Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA ARAB

JUMLAH DAN MUFRAD

Disusun Oleh :

(Kelompok 2)

Asmarita (Ekonomi Syariah)

Almada Kirani (Ekonomi Syariah)

Adiya (Pendidikan Agama Islam)

Ariwijaya (Pendidikan Agama Islam)

Diandra (Pendidikan Agama Islam)

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL

LAA ROIBA CIBINONG-BOGOR

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Jumlah dan Mufrad ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang mata kuliah bahasa arab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Jumlah dan Mufrad bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ery Subaeri Ahmad M.pd ,selaku dosen
mata kuliah bahasa arab, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 17 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5


A. Pengertian Jumlah ....................................................................................... 5
B. Pembagian Jumlah ....................................................................................... 5
1. Jumlah Ismiyah ............................................................................... 5
2. Jumlah Fi'liyah ................................................................................ 6
C. Pembagian Mufrad ..................................................................................... 7
1. Khobar Mufrad ................................................................................ 7
2. Khobar Ghairu Mufrad .................................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam istilah ilmu nahwu ada beberapa unsur penting yang menjadi pokok
dalam suatu pembicaraan dengan bahasa arab, diantara unsur kalimat tersebut
adalah kalimat Jumlah dan Mufrod. Jumlah atau dalam bahasa Arab adalah
kalimat, menurut susunannya kalimat dalam bahasa arab terdiri dari dua jumlah
yaitu jumlah ismiyah dan fi'liyah. Mufrod adalah khabar yang bukan jumlah atau
syibhul jumlah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telat di uraikan diatas maka pemasalahan
yang akan menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Jumlah?
2. Apakah pengertian dari mufrod?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jumlah
Jumlah dalam bahasa arab adalah kalimat, menurut susunannya kalimat
dalam bahasa arab terdiri dari dua, yaitu jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah.
B. Pembagian Jumlah
1. Jumlah Ismiyah
Sesuai namanya, jumlah ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang
diawali dengan isim (kata benda), kalimat ini terdiri dari susunan mubtada'
dan khabar. Mubtada' merupakan subyek dalam bahasa Arab, karena
menjadi subyek maka mubtada' mempunyai beberapa sifat yaitu: pertama,
harus berupa ma'rifat (kata khusus/tertentu/spesifik, bukan umum. contoh:
nama orang, kemasukan huruf alif+lam). kedua, tanda i'robnya adalah
rofa'. Sedangkan khobar merupakan predikat, yaitu bertugas menjelaskan
atau menerangkan keadaan mubtada' (subyek), khobar bisa berupa kata
atau anak kalimat. sifat khobar yaitu : satu, harus nakiroh (kata umum).
kedua, khobar juga mempunyai tanda i'rob rofa'.
Mubdata' dan khobar harus mempunyai sifat yang sama, ketika
mubdata' nya mudzakar maka khobar juga harus mudzakar, antara
mubtada' dan khobar juga harus sama-sama mufrad, tasniyah, atau jamak.
Contoh jumlah ismiyah:
Zaid berdiri
‫زَ ْيد ٌ قَائِ ٌم‬
Segala puji hanya milik Allah pencipta alam semesta
َ‫ب العَالَ ِميْن‬
ِ ‫ال َح ْمد ُ ِ هلِلِ َر ه‬
Dua orang muslim berdiri
ِ ‫ان قَائِ َم‬
‫ان‬ ِ ‫ال ُم ْس ِل َم‬
Penjelasan :
Contoh pertama, kata 'zaidun' sebagai mubdata' dan kata 'qooimun'
sebagai khobar sama-sama isim mufrad (kata benda tunggal) dan
mudzakar (kata benda berjenis kelamin laki-laki).

5
Contoh kedua, kata 'al-hamdu' sebagai mubtada' (subyek),
sedangkan khobarnya (predikatnya) adalah berupa susunan anak kalimat
yaitu 'lillahi robbil 'aalamiina'. yang jelas adalah, jumlah (kalimat) ini
termasuk jumlah ismiyah karena diawali dengan isim (kata benda) yaitu
'al-hamdu' (bagaimana bisa tahu 'al-hamdu' adalah isim? karena ia
kemasukan alif lam) lebih lengkapnya bisa baca artikel ini: Pengertian isim
(kata benda) dan ciri-cirinya.
Contoh ketiga, kata 'muslimaani' sebagai mubtada' (subyek) dan
kata 'qooimaani' sebagai khobar sama-sama isim tasniyah (kata benda yang
menunjukan arti dua). Nah, dari ketiga contoh di atas, semuanya adalah
jumlah ismiyah karena diawali dengan kata benda (isim).
2. Jumlah Fi'liyah
Jumlah fi'liyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi'il
(kata kerja), sama dengan namanya. kalimat ini biasanya tersusun dari fi'il
(kata kerja) dan fa'il (subjek). Fi'il (kata kerja) disini biasanya berupa fi'il
madhi (kata kerja lampau), tapi bisa juga jika menggunakan fi'il mudhore
(yang sedang dilakukan).
Fa'il (subjek) dalam jumlah fi'liyah bisa nampak (dhohir/biasanya
ditandai dengan nama orang atau suatu benda), bisa juga secara tidak
nampak (dhomir/biasanya jumlah fi'liyah dengan fa'il (subjek) yang tidak
nampak ini berada di tengah-tengah paragraf karena dhomirnya sudah
disebutkan di awal paragraf) Contoh jumlah fi'liyah:
Zaid telah berdiri
َ َ‫ق‬
ٌ ‫ام زَ ْيد‬
Allah menciptakan manusia
‫يَ ْخلُ ُق ه‬
َ ‫َّللاُ النه‬
‫اس‬
Zaid dipukul, pelajaran ditulis
ُ ‫ يُ ْكتَبُ الد ْهر‬, ٌ‫ب زَ ْيد‬
‫س‬ َ ‫ض ُِر‬
Penjelasan :
Contoh pertama: kata 'qooma' sebagai fi'il (kata kerja), jika dilihat
dari segi waktunya, maka fi'il nya adalah fi'il madhi (sudah dilakukan) dan
jika dilihat dari segi jenisnya fi'il ini merupakan fi'il lazim (kata kerja yang
tidak membutuhkan objek). sedangkan kata 'zaidun' menjadi fa'ilnya

6
(subjek/pelakunya), keduanya sudah termasuk kalimat karena tersusun dari
fi'il (kata kerja) dan fa'il (subjek) walaupun hanya dua kata.
Contoh kedua: kata 'yahluqu' sebagai fi'il, yaitu fi'il mudhore (kata
kerja yang sedang dilakukan), jika dilihat dari jenisnya fi'il ini adalah fi'il
muta'adi (kata kerja yang membutuhkan objek), kata 'Allahu' sebagai fa'il
(subjek) dan kata 'an-naasa' menjadi maf'ul bih (objeknya). nah, jika tidak
ada objeknya maka kalimat ini tidak sempurna karena fi'il 'yahluqu' yang
artinya 'menciptakan' itu membutuhkan objek.
Contoh ketiga: kata 'dhuriba' dari kalimat 'dhuriba zaidun' menjadi
fi'il, yaitu jenis fi'il majhul (kata kerja yang tidak disebutkan pelakunya
atau kata kerja pasif), maka dari itu kata 'zaidun' dinamakan 'naibul fa'il'
(pengganti subjek) jadi jika diterjemah menjadi 'zaid dipukul'. Dari contoh-
contoh di atas merupakan jumlah fi'liyah karena diawali dengan fi'il (kata
kerja).
C. Pembagian Mufrad
Mufrad termasuk bagian dari Khobar. Terbagi menjadi dua
1. Khobar Mufrad, yaitu khobar yang terdiri dari satu kata (isim) saja.
Contoh Khobar Mufrad : ‫ = األوالد نائمون‬Anak-anak itu tidur
2. Khobar Ghairu Mufrad, yaitu khobar yang terdiri dari jumlah (kalimat
sempurna) atau sibhul jumlah (yang menyerupai kalimat)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dalam pengelompokkan isim yang berdasarkan jumlahnya dibagi
kedalam tiga bagian yaitu mufrad, mutsanna dan jamak. Mufrad adalah isim (kata
benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki satu muatan saja.
Mutsanna (tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan
kesesuaian (kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun
atau ya dan nun pada akhirnya. Jamak adalah isim yang memuat (benda atau
orang) tiga atau lebih dengan tambahan pada akhirannya. Jamak di bagi menjadi
dua, jamak taksir dan jamak salim. Sedangkan jamak salim dibagi menjadi dua
lagi yaitu jamak mudzakkar salim dan jamak muánnats salim.
B. Saran
Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah selesai.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan – kekurangan dalam penyusuna
makalah ini. Kami mohon kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam
makalah yang telah kami buat masih banyak kekurangan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://aisyahrahmanar7.blogspot.com/2017/05/tugas-bahsa-arab-isim-mufrad-
mutsanna.html

Anda mungkin juga menyukai