Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

JUMLAH ISMIYAH DAN FI”LIYAH


DIANJURKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

BAHASA ARAB

Dosen Pengampu

DEWI URIFAH LC.MPd.I

DISUSUN OLEH

1. HUSNUL KHOTIMAH
2. ANGGUN HIDAYAH PUTRI
3. RAUDATUL JANNAH

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023/2024
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah”
Makalah ini berisikan tentang informasi Jumlah Ismiyah dan Jumlah
Fi’liyah atau yang lebihkhususnya membahas tentang pembagian Jumlah Ismiyah dan Jumlah
Fi’liyah, DiharapkanMakalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah. ami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dansaran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimaksih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyususnan makalah ini dari awal
sampai akhir.

Mataram, 29 september 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung oleh
pengertian- pengertian dari bahasa arab Al-Qur’an dan Hadits yang memakai atau
menggunakan Bahasa Arab standar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab. Bahasa
Arab adalah Bahasa Al-Qur’an. Salah satu pembahasan dalam ilmu nahwu yang
sangat mendasar adalah mubtada’dan khabar. sebaiknya mengetahui terlebih dahulu
bahwa kalimat, baik kalimat sempurna maupun tidak dalam bahasa arab terbagi
menjadi dua, yaitu Jumlah Ismiyah adalah kalimat yang didahului oleh isim yang
berada diawal kalimat tersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya
dinamakan khabar yang mana hukum nya dalam I’rab harus mengikuti Mubtada. Dan
Jumlah Fi’liyah, yaitu kalimat yang di dahului oleh fi’il.
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada’ dan khabar salah satu unsur terpenting
dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah bentuk kalimat yang saling
berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna
jikalau mubtada belumdilengkapi oleh khobar. Di dalam Bahasa Arab, keberadaan
nominal menjadi sangat mutlak karena dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa
menggunakannya. Adapun contoh dari nominal yang seringkali digunakan adalah
mubtada’ dan khobar.
Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokok mubtada
dankhabar(dimulai dengan isim /kata benda ), jadi jumlah ismiyah atau kalimat
nominal,adalahkalimat yang dimulai dengan nomin (isim).
Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan
mengenai jumlah ismiyyah dan fi’liyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Ismiyyah?
2. Bagaimana penjelasan mengenai jumlah Fi’liyah?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui penjelasan tentang Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. JUMLAH ISMIYAH
Jumlah Ismiyah (kalimat nominal) : selain fiil, Dalam bahasa arab istilah kalimat
disebut dengan Jumlah, dan kalimat sempurna disebut dengan Jumlah Mufidah.
Sedangkan jumlah sendiri merupakan susunan dari beberapa kalimah yang memahirkan
atau pesan yang sempurn. Jumlah ismiyah adalah suatu kalimat yang unsur-unsurnya terdiri
dari “mubtada”dan“khobar”. Mubtada’ adalah kata yang diterangkan, berupa isim yang
diletakkan di permulaan kalimat, dan kata itu berakhir dengan harakat dhommah, sedangkan
“khobar”adalah kata yang menerangkan hal-ihwal Mubtada’.

a. Mubtada
Mubtada adalah isim yang dirofa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh.
" ‫و لخبرهواالسم المرفع المسند اليه‬, ‫ازيدون قائمون"و "ازيدان قا ئمان" و "زيد قا ئم" نحو قولك‬.

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) dankosong
dari ‘amil lafdy. Tetapi mubtada memiliki ‘amil ma’nawi yaitu mubtada harus beri’rab rofa’
karena menjadi ibtida (awal kalimat atau awal sesuatu yang di ceritakan).

1. Pembagian mubtada’
ada dua bagian, yaitu :
 Mubtada yang berupa isim dhahir
Isim dhahir adalah kata benda yang bukan kata ganti, seperti Ahmad, sekolah, singa,
dll.
Contoh:
‫المدرسة الجملة‬
{sekolah itu indah}
‫البيت واسع‬
{rumah itu luas}
‫احمد ماحر‬
{ahamd itu pintar}
Dari contoh yang diatas, yang termauk mubtada adalah ‫البيتزز‬,‫احمد‬,‫المدرسةو‬
 Mubtada Yang Berupa Isim Dhamir
Isim dhammir adalah kata benda yang berupa kata ganti, saya, dia, mereka.

Contoh :
‫ هو نشيط‬Dia (laki-laki )rajin
‫ هما نشيطان‬Mereka berdua (laki-laki) rajin
‫ هم نشيطون‬Mereka (laki-laki) rajin
‫ هي نشيطه‬Dia (perempuan) rajin
‫ هما نشيطتان‬Mereka berdua (perempuan) rajin
‫ هن نشيطات‬Mereka (permpuan) rajin
‫ انت نشيط‬Kamu (laki-laki) rajin
‫ انتما نشيطان‬Kamu berdua (laki-laki) rajin
‫ انتم نشيطتن‬Kamu semua (laki-laki) rajin
‫ انت نشيطة‬Kamu (perempuan) rajin
‫ انتما نشيطتان‬Kamu berdua (perempuan) rajin
‫ انتن نشيطات‬Kamu semua (perempuan) rajin
‫ انا نشيط‬Saya rajin
‫ نحن نشيطون‬Kami rajin

Dari contoh yang diata.yang termasuk Mubtada adalah “"‫همازهو‬. ‫ هم‬sampai ‫نحن‬
Adapun meng i'rab nya adalah sebagai berikut: (saya) berkedudukan menjadi
Mubtada yangdi- rafa' -kan, tanda rafa' -nya mabni sukun Sedangkan lafazh menjadi
khabar nya, di-rafa' -kan, tandarafa' -nya dengan dhammah. Dan (kami berdiri). Lafazh
berkedudukanmenjadi mubtada, di-rafa' -kan, tandarafa' -nya dengan mabni dhammah,
sedangkanmenjadi khabar -nya, juga di-rafa' -kan, tandarafa' -nya denganwawu karena
Jamak mudzakkar salim
.

b. Khobar

Khobar adalah sesuatu yang menerangkan kondisi mubtada dan dapat


menyempurnakan makna mubtada’ yang pada bahasa Indonesia dikenal dengan Predikat.
Mubtada tanpa Khobar daklah jelas ma’nanya begitu juga khobar tanpa didahului mubtada
akan menjadi tidak bermakna.

Contoh
‫( األستاذ مريض‬Ustadz itu sakit)
‫( المسلم صالح‬Orang muslim itu sholeh(
‫( الولد نشيط‬Anak itu rajin)
Seperti pada contoh yang diatas, kata (‫ ( األستاذ‬berkedudukan sebagai mubtada dan (‫)مريض‬
berkedudukan sebagai khabar. Kalau saja hanya kata ‫ األستاذ‬saja tanpa ada kata ‫ مريض‬maka
jelalah tidak bermakna.

1. Pembagian khabar
Khabar terbagi atas dua macam, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad.
Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula syibih
(serupa) jumlah. Ingat,yang dimaksud mufrad disini tidak sama dengan isim mufrad yang
menunjukan bilangan tunggal.

Contoh :
‫زيد قئم‬
‫زيدان قئمان‬
‫زيدون قئمون‬
Khabar ghairu mufrad adalah kebalikannya, yaitu khabar yang terdiri dari jumlah dan
syibih(serupa) jumlah. Khabar Jumlah itu sendiri ada dua, yaitu jumlah ismiyah (jumlah yang
terdiri dari mubtada dan khabar) dan jumlah fi’liyah (jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’
il). Sedangkan khabar syibih (serupa) jumlah ada dua juga, yaitu yang terdiri dari jar majrur
danzharaf. Maka khabar ghair mufrad itu semuanya terdiri dari empat bagian yaitu : jumlah
ismiyah, jumlah fi’liyah, jar + majrur dan zharaf. Ada ketentuan tertentu dimana jumlah
ismiyah dan jumlah fi’liyah bisa jadi khabar.
Jika jumlah ismiyah maka pada mubtadanya harus terdapat dhamir yang kembali pada
mubtada pertama.

Contoh :
‫ )زيد جاريته ذهبة‬Zaid hamba perempuannya pergi(‫ز‬
Ini bisa jadi khabar jumlah ismiyah karena pada mubtadanya (yaitu lafadz ‫) جاريتة‬
terdapat dhamir yang kembali pada kata Zaid (mubtada pertama).
Jika jumlah fi’liyah maka pada fa’ilnya harus terdapat dhamir yang kembali pada
mubtada.

Contoh :
‫زيد قام ابوه‬
Ini menjadi khabar jumlah fi’liyah karena pada fa’ilnya (yaitu lafadz ‫ ) ابوه‬ada dhamir yang
kembali pada zaid (mubtada(

B. JUMLAH FI’LIYAH

Jumlah Fi’liyah (kalimat verbal) Jumlah fi’liyah adalah kalimat yang terdiri darikata
kerja/fiil dan pelaku/fail. Failnya berfungsi sebagai subjek dan fiil sebagai predikat. Jumlah
Fi’liyah adalah suatu kalimat yang diawali dengan kata kerja, dan Jumlah Fi’liyah terdiri dari
dua unsur yaitu Fi’il ( kata kerja ) dan Fa’il ( subjek/pelaku ), apabila fa’il berbentuk
muannas mala fi’il juga harus muannas, Begitujuga apabila berbentuk mudzakar. Namun
apabila fa’il berbentuk mutsanna ( ganda ) ataupun Jamak ( banyak ) maka fi’il harus tetap
mufrod ( tunggal ).

Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah : Fa’il [ kata kerja ] +
fa’il [ pelaku ] atau Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]

Jika menyesuaikan tata bahasa indonesia, jumlah fi’liyah itu sama dengan susunan S
P O, sebagai Subjek, itu sama dengan fa’il sebegai pelaku, P sebagai Predikat , itu sama
dengan fi’il sebagai pekerja, dan O sebagai Objek itu sama dengan Maf’ul Bih sebagai yang
di kenai pekerjaan. Kalau maf’lu bih itu adalah isim yang dibaca nashab yang dikenai
pekerjaan. Sebuah kalimatyang berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek
atau maf’ul bih. Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang
menuntut obyek dana ada yang tidak menuntut obyek .

1 . Pembagian fi’il berdasarkan bentuk

Menurut bentuknya fi’il terbagi menjadi dua. Yaitu ,fi’l sahih dan fi’l mu’tal. Fi’l
sahih adalah kata yang semua huruf aslimya bukan huruf ‘illat, (‫و‬,‫ى‬,‫ )ا‬contohnya

‫سيطر‬,‫سرك‬,‫فرح‬,‫كتب‬, dan ‫ اجلّود‬.

Sedangkan fi’l mu’tal adalah kata yang salah satu huruf aslinya adalah huruf ‘illat, contohnya
‫ورضي‬,‫وعد‬,‫قام‬.

2. Pembagian fi’il berdasarkan jenis


Menurut jenisnya fi’il terbagi menjadi dua, yaitu fi’il lazim dan fi’il muta’addi.
Fi’illazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan obyek/maf’ul bih. Sedangkan
muta’addiadalah kata kerja yang membutuhkan obyek/ maf’ul bih.

Contoh jumlah fi’liyah:

‫ ( قرأ محمد‬Muhammad telah membaca )

‫ ( قرأة هند‬Hindun telah membaca )

‫ (نقرأ زيد‬Zaid sedang membaca )

‫ ( طليبون نقرأ‬Para siswa sedang membaca )

Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya
yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa
berapapun bilangan failnya fi’il harus tetap mufrod.
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal
kalimat(SubyeK ). Mubtada itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir dan
mubtada yang mudhmar (dhamir). Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan
makna mubtada’ (Predikat). Khabar itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu khabar mufrad dan
khabarghair mufrad. Penggunaan mubtada’ dan khobar pada kalimat yaitu Mubtada dan
khabarharus marfu / rofa. Mengenai jumlah fi’liyah, dapat disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah
adalah kalimat yang terdiri dari fiil dan fa’il. Fa’il adalah kata kerja , sedangkan fa’il adalah
subjekatau pelaku. Jumlah Fi’liyah tidak selalu memerluhkan obyek.

Anda mungkin juga menyukai