Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA ARAB

TADRIBAAT WA TAMRINAAT
DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA
YAFIS SAPUTRA

NIM
14250061

KHOIRUL ANWAR
FITRI ROYANI

14250027
14250019

WINDI PUSPITASARI

14250060

ZULAIHAH

14250064

DOSEN PEMBIMBING

: AHMAD TAUFIK, M.Pd.I

PRODI

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEMESTER

:1 (SATU) A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIS) BUMI SILAMPARI


LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2014-2015 M/ 1435-1436 H

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ...
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wataala, karena berkat rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas

Makalah mata kuliah Bahasa Arab yang berjudul Tadribaat wa tamrinaat.


Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bahasa Arab.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah

ini

masih

mengharapkan

kritik

jauh
dan

dari
saran

sempurna,
yang

oleh

bersifat

karena

itu

Kami

membangun

demi

kesempurnaan makalah ini.


Semoga
mahasiswa

makalah

dan

ini

memberikan

bermanfaat

untuk

informasi

pengembangan

bagi

wawasan

peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Amin ya robbal alamin.....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ...

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 1
C. Tujuan Penulis........................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN

pembaca,
dan

A. Fiil Madhi............................................................................... 2
B. Fiil Modhori........................................................................... 3
C. Fiil Amr.................................................................................. 3
D. Mubtada............................................................................... 5
E. Khobar Mubtada.................................................................... 5
F. Jumlah ismiyah....................................................................... 6
G. Jumlah Filiyah........................................................................ 7
H. Tashrif Lughowiy..................................................................... 8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 10
B. Saran................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting karena dari situlah
bisa mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari Ilmu Nahwu sangat
penting untuk memahami Al-Quran, artinya ; karena menurut kaidah hukum Islam, mengerti
Ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Quran hukumnya fardlu ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari kesalahan dan biasa
faham artinya Al-Quran dan Hadits maka oleh karena itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari
dan difahami lebih didahulu dibanding ilmu yang lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan
pernah dapat dipahami.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Fiil Madhi, Mudhori dan Amr?

2. Pengertian jumlatu filiyah dan jumlatu ismiyah?


3. Pengertian Tasrif Lughowi?
C.
1.
2.
3.

Tujuan Penulisan
Membudidayakan berbahasa Arab di seluruh lapisan masyarakat.
Memberikan pemahaman yang mendalam tentang Ilmu Nahwu
Memberi pengetahuan dan wawasan tentang Ilmu Nahwu

BAB II
PEMBAHASAN
A. FIIL MADHI
Fiil Madhi adalah kata kerja [fi'il] yang menunjukkan terhadap suatu
kejadian/peristiwa sebelum masa pembicaraan [lampau, telah berlalu]
(lihat dalam kitab Tuhfatus Saniyah)
Contoh Fiil Madhi
artinya: Telah mendengar [Samia ]

artinya: Telah menulis [Kataba ]


artinya: Telah memahami [Fahima ]

artinya: Telah keluar [Khoroja ]


artinya: Telah berbicara [Takallama ]

artinya: Telah melihat [Abshoro ]




Pembagian fi'il menurut waktunya

Fi'il

madhi--

Fi'il

yang

menunjukkan

waktu

lampau,

contoh :

Fi'il mudhori -- Fi'il yang menunjukkan waktu sekarang atau akan


datang,
contoh :

Fi'il amr -- Fi'il yang menunjukkan tuntutan suatu perbuatan (kata


perintah),

contoh:

B. FIIL MUDHORI
Sesuai kaidah: Arti kata dari Fi'il Mudhori ( ) terdiri dari
dua kata antara Fi'il ( )dan Mudhori (), Maka:
Fi'il ( )yaitu:
"Klimat yang menunjukan arti pada dirinya dan disertai waktu dalam
buktinya". diambil dari syarah Ajjurumiyah.
Fiil Mudhori( ) Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan
berlangsung, di masa pelaku atau setelahnya.
C. FIILA MR
Fiil amr adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan
tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah
ungkapan

atau

fi'il

yang

berisi

pekerjaan

yang

dikehendaki

oleh

Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan


oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata
Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang
kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan

tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:


-

-
-

( kamu berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr
).
Huruf-huruf yang menjazamkan fiil mudhore ada 4 yaitu : ,

dan
qaidah: fiil mudhore di jazam (sukun) apabila jatuh sesudah

, ,( ),()
1. artinya jangan

Contohnya :


jika fiil mudhore di masuki oleh maka harakatnya akan berubah
menjadi



2.

artinya tidak

Contohnya :




jika fiil mudhore di masuki oleh maka harakatnya akan berubah
menjadi





3. artinya belum

Contohnya:
Jika fiil mudhore di masuki oleh

maka harkatnya akan berubah

menjadi





4. atau
yang berarti hendaklah
Misalnya
artinya membuka, jika di masuki oleh

maka akan

berubah menjadi
yang berarti hendaklah membuka.

Contohnya :


Demikian, menjadi tiga bagian yaitu:

Artinya
(hendaklah)

Artinya Artinya
(semestinya (sebab,
tidak

karna,

membuka)

untuk

membuka)

D. MUBTADA' ()
Mubtada' adalah isim marfu' yang terletak di awal kalimat.

Misal:
Orang itu muslim = (Ar-rojulu muslimun ) ()

Dua orang itu = (Ar-rojulaani muslimaani ) ()

muslim
Mereka itu = (Ar-rijaalu muslimuuna ) ()

muslim

Keterangan:
Perhatikan bahwa kata pertama pada ketiga contoh kalimat di atas
(yaitu

Ar-rojulu,Ar-rojulaani,

Ar-rijaalu)

adalah

mubtada'.

Setiap

mubtada' harus marfu'. Umumnya mubtada' terletak di awal kalimat,


namun terkadang tidak (pada kasus-kasus tertentu). Secara umum juga,
mubtada' itu ma'rifah (bukan nakirah), seperti pada ketiga contoh di atas,
mubtada'-mubtada'nya ma'rifah dengan tanda adanya alif laam. Kecuali
pada kasus-kasus tertentu mubtada' bisa nakirah.

E. KHOBAR MUBTADA ()
Khobar adalah setiap kata atau kalimat yang menyempurnakan makna
mubtada.
Misalnya seperti pada kalimat di atas, (yaitu muslimun,muslimaani,
dan

muslimuuna),

menyempurnakan

ketiga
makna

kata

tersebut

mubtada'.

adalah

Seandainya

khobar,

tidak

ada

tersebut, maka kalimat di atas tidak akan dipahami maksudnya.

yang
khobar

Di dalam bahasa Indonesia, setiap kalimat minimal harus berpola S P


(Subjek Prediket), bisajuga S P O atau S P O K. Masih ingat pelajaran
bahasa Indonesia kan? :)
Nah, di dalam bahasa Arab, kalau ada mubtada' maka khobar harus
ada, polanya M K (Mubtada' Khobar),kalau tidak ada khobar maka belum
menjadi kalimat yang sempurna. Paham?

F. JUMLAH ISMIYAH


Setiap kalimat yang tersusun dari mubtada dan khabar dinamakan
Jumlah ismiyah.
Pendapat lain berpendapat :
Selain itu Jumlah ismiyah merupakan susunan kalimat yang diawali
dengan Isim (kata benda)
Contoh:
(masjid itu besar
(rumah itu luas

Dari contoh di atas lafaz al masjidu adalah mubtada, dan lafaz


kabiirun adalah khobar. Mubtada adalah Isim yang terletak di awal
Jumlah yang di baca Rofa.
Khobar adalah Isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada agar
menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan
al jumlah al mufidah, begitu pun contoh yang lainnya.
Jumlah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan susunan
kalimat yang terdiri dari dua kata. Sebelum kita membahas Jumlah
ismiyah lebih jauh ada baiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian Al
Ismu atau al Ismyah.
Al Ismu adalah lafaz dalam bahasa arab yang menunjukkan makna suatu
benda.

Contoh: Muhammad, qolamun (pulpen), kirdun (kera).


Di dalam Al Ismu terdapat tanda-tanda. Di antaranya adalah
a.
b.
c.

Menerima AL
Contoh: Rumah ( ),Papan tulis
Menerima tanwin
Contoh: kitabun buku
Biasa di dahului oleh huruf jar.

Huruf jar yaitu (didalam) , (ke) , (dari) ) ,, (diatas)


, (seperti) , (dengan) .
Contoh: (didalam masjid) ( ke rumah) ,(dari kelas)

G. JUMLAH FILIYAH
Jumlah Filiyah, adalah jumlah/kalimat yang susunannya selalu diawali
oleh fiil kemudian faail
Misal:
=
.Kilat itu bercahaya 4



.1
Semakin dingin

=
.Serigala itu mengaum5


=
.2



Ambilkan kitab itu


.3
Salju berjatuhan =

Keterangan:
1. Kita mengetahui bahwa contoh-contoh dari jumlah/kalimat di atas
merupakan jumlah yang sempurna (jumlah mufidah), karena bisa kita
pahami.
2. Dari setiap misal di atas, ternyata didahului oleh fiil/kata kerja,
kemudian dilanjutkan dengan faail. Contoh nomor 1 dan 2, diawali
dengan fiil madhi. Adapun nomor 3 dan 4, didahului oleh fiil mudhari.
Sedangkan nomor 5, diawali oleh fiil amr.

3. Jumlah/kalimat yang diawali dengan fiil/kata kerja, maka namanya


adalah Jumlah Filiyah.

H. TASHRIF LUGHOWI
Pengertian tashrif lughowi
Pada dasarnya tashrif lughowi artinya mutlaqnya perubahan. Namun
yang dimaksud disini ialah perubahan bentuk kalimah satu kebentuk
kalimah lain memandang pada mufrod (tunggal), taszniyah (dua), jamak
(lebih dari dua), serta memandang pada mudzakar (laki-laki), muannats
(perempua), ghoib (yang dibicarakan laki-laki), ghoibah (yang dibicarakan
perempuan), mukhotob (yang diajak bicara laki-laki), mukhotob (yang
diajak bicara laki-laki, mukhotobah (yang diajak bicara perempuan) dan
mutakalim (yang dibicara).
Pembagian tashrif Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi
tashrif ini menjadi dua macam, yaitu TASHRIF LUGHOWI dan TASHRIF
1.

ISTILAHI.
Tashrif lughowi adalah tashrifan untuk mengetahui pelaku dari fiil
tersebut yang berdasarkan dhomir.
Contoh dari tashrif ini adalah apa yang telah kita bahas dalam
pembahasan fiil, dimana kita sebutkan tashrif dari fiil madhi, fiil mudhori

dan amr.
2. Tashrif istilahi adalah tashrifan yang digunakan untuk mengetahui bentuk
shighot dari suatu kata, dari fiil madhi sampai dengan isim alat.
8. Contoh tasrif lughowi fi'il mudhore:

=
=

satu orang laki-laki tidak kelihatan.


dua orang laki-laki tidak kelihatan.

banyak orang laki-laki tidak

kelihatan

=
=

satu
dua

orang
orang

perempuan
perempuan

tidak
tidak

banyak

perempuan

satu

dua

banyak

satu

orang

orang

tidak

kelihatan

laki-laki

kelihatan

laki-laki

kelihatan

laki-laki

orang

kelihatan

perempuan

kelihatan

dua orang perempuan kelihatan

banyak

saya

kita

perempuan

laki-laki
atau

kami

atau

kelihatan
perempuan

laki-laki

atau

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. FIIL MADHI
Fiil Madhi adalah kata kerja [fi'il] yang menunjukkan terhadap suatu
kejadian/peristiwa sebelum masa pembicaraan [lampau, telah berlalu]
(lihat dalam kitab Tuhfatus Saniyah).
b. FIIL MUDHORI
Sesuai kaidah: Arti kata dari Fi'il Mudhori ( ) terdiri dari dua
kata antara Fi'il ( )dan Mudhori ().
c.

FIIL AMR
Fiil amr adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan
tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah.

d. MUBTADA' ()
Mubtada' adalah isim marfu' yang terletak di awal kalimat.
e.

KHOBAR MUBTADA ()

Khobar adalah setiap kata atau kalimat yang menyempurnakan


makna mubtada.
f.

JUMLAH ISMIYAH
Setiap kalimat yang tersusun dari mubtada dan khabar dinamakan
Jumlah ismiyah.

g.

JUMLAH FILIYAH
Jumlah Filiyah, adalah jumlah/kalimat yang susunannya selalu
diawali oleh fiil kemudian faail.

h. TASHRIF LUGHOWIY
Pengertian tashrif lughowi. Pada dasarnya tashrif lughowi artinya
mutlaqnya perubahan.

B.

Saran
Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah

selesai. kami mohon kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam
makalah yang telah kami buat masih banyak kekurangan. kami sadar
kami bukanlah manusia yang sempurna dan kami ingin menjadi orang
yang lebih baik dari hari yang kemaren. sebaik-baiknya manusia adalah
orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai