MAKALAH KELOMPOK 4
Disusun Oleh:
Kelompok IV (Empat)
Adi Solihin
Dinda Khaerunnisa
Vina Rahmatillah
I
KATA PENGANTAR
Bismilllahirrahmanirrahim,
Pada kesempatan yang baik ini , tak lupa kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Muhammad Ridwan Fauzi, S.Hum, M.Pd
sebagai dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan pengalaman
berharga, dan bantuan pemikiran rekan maha siswa sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara hukum Islam dengan pengetahuan bahasa Arab
merupakan hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Alasannya
sangat jelas,karena sumber pokok dari hukum Islam itu adalah Al-Qur‟an
dan Hadits yang memakai atau menggunakan bahasa Arab standar sesuai
dengan kaidah-kaidahbahasa Arab .Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur‟an. Setiap
orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya
dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari
sumber asalnya, yaitu Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw.Di dalam bahasa
Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena keberadaan bahasa
arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun contoh dari nominal yang
sering kali di gunakan adalah Ilmu Nahwu yang sangat berperan penting
dalam bahasa arab, maka kita harus faham betul kedudukan kalimat yang
terkandung dalam teks-teks yang berbahasa arab. Salah satu pembahasan
dalam ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada‟ dan khabar.
Akan tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung
oleh pengertian- pengertian dari bahasa arab , apa itu mubtada‟dan
bagaimanakah khabar itu. Sebelum berbicara mengenai Mubtada dan
Khabar , sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa kalimat , baik kalimat
sempurna maupun tidak dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu
Jumlah Ismiyah adalah kalimat yang didahului oleh isim yang berada di
awal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya di
namakan Khabar yang mana hukum nya dalam I‟rab harus mengikuti Mubtada.
Dan Jumlah Fi‟liyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi‟il.
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada‟ dan khabar salah satu unsur
terpenting dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk
kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi
kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi oleh khobar. Di
1
dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena
dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun
contoh dari nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada‟ dan
khobar. Akan tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat
bingung oleh pengertian-pengertian dari bahasa arab, apa itu mubtada‟ dan
bagaimanakah khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para
pemuda yang baru belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab
pada dasarnya terdiri atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut
kalimat nominal dan jumlah fi‟liyah atau disebut kalimat verbal.
Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok
mubtada dan khabar(dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah
atau kalimat nominal,adalah kalimat yang dimulai dengan nomin (isim).
Oleh karena itu, kalimat nominal tersebut berpola mubtada dan
khabar. Di dalam penyusunan makalah ini kita akan membahas tentang
mubtada‟dan khabar berikut keterangan-keterangan yang insyaallah akan
menjadikan kita menjadi mengerti akan keberedaan nominal dalam bahasa
arab ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian mubtada‟ dan Khobar?
2. Jelaskan Pembagian Mubtada‟ dan Khabar
3. Bagaimana ketentuan-ketentuan mubtada‟ dan khobar?
4. Jelaskan amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas
mata kuliah Bahasa Arab 1 adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian mubtada
2. Untuk mengetahui pembagian Mubtada‟ dan Khobar
3. Untuk memahami ketentuan-ketentuan mubtada‟ dan khobar
4. Untuk memahami amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti pada contoh di atas, kata أاْلُ أسحَا ُرberkedudukan sebagai mubtada
dan َي ِشيأضberkedudukan sebagai khobar. Kalau أاْلُ أسحَا ُرsaja tanpa disertai kata
َي ِشيأضjelas tidaklah bermakna. “ustadz itu…..” tentu akan menimbulkan
pertanyaan seperti ; Kenapa? Ada apa dengan ustadz? Tapi kalau sudah ada
kata َي ِشيأضorang yang di ajak bicara akan mengerti apa yang terjadi dengan
ustadz, bahwa ustadz itu sedang sakit. Dan tidak akan timbul pertanyaan
tentang apa yang terjadi pada ustadz. Begitu juga dengan contoh contoh
yang lain kurang lebih sama.
3
B. Pembagian Mubtada’ dan Khobar
1) Pembagian Mubtada’
Mubtada terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Mubtada yang zhahir
2. Mubtada Mudhmar (dhamir)
Mubtada yang zhahir adalah mubtada yang ` didzohirkan kalimat
mubtadanya seperti pada contoh yang telah dijelaskan diatas pada bagian
pengertian mubtada‟
Sedangkan mubtada yang mudhmar (isim dhomir) ada 12 (dua belas),
yaitu :Saya = اَََا
1. Kami atau kita = ٍُ ََحأ
2. َ َاَ أ
Kamu laki-laki = ث
3. ِ َاَ أ
Kamu perempuan = ث
4. Kamu berdua laki-laki/perempuan = اَ أَحُ ًَا
5. Kalian laki-laki = اَ أَحُ أى
6. Kalian perempuan = ٍُاَ أَح
7. Dia laki-laki = هُ َى
8. Dia perempuan = ِه َي
9. Mereka berdua laki-laki/perempuan = هُ ًَا
10. Mereka semua laki-laki = هُ أى
11. Mereka semua perempuan = ٍُه
4
2) Pembagian Khobar
Khobar terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang buka berupa jumlah (kalimat) dan
bukan pula menyerupai jumlah.
Contoh : ( ) َصيأذ قَا ِئىZaid berdiri, kedua-duanya isim mufrod.
Dan juga termasuk khobar mufrod bila mubtada dan khobar itu terdiri
dari isim tasniyah dan jamak, seperti contoh dibawah ini :
5
d. Mubtada' + (mubtada' + khobar)
Contoh khobar dari gabungan mubtada' dan khobar.
( ٌ واسع+ (بي ُته+ زي ٌد
6
D. Amil-amil Yang Masuk Pada Mubtada’ dan Khobar
7
وأيا ظُُث وأخىاجها فإَها جُصب انًبحذأ وانخبش عهى أَهًا يفعىالٌ نها
Zhanantu (zhanna) dan saudara-saudaranya itu me-nashab-kan mubtada
dan khabar karena keduanya itu (mubtada dan khabar) adalah maf‟ul bagi
dzhanna dan saudara-saudaranya
Zhanantu dan saudara-saudaranya itu ُ ُ( ظََُ أsaya
:ث telah
ُ َو َح ِسب
menyangka) أث ، (saya telah ُ َو ِخ أه
mengira) ث ، (saya telah
ُ ( َو َسأَيsaya telah melihat) ،
ُ ً َو َص َع أ، (saya telah menduga) أث
membayangkan) ث
ُ ً( َو َعهِ أsaya telah mengetahui) ت
ث ُ َو َو َج أذ، (saya telah mendapatkan) ،
ُ ( َواج َخ أزsaya
ت telah ُ َو َج َع أه، (saya
menjadikan) ث telah menjadikan) ،
ُ َو َسأَي،ث َص أيذًا ُي أُطَ ِهقًا
ُ ( َو َس ًِعsaya telah mendengar) ؛Contohnya: أث َع أًشًا
أث ُ ُظََُ أ
( شاخصًاAku telah menyangka Zaid pergi, Aku telah melihat „Amr pergi)
dan contoh lain yang menyerupainya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasrkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan
bahwa Dari pembahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa :
Mubtada‟ adalah isim marfu‟ yang biasanya terdapat di awal kalimat
(Subyek). Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna
mubtada‟ (Predikat).
Khobar adalah sesuatu yang menyandar kepada Mubtada, oleh
karena itu Khobar harus selalu mengikuti Mubtada dalam segi bilangan
dan segi jenisnya.
Mubtada terbagi menjadi dua bagian, yaitu : mubtada zahir dan
mubtada mudmar.
Ketentuan mubtada dan khobar yaitu harus sesuai antara mubtada
dan khobar dalam mufrod, tasniah, jama‟nya dan muannats,
mudzakkarnya.
Amil-amil yang masuk pada mubtada‟ dan khobar ada tiga, yaitu,
kaana dan saudara-saudaranya, inna dan saudara-saudaranya, serta
dzonna dan saudara-saudaranya.
B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah menegnai mubtada‟ dan khabar
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran sangat
pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
C. Daftar Pustaka
Anwar. Ilmu Nahwu : terjemahan matan al-jurumiyyah dan ‘imrithy
berikut penjelasannya (Sinar Baru Algensindo, Bandung 1995)