Disusun oleh :
Kelompok 11 S19D
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang
diberikan kepada kami sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Elektif Bahasa Asing/Arab.
Kami menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karena-Nya, kami dengan rendah hati serta tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Kami
menyadari pula bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa terhormat
dan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
beberapa pengertian dari bahasa arab Al-Qur'an dan Hadits yang memakai
Arab Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur'an. Salah satu pembahasan dalam
ilmu nahwu yang sangat mendasar adalah mubtada' dan khabar. sebaiknya
tidak dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah
kalimat yang didahului oleh isim yang berada di awal kalimat tersebut
yang mana hukum nya dalam I'rab harus mengikuti Mubtada, Dan Jumlah
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada' dan khabar salah satu unsur
terpenting dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk
kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi
dalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena dalam.
tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh
khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para pemuda yang baru
belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada dasarnya terdiri
atas dua pola,yaitu jumlah ismiyah atau disebut kalimat nominal dan jumlah
mubtada dan khabar (dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah
atau kalimat nominal, adalah kalimat yang dimulai dengan nomin (isim). Oleh
PEMBAHASAN
JUMLAH ISMIYAH
Jumlah Ismiyah (kalimat nominal): selain fiil, Dalam bahasa arab istilah
kalimat di sebut dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah
Mufidah. Sedangkan jumlah sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang
memahirkan atau pesan yang sempurna. Jumlah ismiyah adalah suatu kalimat yang
unsur-unsumya terdiri dari "mubtada" dan "khobar". Mubtada adalah kata yang
diterangkan, berupa isim yang diletakkan dipermulaan kalimat, dan kata itu berakhir
dengan harakat dhommah, sedangkan "khobar" adalah kata yang menerangkan hal-
ihwal mubtada.
1. Mubtada
Mubtada adalah isim yang dirofa'kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa
lafadzh.
" َالزيْدونَ قَائمون َّ " َوالخَير ه َو االسْم ْال َم ْرفوع المسند إليه نحو قولك "ريد قائم "و.
َّ الز ْيدَان قَائ َمان َو
Mubtada adalah isim marfu yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) dan
kosong dari 'amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki 'amil ma'nawi yaitu mubtada
harus ben'rab rofa' karena menjadi ibtida (awal kalimat atau awal sesuatu yang di
ceritakan).
Pembagian mubtada' ada dua bagian, yaitu:
Isim dhahir adalah kata benda yang bukan kata ganti, seperti Ahmad, sekolah,
singa, dll.
Contoh :
Dari contoh di atas, yang termasuk Mubtada adalah احمدdan " سالنذر البيت
Isim dhammir adalah kata benda yang berupa kata ganti, saya, dia, mereka, dll.
Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya) berkedudukan
2. Khobar
Predikat. Mubtada tanpa khobar tidaklah jelas ma'nanya begitu juga khobar tanpa
Contoh :
َ ْالمسْلم
Orang muslim itu sholeh صالح
KESIMPULAN
Mubtada'adalah isim marfu' yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek). Mubtada itu
terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir dan mubtada yang mudhmar (dhamir).
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada' (Predikat). Khabar itu
terbagi menjadi dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad. Penggunaan
mubtada' dan khobar pada kalimat yaitu Mubtada dan khabar harus marfu / rofa.