Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGERTIAN FI`IL DAN PEMBAGIAN BAHASA ARAB

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab

Dosen pengampu: Defiani M.Pd

Disusun oleh :

Arina Ulfa Hidayati (222711060011)

Tri ambarwati (222711060027)

Nur Komariyah (222711020029)

Yopi Feriska ( 222711060041 )

Muhammad Yaqih Yulianto (222711020045)

Hongki koprianto (222711060006)

Rudi Kurniawan

Dian Khoirun Nisa

Panji Wira Sya’bana (222711030075)

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM ANNUR LAMPUNG 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian fi`il dan
Pembagiannya tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada baginda Rasulullah SAW yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan
hingga menuju masa yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Defiani M.pd selaku dosen pada mata
kuliah Bahasa Arab serta teman-teman kami yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah ini.

Dan juga terima kasih kepada teman-teman kelompok 2 yang sudah bekerja sama
dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Pengertian fi`il dan Pembagiannya”.
Makalah Pengertian fi`il dan Pembagiannya ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Bahasa Arab di Institut Agama Islam Annur Lampung. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Pengertian fi`il dan Pembagiannya.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Defiani M.pd


selaku dosen mata kuliah Bahasa Arab. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................

 LatarBelakang.......................................................................................
 Rumusan Masalah...................................................................................
 Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

Pengertian Fi`il dan Pembagian ......................................................................

BAB 111 PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam,dan juga merupakan pedoman


hidup bagi setiap manusia.Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan
manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya,bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya (Choiruddin Hadliri:1993).
Dengan demikian,untuk dapat memahami ajaran islam secara sempurna,maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah memahami Al-Qur’an.

Makalah ini akan menjelaskan Pengertian Fi`il dan Pembagian.

B. Rumusan Masalah

Pengertian Fi`il dan pembagian dalam 3 zaman

C. Tujuan

Mengetahui apa itu pengertian Fi`il dan pembagian


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Fi'il dan pembagian Fi'il (Madhi, Mudhori' dan Amar)

Pengertian Fi'il adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti pekerjaan dan
disertai dengan salah satu tiga zaman (waktu) yaitu Hal , Madhi dan Istiqbal.
Zaman Hal adalah zaman yang menunjukkan arti pekerjaan yang sedang
dikerjakan. Sedangkan zaman Istiqbal adalah zaman yang menunjukkan arti
pekerjaan yang akan dikerjakan. Dan Zaman Madhi adalah zaman yang
menunjukkan arti pekerjaan yang telah atau sudah dikerjakan.

Dari pengertian Fi'il diatas bisa kita simpulkan bahwa Fi'il adalah kalimah (kata)
yang memiliki arti dengan sendirinya dengan disertai tiga zaman yang berbeda,
yaitu Hal, Madhi dan Istiqbal. Dari ketiga zaman itulah yang nantinya akan
memunculkan istilah macam-macam Fi'il yaitu : Fi'il Madhi, Fi'il Mudhori' dan Fi'il
Amar.

Pembagian Fi'il

Seperti yang sudah kami singgung di atas, Fi'il terbagi menjadi 3 (tiga) :

C. Fi'il Madhi
D. Fi'il Mudhori'
E. Fi'il Amar

Pengertian Fi'il Madhi

Fi'il Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya
‫( ب‬sudah
‫َ بَ ب‬
dengan disertai zaman Madhi (zaman yang sudah lampau). Contoh : َ
memukul).

‫ ب‬adalah Fi'il Madhi atau pekerjaan yang sudah


‫َ بَ ب‬
Dari contoh di atas, lafadz َ
lampau. Jika ada Fi'il (pekerjaan) pasti ada Fa'il (pelaku), maksudnya adalah jika
‫َ بَ ب‬
ada pekerjaan pasti ada pelaku yang mengerjakan. Contoh : َ ‫ بَ مْ دٌ بَ م‬.
‫ْ رَا ب‬
‫ ب‬kedudukannya
‫َ بَ ب‬
(Zaid sudah memukul Amr). Dari contoh tersebut lafadz َ
adalah Fi'il Madhi (pekerjaan yang sudah lampau), lafadz ٌ‫ بَ مْ د‬Kedudukannya
‫ بَ م‬kedudukannya sebagai Maf'ul (Sasaran
sebagai Fa'il (pelaku), sedangkan ‫ْ رَا‬
atau objek).
Pengertian Fi'il Mudhori'

Fi'il Mudhori' adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti


dengan sendirinya, dengan disertai salah satu dari dua zaman,
yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan).
Jadi, Fi'il ini berfungsi untuk dua jenis kala waktu, akan
dikerjakan atau sedang dikerjakan. Kedua zaman tersebut juga
tidak memiliki perbedaan dalam segi tulisannya. Contoh : ٌ‫ُ رَ بَ مْ د‬
‫ْب مْ ر‬
‫( بَ م‬Zaid akan/sedang menolong Amr).
‫ْ رَا‬

Dari contoh diatas, lafadz َ‫ُ ر‬


‫ ْب مْ ر‬kedudukannya adalah sebagai Fi'il
(Pekerjaan) yang boleh diartikan : Sedang menolong maupun akan
menolong. Sedangkan lafadz ٌ‫ بَ مْ د‬kedudukannya adalah sebagai Fa'il
(Pelaku pekerjaan). Dan untuk lafadz ‫ْ رَا‬ ‫ بَ م‬, kedudukannya adalah
sebagai Maf'ul (Objek atau sasaran pekerjaan).

‫َ مْ ب‬
Penambahan ‫( س‬Sin) dan َ ‫( ب‬Saufa) pada Fi'il Mudhori'

Jika di Fi'il Madhi ada penambahan Ta' Ta'nits ketika subjek


(pelaku) berupa perempuan, Di Fi'il Mudhori' juga ada istilah Sin
dan Saufa.

Sin dan Saufa sendiri adalah salah satu dari huruf Istiqbal, yaitu
huruf yang menunjukkan arti akan terjadi.

Sin dan Saufa juga memiliki arti yang sama, yaitu "akan terjadi".
Lalu pertanyaannya, kapan kita menggunakan Sin? dan kapan kita
menggunakan Saufa? Untuk mengetahui jawabannya, kita harus pahami
dulu perbedaan antara Sin dan Saufa.

Contoh Sin : َ ‫َ بَ مَْب ر‬


‫ْ مْ ب‬ ‫( ب‬Kalian akan mengetahui)

Contoh Saufa : َ ‫َ ْب مَْب ر‬


‫ْ مْ ب‬ ‫َ مْ ب‬
‫( ب‬Kelak mereka akan mengetahui)

Dari kedua contoh diatas, contoh Sin menunjukkan bahwa "akan"


disini berarti dalam waktu dekat. Sedangkan pada contoh Saufa,
menunjukkan arti"kelak" yaitu sebuah masa yang akan terjadi dalam
jangka panjang.

Jadi kesimpulannya di Fi'il Mudhori' kita akan akan menemui dua


huruf Istiqbal,
yaitu ‫ س‬dan ‫ س‬. َ ‫َ مْ ب‬
‫ب‬ yaitu menunjukkan arti "akan"
‫َ مْ ب‬
tetapi dalam waktu dekat, sedangkan َ ‫ ب‬menunjukkan arti "akan"
tetapi dalam jangka panjang.

‫( َب م‬Lam) Pada Fi'il Mudhori'


Penambahan ْ

Pada Fi'il Mudhori' kita juga diperbolehkan menggunakan ْ ‫ َب م‬yang


berarti "tidak". Contoh : ‫َ بَ مْ دٌ َب مْ رَا‬ ‫( َب م‬Zaid tidak akan memukul
‫ْ ْب م‬
‫ْ رَ م‬
Bakr atau Zaid tidak akan memukul Bakr kelak).

Dari contoh tersebut ْ ‫ َب م‬merupakan Amil Jawazim yang merubah akhir


harokat Fi'l Mudhori' menjadi Sukun. َ ‫ ْب م‬Sendiri kedudukannya
‫ْ رَ م‬
adalah Fi'il Mudhori' yang dibaca sukun karena kemasukan Amil
Jawazim (Amil yang menjazemkan). Dan ٌ‫ بَ مْ د‬Sebagai Fa'il (pelaku),
sedangkan ‫ َب مْ رَا‬sebagai Maf'ul (Objek atau sasaran).

Pengertian Fi'il Amar

Fi'il Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan


disertai zaman Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin
sebuah perintah menggunakan zaman Hal (Sedang dikerjakan) apalagi
menggunakan zaman Madi (sudah lampau).

Ketentuan Fi'il Madhi, Mudhori' dan Amar

Ketentuan Fi'il Madhi

Fi'il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi'il
Madhi yang dibaca kasroh apalagi dhomah. Contoh : َ ‫( ب‬sudah
‫َ بَ ب‬
‫( اب بَ ب‬sudah makan).
‫( َب ب‬sudah menolong), َ
memukul), َ‫ُ ب‬

Dibaca fathah tadi ada kalanya kelihatan (lafdzi), contohnya


seperti di atas, dan ada juga yang tidak kelihatan yaitu dengan
dikira-kirakan saja (ma'nawi). Contoh : ‫ بَ بَى‬.

Ketentuan Fi'il Amar


Fi'il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi
menjadi dua :

‫ار م‬
‫َ رَ م‬
Yang pertama adalah Sukun. Contoh : َ

Yang kedua adalah Hadzfu Harfi 'Ilat (Membuang huruf ilat).


‫ر‬
‫ا مْ ر‬.
Contoh : ِ‫ار مَ ر‬, ُ

Ketentuan Fi'il Mudhori'

Sebelum membahas ketentuan Fi'il Mudhori', silahkan pahami


istilah-istilah berikut :

‫( ابَبْ ر‬Alif, Nun, Ya' dan Ta')


Huruf 'ilat (‫ )ََة‬ada 4 yaitu : ُ‫م‬

Alif : Saya

Nun : Kita

Ya' : Dia laki-laki/perempuan Ghoib (tidak ada)

Ta' : Dia laki-laki/perempuan Hadir (ada)

Bisa dikatakan Fi'il Mudhori' apabila sebelum Fa' Fi'il berupa


‫) ابَبْ ر‬. Perhatikan gambar dibawah
salah satu dari huruf 'ilat (ُ‫م‬
ini :

‫ ب‬bisa disebut sebagai Fa' Fi'il,


‫ َب ب‬, Posisi huruf َ
Pada lafadz َ‫ُ ب‬
‫ ب‬disebut sebagai 'Ain Fi'il. dan huruf َ‫ ب‬sebagai Lam
sedangkan َ
Fi'il.
Fi'il Mudhori' sendiri selamanya dibaca Rafa' (Asalkan tidak
bertemu dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib)

Bab III Penutup

KESIMPULAN

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata,


misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa
Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian,
mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya
ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua
orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa
Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa
Internasional).

Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat,


misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis",
maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus
menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang
laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan,
maka kita gunakan kalimat taktubu saja. Singkat dan padat. Dan
banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasalain.

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang
brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena
mengerti. Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al
Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian). Maksud
dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.

Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah


adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu
yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il, isim) atau lebih, baik
berfaidah atau tidak.
B. Saran

Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan


serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi,
baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.

Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa
bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih
banyak dan manfaat lgi guna bekal untuk kehidupan yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai