Anda di halaman 1dari 12

MUBTADA DAN KHOBAR

MAKALAH KELOMPOK 4

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab 1


Pada Semester I (Satu) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Tahun Akademik 2020-2021

Dosen Pengampu: Muhammad Ridwan Fauzi, S.Hum, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok IV (Empat)
Adi Solihin

Dinda Khaerunnisa

Vina Rahmatillah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYAMSUL ‘ULUM GUNUNGPUYUH SUKABUMI
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... I


KATA PENGANTAR ........................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Mubtada‟ dan Khobar ...........................................................................3
B. Pembagian Mubtada‟ dan Khobar ..........................................................................4
1) Pembagian Mubtada‟ ..........................................................................................4
2) Pembagian Khobar .............................................................................................5
C. Ketentuan-ketentuan Mubtada‟ dan Khabar ...........................................................6
D. Amil-amil Yang Masuk Pada Mubtada‟ dan Khobar .............................................7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................................9
C. Daftar Pustaka ........................................................................................................9

I
KATA PENGANTAR
Bismilllahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah saya panjatkan puji dan syukur khadirat allah SWT,


yang telah memberikan taufik dan hidayah-nya. Sholawat beserta salam
semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa risalahnya kepada umatnya.

Berkat rahmat dan karunia-Nya yang selalu terpancar bagi umat-Nya,


maka segala macam halangan dan hambatan yang senan tiasa merintangi
dapat teratasi, sehingga dengan terbukanya pintu kelancaran , kami dapat
menyelesaikan tugas yang berbentuk makalah pada mata kuliah Bahasa
Arab 1, berjudul “Mubtada dan Khobar”

Pada kesempatan yang baik ini , tak lupa kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Muhammad Ridwan Fauzi, S.Hum, M.Pd
sebagai dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan pengalaman
berharga, dan bantuan pemikiran rekan maha siswa sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.

Kendati penulis telah berusaha maksimal mungkin untuk menyusun


menyusun makalah ini,kami tetap menyadari bahwa sebagai manusia
tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan termasuk dalam
penyusunan makalah ini, baik dari teknik penyusnan maupun ari segi
pembahasan yang menyebabkan mangkalah yang say susun ini jauh dari
kriteria sempurna.

Semoga allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya


kepada kami agar kedepannya dapat menyusun makalah dengan baik.

Sukabumi, 12 oktober 2020

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan antara hukum Islam dengan pengetahuan bahasa Arab
merupakan hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Alasannya
sangat jelas,karena sumber pokok dari hukum Islam itu adalah Al-Qur‟an
dan Hadits yang memakai atau menggunakan bahasa Arab standar sesuai
dengan kaidah-kaidahbahasa Arab .Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur‟an. Setiap
orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya
dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari
sumber asalnya, yaitu Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw.Di dalam bahasa
Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena keberadaan bahasa
arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun contoh dari nominal yang
sering kali di gunakan adalah Ilmu Nahwu yang sangat berperan penting
dalam bahasa arab, maka kita harus faham betul kedudukan kalimat yang
terkandung dalam teks-teks yang berbahasa arab. Salah satu pembahasan
dalam ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada‟ dan khabar.
Akan tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung
oleh pengertian- pengertian dari bahasa arab , apa itu mubtada‟dan
bagaimanakah khabar itu. Sebelum berbicara mengenai Mubtada dan
Khabar , sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa kalimat , baik kalimat
sempurna maupun tidak dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu
Jumlah Ismiyah adalah kalimat yang didahului oleh isim yang berada di
awal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya di
namakan Khabar yang mana hukum nya dalam I‟rab harus mengikuti Mubtada.
Dan Jumlah Fi‟liyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi‟il.
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada‟ dan khabar salah satu unsur
terpenting dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk
kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi
kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi oleh khobar. Di

1
dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena
dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun
contoh dari nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada‟ dan
khobar. Akan tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat
bingung oleh pengertian-pengertian dari bahasa arab, apa itu mubtada‟ dan
bagaimanakah khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para
pemuda yang baru belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab
pada dasarnya terdiri atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut
kalimat nominal dan jumlah fi‟liyah atau disebut kalimat verbal.
Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok
mubtada dan khabar(dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah
atau kalimat nominal,adalah kalimat yang dimulai dengan nomin (isim).
Oleh karena itu, kalimat nominal tersebut berpola mubtada dan
khabar. Di dalam penyusunan makalah ini kita akan membahas tentang
mubtada‟dan khabar berikut keterangan-keterangan yang insyaallah akan
menjadikan kita menjadi mengerti akan keberedaan nominal dalam bahasa
arab ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian mubtada‟ dan Khobar?
2. Jelaskan Pembagian Mubtada‟ dan Khabar
3. Bagaimana ketentuan-ketentuan mubtada‟ dan khobar?
4. Jelaskan amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas
mata kuliah Bahasa Arab 1 adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian mubtada
2. Untuk mengetahui pembagian Mubtada‟ dan Khobar
3. Untuk memahami ketentuan-ketentuan mubtada‟ dan khobar
4. Untuk memahami amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mubtada’ dan Khobar


Mubtada’ adalah isim marfu‟ yang biasanya terdapat di awal kalimat
(Subyek) dan kosong dari „amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki „amil
ma‟nawi yaitu mubtada harus beri‟rab rofa‟ karena menjadi ibtida (awal
kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan)
Khobar adalah isim marfu‟ yang disandarekan pada mubtada‟ atau
sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat menyempurnakan
makna mubtada‟ yang pada bahasa Indonesia dikenal dengan Predikat.
Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma‟nanya begitu juga khobar tanpa
didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.
Contoh:

‫( أاْلُ أسحَا ُر َي ِشيأض‬Ustadz itu sakit)

َ ‫( ا أن ًُ أس ِه ُى‬Orang muslim itu sholeh)


‫صا ِنح‬

‫( ا أن َىنَ ُذ ََ ِشيأط‬Anak itu rajin)

Seperti pada contoh di atas, kata ‫ أاْلُ أسحَا ُر‬berkedudukan sebagai mubtada
dan ‫ َي ِشيأض‬berkedudukan sebagai khobar. Kalau ‫ أاْلُ أسحَا ُر‬saja tanpa disertai kata
‫ َي ِشيأض‬jelas tidaklah bermakna. “ustadz itu…..” tentu akan menimbulkan
pertanyaan seperti ; Kenapa? Ada apa dengan ustadz? Tapi kalau sudah ada
kata ‫ َي ِشيأض‬orang yang di ajak bicara akan mengerti apa yang terjadi dengan
ustadz, bahwa ustadz itu sedang sakit. Dan tidak akan timbul pertanyaan
tentang apa yang terjadi pada ustadz. Begitu juga dengan contoh contoh
yang lain kurang lebih sama.

3
B. Pembagian Mubtada’ dan Khobar
1) Pembagian Mubtada’
Mubtada terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Mubtada yang zhahir
2. Mubtada Mudhmar (dhamir)
Mubtada yang zhahir adalah mubtada yang ` didzohirkan kalimat
mubtadanya seperti pada contoh yang telah dijelaskan diatas pada bagian
pengertian mubtada‟
Sedangkan mubtada yang mudhmar (isim dhomir) ada 12 (dua belas),
yaitu :Saya = ‫اَََا‬
1. Kami atau kita = ٍُ ‫ََحأ‬
2. َ َ‫اَ أ‬
Kamu laki-laki = ‫ث‬
3. ِ َ‫اَ أ‬
Kamu perempuan = ‫ث‬
4. Kamu berdua laki-laki/perempuan = ‫اَ أَحُ ًَا‬
5. Kalian laki-laki = ‫اَ أَحُ أى‬
6. Kalian perempuan = ٍُ‫اَ أَح‬
7. Dia laki-laki = ‫هُ َى‬
8. Dia perempuan = ‫ِه َي‬
9. Mereka berdua laki-laki/perempuan = ‫هُ ًَا‬
10. Mereka semua laki-laki = ‫هُ أى‬
11. Mereka semua perempuan = ٍُ‫ه‬

Contohnya Seperti lafazh : (‫ ) اَََا قَا ِئى‬Adapun meng-I‟rob-nya adalah


sebagai berikut :
(‫( ) اَََا‬saya) berkedudukan menjadi mubtada yang dirafa‟kan, tanda
rafa‟nya mabni sukun. Sedangkan lafazh ( ‫ )قَائِى‬menjadi khobar, di rafa‟ kan,
tanda rafa‟ nya dengan dhomah.

4
2) Pembagian Khobar
Khobar terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang buka berupa jumlah (kalimat) dan
bukan pula menyerupai jumlah.
Contoh : (‫ ) َصيأذ قَا ِئى‬Zaid berdiri, kedua-duanya isim mufrod.
Dan juga termasuk khobar mufrod bila mubtada dan khobar itu terdiri
dari isim tasniyah dan jamak, seperti contoh dibawah ini :

( ٌَ ‫ = ) انض أي ُذوأ ٌَ قَائِ ًُىأ‬Zaid-zaid itu berdiri

(ٌِ ‫ = ) انض أيذَا ٌِ قَائِ ًَا‬dua Zaid itu berdiri

ُّ ) = Zaid-zaid itu berdiri


( ٌَ ‫انضيُىأ ُد قَا ِئ ًُىأ‬

2. Khobar Ghoiru Mufrod


Adalah khobar yang terdiri dari jumlah, seperti jumlah ismiyah
(mubtada dan khobar) atau jumlah fi‟liyah (yaitu terdiri dari fi‟il dan
fa‟il), jar dan majrur, dan zaraf.
Contoh dan rumusnya Khobar Ghairu Mufrad :
a. Mubtada' + (Jar+majrur)
Contoh khobar dari jar majrur:
(‫ الدار‬+ ‫ (في‬+ ‫زيد‬
b. Mubtada' + (Dharof ).
Dhorof = Terdiri dari Dhorof + Madhruf.
Contoh khobar dari dhorof.
(‫ (عندك‬+ ‫زي ٌد‬
c. Mubtada' + (fi'il + faa'il/naib faa'il)
Contoh Khobar dari fi'il dan faa'ilnya atau dari naib faa'il.
(ُ‫ (قام أ ُخوه‬+ ‫زي ٌد‬

5
d. Mubtada' + (mubtada' + khobar)
Contoh khobar dari gabungan mubtada' dan khobar.
( ٌ‫ واسع‬+ ‫ (بي ُته‬+ ‫زي ٌد‬

C. Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan Khabar


Dalam mubtada‟ dan khobar ada ketentun-ketentuan yang harus
dipahami dan menjadikan suatu syarat terbentuknya kalimat yang terdiri
dari mubtada‟ dan khobar. ketentun-ketentuan itu adalah sebagai berikut :
1. Mubtada‟ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
a. Jika mubtada terbuat dari mufrod maka khobarnyapun harus terbuat
dari mufrod.
ِ ‫( ا أن ًُ أس ِه ُى َحا‬Seorang muslim itu hadir)
Seperti lafaz : ‫ضش‬
b. Jika mubtada terbuat dari mutsanna, maka khobarnyapun haruslah
mutsanna.
ِ ‫( ا أن ًُ أسهِ ًَا ٌِ َحا‬Dua orang muslim itu hadir)
Seperti lafaz : ٌِ ‫ض َشا‬
c. Jika mubtada terbuat dari kalimat jamak, maka khobarnya harus juga
terbuat dari jamak.
ِ ‫( ا أن ًُس ِه ًُىأ ٌَ َحا‬Orang-orang muslim itu hadir)
Seperti lafaz : ٌَ ‫ضشُوأ‬

2. Mubtada‟ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.


a. Jika mubtada terbuat dari kalimat yang mudzakkar , maka khobarnya
harus juga terbuat dari mudzakkar.
َ ‫( ا أن ًُ أس ِه ُى‬Orang muslim itu sholeh)
Seperti lafaz : ‫صا ِنح‬
b. Jika mubtada terbuat dari kalimat yang muannats , maka khobarnya
harus juga terbuat dari muannats.
َ ُ‫( ا أن ًُ أسهِ ًَة‬Orang muslimah itu sholihah)
Seperti lafaz : ‫صانِ َحة‬
3. Mubtada‟ dan khobar merupakan isim-isim marfu‟
Contoh: ‫( ا أن َىنَ ُذ ََ ِشيأط‬Anak itu rajin)

6
D. Amil-amil Yang Masuk Pada Mubtada’ dan Khobar

.‫ وظُُث و أخىاجها‬, ‫ و إٌ وأخىاجها‬, ‫ كاٌ و أخىاجها‬: ‫وهي ثالثة أشياء‬


Amil-amil yang masuk kepada mubtada dan khabar itu ada tiga macam:
1. Kaana dan saudara-saudaranya
2. Innna dan saudara-saudaranya
3. Dzhanna (dzhanantu) dan saudara-saudaranya

‫ وجُصب انخبش‬, ‫ فإَها جشفع االسى‬, ‫فأيا كاٌ و أخىاجها‬


Kaana dan saudara-saudaranya itu me-rafa‟-kan isim (mubtada) dan
menashabkan khabar.
kaana dan suadara-saudaranya adalah
: ٌَ‫( َكا‬ada,terjadi), ‫( أَ أي َسى‬memasuki waktu sore), ‫( أَصأ بَ َح‬memasuki waktu
pagi), ‫( أَضأ َحى‬memasuki waktu dhuha), ‫( ظَم‬pada waktu siang), ‫ات‬
َ َ‫( ب‬pada
waktu malam), ‫صا َس‬ َ ‫( نَي‬tidak), ‫َصا َل‬
َ (menjadi), ‫أس‬ ‫( َيا‬senantiasa), ‫َيا‬
‫( اِ أَفَك‬senantiasa), ‫( َيا فَحِ َئ‬senantiasa), ‫( َيا بَ ِش َح‬senantiasa), ‫( َيا دَا َو‬senantiasa)
Termasuk juga tashrif kaana wayakunu wakun (perubahan kata) dari
kata-kata di atas, seperti (telah terjadi, sedang terjadi, jadilah!).
َ ‫ َونَي‬,‫( ” َكاٌَ َصيأذ قَائِ ًًا‬Zaid telah berdiri, „Amr
Contohnya : “‫أس َع أًشو َشا ِخصًا‬
tidak pergi) dan contoh lain yang serupa
‫أيا إٌ و أخىاجها فإَها جُصب االسى و جشفع انخبش‬
Inna dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada dan me-rafa‟-
kan khabar.
Inna dan saudara-saudaranya adalah :ٌِ‫( إ‬sesungguhnya) ،
ٌَ‫(أ‬sesungguhnya)ٍ‫ نَ ِك‬، (akan tetapi)ٌَ‫ َكأ‬، (seakan-akan) ‫أث‬
َ ‫ نَي‬،(andai) ،
‫(نَ َعم‬agar, supaya) contohnya : ‫أث َع أًشًا َشا ِخص‬
َ ‫ َونَي‬،‫( إٌِ َص أيذًا قَائِى‬sesungguhnya
Zaid berdiri, Andai „Amr pergi) dan contoh lain yang serupa.
Makna ٌِ‫ إ‬dan ٌَ‫ أ‬adalah untuk taukid (penekanan), ٍ‫ نَ ِك‬untuk istidraak
(mempertentangkan), ٌَ‫ َكأ‬untuk tasybih (penyerupaan), ‫أث‬
َ ‫ نَي‬untuk tamanniy
(pengandaian), ‫ نَ َعم‬untuk tarajiy (pengharapan kebaikan) dan tawaqqu‟
(ketakutan dari nasib buruk).

7
‫وأيا ظُُث وأخىاجها فإَها جُصب انًبحذأ وانخبش عهى أَهًا يفعىالٌ نها‬
Zhanantu (zhanna) dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada
dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf‟ul bagi
dzhanna dan saudara-saudaranya
Zhanantu dan saudara-saudaranya itu ُ ُ‫( ظََُ أ‬saya
:‫ث‬ telah
ُ ‫َو َح ِسب‬
menyangka) ‫أث‬ ، (saya telah ُ ‫َو ِخ أه‬
mengira) ‫ث‬ ، (saya telah
ُ ‫( َو َسأَي‬saya telah melihat) ،
ُ ً‫ َو َص َع أ‬، (saya telah menduga) ‫أث‬
membayangkan) ‫ث‬
ُ ً‫( َو َعهِ أ‬saya telah mengetahui) ‫ت‬
‫ث‬ ُ ‫ َو َو َج أذ‬، (saya telah mendapatkan) ،
ُ ‫( َواج َخ أز‬saya
‫ت‬ telah ُ ‫ َو َج َع أه‬، (saya
menjadikan) ‫ث‬ telah menjadikan) ،
ُ ‫ َو َسأَي‬،‫ث َص أيذًا ُي أُطَ ِهقًا‬
ُ ‫( َو َس ًِع‬saya telah mendengar)‫ ؛‬Contohnya: ‫أث َع أًشًا‬
‫أث‬ ُ ُ‫ظََُ أ‬
‫( شاخصًا‬Aku telah menyangka Zaid pergi, Aku telah melihat „Amr pergi)
dan contoh lain yang menyerupainya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasrkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan
bahwa Dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa :
Mubtada‟ adalah isim marfu‟ yang biasanya terdapat di awal kalimat
(Subyek). Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna
mubtada‟ (Predikat).
Khobar adalah sesuatu yang menyandar kepada Mubtada, oleh
karena itu Khobar harus selalu mengikuti Mubtada dalam segi bilangan
dan segi jenisnya.
Mubtada terbagi menjadi dua bagian, yaitu : mubtada zahir dan
mubtada mudmar.
Ketentuan mubtada dan khobar yaitu harus sesuai antara mubtada
dan khobar dalam mufrod, tasniah, jama‟nya dan muannats,
mudzakkarnya.
Amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar ada tiga, yaitu,
kaana dan saudara-saudaranya, inna dan saudara-saudaranya, serta
dzonna dan saudara-saudaranya.
B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah menegnai mubtada‟ dan khabar
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran sangat
pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
C. Daftar Pustaka
Anwar. Ilmu Nahwu : terjemahan matan al-jurumiyyah dan ‘imrithy
berikut penjelasannya (Sinar Baru Algensindo, Bandung 1995)

Anda mungkin juga menyukai