Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KALIMAT NOMINAL (JUMLAH ISMIYYAH)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektif Bahasa Asing/Arab

Dosen Pengampu : Dita Kafaabillah S.S., M.A

Disusun oleh :

Kelompok 11 S19D

1. Anggun Alvita Anggraini S19163


2. Devi Avu’ah S19173
3. Eni Dwiastuti S19175
4. Ferry Wahyu Pratiwi S19177
5. Fery Predi Anggoro S19178
6. Puspita Agung Mahanani S19196
7. Sri Rachmadi Azrial Akbar S19203

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang

diberikan kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Elektif Bahasa Asing/Arab.

Kami menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna

baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian kami telah berupaya dengan

segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan

baik dan oleh karena-Nya, kami dengan rendah hati serta tangan terbuka menerima

masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Kami

menyadari pula bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa terhormat

dan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan

kepada pembaca. Terima kasih.

Surakarta, 01 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa tidak paham dengan

beberapa pengertian dari bahasa arab Al-Qur'an dan Hadits yang memakai

atau menggunakan bahasa Arab standar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa

Arab Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur'an. Salah satu pembahasan dalam

ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada' dan khabar. sebaiknya

mengetahui terlebih dahulu bahwa kalimat, baik kalimat sempurna maupun

tidak dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah

kalimat yang didahului oleh isim yang berada di awal kalimat tersebut

dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya di namakan Khabar

yang mana hukum nya dalam I'rab harus mengikuti Mubtada, Dan Jumlah

Filiyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi'il.

Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada' dan khabar salah satu unsur

terpenting dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk

kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi

kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi oleh khobar. Di

dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena dalam.

penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun contoh


dari nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada dan khobar. Akan

tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh

pengertian-pengertian dari bahasa arab, apa itu mubtada' dan bagaimanakah

khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para pemuda yang baru

belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada dasarnya terdiri

atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut kalimat nominal dan jumlah

filiyah atau disebut kalimat verbal.

Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok

mubtada dan khabar (dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah

atau kalimat nominal, adalah kalimat yang dimulai dengan nomin (isim). Oleh

karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan

mengenai jumlah ismiyyah.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana penjelasan mengenai jumlah ismiyyah?

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui penjelasan mengenai jumlah ismiyyah.


BAB II

PEMBAHASAN

JUMLAH ISMIYAH

Jumlah Ismiyah (kalimat nominal): selain fiil, Dalam bahasa arab istilah

kalimat di sebut dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah

Mufidah. Sedangkan jumlah sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang

memahirkan atau pesan yang sempurna. Jumlah ismiyah adalah suatu kalimat yang

unsur-unsumya terdiri dari "mubtada" dan "khobar". Mubtada adalah kata yang

diterangkan, berupa isim yang diletakkan dipermulaan kalimat, dan kata itu berakhir

dengan harakat dhommah, sedangkan "khobar" adalah kata yang menerangkan hal-

ihwal mubtada.

1. Mubtada

Mubtada adalah isim yang dirofa'kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa

lafadzh.

" َ‫الزيْدونَ قَائمون‬ َّ "‫ َوالخَير ه َو االسْم ْال َم ْرفوع المسند إليه نحو قولك "ريد قائم "و‬.
َّ ‫الز ْيدَان قَائ َمان َو‬

Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) dan

kosong dari 'amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki 'amil ma'nawi yaitu mubtada

harus ben'rab rofa' karena menjadi ibtida (awal kalimat atau awal sesuatu yang di

ceritakan).
Pembagian mubtada' ada dua bagian, yaitu:

a. Mubtada yang berupa isim dhahir

Isim dhahir adalah kata benda yang bukan kata ganti, seperti Ahmad, sekolah,

singa, dll.

Contoh :

َ ‫َجم ْيلَة ْال َمد َْر‬


‫سة‬ Sekolah itu indah

‫وامع البيت‬ Rumah itu luas

‫َماهر احْ َمد‬ Ahmad itu pintar

Dari contoh di atas, yang termasuk Mubtada adalah ‫ احمد‬dan ‫" سالنذر البيت‬

b. Mubtada Yang Berupa Isim Dhamir

Isim dhammir adalah kata benda yang berupa kata ganti, saya, dia, mereka, dll.
Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya) berkedudukan

menjadi mubtada yang di-rata'-kan, tanda rafa-nya mabni sukun. Sedangkan

lafazh menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan dhammah. Dan

(kami berdiri). Lafazh berkedudukan menjadi mubtada, di-rafa'-kan, tanda rafa'-

nya: dengan mabni dhammah, sedangkan menjadi khabar-nya, juga di-rafa'-kan,

tanda rafa'-nya dengan wawu karena jamak mudzakkar salim.

2. Khobar

Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat

menyempurnakan makna mubtada' yang pada bahasa Indonesia dikenal dengan

Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma'nanya begitu juga khobar tanpa

didahului mubtada akan menjadi tidak bermakna.

Contoh :

Ustadz itu sakit ‫ْاْل ْستَاذ مريض‬

َ ‫ْالمسْلم‬
Orang muslim itu sholeh ‫صالح‬

Anak itu rajin ‫الولد شيط‬


Pembagian Khabar
BAB III

KESIMPULAN

Mubtada'adalah isim marfu' yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek). Mubtada itu

terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir dan mubtada yang mudhmar (dhamir).

Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada' (Predikat). Khabar itu

terbagi menjadi dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad. Penggunaan

mubtada' dan khobar pada kalimat yaitu Mubtada dan khabar harus marfu / rofa.

Anda mungkin juga menyukai