Dosen Pengampu
BAMBANG W, M.H.I
Disusun Oleh :
M. Hadi Basyaruddin (51905120032)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah”
Makalah ini berisikan tentang informasi Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah atau yang lebih
khususnya membahas tentang pembagian Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah, Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Jumlah Ismiyah dan
Jumlah Fi’liyah.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
M. Hadi Basyaruddin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung oleh pengertian-
pengertian dari bahasa arab Al-Qur’an dan Hadits yang memakai atau menggunakan bahasa
Arab standar sesuai dengan kaidah-kaidahbahasa Arab .Bahasa Arab adalah Bahasa Al-
Qur’an. Salah satu pembahasan dalam ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada’
dan khabar. sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa kalimat , baik kalimat sempurna
maupun tidak dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah kalimat
yang didahului oleh isim yang berada di awal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan
bagian yang melengkapinya di namakan Khabar yang mana hukum nya dalam I’rab harus
mengikuti Mubtada. Dan Jumlah Fi’liyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi’il.
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada’ dan khabar salah satu unsur terpenting dalam
konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk kalimat yang saling berkaitan satu
sama lainnya, sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum
dilengkapi oleh khobar. Di dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjad isangat mutlak
karena dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun contoh dari
nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada’ dan khobar. Akan tetapi dalam
perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh pengertian-pengertian dari bahasa
arab, apa itu mubtada’ dan bagaimanakah khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita
para pemuda yang baru belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada dasarn ya
terdiri atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut kalimat nominal dan jumlah fi’liyah
atau disebut kalimat verbal.
Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok mubtada dan
khabar(dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah atau kalimat nominal,adalah
kalimat yang dimulai dengan nomin (isim).
Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan
mengenai jumlah ismiyyah dan fi’liyah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Ismiyyah?
2. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Fi’liyah?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui penjelasan tentang Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JUMLAH ISMIYAH
Jumlah Ismiyah (kalimat nominal) : selain fiil, Dalam bahasa arab istilah kalimat di
sebut dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah Mufidah. Sedangkan
jumlah sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang memahirkan atau pesan yang
sempurna.[1]
Jumlah ismiyah adalah suatu kalimat yang unsur-unsurnya terdiri dari “mubtada”
dan “khobar”. Mubtada’ adalah kata yang diterangkan, berupa isim yang diletakkan di
permulaan kalimat, dan kata itu berakhir dengan harakat dhommah, sedangkan “khobar”
adalah kata yang menerangkan hal-ihwal mubtada’.[2]
a. Mubtada
Mubtada adalah isim yang dirofa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh.