‫ زيد‬dan ‫رجل‬. dikecualikan yaitu tanwin yang terdapat pada muanats salaim seperti yang
terdapat pada lapaz ‫ مسلما ت‬. dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada kalimat ‫ جوا ر‬dan ‫ غواش‬.

b) Tanwin tankir, yaitu:


‫وهوالحق لالسماءـ البنيةفرق بين معرفتها ونقرتها‬

“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan antara nakiroh dan ma’rifatnya”

Seperti lafaz: ‫ صه‬artinya diam dari segala perkataan(nakiroh). Jika lafaz ‫ صه‬Artinya: Diam dari sesuatu
hal tertentu ( Ma’rifat) . ‫يه سبو يهسبو‬

c) Tanwin Muqabalah, yaitu:

‫وهوا لحق لجمع ا لمؤ نث ا لسا لم‬

“ Tanwin yang berada pada Jama’ muanassalim “

Contoh : ‫دا ت مسلما تهن‬. Tanwin ini berkedudukan sebagai pembanding huruf Nun yang terdapat pada
Jamak mudakarsalim, seperti lafadz ‫مسلمين‬.

d) Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :

1) Tanwin Iwadh ‘anilharpi.

‫وهو الحق لجواروالغواس‬

“Tanwin yang terdapat pada lafadz Jawarin dan Ghowassin“

Contoh: ‫جوار‬

2) Iwadh ‘anil Ismi, yaitu :

‫وهوالحق لكل عدعواضا عما تضا ف اليه‬

“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil menjadi pengganti dari mudop ilaih.

Contoh:‫( كل قا ئم‬setiap yang berdiri)

3) Iwad ‘anil jumlah, yaitu :

‫وهو الحق عد عوا ضاعن جملة تقو م بعدها‬

“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio dari haraf sebelumnya”

Contoh : ‫وانتم هينئد تنضرون‬

3) Alif lam (‫)ال‬, contoh: ‫(والغالم الرجل‬laki-laki itu dan pemuda itu).

4) Haraf jar, Yaiyu:

a) ‫( من‬dari), contoh : ‫( صرت من البيت‬saya berjalan dari rumah)


b) ‫( الى‬ke), contoh:‫( الى المدر سة‬ke sekolah)

c) ‫( عن‬melewati), contoh: ‫(رميت السهم عن الكوس‬saya melempar panah melewati busurnya)

d) ‫( على‬di atas), contoh: ‫(ركبت على الفرس‬saya naik di atas kuda)

e) ‫( فى‬di dalam), contoh: ‫(الماء فى الكوز‬air di dalam dendi)

f) ‫ رب‬ada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ‫( رب رجل بخيل‬sedikit laki-laki yang pelit). Dan ada
yang bermakna banyak, contoh: ‫(رب رجل كريم‬banyak lki-laki yang penyayang).

g) ‫( باء‬mempertemukan), contoh: ‫( مررت بزيد‬saya meleati zaed).

h) ‫( كاف‬seperti), contoh:‫( زيد كا لبد ر‬zaed seperti bulan).

i) ‫(الم‬memiliki), contoh: ‫( الما ل لزيد‬harta milik zaed).

Adapun dengan haraf sumpah, yaitu:

a) ‫(واو‬demi), contoh: ‫( وهللا‬demi allah).

b) ‫( باء‬demi), contih: ‫( باهللا‬demi allah).

c) ‫( تاء‬demi), contoh:‫( تاهللا‬demi allah).

Fi’il (kata kerja)

a. Ta’rif fi’il, yaitu:

‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها واقترنت بزمن وضعا‬

“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu melakukannya”.

Contoh: ‫(قام‬telah berdiri).

b. Macam-macam fi’il, yaitu:

1) Fi’il madi, yaitu:

‫مادل على حدث مض وانقض‬

” sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang sudah lewat”.

Contoh: ‫(قا م‬sudah berdiri).

2) Fi’il mudhori, yaitu:

‫مادل عتى حدث يقبل الحال واال ستقبال‬


“sesuatu yang menunjukan pada wktu sekarang dan waktu yang akan datang”.

Contoh: ‫( يقوم‬sedang/akan berdiri).

3) Fi’il amar, yaitu:

‫ما دل على حدث فى المستقبا ل‬

“sesuatu yang menunjukan pada waktu yang akan datang”.

contoh:‫( قم‬harus berdiri).

c. Tanda-tanda fi’il

‫و الفعل معروف بقد والسين وتاء تانيث مع التسكين‬

Fi’il Diketahui Dengan Qad Dan Sin Ta Tanis Yang Sukun.

1) ‫قد‬, bisa pada fi’il madi dan fi’il mudhori.

Jika qod ada pada fi’il madi, maka bermakna littahqiq (sesungguhnya),contoh: ‫(قد قام‬sesungguhnya telah
berdiri)

Jika qod ada pada fi’il mudhori, bermakna littaqlil (terkadang), contoh:‫( قد يقوم‬terkadang berdiri).

2) ‫ سين‬dan ‫سوف‬hanya bisa pada fi’il mudari saja

Sin bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang tapi sudah dekat, contoh: ‫سيقوم‬
(akan berdiri sebentar lagi).

Saufa bermakna littaswif, yaitu menunjukan pada waktu yang akan datang dan masih lama, contoh: ‫سوف‬
‫( يقوم‬akan berdiri).

3) ‫ تاء تنيس سكنه‬hanya untuk fi’il madi,

contoh: ‫( قا مت هند‬hindun sudah berdiri).

3. ‫( حرف‬huruf), yaitu:

‫وهوكلمة د لت على معنى فى غيرها‬

“Yaitu, kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri”.

Contoh: ‫( هل و لم و الى‬apakah, tidak/belum, dan ke)

‫والحرف لم يصلح له عالمة اال انتفا قبوله العالمة‬

Huruf tidak mempunyai tanda kecuali merasa cukup dengan tanda


Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan
pada kata benda.

ِ ‫ = اَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمنَ ْالبَ ْي‬saya keluar dari rumah


‫ = ِمن‬dari. Contoh kalimat, ‫ت‬

َ ِ‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ‫َاب اِل َى ْاالُ ْستَا ِذ‬


‫لى‬ َ ‫ = ه َُو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت‬dia menyerahkan buku itu ke gurunya.

‫ =فِ ْى‬dalam. Contoh kalimat, ‫ = تَ ْق َرُأ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى ْال َمس ِْج ِد‬anda membaca al-quran di masjid

‫ = ع َْن‬dari. Contoh kalimat, ‫ = يَ ْسَأ ُل َش ِه ْي ٌد ع َِن ال َّشه ِْريَّ ِة‬syahid menanyakan tentang infak bulanan.

َ ‫ = ع‬ke (atas). Contoh kalimat, ‫ = قَا َم التَّالَ ِم ْي ُذعَل َى ْالبِالَ ِط‬para siswa berdiri di atas lantai.
‫َلى‬

ِ = oleh. Contoh kalimat, ‫ = اَنَا اَ ْقطَ ُع التُّفَّا َح بِال ِّس ِّكي ِْن‬saya memotong buah apel dengan pisau.
‫ب‬

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal.

Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.

1) Isim adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak disertai oleh
waktu.

2) Fi’il adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai oleh waktu
melakukannya.

3) Haraf adalah , kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri

Saran

Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan dan yang
terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.

Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi pembuka jalan
untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal untuk kehidupan yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA
http://bahasarabdammam.blogspot.co.id/2012/07/al-kalimah-pembagiannya.html

https://subpokbarab.wordpress.com/lesson/pembagian-kata/

www.alkalimah.net

http://durusul-arobiyah.blogspot.com/2013/01/al-kalimah.html

https://www.kalimah-center.com

Anda mungkin juga menyukai